Pieces of Heart [COMPLETED]

By NinaMusIn

88.9K 2.2K 55

18+ WARNING BIJAKLAH DALAM MEMILIH BACAAN Buku kedua dari trilogi heart series Book I - Eye of Heart [COMPLE... More

Prolog
Part 1 : Pertemuan Masa Lalu (1)
Part 2 : Pertemuan Masa Lalu (2)
Part 3 : Lamaran Masa Lalu
Part 4 : Keraguan Masa Lalu
Part 5 : Kekesalan Masa Lalu
Part 6 : Pertaruhan Masa Lalu
Part 7 : Keputusan Masa Lalu
Part 8 : Kunjungan Masa Lalu
Part 9 : Masalah di Masa Lalu
Part 10 : Malam Pertama [WARNING!!! 18++]
Part 11 : Tidak Terduga
Part 12 : Awal Malapetaka
Part 13 : Reunited
Part 14 : Penjelasan
Part 15 : Kabur
Part 16 : Lamaran (2)
Part 17 : Malam Pertama (2) [WARNING 18++]
Part 18 : Kebahagiaan dan Petaka yang Bersembunyi
Part 19 : Sweet Moment
Part 20 : Ancaman
Part 21 : Perangkap
Part 22 : Chaos, Catastrophe & Killer
Part 23 : Seharusnya Kupatahkan Kakimu
Part 25 : Murka
Part 26 [END]
Epilog

Part 24 : Kau Tidak Bisa Menipu Maut

1.3K 68 0
By NinaMusIn

Happy reading xD
We almost there... xD
Tinggalkan jejak yah 😁😁
Tanggapan kalian sangat berarti, apalagi kritik dan saran untuk cerita ini xD.

Sincerely,

Nina.

---**---

"Hotaru! Kau sadar apa yang kau lakukan?" hardik pria tua yang kini sedang menghalangi satu-satunya jalan keluar dari kediaman Shimizu.

"Sangat sadar, Oto-sama," gaya bicara Hotaru yang berubah formal menegaskan betapa seriusnya ia.

"Hanya sebulan lagi, dan kau akan bebas," Genjirou Shimizu tetap teguh dengan pendiriannya yang kemudian mendapat pelototan sengit dari putrinya.

Hotaru menggigit bibir bawahnya tidak sabar. Ia sangat muak saat ini. "Persetan dengan perjanjian sialan itu! Tidakkah Oto-sama mengerti keadaan Ryu saat ini? Oh, putraku yang malang sedang hancur meratapi istri dan anaknya yang di ambang maut. Tidakkah hal itu menyentuh sedikit saja hati kerasmu?" airmata yang sejak tadi ditahannya jebol dan mengalir dengan deras. Ya Tuhan, bagaimana Hotaru bisa menjelaskan bahwa kesedihan Ryu juga terasa dalam dirinya.

Jika dirinya merasakan duka Ryu hingga kalut dan menyesakkan seperti ini, lantas duka seperti apa yang sedang Ryu rasakan?

Genjirou mendekati Hotaru yang kini menggelung dirinya hingga menyerupai gumpalan bola. Hatinya sungguh sakit melihat keadaan putrinya. Genjirou merendahkan tubuhnya dan kemudian memeluk putrinya.

"Bagaimana bisa seorang kakek tidak peduli dengan nasib cucu dan cicitnya," mata hitam Genjirou berlinang airmata, hilang sudah benteng baja yang dibangunnya selama ini. "Oto-san tahu apa yang kau rasakan Hotaru, tapi aku takut melepaskanmu ketika teror jelas-jelas sedang mengintai dirimu."

"Aku akan menjaganya, Oto-sama," seru sebuah suara yang familiar. Kedua pasang ayah dan anak itu mendongakkan kepala untuk melihat salah satu cassanova Isaiah yang sangat mereka kenal.

"Isaac ...." gumam Hotaru lemah. Ia menghambur dalam pelukan suaminya yang sejak tadi sudah siap menerimanya.

"Tenanglah nadeshiko-ku," hibur Isaac sambil memeluk Hotaru dengan erat, tak lupa kecupan ringan ia daratkan di kening dan puncak kepala Hotaru.

Genjirou masih tidak percaya dengan apa yang ia lihat. Bagaimana bisa menantunya tiba begitu cepat, mungkin ia terlalu meremehkan ikatan Isaac dengan putrinya. Dengan enggan ia mengakui bahwa kebahagiaan putrinya kini bukan padanya lagi, tapi dengan cassanova pirang yang tidak terbaca.

