THE KLEIGHTON NINE CASE

By pinocchhio

6.7K 2.3K 1.4K

Highest Rank : #24 in Mystery/Thriller (28/03/17) The Kleighton Nine Case adalah sebutan untuk kasus yang dia... More

PROLOG
Chapter 1 : Lost.
Chapter 2 : Found
Chapter 3 : Kurt.
Chapter 4 : A Dark Past.
Chapter 5 : Burn
Chapter 6 : Shooting Star.
Chapter 7 : Escape From Reality.
Chapter 8 : Heartbreak
Chapter 9 : Heartbeat
Chapter 10 : A Thousand Words.
Chapter 11 : A Big Surprise
Chapter 13 : You Are Next

Chapter 12 : Asher

241 35 40
By pinocchhio

Isn't it terrible to love somebody that death can touch?

-----

Kejadian ini terjadi 2 hari yang lalu, Kepala Sekolah Kleighton mengumumkan bahwa akan diadakan penerbangan seribu lampion besok malam untuk memperingati satu bulan terjadinya peristiwa tragis yang menimpa beberapa murid mereka.

Kepala Sekolah Kleighton juga meminta partisipasi semua murid untuk menata panggung dan membersihkan lapangan football yang akan dipakai untuk acara penerbangan seribu lampion.

Sementara itu, di dalam ruangan kelas paling ujung terdapat Asher, Zach, Emily dan Esther yang sedang duduk di dalam, kepala sekolah sebelumnya memang sudah mengumumkan kepada mereka untuk menungguinya disana. Suasana ruangan kelas itu sangat hening, tidak terjadi perbincangan di antara mereka berempat.

Tidak berselang lama muncul Kepala Sekolah Kleighton atau yang sering disapa Mrs. Lorraine dari balik pintu. Dia berdiri di depan kelas dan berkata, "Sebelumnya, aku turut prihatin atas kejadian yang menimpa kalian semua. Maaf baru hari ini aku menyampaikan perkataan ini secara individu."

Tidak ada yang menanggapi perkataan kepala sekolah tersebut, suasana kelas yang mereka gunakan secara personal saat itu kembali hening.

Mata Mrs. Lorraine menatap Esther yang dari tadi menundukkan kepalanya, "Esther kau yang akan kuberi kesempatan mewakili semua teman-temanmu untuk memberikan pidato di panggung saat acara penerbangan lampion nanti," Kata Mrs. Lorraine kemudian.

Esther mengangguk menerima keputusan yang diberikan oleh Mrs. Lorraine, namun Emily langsung mengangkat tangannya seketika itu juga, "Mrs. Lorraine, Aku..." kata Emily seakan-akan menggantung pembicaraannya.

Mrs. Lorraine dan ketiga temannya saat itu langsung memusatkan perhatian pada Emily, tiba-tiba saja Cheerleader Captain itu bangkit dari tempat duduknya dan berkata, "Aku ingin menyampaikan pidato itu."

Mrs. Lorraine langsung melipat kedua tangannya di dada dan berkata, "Apa yang membuatmu berkata seperti itu Emily?"

Emily langsung menatap Mrs. Lorraine dan ketiga temannya tersebut dan berkata, "Aku tahu selama ini Emily Valentine yang ada di pikiran banyak orang adalah seorang anak perempuan yang judes, arogan, sombong.. tetapi semenjak kejadian ini, aku berpikir mungkin saja aku akan mati dikemudian hari dan aku tidak ingin orang-orang mengecap aku sebegitu buruk sampai akhir hayatku."

Setelah itu Emily kembali duduk ke kursinya. "Aku juga sudah jahat terhadap Lily dan Kurt, aku harap kau memberikanku kesempatan ini," Kata Emily kemudian.

Esther kemudian melanjutkan perbicaraan Emily, "Aku tidak keberatan jika digantikan oleh Emily. Sebagai ketua OSIS, aku sudah sering sekali berbicara di depan umum."

Mrs. Lorraine menganggukkan kepalanya dan berkata, "Baik Emily, persiapkan Pidatomu dari sekarang."

Setelah mengumumkan hal tersebut, Mrs. Lorraine langsung beranjak pergi meninggalkan mereka berempat di kelas. Esther langsung berdiri dari tempat duduknya, dia menghentakkan kakinya ke depan kelas dan berkata, "Aku tahu kita semua punya kesibukkan masing-masing tetapi aku ingin mengajak kalian untuk menjenguk Emma saat selesai mengikuti acara penerbangan seribu lampion. Kalian bersedia?"

Emily langsung menghampiri Esther dan memegang lengannya, "Esther, pertanyaanmu sungguh lucu. Tentu saja kami bersedia."

