[COMPLETE] TO LOVE YOU MORE

Od leehaera17

93.3K 11.8K 494

seorang laki - laki yang tenggelam kedalam depressi berat saat semua orang meneriakan dirinya untuk mati bers... Viac

Z E R O ( introduction )
O N E
T W O
T H R E E
F O U R
F I V E
S I X
S E V E N
E I G H T
N I N E
T E N
E L E V E N
T W E L V E
F O U R T E E N
F I V E T E E N
S I X T E E N - E N D

T H I R T E E N

4.3K 513 34
Od leehaera17


"Lepaskan!" Hana kembali berteriak dan menarik kedua tangannya dengan serentak,

"Apa yang kalian lakukan!" Hana berteriak seperti orang gila,

"Luhan-sshi, jangan harap aku bisa memaafkan apa yang telah kau lakukan padaku dan Chanyeol-sshi, aku hanyalah seorang pekerja di rumah ini, perjanjianmu dan semua yang ada di dalamanya, bagaimana mungkin aku bisa melakukan semua itu, apa kau gila! Aku punya perasaan dan aku - "

tiba – tiba kata – kata Hana terputus saat Chanyeol berhasil menutup bibir Hana dengan bibirnya.

Di saksikan Luhan dan Irene, Chanyeol menyatakan bahwa ia menginginkan Hana untuk dirinya sendiri, ia menyimpan Hana untuk kehidupannya sendiri dan ia membutuhkan Hana untuk kepentingannya sendiri.

Luhan yang menyaksikan keadaan ini hanya terpaku dan tidak percaya pada kedua matanya sendiri, tubuhnya mengeras, matanya bergetar, jantungnya seakan berhenti berdetak.

Tidak.. ini semua tidak benar, Hana... Hana... mencintaiku! Luhan berseru dalam hati dan pergi meninggalkan tempat itu dengan sejuta perasaan yang menghantui hatinya saat ini dan

BRUG!

Tubuhnya menabrak tubuh orang lain yang sepertinya kini berada di lantai, mata Luhan mencari sesuatu, terlihat Irene terduduk di lantai dengan kepala tertunduk, suara isak tangis terdengar dari bibir Irene, siapa yang menyangka bahwa wanita itu menangis di tengah kesunyian pagi hari ini.

Mungkin benar, Luhan tidak di keadaan baik – baik saja, namun bukankah laki – laki harus bertanggung jawab? Luhan mengangkat tubuh Irene secara pelan dan memindahkannya ke dalam kamar tidur Irene, tanpa kata Luhan meninggalkan tempat itu,

"Tunggu," suara Irene terdengar,

Luhan menghentikan langkahnya dan memutar tubuhnya,

"Apa.. kau tidak bisa tinggal di sini, bersamaku," Irene bertanya hati – hati,

Luhan terdiam sebentar, pikirannya kacau dan jikalau ia tinggal setidaknya ia tidak sendirian, dengan pikirannya Luhan kembali duduk di atas sofa di sebelah tempat tidur Irene, pagi itu Irene dan Luhan tenggelam kedalam pikiran mereka masing – masing, semua yang terjadi hari ini begitu berat dan begitu menyedihkan bagi mereka berdua.

Di sisi lain Chanyeol memutuskan hubungan bibir mereka satu dengan yang lain,

"Hana-yaa," Chanyeol berkata dengan pelan dan Hana hanya menatap mata kosong Chanyeol pelan,

"Bisakah kau melepaskanku? Sudah sulit bagiku untuk melajutkan hidupku sendiri dan kau, tidakkah kau tau seberapa sulitnya aku hidup di rumah besar ini,"

"Benar! Benar aku seorang pengecut! Aku selalu takut jika akan terjadi hal buruk padamu jika kau selalu berada di dekatku, Tapi aku yang akan bertanggung jawab atas semua itu,"

"Bertanggung jawab? Apa maksutmu?"

"Aku yang akan membuat hidupmu lebih mudah, maka dari itu, berikanlah aku kesempatan, belajarlah untuk mencintaiku sepenuh hatimu, agar aku bisa melindungimu seperti yang aku inginkan,"

Hana terdiam, di dalam pikirannya ia begitu bingung, bagaimana mungkin laki – laki ini bisa merajut kata – kata seindah itu, apakah ini nyata? Apakah ini hanya mimpi?

