Cintaku Berawal dari Spa

Da ghivanchristine

57.6K 284 9

Kayla, gadis pencinta spa menemukan kejutan tak terduga di sebuah spa. Ternyatan kejutan itu hanyalah awal da... Altro

Cintaku Berawal dari Spa
Spa Penuh Kejutan
Part 4
Aku Jatuh Cinta ?
Untitled Part 6

Hari Baru Penuh Kejutan

9.3K 44 0
Da ghivanchristine

Akhirnya author berhasil juga merampungkan part 3 dari "Kisah Cintaku berawal di spa". Setelah lama terabaikan dan beberapa hari yang lalu, author fokus pada 'Cinta dalam secangkir Cappuccino', akhirnya di subuh ini selesai juga chapter 3. Ayo comments and votesnya, readers, biar author bersemangat menulisnya.
Semoga hari-hari readers penuh kejutan yang menyenangkan.
"Life is full of surprises."

Andro memasang kaos kaki berwarna coklat senada dengan sepatu coklat tua yang akan dikenakannya. Kemeja bergaris-garis biru a la Crocodile menempel pas di badannya yang tegap, membuatnya terlihat SUPER COOL. Melirik SWATCH di pergelangan tangannya, "Masih ada setengah jam lagi sebelum semua aktivitas hari ini dimulai," gumamnya di depan cermin. Selintas peristiwa sebelum dia menetapkan hati masuk dalam jajaran pemimpin di perusahaan papanya, berkelebat di benaknya, seperti roll film yang diputar.

Setelah menamatkan pendidikan bisnisnya di San Francisco University di USA, Andro tidak berniat kembali ke tanah air. Suasana nyaman yang sudah dibangunnya dengan tetesan keringat dan bantingan tenaga menjadi tali pengikatnya di negara adi daya tersebut. Apalagi, Andro juga sudah mapan, pekerjaan tetap dengan jabatan lumayan, sebuah apartemen, mobil. Kurang apalagi hidupnya di sana. Tapi, permintaan papa dan mamanya yang membordir dirinya serta ocehan kakaknya akhirnya membuatnya menyerah. Ya, Andro adalah pewaris yang diharapkan meneruskan perusahaan papanya yang begerak di bidang kosmetik dan properti. Sang papa berharap setelah puas menuai pengalaman di Amerika, Andro akan mengambil alih tanggung jawabnya sebagai pemimpin perusahaan. Adrian, adik Andro yang baru masuk di bangku SMA tentu saja belum dapat diharapkan. Kak Alinda, sebagai anak tertua, tidak berminat memegang tampuk pimpinan. Dia lebih senang mengurus bisnis spa dan melayani suami dan anak-anaknya. Ya, sebagai anak lelaki tertua, sudah sepantasnya Andro mengambil alih tanggung jawab. Akhirnya, setelah proses perdebatan diri yang panjang, Andro membulatkan tekad kembali ke Indonesia dan mengambil tanggung jawabnya di perusahaan papanya.

**************************
Jam 08.00

Kayla baru saja memunculkan batang hidungnya di kantor, ketika dilihatnya teman-temannya berbisik-bisik. Dalam hatinya dia merasa heran. Tidak biasanya, pagi-pagi sudah bergerombol dan berbisik-bisik. Kayla hanya mengangkat bahu tidak peduli. Paling juga gosip film ternayar, gosip seputar selebriti atau membahas lagu-lagu terpopuler. Kayla melenggang cuek, menuju cubicle-nya, menghempaskan diri ke bangku kerja, menyalakan monitor komputernya dan sementara menunggu komputernya siap, Kayla berniat membuat secangkir teh hangat untuk menemaninya bekerja. Saat, dia mendekati pantry, beberapa karyawan wanita sedang membahas 'Trending Topic' hari ini.

"Sudah dengar belum, hari ini pimpinan baru kita mulai bekerja." Friska bagian marketing buka suara.

"Katanya anak Pak Direktur yang baru pulang dari Amrik." Meili, staff akunting menambahkan.

"Dengar-dengar ganteng." Tambah si centil Vosa yang langsung disambut cekikikan yang lain.

"Oh, rupanya ini yang sedang menjadi bisik-bisik karyawan pagi ini." Kayla mengangguk angguk mengerti.

"Mbak Kayla, sudah tahu belum....." berondong Vosa, begitu melihat Kayla memasuki pantry.

"Anak pak direktur yang akan masuk hari ini?" Kayla memotong.