Esther melontarkan senyumnya dan memeluk Emily lalu memegang tangan Zach yang sekarang menghampirinya.

Sesudah itu, Esther melihat Asher yang sama sekali tidak menunjukkan rasa antusiasnya dalam hal menjenguk Emma. Dia hanya berjalan keluar tanpa mengatakan satu kata apapun.

Esther langsung lari menyusul Asher dan berkata, "Asher kau ikut kan?"

"Maaf, sepertinya aku harus bekerja pada malam nanti." Kata Asher sambil terus berjalan tanpa melihat wajah Esther.

Esther kemudian meraih tangan Asher dan hal itu membuat Asher berhenti berjalan. "Ada apa? Dia kan pacarmu?" Tanya Esther.

"Tidak ada apa-apa. Yasudah, aku akan ikut denganmu menjenguk Emma," Kata Asher lalu kembali melanjutkan jalannya.

Setelah mendengar jawabannya, Esther langsung terpaku diam dan tidak mengikuti Asher lagi. Masih ada firasat dalam dirinya yang berbicara bahwa Asher sedang tidak baik-baik saja saat ini.

-----

Hari sudah malam dan acara penerbangan seribu lampion akan dimulai. Asher menghentakkan kakinya keluar dari mini market tempat ia bekerja dan berjalan menuju sekolahnya untuk mengikuti acara penerbangan seribu lampion.

Hatinya sangat gusar saat ini, Esther yang tidak tahu bahwa hubungan antara Asher dan Emma sudah berakhir selalu saja memaksanya untuk ikut menjenguk Emma malam ini.

5 menit melamun, tidak terasa akhirnya Asher sudah sampai di depan gerbang sekolahnya. Malam ini sekolahnya terlihat sangat ramai dikunjungi oleh para murid dan masyarakat kota Kleighton yang ingin menunjukkan rasa simpati mereka terhadap peristiwa yang dialaminya.

Tiba-tiba saja seseorang meraih tangannya, orang itu adalah Mrs. Lorraine. Dia tersenyum dan berkata, "Asher, kursimu ada di bagian depan. Esther dan yang lainnya sudah menunggumu disana."

Setelah itu, Asher langsung berjalan menuju kursi depan dan dia mendapati Emily yang sedang bersiap-siap untuk memberikan pidatonya di depan khalayak banyak.

"Asher, duduk disini!" Kata Esther yang ternyata sudah menunggunya dari tadi.

Asher langsung duduk di samping Esther dan dia dapat melihat seorang guru naik ke atas panggung untuk mempersilahkan Emily membawakan pidatonya.

Sementara Emily berada di atas, Esther berbicara kepada Asher. "Malam ini kau datang kan?" Katanya. Namun, Asher hanya menganggukkan kepalanya tanpa berbicara satu katapun kepada Esther.

Esther dapat melihat temannya yang sekarang sudah berada di atas panggung menitikkan air matanya dan berkata, "Aku sangat tidak menyangka akan mengalami peristiwa ini, rasanya baru kemarin aku bertemu dengan Lily, Kurt... Tetapi sekarang mereka sudah tidak dapat ditemui lagi di sekolah."

Kalimat yang diucapkan oleh Emily membuat hati Esther ikut hancur, tidak terasa dia juga menitikkan air matanya. Lalu Emily mengambil sebuah lampion dan menyalakannya, "Ini untuk Lily, Kurt dan juga Edward yang meninggal dalam kasus Kleighton Nine. Aku juga mengapresiasikan lampion ini untuk Emma dan Jimmy yang berada di rumah sakit dan semua teman-temanku."

Semua orang yang hadir pada saat itu juga berdiri dari tempat duduknya dan mengambil lampion lalu menyalakan api di dalamnya, dalam hitungan detik lampion tersebut satu persatu diterbangkan.

Asher menyalakan lampion tersebut dengan korek yang dia bawa dari rumahnya, "Lampion ini untuk Kurt, Lily, Jimmy dan Edward.. terlebih lagi Emma yang aku sayangi," kata Asher dalam hatinya lalu menerbangkan lampion itu ke awan.

Tiba-tiba muncul sebuah pesan dari Carter tertuju kepada Asher, 'Temui aku di parkiran sekolah sekarang. Ada hal penting yang perlu kubicarakan.'

Asher yang penasaran langsung pergi menuju parkiran, Esther yang sangat fokus terhadap lampion-lampion tersebut menjadi tidak sadar bahwa Asher sudah tidak ada di sampingnya.