"Hana-ya, aku akan kembali ke posisiku secepatnya dan saat itu terjadi, aku ingin kau berada di sisiku bukan sebagai seorang pekerja, tapi, sebagai seseorang yang benar – benar mencintaiku seutuhnya," Chanyeol berkata dengan tegas,

Hana masih terdiam, ia bingung harus melakukan apa dan bagaimana, pikirannya masih saja bingung dengan semua yang ada, ia masih merasa bahwa Chanyeol masih bingung dengan keadaan,

"Ayo kita mulai kembali semua kekacauan ini dengan pernikahan kita untuk memenuhi permintaan ayahku dan setelah itu, kita bisa memulai hubungan kita dari awal lagi, hanya sebagai seorang kekasih, apa kau bersedia?" Chanyeol bertanya,

Di dalam kamar besar Irene, Luhan menengadahkan kepalanya ke udara hampa ruangan itu,

"Luhan-aa, apa kau yakin kau bisa mengambil perusahaan itu dari Chanyeol?" Irene bertanya pada Luhan,

"Jika kau menikah denganku sebelum Chanyeol kembali ke posisinya, aku yakin perusahaan itu aka nada di atas namaku," Luhan berkata,

"Menikahlah denganku, rebut perusahaan itu dari Chanyeol, jikalau ternyata Chanyeol kembali ke posisinya sebelum kita menikah, bekerjalah di perusahaan itu dan rusak perusahaan itu," Irene duduk di atas tempat tidurnya,

"Dengan begitu, mungkin kau bisa mendapatkan Hana kembali," Irene memberikan ide besar itu pada Luhan.

Hari itu adalah hari di mana peperangan baru di mulai, di mana mereka berdua mempunyai misi yang sama, yaitu mengambil atau mempertahankan apa yang harusnya menjadi miliknya.

~ To Love You More ~

Beberapa hari berlalu setelah kedua pihak, setuju untuk melanjutkan misi yang mereka pikirkan akan membawa mereka ke kehidupan yang lebih bahagia, Chanyeol dan Hana maupun Luhan dan Irene melanjutkan misi mereka dengan melaksanakan pernikahan di hari yang sama dan di waktu yang sama juga di tempat yang sama, bukan sebuah pesta besar melainkan hanya sebuah pemberkatan biasa antara kedua keluarga, keluarga Chanyeol dan Hana, kelaurga Irena juga Luhan.

Besok adalah waktu yang di tentukan oleh Mr. Park untuk melaksanakan pernikahan itu, dan ke 4 orang itu sedang sibuk – sibuknya mengatur segalanya,

"Hana-aa, mana bunga yang kau inginkan?" Chanyeol kembali bertanya untuk kesekian kalinya pada Hana yang duduk di depan Irene juga Luhan,

"Ah, aku-"

"Tulip, aku menginkan bunga tulip," Luhan menjawab pertanyaan Chanyeol dan menjawabnya terhadap Irene,

"Kenapa harus tulip, mawar mewah saja," Irene protes,

"Tidak, Tulip putih, berjumlah 5 batang," Luhan kembali berkata.

Hana terdiam, bunga tulip berjumlah 5 batang adalah bunga yang selalu Luhan beli dan berikan pada Hana saat mereka masih bersama dulu,

"Bagaimana dengan yang ini saja?" Chanyeol bertanya pada Hana sambil menunjuk sebuah photo bunga dengan warna putih dan pink,

"Aku suka," Hana memberikan senyumnya,

"Baiklah, aku akan memesan ini untuk kita," Chanyeol mengangkat tangannya untuk memberi tahu pelayan tentang pilihan bungannya.

Setelah itu mereka memilih cincin pernikahan mereka dan gaun pengantin yang sudah mereka pilih beberapa waktu lalu,

"Chanyeol-aa, apa kau sudah mencoba kemeja dan jasnya?" Hana bertanya,

"Oh, aku sampai lupa," Chanyeol memukul kepalanya,"Pelayan di mana jasku?" Chanyeol bertanya pada seorang pelayan,

Dan saat itu terlihat Luhan keluar dengan jas putih yang ia pilih sendiri, Hana tertegum, semuanya terlihat pas pada dirinya, Hana merasakan hal aneh pada dirinya, bukan karena ia kembali jatuh cinta pada Luhan, tapi perasaan di mana Luhan sepertinya melakukan semua seperti pernikahannya dengan Hana bukan dengan Irene, dari bunga tulip, jas putih, tatanan rambutnya juga sepatu yang selalu Hana tunjukan pada Luhan dulu, jam tangan Daniel Wallington yang menjadi hadiah ulangtahun Luhan saat mereka menjalin kasih untuk 2 tahun, semua terlihat seperti pilihan Hana bukan pilihan Irene, ada rasa benci pada diri Hana karena hal itu, sebab saat ini, Hana bukanlah wanita yang akan Luhan nikahi melainkan Irene.