"Wah, ternyata Mbak Kayla update juga nih." Vosa menelan kekecewaannya.

"Orangnya seperti apa ya, Mbak? Kelihatannya bagian kita akan sering berurusan dengan beliau. Semoga orangnya baik."

Kayla tersenyum menanggapi Meili,"Aku juga tidak tahu. Nanti saja kita lihat sama-sama."

"Kay !"
Kayla baru saja hendak meninggalkan pantry ketika suara Frisca menghentikannya.

"Ada apa, Mbak?"
"Kamu tidak penasaran? Coba tanya Pak Dicky seperti apa anak Pak direktur ini."

"Nanti juga kita tahu,Mbak. Masa urusan seperti ini tanya Pak Dicky, mana etis, Mbak."

"Kau kan asisten Pak Dicky, masa sih Pak Dicky tidak kasih bocoran." Frisca masih terus mencecar.

"Kami hanya membicarakan masalah pekerjaan, Mbak." Kayla sudah benar-benar ingin meninggalkan pantry, tokh urusan menyeduh tehnya sudah selesai.

Sebelum Frisca sempat buka mulut, Kayla langsung mengantisipasi,"Saya duluan ya, ada pekerjaan yang harus diselesaikan."

JAM 11.20

Kayla bangkit dari kursinya dan menggerakkan badannya. Memeriksa beberapa laporan keuangan, membuatnya pegal.

Suara bisik-bisik dari cubicle lain berdengung, tepat saat Kayla berdiri. Vosa dan Elna sedang berkerumun di cubicle Meili, beberapa karyawan pria terlihat bergerombol di tengah ruangan. Semuanya tampak mencurahkan perhatian pada trending topic daripada memperhatikan pekerjaan.

Kayla menggeleng-geleng melihat kelakuan tewan sejawatnya yang laksana anak SMA.

"Gais, sebentar lagi super star kita datang nih." Frisca, sang ratu gosip, berseru memasuki ruangan. "Pak Dicky akan memperkenalkan beliau."

"Tahu dari mana?" Suara bas Gatot berkumandang.

"Barusan aku di lobby, mendengar Pak Dicky menerima telepon dari beliau."

"Ganteng gak ya orangnya?" Si centil Vosa mulai beraksi.

"Kalau ganteng, mau kau gebet, Vos? Hati-hati siapa tahu siapa ada calonnya." Gatot meledek Vosa.

Vosa mencibir kesal, "Masih calon kan? Masih bisa digebet."

"Eh, lebih baik kita kerja. Masa nanti Pak Dicky masuk, kita sedang berkerumun seperti ini." Elna memberi saran.

"Kerja woi kerja, gosip aja!" Gatot ikut berteriak ribut, yang lekas disambut teriakan teman-temannya. Tapi, tak urung semua kembali ke cubicle, walaupun mungkin pikiran mereka tidak terfokus pada pekerjaan.

Suara denting lift, membuat semua karyawan bersiaga satu. Nah, ini dia selebriti yang dari tadi dibicarakan.

"Selamat siang, rekan-rekan." Suara wibawa Pak Dicky, sang General Manager memenuhi ruangan. Semua kepala menyembul dari atas cubicle.

"Saya ingin memperkenalkan manager keuangan kita yang baru, Pak Andro Salito."

Para karyawan sudah berkumpul di tengah ruangan dan menatap sang selebriti, Andro Salito.

"Salam semuanya, saya, Andro Salito senang berkenalan dengan kalian semua. Mohon bantuan dan kerja samanya."

Semua karyawan langsung riuh menyambutnya. Satu per satu memperkenalkan diri. Kayla berdiri tenang di belakang punggung rekan-rekannya. Dia tidak terlalu antusias, menyambut kehadiran sang manager keuangan baru. Menurutnya, siapa pun yang akan menjadi atasannya sama saja.

Kerumunan mulai menyurut dan ketika Kayla berhasil menatap wajah sang selebriti, dia terpenrangah. Kejutan yang membuat jantungnya ingin melompat keluar dari dadanya.

"Gosh, is that the man from the spa...?" Kayla bergumam dalam hati. Pantas ketika tadi nama Andro disebut, dia merasa nama itu familiar di telinganya. Tapi, dia sungguh-sungguh tidak ingat kalau Andro yang hari ini menjadi buah bibir di kantornya adalag Andro yang sama yang ditemuinya di spa seminggu lalu.

