[COMPLETE] TO LOVE YOU MORE

By leehaera17

93.3K 11.8K 494

seorang laki - laki yang tenggelam kedalam depressi berat saat semua orang meneriakan dirinya untuk mati bers... More

Z E R O ( introduction )
O N E
T W O
T H R E E
F O U R
F I V E
S I X
S E V E N
E I G H T
N I N E
E L E V E N
T W E L V E
T H I R T E E N
F O U R T E E N
F I V E T E E N
S I X T E E N - E N D

T E N

4.4K 613 26
By leehaera17




"Drama pagi yang menyenangkan," suara seseorang membuat Hana juga Chanyeol mengalihkan pandangnya pada pintu dapur yang terbuka lebar menampilkan seorang laki – laki yang menyandarkan punggungnya pada sisi gawangan pintu yang cukup tebal,

"Apa kalian kaget saat ini?" laki – laki itu bertanya dengan datar,"Well, aku tidak akan memaksa, karena mulai sekarang kalian harus membiasakan diri untuke melihatku setiap saat," Laki – laki itu kini mulai berjalan ke arah kedua orang yang ada di depannya dengan pelan,"Karena mulai sekarang, aku akan tinggal di sini,"

Mata Hana juga Chanyeol seakan keluar dari tempatnya saat melihat seorang laki – laki yang menarik koper besar di tangannya,

"Kau?" Hana membuka suara,

"Kau tidak sendirian Luhan-sshi, aku juga akan tinggal di sini," Seorang wanita dengan hills 7 senti-nya berjalan kearah dapur tempat Hana dan Chanyeol berdiri mematung.

"Selamat datang," Luhan memberi senyuamnnya pada wanita yang ada di sampingnya saat ini,

"Aku sedikit kecewa dengan sambutan ini, "

"Benar, aku mengharapkan pesta yang lebih meriah,"

"Apa kau akan tetap di situ, bawa tas ini kedalam kamar baruku!" wanita itu mamandang Hana dengan ngeri,

"Ah, perkenalkan aku Irene, kau akan tau siapa aku," Irene menatap Hana dengan senyumnya,

"Apa kau tidak memperkenalkan diri?" Hana bertanya pada Luhan,

"Aku? Tidak perlu," Luhan berlalu untuk masuk ke dalam kamar barunya yang berada di lantai dua,

"Ya! Bawa Koper ini!" Wanita itu kembali meneriakan perintah di depan wajah Hana dan Hana hanya menuruti perkataan perempuan itu dan mengikuti wanita itu menuju kamar baru yang akan menjadi tampat tidurnya untuk beberapa bulan kedepan,

"Ada apa ini?" Chanyeol bertanya pada ruang kosong dan berjalan ke arah ruangan Suho yang sepertinya masih sangat sepi, ia memasuki ruang yang ia tau kosong tersebut dan menutup pintu dengan rapat,

"Ada apa ini? Apa yang terjadi? Mengapa tiba – tiba mereka pindah kemari tanpa kabar?" Chanyeol kembali bertanya pada ruangan kosong yang ada di depannya,

Ia mengangkat telponnya dan menelpon Xiumin yang sepertinya hilang di dalam rumah itu, Xiumin bukanlah orang yang gemar bercerita dan berbicara, ia sangat tertutup dan lebih suka untuk menyendiri dari pada harus berkumpul bersama orang lain,

"Xiumin-aa, kita harus bicara," Chanyeol memberikan aba – aba bagi Xiumin untuk datang ke ruangan Suho,

Siapa Xiumin sebenarnya?

