CARE [Tahap Revisi]

By blackthorn_girl

723K 40.1K 323

#35 - teenfiction 02/08/2018 #7 - Care 08/01/2020 "Atas dasar apa lo peduli sama gue? Keluarga gue aja nggak... More

Prolog
1■ M-E-L-V-I-N
2■ [trouble]
3■ [Baru Mengenalnya]
4 •[perjodohan dimulai]
5 •[depan gerbang]
6 •[rumah Riri]
7 •[nyanyian si Udin]
8 •[menginap]
9 •[isi binder]
10 •[Evil]
11 •[Negri ini kaya?]
12 •[Melvin care]
13 •[bolos rapat]
14 •[gara-gara Melvin]
15 •[Melvin mulai berubah]
16 •[ancaman Mega]
17 •[Melvin vs Marco]
18 •[Cafetaria]
19 •[She's mine]
20 •[Pasar Malam]
21 •[fall but funny?]
22 •[Kotak musik]
23 •[MISBAR]
24 •[Joules?]
25 •[Staring at you]
26 •[ Lucu, ya?! ]
27 •[Chance?]
29 •[Gue itu takdir lo!]
30 •[Papah]
31 •[MERPATI]
32 •[Prom Night (ending)]
Epilog

28 •[Crazy feeling]

18.8K 993 20
By blackthorn_girl


Lagu yang akan Melvin bawakan saat pensi

"Crazy" by Shawn Mendes

Yang nggak tau lagu nya coba dengerin dari mulmet aja yo^^

°·.·°·.·°·.·°·.·°·.·°·.·°·.·°·.·°·.·°·.·°·.·°

"Al, akhirnya lo dateng juga!" Pekik Riri yang tengah repot dengan semua kardus di hadapannya.

"Nih, gue juga bawa buku-buku yang udah nggak di pake!" Alana menumpuk kardus yang berisi buku-buku yang ia bawa di atas tumpukan kardus yang lain.

"Lumayan banyak nih buku-bukunya, pasti anak-anak pada seneng!" Timpal Malla.

Alana dan Riri hanya tersenyum melihat sumbangan yang telah di kumpulkan oleh para murid di sini. Paling tidak ini bisa membantu anak-anak jalanan itu untuk belajar. Tak hanya buku, sebagian dari mereka menyumbangkan uang dan barang-barang yang tak terpakai namun masih bagus.

"Al, Melvin mau tampil apa?" tanya Malla membuat Alana menoleh ke arahnya.

"Nggak tau!"

"Emang kemarin dia nggak bilang hari ini mau tampil apa?"

"Nggak!" Balas Alana singkat.

Mega datang menghampiri Alana seraya melipat kedua tangannya di depan dada. Dengan wajah kemenangan yang ia tunjukkan kepada Alana. "Eh, Alana. Baru putus ya sama Melvin?! Caciaaann... Makanya jadi cewek tuh jangan rakus, yang ganteng di embat yang pinter juga!"

Ucapan Mega itu spontan membuat Alana menggebrak meja, "Mau lo apa, sih?! Nggak ada kerjaan lain selain hina gue?! Kalo lo mau Melvin, ambil sana!" Tukas Alana.

Mega terkekeh mendengar itu, "Tanpa lo suruh juga gue akan rebut Melvin! Pesen gue, jangan nangis saat Melvin akan nyanyi buat gue pas pensi nanti!"

Malla malah tertawa mendengar perkataan Mega, "Lo itu nggak sadar juga, ya?! Melvin itu nggak suka sama lo! Masih aja ngarep. Gue punya julukan yang cocok buat lo 'Mega, si pengemis cinta',!" Malla kembali tertawa melihat raut wajah Mega yang kesal dan pergi begitu saja.

"Tumben lo berani adu mulut sama dia?!" Tanya Alana.

"Dito yang ngajarin gue!" Pekik Malla.

"Ada bagusnya juga lo deket sama Dito!" Timpal Riri ikut tertawa.