Kayla berdiri kaku, hingga dia menyadari Meili menepuk pundaknya dan berbisik," Mbak Kayla...".
Tangan Andro terulur di hadapannya,"Hallo, Kayla. Semoga kita dapat bekerja sama."
Kayla tersadar dan cepat mengulurkan tangannya serta mengangguk. Keterkejutannya membuat suara tercekik di kerongkongannya.
Andro menjabat tangannya erat. Andro sempat menundukkan badannya dan berbisik di telinga Kayla ,"Aku senang kau tidak berteriak kali ini."

Kayla dapat merasakan wajahnya memerah mendengar gurauan Andro. Ditambah lagi dengan tatapan mata dari rekan-rekannya. Wajah mereka tampak bertanya-tanya. Kayal sudah membayangkan, pasti sebentar dirinya akan seperti bunga yang dirubung lebah. Bunga yang hampir mati lemas karena terkejut. Kayla sendiri heran, dia tidak jatuh pingsan. Kakinya masih dengan kokoh menopang berat tubuhnya. Entah dia harus bersyukur atau merutuk.

"Baiklah. Kalian bisa kembali bekerja." suara Pak Dicky menyudahi perkenalan mereka semua.
Andro membungkukkan badannya,yang tentu saja mengundang decak kagum dari para karyawan wanita. "Terima kasih semuanya. Mohon kerjasamanya. Selamat bekerja." Ucapan Andro disambut gegap gempita tepuk tangan, macam selebriti yang baru selesai perform.

Kayla sudah bersiap tenggelam dalam cubicle-nya. Dia sudah akan melangkah ketika suara Vosa terdengar, "Kay, kamu kok tidak bilang sih kalau kamu kenal dia." Terdengar nada kekecewaan dan kesal dalam pertanyaan Vosa. Belum sempat Kayla menjawab, Frisca sudah memberondongnya, "Kenal di mana? Wah, curang kamu. Pura-pura tidak tahu ternyata kenal."

"Aku tidak kenal." Akhirnya Kayla menjawab pertanyaan mereka.

"Jangan bohong, Kay. Tadi aku dengar lho, Pak Andro memanggil namamu. Tahu dari mana dia namamu,kalau kalian tidak kenal." Vosa memberondong.

"Mungkin saja Pak Dicky yang memberitahunya." Kayla berkilah. Ya jelas sangat mungkin, Kayla mengaku kalau makhluk tampan yang sedang menjadi 'hot topic' ini pernah ditemuinya di spa beberapa minggu yang lalu. "Ah, tapi mengapa juga Andro, eh Pak Andro pura-pura saja tidak mengenalnya. Aduh, kalau begini kan urusannya jadi panjang. Dasar cowok tidak peka." Kayla memaki dalam hati.

"Tapi hanya mengapa hanya kamu? Mengapa Pak Dicky hanya menceritakan kamu saja?" Frisca terlihat tidak puas dengan jawaban Kayla.

"Aku gak tahu,Mbak. Mungkin karena nantinya Pak Andro akan lebih berurusan dengan bagianku." Kayla mengelak.
"Sudah ya, aku masih ada kerjaan." Kayla lekas menghilangkan diri ke balik cubicle-nya. Dia masih bisa mendengar kasak kusuk rekan-rekannya, hingga didengarnya teriakan Gatot, "Jam 12 nih, makan makan lapar."
Suara kasak kusuk mulai mereda. Tak lama, suasana kantor mulai hening. Sebagian besar karyawan sudah meninggalkan ruang kantor dan menuju ke kantin, warung makan atau restoran di  sekitar kantor.

Kayla mengambil lunch box  yang dibawanya dari rumah. Dia memang sering kali membawa makan siang dari rumah. Hari ini pun, dia sudah membekali dirinya dengan perkedel kentang dan tumis labu siam. Biasanya, dia akan menghabiskan makan siangnya di pantry atau di kebun kecil di belakang kantor. Beruntung, kantornya masih menyisakan ruang hijau. Hari ini, sebaiknya dia memilih menghabiskan makan siangnya di kebun. Kayla melangkah keluar dari cubicle-nya dan mendapati hanya dirinya yang tersisa di ruangan ini.
"Good. It means I'll be alone in the garden."

Tuhan mengabulkan doa Kayla, tak ada seorang pun di kebun tersebut. Kayla menyeberangi jembatan kayu yang dibangun di atas kolam ikan, menuju tempat favoritnya, meja kecil berpayung hijau di tengah kolam. Meja ini terletak tepat di bawah rimbunnya pohon, sehingga walaupun panas terik, kesejukan tetap terasa di meja ini.