Sesampainya di parkiran, Asher menelpon Carter dan ternyata bunyi handphone itu terdengar di sudut mobil kijang berwarna hijau. Setelah dia melihat ke arah bunyi tersebut, dia dapat melihat handphone Carter yang baru saja mengirimnya pesan berada di bawah mobil tersebut.

Asher meraih handphone tersebut dan mematikan panggilannya agar bunyi ringtone handphone Carter tidak mengeluarkan suara lagi. Suasana parkiran tersebut sekarang sangat sunyi dan sepi, "Carter?" Kata Asher ingin memastikan bahwa Carter berada di suatu tempat.

Namun tiba-tiba seseorang mendekapnya dari belakang dan menyuntikkan sesuatu ke lehernya. Awalnya Asher bisa melawan dekapan orang tersebut, namun sekarang mata Asher menjadi kabur akibat Efek obat yang disuntikkan kepadanya.

Tidak lama setelah itu, Asher langsung terjatuh dan tidak sadarkan diri.

-----

Setelah acara selesai, Esther menelpon Asher berulang-ulang tetapi nomor tersebut hanya tersambung dan tidak ada yang mengangkatnya.

"Mungkin Asher dan Emma sedang dalam keadaan yang tidak baik?" Kata Emily kepada Esther.

Namun Esther tetap berusaha untuk menghubungi Asher hingga Carter datang tiba-tiba dari arah gerbang sekolah, "Apa yang kalian lakukan? Acara sudah selesai dari tadi dan sudah seharusnya kalian pulang."

"Hai tuan tampan, kami ingin pergi ke rumah sakit menjenguk Emma. Kau ikut?" Kata Emily kepada Carter.

Carter langsung tersenyum dan berkata, "Well, jam besuk di rumah sakit sudah habis. Sepertinya memang kalian membutuhkan seorang polisi untuk bisa masuk menjenguk Emma."

"Aku menghubungi Asher dari tadi tetapi tidak diangkat. Sekarang aku khawatir," Kata Esther kepada Carter.

"Aku ingin membantumu menghubunginya tetapi handphone ku hilang tiba-tiba di tengah keramaian, seseorang pasti mencurinya," Kata Carter kepada Esther.

Mendengar hal yang baru saja diucapkan oleh Carter membuat Emily tertawa, "Kau seorang polisi yang kemalingan? Sungguh lucu."

Tidak lama setelah itu, Zach datang dengan motor ninjanya, dia membuka kaca helmnya dan berkata, "Esther, ayo naik!"

Esther akhirnya memutuskan untuk menghiraukan Asher sementara waktu. Mungkin perkataan Emily yang menyatakan bahwa hubungan antara Asher dan Emma sedang tidak baik ada benarnya juga.

Esther langsung menghampiri Zach dan duduk di belakangnya sementara Emily dan Carter menyusul mereka dengan mobil menuju rumah sakit

-----

Asher bangun di sebuah ruangan kecil dengan tembok berwarna putih secara keseluruhan. Ruangan tersebut sangat bersih tanpa noda. Dia mencoba untuk menggerakkan badannya namun tidak bisa, dia hanya bisa menggerakkan kepalanya.

Asher tidak dapat merasakan apa-apa pada badannya, dia seperti lumpuh. Tiba-tiba seseorang dengan topeng yang menutupi mukanya.

Asher ketakutan, dirinya tidak bisa berbuat apa-apa hingga dia memutuskan untuk teriak, "TOLONG! SESEORANG TOLONG AKU!"

Seseorang yang berdiri di depannya itu hanya diam menatapi Asher tanpa melakukan sesuatu hal yang sudah dibayangkan oleh Asher dalam pikirannya. Tiba-tiba orang misterius itu menyeret Asher keluar dari ruangan tersebut.

"Kau mau bawa aku kemana? SESEORANG TOLONG AKU!" Teriak Asher.

Orang itu berhenti dan membanting kepala Asher yang dari tadi berisik dengan teriakannya, kemudian orang tersebut meraih kepalanya dan memukulnya hingga hidungnya berdarah. Semua dia lakukan tanpa berbicara.

Asher hanya bisa menerima semua itu dengan pasrah, dia tidak bisa berbuat apa-apa. Dia bisa melihat orang tersebut membawanya ke sebuah ruangan seperti kamar mandi namun di dalamnya terdapat banyak senjata.

Orang itu menyalakan keran ke dalam sebuah bathtub, dia mengisi bathtub itu dengan air hingga penuh. Setelah air itu penuh, dia kembali menyeret Asher.