"BTW, Melvin bakal nyanyi buat Mega? Kok, gue nggak percaya, ya?!" Kata Malla.

"Kalo menurut gue, Melvin bakal tampil buat Alana! Kan, Melvin nggak suka sama Mega!" Timpal Riri.

"Iya, sih! Pokoknya kita harus nonton Melvin!" Kata Malla.

"Gue nggak ikut, gue jaga di sini aja. Takut nanti ada yang mau nyumbang lagi!" Timpal Riri.

•-•-•-•

Melvin mulai berjalan menaiki panggung pensi sambil membawa gitar. Melvin duduk di kursi untuk menopang gitarnya. Matanya beralih menjadi sosok seseorang diantara penonton yang banyak. Saat matanya menatap Alana tengah berdiri menunggu penampilannya, Melvin hanya tersenyum kecil dan mulai berbicara pada mikrofon di hadapannya.

"Al, sejak kapan Melvin bisa nyanyi sama main gitar?" tanya Malla.

"Entah..." Alana hanya mengusik bahu.

Alana terus memperhatikan gerak-gerik Melvin di atas panggung. Yang Alana heran adalah kemana arah tatapan mata Melvin? Ke arahnya atau ke arah Mega yang kini berdiri juga di depannya.

Melvin mulai membuka suara, "Gue..." Melvin menarik nafas panjang sebelum kembali berkata. "Gue cuma manusia biasa yang selalu buat kesalahan. Salah satunya, gue udah menyia-nyiakan seseorang saat dia suka sama gue, dan di saat dia menghindar, gue baru sadar pentingnya kehadiran dia di hidup gue. Keterlambatan ini yang buat gue takut hatinya berpaling dari gue. Cuma kata 'maaf' yang mengawali penyesalan gue. Maaf, maaf, dan maaf tanpa tau harus berhenti untuk mengatakannya sebelum dia bener-bener memaafkan gue. Kalau gue di kasih kesempatan, gue yang akan berjuang merebut dia lagi. Lagu ini gue persembahkan buat seorang cewek yang sekarang berdiri di antara kalian semua. Gue harap dengan lagu ini, dia bisa ngerti posisi gue saat ini dan kasih gue kesempatan!"

Para murid langsung tengak-tengok melihat siapa yang dimaksud Melvin yang berdiri diantara mereka. Banyak dari mereka melirik ke arah Mega dan Alana. Sambil sesekali berbisik pada teman-temannya.

Alana hanya meresapi semua perkataan Melvin. Melihat sebuah kejujuran yang terpancar dari matanya. Mega yang tadinya berdiri membelakangi Alana, kini berbalik melihat raut wajah Alana yang tegang.

"Lo denger, kan? Melvin itu nyesel pernah nyia-nyiain gue! Sekarang dia minta maaf ke gue, dan dia yang akan ngejar-ngejar gue!" Timpal Mega dengan angkuhnya.

Alana hanya diam dan membiarkan Malla yang membalas, "Tau dari mana kalo Melvin minta maaf ke elo? Nggak usah ke ge-eran deh jadi orang, Melvin itu minta maaf ke Alana!"

"Cewek yang udah Melvin sia-siain itu gue, tadi juga Melvin senyum ngeliat gue!" Bantah Mega.

YAP! Perkataan Mega cukup membuat Alana ragu tentang Melvin. Siapa cewek yang dimaksud Melvin? Jika benar Mega, kenapa kemarin ia meminta maaf pada Alana?! Apa Mega yang terlalu berharap pada Melvin?!

Kini giliran suara gitar Melvin yang bernyanyi membuat semua pandangan para murid menatapnya.

"Think I don't need a watch to tell me time,
think I don't need the sun to help me shine,
think I don't need a girl to be alright, guess I didn't know

That I didn't need shoes on my feet,
That I didn't need a bed to fall asleep,
That I didn't need love to be complete, guess I didn't know

That I just got this crazy feeling
I've been making someone wait for me, for me..."