Kayla sedang asyik menikmati bekalnya,kala matanya menangkap kelebat langkah seseorang memasuki wilayahnya. "Aduh, semoga orang ini tidak menganggu makan siangku." Kayla berharap-harap cemas.

Sosok tersebut terlihat semakin mendekat dan "Gosh, kenapa harus dia lagi." Kayla mengomel dalam hati.
"Oh, hai...sorry. Aku kira tidak ada orang lain di sini." Andro menampakkan diri sambil membawa kantong coklat merk burger ternama di Jakarta. Dia menghampiri Kayla, meletakkan kantong coklatnya di atas meja kayu dan dengan santainya mensrik kursi kayu di sebelah Kayla dan duduk di atasnya. Andro menggulung lengan kemejanya, yang segera memperlihatkan otot lengannya. "Ah,nice spot."
Andro mengeluarkan minuman bersoda dari kantong coklat dan menyeruputnya dengan cepat. "Mmmh...it's hot. Jakarta is very hot." ujarnya. Andro mengeluarkan burger dan mulai mengunyahnya. Kayla memperlihatkan semua yang dilakukan Andro dengan seksama. Dia hampir lupa menghabiskan makan siangnya.

"Kamu bawa apa,Kayla?" Andro melirik makanan di dalam lunch box Kayla. Saat itu masih tersisa dua dari tiga perkedel kentang dibawanya. Nasi dan tumis labu siamnya sudah hampir habis.
"Perkedel kentang dan tumis labu siam, Pak."
Andro memperlihatkan perkedel kentang itu dengan penuh minat, "Looks yummy. May I ....?" tangan Andro langsung bergerak mengambil satu perkedel dari lunch box Kayla.
"Mmmmh, yummy yummy!" Ujar Andro sambil menjilati jari-jari tangannya seperti anak kecil. Kayla terkekeh kecil.

"Silakan tissuenya, Pak." Kayla mengulurkan tissue basah kepada Andro. Rupanya, Andro menyadarinya kelakuannya yang mirip anak kecil. Dia berdehem malu ,"Ya, thanks."

"Kau sering makan siang di sini,Kayla?"
"Ya, Pak."
"Kau selalu membawa bekal?"
"Hampir setiap hari, tapi terkadang saya pergi keluar makan juga dengan teman-teman."
Andro tampak mengamati, membuat Kayla merasa jengah.
"Perkedelnya enak. Masakan kamu sendiri?"
"Ya,pak, saya memasaknya sendiri."
"Bukan ibu kamu yang buat?" Andro bertanya lagi, seolah tidak yakin Kayla yang memasak perkedel itu.
"Saya sendiri,Pak. Saya tinggal sendiri." Tiba-tiba saja Kayla menyesal,mengapa dia harus menyebut kata tinggal sendiri.
Andro menatapnya lekat. "Ayah dan ibumu tinggal di luar kota?"
"Tidak, Pak. Masih di Jakarta. Tapi, saya memilih tinggal sendiri."
Andro mengangguk, "Thanks buat perkedelnya. See you!" Andro melambaikan tangannya dan berlalu dari hadapan Kayla. Secepat dia datang, secepat itu pula dia pergi.

"Semoga sisa hari ini, tidak ada lagi kejutan yang menanti"  doa Kayla saat dia berjalan menuju kantornya, bersiap melanjutkan pekerjaannya.

Continua a leggere

Ti piacerà anche

Rasya Da Wahyuni

Storie brevi

60.4K 4.3K 31
Rasya,Bocah 3 tahun yang berhasil menarik perhatian seorang mafia terkejam dan seorang pengusaha kaya raya
1.7M 126K 57
Ini tentang Jevano William. anak dari seorang wanita karier cantik bernama Tiffany William yang bekerja sebagai sekretaris pribadi Jeffrey Alexander...
GRESHAN Da shnindr12

Storie brevi

860K 24.3K 63
WARNING⚠⚠ AREA FUTA DAN SHANI DOM YANG NGGAK SUKA SKIP 21+ HANYA FIKSI JANGAN DI BAWA KE REAL LIFE MOHON KERJASAMANYA. INI ONESHOOT ATAU TWOSHOOT YA...
571K 6.1K 26
Hanya cerita hayalan🙏