THE KLEIGHTON NINE CASE

By pinocchhio

6.7K 2.3K 1.4K

Highest Rank : #24 in Mystery/Thriller (28/03/17) The Kleighton Nine Case adalah sebutan untuk kasus yang dia... More

PROLOG
Chapter 1 : Lost.
Chapter 2 : Found
Chapter 3 : Kurt.
Chapter 4 : A Dark Past.
Chapter 5 : Burn
Chapter 6 : Shooting Star.
Chapter 7 : Escape From Reality.
Chapter 8 : Heartbreak
Chapter 9 : Heartbeat
Chapter 10 : A Thousand Words.
Chapter 12 : Asher
Chapter 13 : You Are Next

Chapter 11 : A Big Surprise

228 40 66
By pinocchhio

Emma memandangi handphone nya dengan berpikir apa dia harus menghubungi nomor yang tertera pada kertas tersebut atau tidak.

Di kertas tersebut bertuliskan 'jangan beritahu polisi' tetapi Carter yang berada pada kejadian tersebut adalah seorang polisi dan dia sudah otomatis mengetahuinya.

Tentu saja Carter tidak akan tinggal diam, dia terus berada bersama dengan Emma sepanjang malam untuk menjaganya.

Siang ini Emma hendak untuk menghubungi nomor tersebut tetapi rasa takut itu selalu muncul. Dia takut akan terjadi hal buruk jika dia menghubungi nomor tersebut, namun di sisi lain dia juga berpikir bahwa akan terjadi hal yang lebih buruk jika dia tidak menghubungi nomor tersebut.

"Hubungi saja, aku akan menjagamu," Kata Carter yang sudah duduk di depannya.

Emma menekan nomor yang tertulis pada kertas tersebut dan menecal tombol 'call' pada handphone nya. Namun dengan anehnya, orang yang mempunyai nomor tersebut tidak mengangkat telepon Emma.

"Dia tidak mengangkat," Kata Emma kepada Carter.

Tidak lama kemudian muncul sebuah pesan dari nomor yang baru saja Emma hubungi, 'Hai Emma, akhirnya kau melakukan tugasmu. Sekarang keluarlah dan pergi ke gedung bioskop tua yang berada di samping sekolahmu seorang diri. Ada kejutan manis untukmu dan ingat NO FRIENDS, NO COPS.'

Emma sangat ketakutan sekarang, tangannya gemetaran. "A-Apa yang harus aku perbuat sekarang?" Tanya Emma kepada Carter.

"Pergi saja, aku akan ikut denganmu," Kata Carter kepada Emma berusaha menenangkannya.

Emma melihat pesan itu lagi lalu berkata, "Tetapi katanya tidak boleh ada seorangpun yang menemaniku kesana."

Carter langsung meraih sakunya dan mengeluarkan sebuah benda kecil yang bentuknya seperti remote TV, dia memberikan benda tersebut kepada Emma dan berkata, "Ini namanya Protector dan itu sudah terhubung pada ponselku, aku akan memarkirkan mobil dan menunggumu 10 meter dari gedung bioskop itu agar orang itu percaya kau pergi sendirian kesana. Jika terjadi sesuatu, tekan tombol merah pada Protector itu dan aku akan segera menyusulmu menuju gedung bioskop tua itu."

Emma menganggukkan kepalanya dan langsung mencabut jarum infus yang tertempel pada tangannya, "Okay, aku sudah siap untuk kabur dari rumah sakit sekarang."

-----

Billy berjalan menyusuri koridor rumahnya yang sangat besar. Kemudian dia melihat ayahnya yang sedang bekerja di ruangannya.

"Boleh aku masuk?" Kata Billy kepada ayahnya.

Walikota Kleighton itu langsung berhenti melakukan pekerjaannya dan fokus melihat anaknya, "Ada apa?" Katanya.

Billy ingin menyampaikan peristiwa yang kemarin dia alami namun dia takut ayahnya akan marah kepadanya. "A-aku, kemarin aku baru saja dari kantor polisi," Kata Billy yang akhirnya berbicara kepada ayahnya dengan menutup kedua matanya karena takut melihat ekspresi ayahnya setelah dia mengatakan hal tersebut.