Laki – laki yang mempunyai nama asli Kim Minseok itu kini berumur 25 tahun dengan gelar Specialist di bidang psycology, mereka berdua bertemu saat Chanyeol menempuh masa kulaihnya di luar negri, kala itu, Xiumin adalah seorang laki – laki Korea yang bekerja sebagai barista di sebuah Café kecil tempat Chanyeol biasanya menyantap sarapannya, karena Chanyeol yang setiap hari selalu datang ke café itu membuat Xiumin mengenal Chanyeol lewat pertukaran senyum manis yang biasa mereka lakukan setiap pagi, lama kelamaan Chanyeol mengajak Xiumin berbicara dan mengetahui bahwa Xiumin ingin sekali menjadi seorang ahli psychologies tetapi tidak punya uang untuk melanjutkan kuliahnya di sana, maka dari itu ia berhenti kuliah dan menjad pekerja Café untuk melanjutkan hidup, Chanyeol menyadari kegigihan Xiumin dan memberikan sejumlah uang untuk Xiumin agar ia bisa melanjutkan kuliahnya, bertahun – tahun setelah kejadian itu mereka masih terus menjadi teman baik dan Xiumin kembali ke Korea saat mengetahui bahwa Chanyeol melami kecelakaan parah, semenjak itu Chanyeol membawa Xiumin masuk kedalam semua perkara gila yang terjadi saat ini.

"Ada apa?" Suara Xiumin terdengar saat Xiumin menemukan Chanyeol yang menyandarkan punggungnya di kursi kerja Xiumin,

"Luhan juga Irene akan tinggal di sini,"

"MWO? Jangan bercanda!"

"Aku tidak bercanda, mereka baru saja datang,"

" MWO? BAGAIMANA BISA?"

"Kau harus membantuku Xiumin-aa, lindungi Hana, aku takut Irene akan menyerang Hana diam – diam,"

"Ini menjadi begitu rumit dan tidak mudah bagiku ataupun dirimu untuk melindungi Hana dari seseorang seperti mereka,"

"Lakukan apapun untuk melindunginya Xiumin-aa,"

"Baiklah, aku akan melakukan apapun yang aku bisa,"

~ To Love You More ~

tok – tok – tok

kamar Hana di ketok dari luar membuat sang penghuni kamar yang baru saja keluar dari kamar mandi memalingkan pandangnnya kearah pintu masuk,

"Ah, itu pasti Chanyeol," Hana memutar bola matanya,

"Masuk saja, pintunya tidak di kunci," Hana kembali mengucap dan masih terfokus pada dirinya di depan cermin untuk mengelap rambutnya yang terlihat masih sangat basah,

"Ada apa Chanyeol-aa, aku baru saja selesai man-"

GASP!

Dengan gerakan cepat Luhan memeluk tubuh Hana dari belakang,

"Hana-ya," Luhan mengucap pelan,

"Tidak sedetikpun aku melupakan harum tubuhmu,"

"Lepaskan!" Hana memberi peringatan pada Luhan yang sepertinya masih menikmati setiap tetes air dari rambut Hana,

"Hana-ya, kembalilah padaku," Luhan kembali berkata,

Hana melepas tangan Luhan dari tubuhnya,

"Kembali? Apa kau fikir aku hanya sebuah mainan yang bisa kau mainkan sesuka hatimu? Apa kau fikir aku akan kembali bertekuk lutut pada laki – laki yang hambir membuh orang lain untuk mengambil harta? Cih, Luhan-sshi, jangan berle-"

CUP!

Hana mecoba mendorong laki – laki yang kini melumat bibirnya dengan liar,

HMMPP!!!

"AKH! APA YANG KAU LAKUKAN!" Hana berteriak dengan nafasnya yang naik turun,

"KELUAR DARI RUANGANKU! SEKARANG!" Hana kembali berteriak dan mendorong tubuh Luhan untuk keluar dari ruangan kamarnya dan membanting pintu besar itu,

Hana terduduk di lantai, ia tidak bisa percaya apa yang baru saja terjadi padanya, setelah bertahun – tahun menghilang, laki – laki kembali datang dan mencium bibirnya dengan ganas, tidak bisa di pungkiri, semua perasaan itu ada, semua perasaan yang dulu membuatnya bertekuk lutut pada laki – laki yang kini tinggal tepat di atas kamarnya,

Tidak...