"Bagaimana? Apakah bagus?" Chanyeol keluar dengan setelah jas hitam dan kemeja putihnya yang sempurna di tubuhnya,

"Sempurna," Hana tersenyum,

"Arraseo~ aku memang selalu tampan,"

"Aigo, cepat ganti pakaianmu, kita harus pergi ke gedung resepsi untuk memeriksa persiapan untuk terakhir kalinya," Hana tersenyum dan mecubit sedikit pipi Chanyeol pelan.

"Arraseo euri wifeu" Chanyeol tersenyum manis,

"Ya! Hentikan," Hana tertawa pelan dan Chanyeol meninggalkan Hana sendirian dengan Luhan yang saat ini sedang menunggu Irene memilihkan pakaian lain untuknya.

Hana menatap mata Luhan pelan, ada kesedihan yang berada di matanya, begitu besar kesedihan itu sehingga ia terlihat begitu menyedihkan,

"Hana-yaa, aku berharap kau bahagia," Luhan berkata pelan, Hana menatap Luhan sendu, setiap perkataan yang ia ucapkan terasa begitu menyayat bagi Hana,

"Kau juga," Hana menjawab,

"Ayo!" Suara Chanyeol terdengar dan membawa Hana keluar dari ruangan itu,

"Chanyeol-aa, apa sebaiknya kita menunggu Irene dan Luhan?"

"Ah, tidak perlu, mereka bisa datang sendiri," Chanyeol memberi tanggapan,

"Baiklah,"Hana memberikan senyum terakhirnya.

Perjalanan di tempuh dengan tenang, kepalan tangan Hana berada di genggaman tangan Chanyeol, begitu bahagia melihat kedua pasang anak manusia di mabuk cinta. 

Ponsel genggam Chanyeol berdering,

"Oh, Ayah mertua," Chanyeol menjawab ponselnya dengan senyum mengembang,

"Kami akan berkunjung ke sana setelah selesai dengan urusan kami di gedung pernikahan,"

"Baiklah, kami akan berusaha untu datang secepat mungkin," Chanyeol menutup saluran telponnya,

"Ada apa?" Hana bertanya,

"Mereka ingin kita makan malam bersama."

"Benarkah?"

"Ide yang bagus," Hana tersenyum,

Mereka melanjutkan perjalanan mereka ke tempat acara yang sudah di permak menjadi tempat yang begitu mewah dan elegan, setelah itu makan malam dengan kelaurga Hana sambil membicarakan keadaan yang ada, selain susuan acara, di sana Hana menegaskan bahwa ia akan menikah dengan Chanyeol dan bukan dengan laki – laki lain yang terang saja mereka akan sangat shock saat mereka melihat Luhan nanti di pelaminan bersama wanita lain.

Kini mereka berdua sampai di rumah besar yang kosong milik Chanyeol, terlihat mobil Luhan terparkir di garasi mobil dengan sangat rapih, Chanyeol dan Hana turun dari mobil dan masuk ke rumah besar mereka bersama – sama,

"Aku akan istirahat," Hana melepaskan tangannya dari genggaman Chanyeol,

BRUG!

Dalam sekali hentakan Chanyeol menarik tubuh Hana dalam pelukannya,

"Chanyeol-aa," Hana berkata kaget,

"Apa kau tidak ingin tidur bersamaku malam ini, besok kita akan menikah jugakan, tidak ada salahnaya untuk kita berlatih malam ini," Chanyeol menyarankan,

"Ayolah Chan, tidakah kau bisa menunggu sampai besok," Hana tertawa,

"Satu kecupan saja," Chanyeol memohon,

"Tidak," Hana menolak,

"Ayolah," Chanyeol kembali memohon,

"Aish, baiklah," Hana memberikan 1 kecupan manis di bibir Chanyeol dan BRUG! Chanyeol mendorong tubuh Hana ke dinding,

"Ya, katanya hanya 1 kecupan," Hana protes,

"Aku..."