Namun Walikota Kleighton itu menjawab anaknya dengan santai, "Iya, ayah sudah tahu. Aku yang menyuruh Parker untuk membebaskanmu dari sana."

Billy langsung kaget dengan pembicaraan ayahnya tersebut, "Apa? Bagaimana bisa?"

"Ayahmu ini adalah Walikota Kleighton alias orang nomor 1 di kota ini. Aku bisa melakukan apa saja," Kata ayahnya menjawab pertanyaan Billy.

Tanpa basa-basi lagi, Billy langsung keluar dari ruangan ayahnhya. Dia tidak menyangka bahwa ayahnya yang turun langsung menangani kasusnya.

-----

Emma dan Carter berhasil keluar dari rumah sakit, mereka berjalan pelan-pelan menuju parkiran karena luka Emma masih belum sembuh total. Tiba-tiba mereka berdua bertemu dengan ketiga temannya yang datang tadi malam. "Apa yang kalian lakukan disini?" Tanya Carter kepada mereka.

"Hari ini sekolah diliburkan, kami penasaran dengan pesan tersebut dan kami juga tidak akan membiarkan Emma sendirian menghadapi masalahnya," Kata Esther menjawab Carter.

Lalu mereka masuk ke dalam mobil Carter, kali ini dia membawa mobil Fortuner berwarna hitam. "Kau punya banyak mobil, ada berapa mobilmu sebenarnya?" Tanya Emma kepada Carter.

"Sekarang bukan waktunya untuk mengurusi mobilku nyonya muda," Kata Carter menjawab pertanyaan Emma.

Carter langsung memasang seat belt dan dengan cepat melajukan mobilnya menuju gedung bioskop tua. Di perjalanan Emily bertanya, "Dimana Asher? Aku belum pernah melihatnya menjengukmu."

Emma memutar bola matanya dan berkata, "Aku dan Asher sudah berakhir."

"WHAT? NO," Kata Esther kepada Emma yang tidak percaya bahwa pasangan asma itu sudah berakhir. Emma hanya melamun menghiraukan perkataan teman-temannya dan tidak terasa mereka sudah sampai di persimpangan jalan tidak jauh dari bioskop tua tersebut.

Carter memarkirkan mobilnya lalu berkata kepada Emma, "Ingat ya, apapun yang terjadi tekan tombol merah itu."

Emma langsung membuka pintu dan keluar dari mobil Carter, semua teman-temannya sangat khawatir melihat Emma menemui orang sinting di gedung bioskop tua itu sendirian, apalagi dengan kondisi Emma yang tidak mendukung.

Emma berjalan pelan-pelan menuju gedung bioskop tua yang sudah tidak terpakai tersebut dan tiba-tiba muncul sebuah pesan, 'Hi Emma, Masuklah lewat pintu belakang.'

Emma langsung berjalan menuju pintu belakang setelah melihat pesan tersebut. Setelah membuka pintu belakang, ada pesan lagi yang muncul, 'Ikuti jejak merah.'

Emma melihat jejak merah seperti darah yang berada di lantai, jejak tersebut mengarah ke suatu tempat. Setelah Emma berjalan menyusuri koridor-koridor gelap yang terdapat pada gedung bioskop tersebut, jalannya terhenti pada sebuah hall besar yang merupakan ruangan tengah gedung tersebut.

Matanya melebar ketika melihat sebuah tabung besar berwarna transparan layaknya sebuah akuarium raksasa berada di tengah-tengah ruangan tersebut. Di dalam tabung tersebut terdapat Asher yang tangan dan kakinya terikat.

Emma langsung berjalan menuju tabung tersebut dan memukul-mukul benda besar yang ada di depannya, "ASHER!!" Teriak Emma.

Namun, Asher tidak menghiraukan perkataan Emma karena dia sedang tidak sadarkan diri. Emma terus berteriak dan memukul tabung tersebut tetapi Asher tetap tidak bangun-bangun juga.

Tiba-tiba selang yang terhubung menuju tabung tersebut mengeluarkan air dan membuat tabung tersebut kebanjiran. Jika tabung tersebut penuh, Asher tidak akan sanggup bernapas.