Melvin menatap Alana sambil terus bernyanyi. Alana hanya bisa diam mendengarkan dengan baik arti dari lagu yang di bawakan Melvin. Ya, Melvin telah membuat seseorang menunggu hingga ia lelah dan segera berpaling.

"You're all I need about when I'm awake,
Part of every night and every day,
And everything's a mess when you're away, Now, I know.

All of this is getting really old,
I'm having trouble sleeping on my own,
Feeling like a house but not a home, I want you to know.

That I just got this crazy feeling
I've been making someone wait for me, for me..."

Lo yang udah buat gue nunggu, batin Alana mulai merekah.

"Guess I need a watch to tell the time,
Guess I need the sun to help me shine,
And I really need you in my life,
Now, I know.

That you give me this crazy feeling,
And you won't have to wait no more for me, for me...

And I just got this crazy feeling,
I've been making someone wait for me..."

Detik itu juga Alana meneteskan airmata dan pergi dari keramaian itu. Alana pergi mengambil tasnya yang sempat di titip oleh Riri sebelumnya. Malla hanya heran memanggilnya sambil ikut berlari.

Di sisi lain Melvin selesai bernyanyi dan mendapat sambutan dari para murid karena penampilannya barusan. Aksal dan Dito yang dekat dengannya juga terkagum-kagum dengan suara Melvin. Karena selama ini Melvin tidak pernah menunjukkan bakatnya kepada siapapun.

"Sejak kapan lo bisa nyanyi?!" Ledek Dito.

"Semua orang bisa nyanyi, goblok!" Timpal Aksal.

"Maksudnya, sejak kapan lo punya suara bagus?" tanya Dito lagi.

"Sejak lahir" timpal Melvin singkat.

"Gila, man! Lo keren banget tadi! BTW, itu lagu buat Mega, kan?" tanya Aksal.

"Bukan! Itu buat Alana." Balas Melvin mencari sosok Alana.

"Lah, bukannya buat Mega? Soalnya tadi Alana lari sambil nangis, gue kira dia cemburu karena lo nyanyi buat Mega." Pekik Dito.

Melvin langsung tercengang mendengar bahwa Alana menangis, "Dia lari kemana?"

"Tadi si ke sana!" Dito menunjuk ke arah koridor sekolah.

"Oke, thanks!" Pekik Melvin sebelum akhirnya berlari dan memberikan gitarnya begitu saja ke Aksal.

"Kejar cintamu wahai anakku!" Teriak Aksal.

"Emaknya siapa kalo lo bapaknya, bego!" Timpal Dito.

"Elo!"

"Najis, geli gue!" Timpal Dito.

•-•-•-•

Melvin menelusuri setiap koridor sekolah, "Al, lo kemana sih?!" Gumamnya yang bingung harus mencari Alana. Namun, Melvin tak berhenti di situ saja. Ia terus mencari ke setiap kelas, hingga akhirnya menemukan Alana tengah melakukan sesuatu di depan loker kelas Melvin.

"Alana!" Panggil Melvin dari kejauhan. Alana menoleh dan langsung berlari saat Melvin ingin menghampirinya. Melvin berhenti mengejar Alana dan membiarkan sendiri.

Melvin melirik pintu lokernya yang terdapat sebuah sticker note menempel disana. Segera Melvin mengambilnya dan membacanya.

Melvin langsung mengambil ponselnya dan mengetik pesan untuk Alana.

To : Alana bawel

Gue nggak akan biarin lo jauh dari gue. Lagi pula kalo lo menghindar dari gue, lo akan balik lagi ke gue. Karena kita terikat perjodohan ortu kita.

Intinya, kemanapun lo lari, lo akan kembali pada gue!

Melvin mengirimkan pesan itu dan kembali jari-jemarinya menari di atas keypad.

To : Alana bawel

Tapi kalo lo butuh waktu, gue akan nunggu. Tapi selama itu gue minta jangan biarin Marco terlalu deket sama lo!

•-•-•-•

"Al, lo yakin mau ngejauhin Melvin? Kenapa nggak lo langsung terima aja di jadi pacar lo?!" Tanya Malla.