"Oto-sama, maafkan aku sebelumnya karena berkunjung tiba-tiba, mengingat larangan dari perjanjian yang seharusnya masih dipatuhi." Isaac membungkuk pelan ke arah Genjirou.

Genjirou bangkit dan berdiri tegak. "Lupakan. Seseorang mengatakan padaku bahwa perjanjian itu tidak sebanding dengan keadaan Ryu saat ini, dan ia benar mengenai hal itu," tatapan Genjirou melembut melihat wajah putrinya yang lebih segar. "Jaga baik-baik putriku, jangan sampai isu yang sedang beredar itu menjadi kenyataan."

"Tentu, Oto-sama," janji Isaac.

"Terima kasih, Oto-san," ucap Hotaru penuh haru sambil memeluk Genjirou, nada formal sudah menghilang dari gaya bicaranya.

"Apapun, untuk senyum putriku," Genjirou mengusap titik air mata yang masih tersisa di sudut mata putrinya.

Hotaru memeluk kembali ayahnya sebelum pergi dengan Isaac menggunakan jet pribadi. Genjirou mengantarkan kepergian putrinya dengan senyuman.

"Tidakkah kita terlambat, Isaac? Kudengar keadaan Freya sedang gawat, dan sialnya perjalanan dari Jepang ke Indonesia cukup lama," tanya Hotaru ketika masuk ke jet pribadi milik suaminya.

"Tidak Dear," Isaac mengecup kelopak mata Hotaru setelah memasangkan sabuk pengaman. "Aku sudah mengirimkan orang kepercayaanku untuk melakukan pertolongan pertama agar gadis itu bertahan lebih lama."

Hotaru merangkulkan lengannya di leher Isaac. Mata hitamnya yang sendu begitu memikat. "Aku terus merasakan firasat buruk, Isaac," disandarkan kepalanya ke dada bidang Isaac. "Kuharap tidak terjadi sesuatu."

"Kita akan memastikan hal itu tidak terjadi pada putra kita, Dear," suara Isaac terdengar serak dan parau. Hasratnya tidak dapat ia kendalikan, bahkan pada situasi seperti ini.

Secepat kilat, Isaac melumat bibir Hotaru dengan rakus, seolah dalam hidupnya ia tidak pernah melakukan itu.

"Ya Tuhan, apa yang kau lakukan," ucap Hotaru tidak percaya.

"Jangan salahkan aku, kau begitu menggoda Dear," kilah Isaac, ia membuka kembali sabuk pengaman yang dipasangnya, kemudian dengan tidak sabar ia menindih Hotaru sambil melepaskan pakaian istrinya satu per satu.

"Oh, kita tidak bisa," gairah mulai menguasai Hotaru juga. Ia bergerak-gerak gelisah ketika mulut Isaac bergerilya di tubuhnya.

"Ya, kita bisa. Kurasa bercinta sambil menunggu tiba bukanlah hal yang buruk. Justru bagus untuk mengurangi keteganganmu," ucap Isaac, sambil melemparkan pakaian terakhir yang membungkus Hotaru.

Dengan pahanya yang kokoh ia membuka kaki Hotaru dan menghujamkan dirinya dalam-dalam, membawa istrinya mencapai puncak klimaks sambil mendesahkan namanya.

---**---

Ryu duduk di samping ranjang, mengamati istrinya yang masih belum sadar, gurat-gurat di wajah Freya terlihat lebih baik. Ryu sangat berterima kasih kepada ayahnya yang sangat sigap. Well, walaupun itu tidak cukup untuk menyembuhkan Freya sepenuhnya. Pertolongan tadi hanya untuk mengulur waktu sampai kedatangan dokter sesungguhnya tiba. Meskipun demikian, hal itu sungguh berarti bagi Ryu.

Ia mengusap lembut pipi Freya dengan tangannya yang bebas. Bertanya-tanya apa yang telah dilalui Freya hingga keadaannya seperti ini.

Bulu mata Freya yang panjang dan tebal bergerak-gerak merespon. Ryu hampir melompat karena bahagia.

Akhirnya pemilik mata ungu itu membuka matanya, kemudian mendapati mata biru cemerlang yang telah ia khianati sedang menatapnya dengan cemas. "R.. Ry.. Ryu?" panggilnya lemah.

Mata Ryu berkaca-kaca. "Gadis nakal, kau harus dihukum berat karena pergi tanpa kabar," ancam Ryu sungguh-sungguh.

"Anakku ...?"

"Mereka kuat Freya, seperti kau dan aku."

"Syukurlah," dan mata ungu itu kembali terpejam.