"Kita bisa melakukannya besok sepuasmu, bagaimana?" tawar Hana,

"Lagi pula aku tidak akan bisa bangun pagi besok jika kau terus seperti ini," Hana memberikan tawaran lain,

"Baiklah," Chanyeol mengalah dan memberikan kecupan manja di pipi Hana lembut,

"Selamat malam, Park Hana," Chanyeol tersenyum,

"Selamat malam, Park Chanyeol." Chanyeol berkata,

Malam itu adalah malam di mana Hana kembali memikirkan apa yang akan terjadi denganya, terang saja, Hana mungkin memiliki sedikit cinta untuk Chanyeol, tapi hati kecilnya berkata lain, ini semua seperti menganjal, 

mengapa? 

Karena Hana melakukan ini semua demi orang tuanya dan adiknya, atau yang lebih benar lagi adalah demi uang, benar... semua ini adalah demi uang, uang yang membuat semuanya menjadi begitu rumit, uang yang membuat semua orang terduduk diam dalam masalah besar yang membuat hidupnya lebih sengsara lagi.

Hari berlalu, perayaan pemberkatan gereja berjalan begitu cepat, tanpa di sadari kini kedua pasang itu kini berjanji akan mencintai satu sama lain seumur hidup mereka,

"Hana-yaa, apa kau lelah?" Chanyeol bertanya,

"Ah, tidak juga, Hana memberi senyum manisnya,"

"Kau benar – benar cantik hari ini," Chanyeol memuji,

"Kau juga terlihat tampan, Tuan Park," Hana memuji,

"Ah, tidak – tidak, bukan Tuan Park," Chanyeol melipat bibirnya dan menggelengkan kepalanya,

"Lalu?"

"Yeobo," Chanyeol terlihat malu,

Hana terlihat tertawa mendengar apa yang Chanyeol katakan,

"Yeobo...," Hana memberikan panggilan pertamanya,

"Tapi aku rasa akan lebih baik jika aku memanggilmu, Oppa," Hana memberi tawaran,

"Oppa? Ah, baiklah, terdengar bagus di telingaku," Chanyeol memperlihatkan deretan giginya yang rapih,

Di sisi lain, 1 pasang lagi masih mencoba mempertahankan senyum mereka masing – masing,

"Ya, jam berapa acara ini selesai?" Luhan bertanya pada Irene,

"Well, jika kau ingin pulang sekarang, kau bisa mengatakan jika kita ingin cepat – cepat melaksanakan malam pertama kita," Irene memberi ide pada Luhan,

"Benar juga,"

"Ayah, Ibu," Luhan memanggil,

"Aku akan ke kamar sekarang," Luhan menarik tangan Irene dan tersenyum,

"Aigoo, baiklah, aku akan menyambut tamu – tamu yang lain, ajak Chanyeol juga Hana bersama kalian," Tuan Park memberi saran,

"Sepertinya mereka masih menikmati perayaannya," Irene menjawab,

"Baiklah, tidak ada masalah," Tuan Park kembali ke berkata dan memberikan lambaiyan tengan terakhirnya untuk Irene juga Luhan,

Mereka berdua berjalan keluar dari gedung resepsi dengan hati yang sama – sama kesal, kesal dengan keadaan juga kesal dengan kenyataan mereka masih berada di posisi yang kalah,

BRUG!

Irene terjatuh begitu saja ke lantai,

"Ya! Ada apa denganmu?" Luhan bingung,

Irene hanya terduduk diam di lantai tanpa mengatakan apapun,

"Ya! Cepatlah, lain kali kita baru bermain drama, saat ini aku lelah," Luhan kembali mengatakan,

"Tinggalkan aku sendiri," Irene berkata,

"Apa yang orang lain katakana melihatmu berada di tempat ini sendirian dengan keadaan menangis di hari pernikahanmu," Luhan berkata kesal,

Dengan sekali hentakan Luhan mengangkat tubuh Irene dan menggendongnya, Irene hanya terdiam, ia tidak ingin berkata apapun karena ia tau, saat ini ia akan menangis saat ia mengucapkan sepatah kata, siapa yang sanggup melihat kekasih hatimu sendiri menikah dengan orang lain di depan matamu sendiri dan kau sendiri menikah dengan seorang laki – laki yang hanya sebuat boneka kayu yang di gerakan orang lain.