"Gue mau liat, dia beneran suka sama gue atau nggak!" Timpal Alana.

Drrtttt... drrttt...

Ponsel Alana bergetar memunculkan notifikasi pesan dari Melvin, "Mal, Melvin, Mal!" Kata Alana panik.

"Melvin kenapa? Apa katanya?" tanya Malla ikut ikutan heboh.

Alana segera membacanya dengan perasaan was-was. Tapi setelah itu wajah lesu muncul. Tanpa banyak bicara Alana langsung memeluk Malla dengan erat.

"Al, lo kenapa?" tanya Malla khawatir Alana menangis lagi.

"Melvin, Mal! Melvin!" Gumam Alana.

"Dia bilang apa? Dia nyakitin lo lagi?!" Tanya Malla penasaran.

"Melvin cemburu sama Marco!" Bisik Alana pada telinganya Malla. Spontan Malla melepaskan pelukannya dan menatap Alana tak percaya.

"Rencana kita berhasil!" Timpal Malla.

Alana mengangguk dan kembali memeluk Malla dengan girang. Mereka sesekali berteriak sambil lompat-lompatan saking senangnya.

"Heemm..." terdengar suara berat cowok yang berdehem membuat keduanya berhenti dari aktivitasnya barusan. "Al, ada yang nyari lo di lapangan! Katanya sih mau jemput lo!" Kata cowok itu yang ternyata Marco.

"Siapa?" tanya Alana.

"Entah... dia naik mobil Merah, tapi gue nggak merhatiin mereknya!" Tukas Marco.

"Oh..." Balas Alana santai.

"Jadi, dia siapa lo? Pacar?" tanya Marco kepo.

Malla hanya cekikikan melihat raut wajah cemburu dari seorang Marco. Malla mendekatkan bibirnya ke telinga Alana, "Baru seperempat hari, udah ada dua cowok yang cemburu sama lo!" Bisik Malla.

"Apaan sih, lo!" Balas Alana. "Bukan kok!" Kali ini Alana membalasnya untuk Marco. "Dimana dia sekarang?"

"Ada di lapangan! Ayo gue anter!" Tawar Marco.

Alana mengangguk dan menarik Malla agar tetap ikut dengannya. Lapangan ramai dengan teriakan histeris para cewek alay yang kayak habis liat pangeran berkuda putih.

"Tuh, orangnya yang lagi di kerumunan orang!" Kata Marco yang sepertinya malas dengan tingkah laku orang baru itu yang menurutnya gayanya kegantengan dan tebar pesona pada semua murid perempuan di sini.

"Siapa sih, Al? Tebar pesona banget!" Kata Marco dongkol.

"Abang gue" balas Alana. Marco kaget bahwa orang yang dari tadi ia omongin adalah kakaknya Alana. "Dia emang orang kayak gitu. Tenang aja, gue nggak akan bilang ke dia!" Timpal Alana sebelum akhirnya pergi ke arah kerumunan itu.

"Makanya kalo punya mulut di jaga! Hati-hati nggak dapet restu dari kakaknya Alana, lho! Byee..." kata Malla sebelum akhirnya ikut Alana bergabung dengan kerumunan cewek alay. Marco hanya tercengang mendengar perkataan Malla.

Alana menyerobot masuk kedalam kerumunan cewek itu. Ia langsung menarik Elskan dari keramaian dan membuat Alana mendapat sorakan dari mereka.

"Abang ngapain sih kesini?" Omel Alana.

"Emangnya kenapa? Gue iseng sendirian di rumah. Lagi juga gue ke sini mau liburan, nggak salah, kan?!" Timpal Elskan santai.

"Iya, tapi jangan buat kehebohan juga dong! Gue malu!" Pekik Alana.

"Gue nggak ngapa-ngapain, kok. Merekanya aja yang nyamperin gue, ada yang minta foto, kenalan, minta pin lah. Gue mencoba untuk ramah doang, emang salah?!" Tutur Elskan.