Laki – laki itu membuang Hana begitu saja tanpa memikirkan perasaannya lagi dan menganggap Hana hanya sebuah permainan,

"Sial.." Hana menutup wajahnya sendiri,

Hatinya terus bertanya, bagaimana caranya ia bisa hidup dengan keadaan di mana setiap hari ia harus melihat laki – laki yang ia benci di hidupnya, lalu siapa wanita itu? Apa mulai sekarang semuanya tidak akan semudah apa yang Chanyeol katakan? Dan apakah hati Hana akan terus setia untuk menolak laki – laki itu?

Tok – tok – tok

Lagi, pintu Hana di ketuk dari luar,

"Aku tidak akan membuka pintu!" Hana menjawab,

"Ini aku," suara Chanyeol terdengar,

Hana berjalan kearah pintu dan membuka pintu kamarnya kecil, terlihat Chanyeol yang berdiri tegap di depan pintu dan mencoba untuk masuk,

"Chanyeol-aa, ada apa?" Hana bertanya to the point,

"Apa aku tidak boleh masuk?" Mendengar pertanyaan Chanyeol, Hana membuka pintu kamarnya agar Chanyeol bisa masuk dan menutup pintu,

"Ada apa denganmu?" Chanyeol bertanya melihat wajah Hana yang begitu sedih,

"Tidak ada apa – apa, hanya.. sedikit pusing," Hana berdusta,

"Kau sakit?"

"Tidak, aku hanya butuh istirahat," Hana kembali memegang kepalanya yang sebenarnya berdenyut kencang,

"Baiklah, aku akan kembali besok," Chanyeol memutuskan untuk keluar dan membiarkan Hana beristirahat,

"Sebenarnya ada apa?" Hana bertanya bingung,

"Aku..." Chanyeol menghentikan kata – katanya,

"Aku hanya takut kau di ganggu orang," Chanyeol melajutkan,

"Siapa yang akan menggangguku?"

"Irene adalah orang yang kuat, ia selalu bisa mendapatkan apa yang ia inginkan," Chanyeol menundukan kepalanya,

"Apa kau mengenalnya?"

"Tentu saja, tapi sekarang aku berpura – pura untuk tidak mengenalnya."

"Mengapa seperti itu?"

"Wanita itu... ambil andil dalam kecelakaan 2 tahun lalu."

"Mwo?"

"Irene begitu mencintaiku, tapi aku selalu mengatakan bahwa aku menganggapnya sebagai adik perempuan saja, tidak lebih dan ia berubah menjadi manusia yang hatinya di gelapkan oleh kejahatan dan kebencian."

"Memang mudah mengatakan seperti itu, ternyata aku sama saja dengan laki – laki busuk itu."

"Hey, aku bukan manusia pembunuh itu."

"Terserah!" Hana mendengus kesal,

"Mengapa kau marah seperti itu?"

"Tidak marah,"

"Ah! Aku tau, KAU CEMBURU!" Suara Chanyeol terdengar meninggi,

"Hentikan Chanyeol, apa yang sebenarnya kau inginkan dariku?"

"Sudah ku katakan aku hanya takut kau di ganggu, aku hanya ingin memerikasamu, itu saja."

"Kau sudah melihatnya bukan? Aku baik – baik saja, kau boleh keluar sekarang," Hana menunjuk pintu keluar, ia benar – benar tidak ada niat untuk berbicara.

"Baiklah, aku akan keluar, jangan ragu untuk memanggilku jika terjadi sesuatu," Chanyeol memberi pesan terakhirnya sebelum berlalu.

