Hampir bosen gue dengar berisiknya penghuni kelas. Teriakan, para cewek yang lagi ghibah, sampai suara legend dari bangku pojok yang lagi sibuk nonton bokep dihpnya.
"Elektron valensi adalah jumlah elektron yang menempati kulit luar."
"Lah lo ngapain Mark?" Tanya gue ke Mark yang duduk dibelakang gue.
"Belajar lah tolo, ulangan." jawab Mark terus lanjut ngapalin lagi.
Eh kok ngegass?
"Lah kan sekarang ulangan bahasa inggris." saut Chenle dari barisan sebelah.
"Lah asu ngapain gue ngapalin kimia." ucap Mark kesal sambil nonjok-nonjok bukunya.
"WhaHAHA kegobloqan yang hqq."
Gue noleh kaget kebangku depan. Haechan yang dibangku depan aja denger? Legend banget tuh kuping.
"Selo B.inggris cepil, bahasa sehari-hari." ucap Mark.
"Biasanya yg sok itu yg paling ga bisa." ucap renjun.
"Eh gais, gue denger-denger hari ini ulangan ya?" Tanya Jisung yang habis dari kantin, keliatan dia bawa es jas jus ditangannya.
"Bukan denger-denger lagi tapi fakta, dan akan terjadi sekitar beberapa menit lagi." jawab Jaemin datar.
"Masa sih? yang lain gak ada yang belajar, tuh." Jeno menunjuk beberapa siswa lain yang sibuk sama kegiatannya masing-masing. Benar kata dia, gak ada yang belajar sama sekali, terkecuali Mark.
"Pelajaran b.inggris kan terakhir, mungkin mereka belajarnya nanti."
"Lo sendiri udah belajar ra?" Tanya Jeno.
"Udah, dirumah."
"Oke siap kalo gitu tinggal nyontek lo aja." Somi yang gatau asalnya dari mana nyaut.
"Eh lo ngompol, som?" Tanya Mark yang liat rok Somi yang basah dibagian depan.
Haechan yang ada didepan menyaut "idih najis joroq ewh gewla."
"Bacod lu kutang, ini gua abis ngelabrak orang yang numpahin es dirok gua."
"Buset lu udah kek cabe-cabean idie mainnya labrak-labrakan, ntar lo gue rujak kalau masih mencibir-"
"Stop! Sekali lagi nyanyi gua jual mulut lu!" Sarkas Jeno.
Baru aja Chenle mau lanjutin acara nyanyinya. Tapi tertunda karena kedatangan miss Wendy.
Eh miss Wendy? Bukannya pelajaran b.inggris terakhir.
"Good morning." Sapa Miss Wendy. "Bu Suzy gak bisa hadir, jadi jam pertama ditukar ya jadi bahasa inggris." Jelasnya.
Bu Suzy itu guru Fisika.
Kemudian miss Wendy lanjutin ucapannya yang bikin seisi kelas sesek napas. "Dan hari ini ulangan 'kan?"
Coba lihat, seisi kelas masih pada hidup ga.
•••
"Anjrit kepala gue mau pecah rasanya ngeliat soal b.inggris." keluh Renjun.
"Ye emang lo doang, pen gue ludahin sumpa tuh soal." Mark misuh-misuh sembari menendang kaki meja.
"Katanya cepil, gaya mulu lo tai." Cibir Jeno.
Kita sekarang ada dikantin, sebenarnya ini udah jam pulang sekolah. Tapi kita masih kumpul dikantin.
"Minta dikerjain tuh miss Wendy, untung cantik." Ucap Somi menyeruput minumannya.
"Untung gue udah belajar, pantes firasat gue gak enak." Ucap gue santai.
"Iya elo belajar. tadi lo juga mendadak budeg lagi. Gue panggilin juga." Sewot Renjun.
"Lha emang lo manggil gue? Gue gak denger, tuh. Emang lo mau nanya nomor berapa?" Tanya gue.
Renjun noyor kepala gue. "Yang essay 1 sampe 5"
"Yeu itu lu borong goblo." Jaemin nabok muka Renjun.
Renjun langsung berekspresi pura-pura tersakiti. "Apa salah ku?"
"EH WOI ITU BUKANNYA BUNDA LISA?"
Kita semua terfokus sama arah yang ditunjuk Jisung, pintu kantin.
Bunda Lisa, wali kelas gue. Kami sekelas emang manggil guru itu dengan sebutan 'bunda'. Doi guru olah raga. Makanya cowok-cowok kelas gue paling seneng mapel olah raga. Iyalah gurunya cantik dan masih muda gitu.
"BUNDAA~" kita langsung lari-lari alay nyamperin bunda lisa. Bunda Lisa yang dari jauh udah tau, dia merentangkan tangannya.
"Eh kalian belum pulang?" Tanya Bunda Lisa.
"Belum bun, masih pusing sama ulangan b.inggris tadi mendadak." Ucap Haechan.
Sebenarnya gak mendadak, udah dibilangin dari minggu lalu. Alibi doang itu sih biar gak diomelin.
"Susah banget soalnya emang?"
Jeno menjawab. "Iya bundaa~"
"Makanya kalian belajar."
"Ih kan mendadak bunda~" ucap Jisung.
Beginilah sifat mereka kalau udah ketemu bunda Lisa. Alay.
°°
Tenang gaes, bagian yg tyda menyenangkan ga akan gue publish ahaha.