Alana hanya mendengus kesal, "Oke, terserah. Tapi, gue laporin ke Kak Angela, ya?" Ancam Alana akan melaporkan pacar Elskan di Paris mengenai hal ini.

"Jadi ceritanya ngancem, nih?!" Timpal Elskan.

"Oh, jadi beneran mau di laporin? Oke gue bakal video call Kak Angela supaya dia bisa liat situasi di sini!"

"Emang punya nomor teleponnya?" tanya Elskan meremehkan.

"Punya dong! Pas bang El tidur tadi malem Alana diem-diem buka semua chattingan bang El sama Kak Angela. Kita juga udah sempet kenalan lewat telepon!" Balas Alana yang sebenarnya itu semua adalah kebohongan yang ia buat-buat. Alana berpura-pura mencari kontak Angela di ponselnya.

"Eh? Jangan dong!" Sergah Elskan mencoba merebut ponsel Alana. Namun, Alana tak membiarkan ponselnya begitu saja di rebut. Alhasil mereka lari-larian berebutan ponsel. Hal ini yang Alana rindukan bersama kakaknya. Dulu mereka selalu bermain kejar-kejaran di taman saat piknik bersama keluarga. Namun sekarang itu semua mustahil terjadi semenjak mamanya meninggal, Elskan kuliah di Paris, dan Papahnya yang sibuk dengan pekerjaan.

Buukkk...

Alana menabrak seseorang karena keteledorannya. Ia berlari sambil melihat ke arah belakang untuk memastikan jarak yang cukup dari Elskan. Untungnya ia tidak terjatuh ke lantai, karena sempat di topang oleh tubuh kekar dari orang itu.

Alana segera berdiri tegap "maaf" ujarnya jutek saat tau siapa yang ternyata ia tabrak, dia adalah Melvin dan Alana langsung melihat keberadaan ponselnya yang terlepas dari genggamannya, "HP gue!" Kata Alana kecewa.

"Hahaha.... Makanya jangan ancem gue!" Kata Elskan yang baru datang.

Alana hanya memanyunkan bibir ke arah Elskan. Melvin ikut berjongkok untuk membantu Alana memasang kembali bagiamana Alana yang sempat terpencar. "Kasihan HP lo selalu jadi korban, kemarin kehujanan, sekarang ke banting!" Kata Melvin.

Alana hanya diam dan mengucapkan terimakasih dengan jutek saat Melvin memberikan ponselnya yang sudah terpasang kembali. Alana menghadap Elskan, "Pulang yuk, bang!" Ajak Alana.

"Gue ke sini mau cari suasana lain, mendingan kita jalan-jalan keliling Jakarta! Melvin, lo ikut, ya?!" Titah Elskan pada Melvin.

Alana melotot. Alana mencoba menggeleng pelan dan memakai gerak bibir untuk memberi kode pada Elskan agar ajakannya dibatalkan. Sedangkan Melvin hanya tersenyum ramah.

"Bibir lo kenapa, Al?" Ledek Elskan di depan Melvin walaupun ia tau maksud Alana, "Udah ayo, nanti keburu sore. Nggak puas lagi mainnya!" Elskan merangkul Alana dan merangkul Melvin juga pada lengannya yang satu.

Mati gue! Sial!Sial!!! Nggak sesuai skenario gue!

°·.·°·.·°·.·°·.·°·.·°·.·°·.·°·.·°·.·°·.·°·.·°
Wkwkwk...
Akhirnya update

Ditunggu vote and comments dari kalian ya.

Continue Reading

You'll Also Like

4.1M 313K 51
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
2.5M 124K 46
Menikah dengan pemuda brengsek, dan masih labil membuat Elena tidak yakin dengan rumah tangga mereka. Tidak ada rasa cinta dari pemuda itu kepadanya...
1.3M 122K 60
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
32.3M 2.7M 83
Nyatanya Bara itu Nakal. Bara itu Dingin. Bara itu kaku. Tapi bagaimana kalau si Badboy, dingin dan kaku itu akan menjadi seorang ayah?. Berbeda, Bar...