Kini Hana kembali sendiri, semua pikirannya kembali ke titik awal, saat melihat dirinya di pantulan kaca, ia kembali melihat bayangan Luhan yang baru saja melakukan tindakan cukup tidak adil pada dirinya, walaupun menyangkal sekuat tenaga, Hana tidak bisa memungkiri bahwa dirinya masih menyukai harum maskulin di tubuh Luhan.

"Sial..." Hana menyerah pada perasaannya, mungkin saat ini ia hanya butuh menangis dan menangis, ia butuh hatinya untuk mengeluarkan semua perasaannya.

Hari itu terlihat Hana sama sekali tidak keluar untuk makan malam, saat ini Chanyeol berada di ruang makan yang kini bertambah ramai saja.

Chanyeol menatap Suho dalam diam, mengapa laki – laki itu sama sekali tidak memberikan berita apapun padanya, mengingat kejadian sekitar 3 jam lalu saat Chanyeol dan Suho akhirnya bertemu di ruangannya,

"Chanyeol-aa, aku mengerti apa yang ingin kau tanyakan," Suho duduk di kursinya dan menatap Chanyeol yang berdiri dengan tangannya yang melihat di depan dadanya,

"Dengar, aku juga tidak tau apa yang terjadi," Suho memulai penjelasannya,

"Bohong," Chanyeol menjawab,

Suho melepas nafas panjangnya, laki – laki itu terlihat putus asa, "Chanyeol-aa, aku harap kau bisa kembali ke posisimu secepatnya," Suho berjalan keluar dari ruangannya.

Tiba – tiba tubuh  Suho di tahan oleh Chanyeol yang berdiri di tengah jalan,

"Hyung, jangan pernah pergi dari sisiku," Chanyeol mengucap.

Suara berat Chanyeol yang masuk kedalam indra pendengaran Suho membuat laki – laki dengan rambut hitam pekat itu terdiam dan otaknya seakan pergi meninggalkan tubuhnya yang terpaku di tempat.

Suho mendundukan kepalanya, "Tidak akan, Chanyeol-aa," Suho tersenyum.

Secercah harapan tumbuh di hati Suho yang akan punah itu, ia berjalan ke arah taman dan luas dan duduk di bangku taman yang saat ini kosong, pikirannya terbang menjejelajahi waktu yang begitu jauh di pikirannya, ia tersenyum mengingat wanita paruh baya yang berada di pikirannya saat ini,

"Eomma," Suho membuka suaranya pelan,

"Hanya sebentar lagi," Suho kembali mengucap,

"Suho-sshi," suara seorang perempuan membuat Suho memalingkan matanya,

"Sepertinya kau sedang sibuk," perempuan itu kembali berbicara,

Suho membuang pandanganya ke rerumputan hijau yang ada di bawah sepatunya,

Wanita itu duduk di kursi yang berada di sebelah suho,

"Sudah 2 tahun lamanya aku tidak melihatmu," wanita itu memulai pembicaraanya,

"Aku masih mengingat jelas toxido hitam yang kau pakai hari itu,"

"Apa tujuanmu kemari?" Suho memotong pembicaraan wanita itu,

"Aku?" wanita itu memperlihatkan deretan gigi putihnya,

"Aku ingin mengambil apa yang menjadi hakku," wanita itu menjawab,

"Dengar, aku tidak bisa melindungimu terus menerus,"

"Aku tidak membutuhkanya,"

"Kau masih saja keras kepala,"

"Well, sepertinya diskusi ini sangat seru, apa aku boleh bergabung?"

"Luhan-sshi, aku dengar si pembantu itu adalah mantan kekasihmu?" Irene bertanya,

"Mantan pacar? Sejak kapan aku putus dengannya?"