"Sial," Irene mengumpat saat mereka berada di lorong sepi,

"Kau terlihat cantik hari ini, jangan mengumpat di hari pernikahanmu," Luhan memberikan penjelasan,

"Cih," Irene kembali mengumpat,

"Ini pilihanmu, apapun yang terjadi kau harus menjalaninya denganku," Luhan kembali mengatakan hal yang menjadi kenyataan di kehidupan mereka.

Di sisi lain, Hana terlihat kelelahan dengan keadaan yang ada, terus berdiri untuk menyambut para tamu, Mr. Park memberi penjelasan bahwa selama ini Chanyeol menempuh pendidikan di luar negri dan baru kembali setelah menyelesaikan pendidikannya dan menikah serta kembali memimpin perusahaan di bawah pengawasannya dan mengatakan bahwa rapat kepemimpinan akan di adakan 2 hari kedepan yaitu di hari Senin.

"Apa kau lelah?" Chanyeol bertanya,

"Kita bisa kembali ke kamar sekarang, biar ayah yang meneruskan acara ini," Chanyeol melanjutkan perkataannya,

"Ah, baiklah, sepertinya kita harus kembali ke kamar sekarang," Hana memberikan senyumannya,

"LET'S GO!" Chanyeol sedikit berteriak dan mengangkat tubuh Hanadan membawannya keluar dari gedung acara dan membawanya ke lorong hotel mereka,

Hana mengalungkan tangannya ke leher Chanyeol, sudah seharusnya bagi dirinya untuk menikmati acara ini,

"Apa kau siap untuk acara kita selanjutnya?" Chanyeol menempelkan keningnya pada kening Hana,

"Tentu saja," Hana tersenyum,

"Aku yakin kau kan menikmanya," Chanyeol memberikan senyum mengerikannya,

"Cih, baiklah Tuan Park, kau bisa mempermainkanku sesuka hatimu malam ini apa kau puas?" Hana memberikan tawa renyahnya,

Malam itu, Chanyeol meletakan tubuh Hana di atas tempat tidur untuk pertama kalinya dan untuk pertama kalinya juga Chanyeol kembali merasakan bagaimana indahnya mempunyai pasangan dalam hidup, merasakan setiap lekuk tubuh Hana di tangannya dan mendengar namanya di sebut dengan nikmat membuat Chanyeol tau bahwa mungkin selama ini, hal yang paling ia butuhkan adalah kasih sayang,

"Chan-aa," Hana mengerang saat Chanyeol mulai bermain kasar,

"Akh! Maafkan aku, aku tidak sengaja," Chanyeol meminta maaf melihat wajah Hana yang sepertinya merasakan sakit,

"Pelan – pelan saja, aku tidak akan kemana – mana," Hana memberikan senyumnya pada Chanyeol,

Terdengar suara berat Chanyeol tertawa pelan,

Di sisi lain, tepat di sebelah kamar itu, kedua insan yang juga baru saja menikah terlihat terduduk di tempat yang berbeda tanpa kata,

"Cih, Berisik sekali mereka," Irene kesal,

"Aku pergi dulu," Luhan keluar dari ruangan dengan perlahan,

"Kenapa? Apa karena sekarang bukan namamu yang ia panggil?" Irene melontarkan pertanyaan,

"Kau tak perlu mengurusi urusanku," Luhan menjawab dan melangkah pergi,

Malam itu Luhan menyadari bahwa dirinya benar – benar bodoh, jika saja saat itu ia memilih untuk tidak mengikuti semua yang ibunya inginkan, semuanya tidak akan menjadi seperti ini,

"Tuan, minuman anda," Seorang bartender dengan pakaian lengkap membawa segelas wiskey,

"Jangankan untuk memegang tangannya, hanya untuk melihatnya tersenyum aku rela mati," Luhan mendengus,

Di sisi pikirannya Luhan masih terus merasa bahwa Hana tidak mencintai Chanyeol seperti ia dulu cinta kepada Luhan, apa benar, Hana sudah pergi dari kehidupan Luhan dan tidak ingin kembali ke sisinya? Luhan meneguk segelas Wiskey dan memesan 1 gelas lagi, kali ini fikirannya berubah, apakah ia bisa bersaing dengan Chanyeol yang di didik untuk hidup sebagai seorang pemimpin perusahaan dan Luhan hanyala seorang biasa dengan background keuangan S2. 