Emma langsung menekan tombol merah pada Protector yang diberikan oleh Carter, kemudian dia langsung mencoba untuk mencabut selang berukuran besar tersebut dari tabung.

Carter dan ketiga temannya berlari menuju ruangan tersebut dan mereka sangat terkejut melihat Asher yang sudah di dalam tabung raksasa.

Tiba-tiba muncul sebuah pesan kepada Emma, 'Surprise.'

Air sudah mencapai leher Asher. Semua teman-temannya berusaha untuk memecahkan kaca tabung tersebut tetapi kaca yang digunakan untuk melapisi tabung tersebut sangat kuat.

Carter langsung mengeluarkan senjatanya, "Semuanya minggir!" Katanya

Emma dan ketiga temannya langsung menyingkir ke ujung ruangan sedangkan air di dalam tabung tersebut sudah menutupi seluruh badan Asher.

Carter melepaskan tembakan ke bagian tabung paling atas dan itu berhasil membuat tabung tersebut berlubang, setelah itu dia mencoba untuk menembak di sisi yang lain dan akhirnya berhasil membuat tabung tersebut pecah.

Semua air keluar dengan deras keluar dari tabung tersebut seperti banjir bandang hingga Carter terkena hempasannya. Tanpa banyak bicara lagi, Carter langsung menghampiri Asher dan melepaskan ikatan yang mengikat tangan dan kaki mantan pacar Emma itu dengan beling yang berasal dari pecahan tabung tersebut.

Setelah Carter membukanya, dia segera menekan dada Asher berulang-ulang mencoba untuk membuat Asher sadarkan diri.

Emily menelpon 911 untuk mendatangkan ambulans secepatnya sementara Emma hanya bisa menatapi Asher dengan menangis. Carter mencoba sebisanya, namun tidak ada denyut jantung yang muncul dari dalam tubuh Asher.

Carter yang sudah basah kuyup dengan air yang masih keluar dari selang kemudian berdiri dan berbicara kepada Emma, "Sepertinya Asher memang sudah meninggal sebelum dia diikatkan di tabung ini."

Esther langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya tidak percaya hal ini akan terjadi pada Asher. Zach yang merupakan teman Asher di team football hanya bisa memandangi tubuh Asher yang memang sudah membiru.

Emma tersungkur, dia seakan-akan tidak mempunyai keseimbangan lagi untuk berdiri. Asher yang waktu itu dia anggap sebagai dalang dari semua pembunuhan ini akhirnya meninggal secara tragis.

Tiba-tiba muncul sebuah pesan lagi yang ditujukan kepada Emma dari nomor misterius yang selama ini menghubunginya.

'Bagaimana rasanya berjuang mati-matian untuk orang yang kau cintai namun hasilnya tetap nihil? Itu adalah harga yang harus kau bayar karena telah melanggar aturanku. Aku sudah bilang kau untuk datang sendirian, tetapi kau sekarang berada satu ruangan dengan seorang polisi dan teman-temanmu. Jadi, Nikmati saja Surprisenya!'

Setelah membaca pesan tersebut, Emma langsung membanting handphonenya.

Dia tidak percaya kejadian ini akan terjadi lagi.



RIP Asher.

Continue Reading

You'll Also Like

12.5K 1.4K 8
# ONGOING Jake Shim adalah siswa yang baru saja pindah ke Future Perfect High School. Ia menyadari bahwa kelas yang ia tempati sekarang terlihat begi...
MEMBAKAR GAIRAH By V.I.P

Mystery / Thriller

112K 416 36
(khusus dewasa) Joshua dan Reinata pernah menjalin hubungan asmara, tapi semuanya kandas karena insiden mengerikan di sebuah hotel. Hingga sepuluh ta...
Pengantin Iblis By Khalisa

Mystery / Thriller

214K 13.7K 43
"Kau telah terikat dengannya, Alana." Malam itu burung gagak membawa kabar buruk yang akan menghancurkan seluruh hidup Alana, sebuah kutukan yang mem...
11.7K 1K 14
~Bayangan Mafia di Balik Kerudung~ Semua bermula ketika seorang pria tampan yang terluka di sekujur tubuhnya, di temukan tidak berdaya di belakang...