THE KLEIGHTON NINE CASE

By pinocchhio

6.7K 2.3K 1.4K

Highest Rank : #24 in Mystery/Thriller (28/03/17) The Kleighton Nine Case adalah sebutan untuk kasus yang dia... More

PROLOG
Chapter 1 : Lost.
Chapter 2 : Found
Chapter 3 : Kurt.
Chapter 4 : A Dark Past.
Chapter 5 : Burn
Chapter 6 : Shooting Star.
Chapter 7 : Escape From Reality.
Chapter 9 : Heartbeat
Chapter 10 : A Thousand Words.
Chapter 11 : A Big Surprise
Chapter 12 : Asher
Chapter 13 : You Are Next

Chapter 8 : Heartbreak

319 84 47
By pinocchhio

Foto Billy lihat diatas 👆🏻👆🏻

-----

Billy terlihat begitu kacau, Esther dapat melihatnya berbicara seorang diri seperti orang yang sudah kehilangan akal sehatnya. "Billy aku ingin kau untuk menceritakan yang sebenarnya." Kata Esther yang sekarang ini sedang duduk di sofa bersama dengan Billy di ruang tamunya.

Billy kemudian berdiri dan berkata, "Aku ingin memberitahumu semua yang terjadi. Namun, semua yang kuceritakan kepadamu hanya stop sampai di otakmu. Jangan sebarkan ke orang lain, deal?"

"Deal." Kata Esther menjawabnya.

"Aku bertemu dengan Edward," Kata Billy yang mencoba untuk menceritakan mengapa terdapat banyak noda darah di baju dan tangannya. Esther yang mendengar hal itu langsung memotong pembicaraan Billy, "Apa?! Bagaimana bisa? Dimana? Dia kabur dari penjara?!"

"DENGARKAN AKU DULU SEBELUM KAU MEMOTONG PEMBICARAANKU!" Teriak Billy yang saat itu  sedang terserang panic attack. "Aku bertemu dengannya di sisi hutan pinggir kota. Mungkin sulit untuk dipercaya, namun aku selalu olahraga dengan lari tengah malam di sekitar hutan tersebut," Kata Billy yang melanjutkan omongannya.

"Lalu?" Tanya Esther yang dari dari tadi fokus pada omongan Billy.

"Dia menghampiriku seperti ingin mengatakan sesuatu. Seseorang menembaknya dari jauh dan darah-darahnya terpental begitu saja ke baju, lengan bahkan mukaku. Aku langsung berlari begitu tahu ada penembak misterius yang ada di hutan itu." Kata Billy yang berharap Esther akan mempercayainya.

Setelah Billy menceritakan semua hal itu, Esther langsung berdiri dari sofa yang sedang ia duduki dan pergi menuju kamar ayahnya untuk mengambil sepotong baju. "Ganti bajumu. Kalau perlu kau mandi saja untuk membersihkan darah-darah yang sudah mengering di kulitmu," Kata Esther sambil memberikan baju ayahnya kepada Billy.

"Terima kasih, akan kukembalikkan nanti di sekolah." Kata Billy sambil berjalan menuju kamar mandi. Esther kemudian menyalakan Televisi untuk melihat berita terkini dan ternyata benar bahwa berita mengenai kematian Edward sudah ditayangkan.

NEWS ANCHOR : "Seorang tahanan ditemukan tewas mengenaskan di sebuah hutan tidak jauh dari kawasan kota Kleighton. Diketahui tahanan yang ditemukan tewas ini adalah terdakwa dari kasus  'The Kleighton Nine' yang mencoba untuk kabur dari penjara namun naas terbunuh secara mengenaskan. Sang pembunuh terdakwa hingga kini masih belum diketahui, namun Sherriff Lorenzo selaku ketua keamanan kota Kleighton mencurigai bahwa pelaku dari semua kejadian ini adalah pelaku yang sama dari kasus 'The Kleighton Nine' yang hingga sekarang masih di cari tahu kebenarannya. Sekian berita terbaru dari kami, saya dan segenap kru yang bertugas mengucapkan terima kasih dan selamat malam."

Intinya, Kasus Kleighton Nine sekarang sudah sangat viral.

-----

Keesokan harinya, berita mengenai kematian Edward menjadi berita paling panas di internet. Billy melihat berita itu seakan-akan tidak percaya bahwa dirinya adalah orang yang menjadi saksi dalam kematian Edward. Hari ini sebenarnya dia tidak ingin masuk sekolah tetapi ayahnya akan berpidato di sekolah selaku Walikota Kleighton, jadi dia harus ada disana mendampingi ayahnya.