"Jangan bercanda Luhan-sshi, Hana membencimu," Suho memberikan serangan,

"Well, sayang sekali aku tidak pernah menyerah"

"Jika kalian kemari hanya untuk mengacaukan kehidupan Chanyeol, aku rasa kalian bisa pergi sekarang,"

"Mengacaukan?" Irene bertanya, "Apa maksutnya? Bukankah kami tamu" wanita itu kembali tersenyum,

"Jangan salah sangka, aku sama sekali tidak menyambut kalian," Suho berdiri dari tempatnya dan melangkah pergi,

"Sepertinya aku butuh teman," Irene memandang Luhan agar ia mau duduk di sampingnya,

"Jadi, tujuanmu kemari untuk mengambil pembantu itu?"

"Jaga bicaramu, ia bukan seorang pembantu di rumah ini."

"Jangan berlebihan Luhan-sshi, kau bersaing dengan laki – laki bernama Park Chanyeol,"

"Kau yang berlebihan, aku jauh lebih baik dari si bodoh itu"

"Jangan lupa bahwa suatu hari nanti ia akan tersadar, Luhan-sshi."

"Dan saat ia terdasar aku harap semuanya sudah menjadi miliku!" Luhan berdiri dari kursi taman itu dan berjalan masuk kembali ke rumah besar itu, kakinya menuntun langkahnya menuju dapur, kerongkonganya kering saat berbicara dengan wanita itu.

Memasuki dapur Luhan memandang sosok yang saat ini ada di pikirannya, ia berjalan tepat ke belakang wanita itu, wanita yang memandang mangkuk kosong yang sepertinya baru saja berisi mie instan.

Luhan melingkarkan tangnnya pada pinggang perempuan itu,

"Aku merindukanmu," Luhan mengucap,

wanita itu mematung, layaknya batu yang tak bergerak, wanita itu hanya terus memandang dinding yang ada di depannya,

"Apa kau sama sekali tidak merindukanku?" Luhan kembali bertanya,

"Lepaskan," suara yang bukan lain berasal dari Hana kini terdengar jelas,

Luhan memutar tubuh Hana pelan dan mengurung Hana degan kedua lengannya, laki – laki itu terus memandang mata Hana dalam, begitu dalam sampai Hana terjebak dalam nostalgia kehidupannya,

"Pergi!" Hana tiba – tiba mengucap di sela – sela moment indah yang baru saja terjadi,

"Aku tidak ingin kau berada di sini, Pergi sekarang juga!" Hana kembali bertanya,

Luhan menahan wajah Hana agar terus memandangnya dan berusaha untuk menatap matanya,

"Mengapa dengan mudah kau melupakanku dan aku tidak pernah melupakanmu!" Luhan mulai meninggikan suaranya,

"Mengapa kau sekarang lebih memilih dengan untuk bersama si bodoh itu di bandingkan denganku! Aku kembali untukmu! Aku kembali untuk memintamu kembali! Tapi kau-"

"KARENA SI BODOH ITU MENGOBATI LUKA YANG KAU BUAT!"

keheningan terjadi di antara mereka berdua,

"LAKI – LAKI ITU ADA DI SAAT KAU PERGI DARI HIDUPKU TANPA JEJAK!" Hana kembali berteriak di sela tangisnya,

"Dan laki – laki itu punya nama, Namanya adalah Park Cha-"

tiba – tiba Luhan memadu bibir mereka dengan sangat keras dan di balas dengan semua pemberontakan dari tubuh Hana yang sepertinya sia – sia,

BRUG!!

- TBC -

Continue Reading

You'll Also Like

7.5K 683 3
[Disc © Masashi Kishimoto] [NaruHina Fanfiction] [#NHFD9] Hinata fans berat grup band Nassaki. Dan ini pertama kalinya dia menghadiri konser idolanya...
968K 89K 48
Rendy Nugraha, seorang buronan yang bunuh diri karena tidak ingin di penjara bukannya ke alam baka ia malah terbangun ditubuh seorang pemuda yang ide...
5.4K 438 15
cerita kehidupan bertetangga di kontrakan Haji Yunho dan Ibu Yuri
1K 82 13
Sebuah kisah cinta segi empat