Handphonenya berdering hebat,

"Eomma," Luhan bertanya saat mengangkat telponnya,

"Aku? Tidak hari ini Eomma, kau bisa bertemu denganmu besok," Luhan memberikan jawaban,

"Arraseo," Luhan kembali meneguk minumannya dan kembali memesan minuman yang baru, lagi dan lagi, terus dan terus dan ia hanya terus meneguk minumannya sampai ia tidak bisa berfikir jernih lagi,

"Saatnya aku pulang," Luhan berkata dan berjalan keluar dari ruangan dengan wajah merah dan kepala menunduk kebawah,

"Hana-yaa, tunggu aku, aku akan menjadi laki – laki yang kau inginkan," Luhan kembali berkata dan berjalan menyusuri torotoar di malam hari yang pekat,

Sakit...

Itulah yang dapat ia rasakan saat ini, Luhan hanya terus tersenyum, tertawa dan memberikan service yang bagus di depan orang – orang tapi ia seperti mati rasa di dalam tubuhnya, tidak ada yang ia rasakan saat menatap semua orang, pikirannya selalu saja kosong dan selalu saja di penuhi semua pembicaraan dan janji – janji bodoh yang ia buat.

"Bodoh," Luhan mengutuk dirinya sendiri, ia melambaikan tangannya untuk menghentikan taxi yang lewat dan masuk kedalam taxi memberikan alamat hotelnya, hidupnya terasa hancur, benar – benar hancur.

Pagi menyapa, Hana masih berada di dalam pelukan tubuh Chanyeol dan Chanyeol masih setia pura – pura tidur sambil menunggu Hana untuk bangun, ia benar – benar tidak ingin bergeser sedikitpun saat ini, tubuh mereka berdua yang masih belum terlapis apapun membuat Chanyeol ngeri jika saja ia membangunkan Hana saat mereka bersentuhan,

Hana bergerak sedikit untuk membuat tubuhnya lebih nyaman,

"Akh..." Chanyeol mengeluh saat adik kecilnya terjepit antara dirinya dan bokong Hana, tidak ada pilihan, Chanyeol hanya bisa menggigit bibir bawahnya dengan sengat keras dan mencoba untuk menahan semuanya,

"Hmm..." Hana mengeluarkan suara saat dirinya sedikit membuka matanya di pagi hari,

"Selamat pagi," Hana memberi salam masih dengan mata tertutup,

"Se-se, Jangan bergerak!" Chanyeol berteriak saat Hana mulai menggerakan tubuhya,

"Ada apa?" Hana bertanya bingung,

"Aku..."

"Tidak usah malu, bukankah ini nomal," Hana memutar tubuhnya untuk menghadap Chanyeol,

"Iya, tapi..."

"Ayolah, kita baru saja menikah dan aku tidak keberatan untuk memulai ronde baru,"

Chanyeol menggigit bibir bawahnya, ia benar – benar di buat Turn on Oleh Hana,

Chanyeol membersihkan rambut yang ada di pelipis Hana,

"Baiklah Mrs. Park, sepertinya aku akan membutuhkan sercive-mu kembali," Chanyeol mendekatkan wajahnya,

TOK TOK TOK~

- TBC - 

Pokračovať v čítaní

You'll Also Like

3.4M 433K 36
"Aneh, kok gue jadi cantik?" ketika gadis yang memiliki IQ yang tinggi, namun bar-bar, tiba-tiba tersesat di tubuh seorang gadis cantik yang bodoh, e...
564K 6.3K 10
Yaoi🔞 21+ THREESOME gangbang
7.8K 874 7
Love Story (Repeat of The Past) Chapter Ini adalah kisah tentang sepenggal masa lalu. Tentang rasa cinta yang terpendam dan tak terlukiskan. Dua anak...
958K 88.5K 48
Rendy Nugraha, seorang buronan yang bunuh diri karena tidak ingin di penjara bukannya ke alam baka ia malah terbangun ditubuh seorang pemuda yang ide...