Billy menghentakkan kakinya keluar kamar untuk pergi sekolah dan melihat ayahnya yang sudah menunggunya di tangga bersama dengan asisten dan 4 orang bodyguard nya. "Ayo, Billy! Ayah akan terlambat untuk berpidato jika kamu berjalan lamban seperti siput."  Kata Ayahnya

"Ugh, baik Walikota Montero," Jawab Billy dengan ketus kepada ayahnya. Sebenarnya Billy paling tidak suka jika harus pergi berdampingan dengan ayahnya, hal itu membuatnya risih.

Saat dia berada di sekolah dasar, tidak banyak teman yang dia miliki. Semua temannya takut padanya karena selalu ada bodyguard yang mendampinginya setiap saat. Bahkan, meja makan Billy di kantin hanya diperuntukkan untuk Billy seorang dan tidak boleh ada yang duduk dengannya saat istirahat. Billy terlihat sangat anti social, itu sebabnya dia selalu menghabiskan waktunya dengan bermain video games.

Disaat masuk sekolah menengah atas, dia memilih untuk putus sekolah jika ayahnya tidak mengizinkannya untuk pergi dan pulang seorang diri tanpa dampingan seorang bodyguard.

Hati ayahnya pun luluh ketika menyadari bahwa anaknya sudah mulai dewasa dan butuh ruang privasi untuk dirinya sendiri. Oleh sebab itu, saat masuk sekolah menengah atas sang ayah langsung membebaskannya untuk pulang pergi seorang diri tanpa didampingi oleh bodyguard.

Tetapi kenyataannya sekarang sudah berubah. Semenjak kasus yang menimpa Billy, ayahnya memutuskan untuk memanggil satu bodyguard yang usianya tidak jauh dengan Billy untuk mendampinginya kemanapun dia pergi.

Saat masuk ke mobil, ayah Billy atau yang bisa disebut Walikota Montero itu berbicara kepada anaknya untuk memberitahu keputusan yang sudah dia ambil, "Billy, aku ingin kau  untuk bertemu dengan Parker. Dia adalah bodyguard mu yang baru. Usianya hanya berbeda 3 tahun denganmu, anggap saja dia temanmu."

Billy memandang ayahnya tidak percaya. "Apa? Aku sudah bilang aku tidak membutuhkan bodyguard!" Kata Billy kepada ayahnya yang sedang melihat teks pidato yang akan dia bacakan nanti. 

"Kasus yang menimpamu ini sangat membahayakan dirimu. Sudah ada 3 korban, aku tidak ingin mengambil resiko. Satu lagi, Parker adalah orang Korea tetapi dia mengerti bahasa yang kita pakai. Jadi jangan malu berbicara padanya." Kata ayah Billy kepada anaknya tersebut.

Billy akhirnya diam setelah berpikir bahwa apa yang baru saja dikatakan oleh ayahnya adalah hal yang benar bahkan bisa dibilang hal yang wajar. Setelah melihat apa yang terjadi pada ketiga temannya yang tewas terbunuh, terbesit dipikiran bahwa memang benar dirinya saat ini sedang membutuhkan perlindungan. 

-----

Asher terlihat berjalan dengan memegang seikat bunga mawar putih di tangannya. Setelah mendengar berita bahwa rumah Emma terbakar pada Jumat malam, dia langsung memutuskan untuk pergi melihat keadaan pacarnya tersebut di rumah sakit.

Saat masuk ke rumah sakit, Asher langsung bertanya kepada seorang suster yang saat itu sedang bertugas di depan komputer untuk melihat daftar pasien, "Emma Harrington? Dia berada di ruangan 207 di lantai 2," Kata suster itu kepada Asher.

Tidak banyak basa-basi lagi, Asher langsung beranjak dari tempatnya setelah mendapatkan nomor ruangan pacarnya tersebut dirawat.

Setelah Asher sampai di ruangan 207, dia dapat melihat Emma dari luar kaca. Pacarnya itu terlihat terbaring sambil membaca buku. Asher langsung membuka pintu dan menutup mukanya dengan bunga mawar putih yang ia bawa. "Ta-da! Look what I just bring to you. A bunch of white rose to make you feel healthy again," Kata Asher kepada Emma yang sekarang terlihat tersenyum.

"Terima kasih, Asher." Kata Emma kepada Asher yang sudah menjenguknya dengan membawa seikat bunga mawar putih.

Asher langsung duduk di bangku yang memang di sediakan oleh pihak rumah sakit dan berkata, "Bagaimana keadaanmu?"

"Ada luka bakar di bagian pundak hingga lutut. Itu terasa sangat sakit, aku bahkan tidak dapat banyak bergerak." Kata Emma menjawab pertanyaan Asher.