Ryu merasakan sesak yang teramat sangat. Mengapa dokter itu begitu lama? Ya Tuhan, ia tidak sanggup jika kehilangan Freya.

Ia meraih ponselnya, mencoba menghubungi dokter yang dikatakan ayahnya.

Hanya terdengar nada dering tanpa ada jawaban. Aneh, padahal sepuluh menit yang lalu ia masih bisa menghubunginya.

10 menit

20 menit

30 menit

1 jam tanpa jawaban.

Dan Ryu kembali merasakan horror menjalarinya.

Ia bangkit dari bangku, berjalan dengan gusar ke luar ruangan.

"Bam," panggil Ryu.

"Ya?"

"Jaga Freya untukku, ada sesuatu yang tidak beres."

"Tentu."

Ryu menganggukkan kepala ke arah Bam dan mulai menyusuri lorong-lorong rumah sakit.

Bam mengatur para penjaga untuk memperketat keadaan karena Ryu tidak ada. Ia menghubungi asisten Isaac untuk menambah jumlah personil keamanan sesegera mungkin yang kemudian disanggupinya.

Sementara Ryu terus berusaha menghubungi dokter tadi, dan hasilnya tetap nihil. Ia menstater mobilnya menuju bandara.

Ketika mobil Ryu sudah menghilang dari parkiran, para assassin yang sejak tadi mengamati dalam kegelapan mulai menapakkan kaki menuju cahaya.

Mereka bergerak hati-hati agar cctv tidak dapat melacak mereka, tentu itu pekerjaan yang tidak mudah, namun mereka berhasil melakukannya.

Dalam sekejab mereka sudah siap dalam penyamaran, mewujudkan misi yang sedang diembannya.

Melenyapkan Freya Laniana. Cara apapun yang mereka tempuh sah-sah saja. Dan jangan lupakan bayaran fantastis yang akan mereka peroleh jika berhasil, kau akan menjadi salah satu kaum jet set detik itu juga.

Mereka bergerak dalam bayangan, perlahan namun pasti para penjaga akan tumbang semua.

Ketika Bam menyadari sesuatu yang tidak beres, buru-buru ia mengamankan Freya, namun terlambat, ia begitu ceroboh hingga sebuah pukulan mengenai telak di punggungnya yang kemudian menyebabkan dirinya kehilangan kesadaran.

"T-ti-dak ...." ucap Bam sebelum kehilangan kesadaran.

Para assassin yang tersisa merangsek masuk. Dengan penyamarannya yang sempurna mereka berpura-pura menjadi petugas medis.

Mereka mengeluarkan peralatan yang sudah disiapkan sejak tadi dari dalam kotak.

"Kalian ... siapa ...?" secara mengejutkan Freya tersadar.

Ketika ia menatap orang-orang asing yang mengelilinginya ia segera sadar bahwa mustahil bagi dirinya untuk lari dari kejaran dewa kematiannya. Ia memejamkan mata kembali, menitikkan air mata dari pelupuk matanya. Entah untuk keberapa kalinya ia kembali menyesali tindakan gegabahnya yang kini mengantarkan maut tepat di depan matanya.

Ryu, maafkan aku yang tidak bisa menepati janjiku untuk selalu bersamamu. Aku mencintaimu, sungguh ....
Anakku yang malang ... maafkan juga ibumu yang kejam ini, batin Freya.

Freya merasakan hawa panas api menjalar di sekeliling ruangan, kobaran api yang menjilat-jilat dan tidak sabar untuk menyentuhnya. Jadi seperti inilah rencana William sejak awal. Pria itu sudah memprediksi bahwa Ryu tidak akan tinggal diam, dan ia menunggu Ryu memberikan celah, kemudian ia memanfaatkannya dengan baik, seperti saat ini.

Freya berdoa dengan tulus, semoga Ryu dapat menemukan kebahagiaan tanpa dirinya. Walaupun ia sendiri tahu hal itu sangat tidak mungkin.

---**---

To be Continued.

Berhubung udah mau tamat.. part setelah ini akan diprivate.. seperti yang di Eye of Heart... 😂😂😖😖😢😢

Continue Reading

You'll Also Like

6.6M 339K 60
[SEBAGIAN DIPRIVATE, FOLLOW AUTHOR DULU SEBELUM BACA] Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusakny...
279K 21.4K 40
Dewasa 21+ [Jangan lupa follow authornya] Aeris Mellody Arkhana, gadis yang akrab dipanggil Aeris itu sedang membutuhkan banyak uang untuk pengobatan...
2.5M 38.6K 51
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
1.7K 244 36
kelanjutan cerita I want you