"Tolong, jangan. Aku masih ingin hidup, aku akan lakukan apapun. Kau ingin uang? Orangtuaku yang punya perusahaan Bennedict Co., kau bebaskan aku dan aku akan melupakan semua kejadian ini, aku bersumpah." Kata Asher memohon kepada orang tersebut.

Namun orang misterius itu terlihat sama sekali tidak tertarik pada tawaran Asher. Dia menarik Asher masuk ke dalam bathtub yang sudah terisi penuh dengan air.

Asher tenggelam dibawah sana, dia tidak bisa berbuat apa-apa. Orang misterius itu melihat Asher di balik topengnya, menunggu Asher hingga ia kehabisan oksigen dan meninggal.

Hanya butuh waktu 20 menit hingga akhirnya Asher dipastikan sudah tidak bernyawa, orang yang tidak diketahui identitasnya itu kemudian membawa tubuh Asher yang sudah tidak bernyawa ke tempat lain untuk melakukan aksi selanjutnya.

-----

Asher ditemukan tewas keesokan harinya.

Perasaan Emma saat ini sangatlah biru, dia dibawa oleh petugas rumah sakit yang mengetahui bahwa dirinya adalah pasien rumah sakit yang kabur dan tidak menjalani meditasinya hari ini.

Di dalam kamar dia hanya bisa duduk termenung hingga akhirnya ada seorang suster yang datang kepadanya. Suster itu adalah suster yang sama yang menyaksikan Emma membanting seikat mawar putih yang diberikan Asher untuknya.

Sekarang suster itu terlihat membawa seikat mawar putih.

"Emma, mawar putih ini dititipkan oleh Asher untukmu di hari dia datang terakhir kali kesini," Kata suster itu meletakkan bunga mawar putih yang sekarang sudah berada di dalam vas bunga yang berisikan air.

Emma memandangi bunga mawar tersebut, lalu suster tersebut berkata lagi, "Dia bilang akan memberikan bunga mawar itu lagi jika waktunya sudah tepat. Tetapi dia tidak kesampaian untuk memberikan bunga itu untukmu."

Suster itu duduk di samping Emma yang sekarang terlihat sangat menyedihkan, dia menyerahkan sebuah amplop yang berisikan surat dari Asher untuk Emma.

"Di hari kau melempar bunga itu, dia sangat sedih. Dia menghampiriku dan meminta sepotong kertas untuk menulis sebuah surat untukmu. Surat itu seharusnya aku berikan beberapa hari yang lalu, tapi aku selalu tidak teringat. Maafkan aku," Kata suster tersebut sambil menyerahkan selembar amplop kepada Emma.

Suster itu kemudian beranjak dari tempat tidur Emma dan pergi meninggalkan Emma seorang diri.

Emma membaca surat itu dan tidak terasa air matanya jatuh membasahi pipinya.

Dear Emma,

Disaat kita pertama kali bertemu, kau selalu saja membayangkan bahagianya saat seseorang memberimu mawar putih.

Disaat kita pacaran, aku tidak pernah membayangkan untuk memberimu bunga.

Tetapi pada saat aku terpikir untuk memberimu bunga, langsung terbesit di otakku semua perkataanmu pada saat pertama kali kita bertemu.

Kau ingin sekali mawar putih.

Aku sangat kaget ketika kau melemparnya begitu saja, aku percaya kau sedang banyak pikiran sekarang.

Aku memutuskan untuk menyimpannya sementara waktu dan aku akan memberikannya padamu di waktu yang tepat.

Aku harap kau bisa cepat sembuh, sekarang mungkin aku akan memberimu sedikit ruang.

Aku tidak menganggap hubungan kita berakhir.

Aku masih sayang padamu

Love,

Asher.

Continue Reading

You'll Also Like

23.4K 2.5K 6
{OCEAN SERIES 4} Stefano de Luciano Oćean, pria berkuasa yang memiliki segalanya. Darah seorang Oćean yang mengalir dalam tubuhnya, membuatnya tumbuh...
12.9K 1.5K 8
# ONGOING Jake Shim adalah siswa yang baru saja pindah ke Future Perfect High School. Ia menyadari bahwa kelas yang ia tempati sekarang terlihat begi...
Pengantin Iblis By Khalisa

Mystery / Thriller

215K 13.7K 43
"Kau telah terikat dengannya, Alana." Malam itu burung gagak membawa kabar buruk yang akan menghancurkan seluruh hidup Alana, sebuah kutukan yang mem...
1.2M 92.9K 58
⚠️SEBAGIAN PART TELAH DI PRIVAT, FOLLOW TERLEBIH DAHULU UNTUK MEMBUKANYA⚠️ [Sedang dalam masa pengembangan cerita dan Revisi] "Heh kuman!" panggil se...