Asher kemudian melipat tangannya di dada dan berkata kepada Emma, "Jumat malam kemarin ternyata ada banyak kejadian yang terjadi, mulai dari rumahmu yang terbakar, insiden penembakan di bar bahkan Edward ditemukan meninggal. Semuanya ada dalam berita."

Wajah Emma langsung pucat setelah mendengar hal itu, dia sangat tidak percaya Edward sudah meninggal. Emma memutar kepalanya dan menatap Asher di matanya dan berkata, "Kemana kau pada hari Jumat kemarin? Aku bahkan tidak melihatmu di pemakaman Kurt."

"Aku harus bekerja menggantikan temanku yang sakit, boss ku sangat memerlukan aku." Kata Asher sambil meletakkan bunga yang dia pegang di vas bunga kosong samping tempat tidur Emma.

Kemudian Emma tertawa sinis dan berkata, "Kau tidak serius dengan hal itu kan? Temanmu baru saja meninggal dan kau justru mementingkan pekerjaan part time? Anggap saja aku tidak mendengarkan hal yang baru kau bicarakan."

Asher kembali duduk di samping Emma, terjadi keheningan diantara mereka berdua sekitar beberapa saat. Setelah itu, Asher memulai pembicaraan kembali dengan berkata, "Sangat wajar jika kau marah, aku mene-"

"Aku bertemu dengan Edward pada Jumat setelah pemakaman Kurt," Kata Emma memotong pembicaraan Asher. "Kau tau apa yang dia bicarakan? Dia bilang kau orang terakhir yang bertemu dengan Lily sebelum dia menghilang dan ditemukan tewas." Lanjut Emma.

Asher kemudian memandang Emma dan berkata, "Aku sangat tidak percaya. Kau tidak menuduhku sebagai dalang dari semua kejadian ini kan? Sudah pasti Edward mengatakan hal itu karena dia tidak mau berada di penjara. Lagipula saat itu aku sedang mabuk, aku tidak ingat apa yang terjadi."

Emma mengeluarkan air matanya, dia kemudian mengambil bunga mawar putih yang di berikan Asher lalu berkata, "Ambil bunga ini. Aku sekarang tidak butuh bunga, aku hanya butuh kejujuran."

Asher sebenarnya sangat sedih mendengarkan hal tersebut, dia mencoba untuk menenangkan hati Emma dan berkata, "Em, ini bukan kau yang sebenarnya. Aku sangat mi-"

"TIDAK! AKU TIDAK INGIN MENDENGAR APAPUN DARIMU. PERGI!" Teriak Emma sambil melemparkan bunga mawar putih yang diberikan Asher ke arah pintu.

Asher tidak mengatakan apapun lagi setelah melihat Emma yang sudah melempar bunganya begitu saja. Dia langsung bangkit dari tempat duduknya dan mengambil semua bunga mawar putih yang sudah berserakan di lantai. Seorang suster datang ke kamar Emma setelah mendengar teriakan dari mulut Emma. Setelah Asher berhasil mengumpulkan semua bunga mawar putih itu, dia langsung beranjak pergi.

"Setelah kau keluar dari pintu itu, tolong jangan temui aku lagi. Aku menganggap hubungan kita selesai." Kata Emma sambil menangis kepada Asher yang sudah membelakanginya untuk pergi keluar dari ruangan tersebut.

Hati Asher langsung hancur, dia bahkan tidak berani memutar kepalanya untuk melihat Emma. Dia kemudian menghentakkan kakinya keluar dari ruangan tersebut yang secara tidak langsung mengakhiri hubungannya dengan Emma.

It's really hard to say but Asma Couple is over.

Continue Reading

You'll Also Like

66.1K 4.9K 25
Disatukan dengan murid-murid ambisius bukanlah keinginan seorang Keyla Zeara. Entah keberuntungan apa yang membuat dia mendapatkan beasiswa hingga bi...
364K 25.2K 35
Berisi tentang kekejaman pria bernama Valter D'onofrio, dia dikenal sebagai Senor V. Darah, kasino, dan kegelapan adalah dunianya. Tak ada yang dapat...
5.6K 535 13
Menikah hanya karena dasar saling cinta belum tentu bahtera rumah tangga akan awet. karena perasaan cinta punya tanggal kadaluwarsa, menikahlah jika...
17.1K 977 55
Ryan adalah pemilik perusahaan terbesar ke-3. Dia memilikinya waktu berumur 14 tahun. Tetapi, Ryan memiliki Markas Besar untuk kesenangannya. Hingga...