FRIENDZONE

Od meitiya_

736K 14.5K 595

VERSI TERBARUNYA ADA DI DREAME YA GO CHECK THIS OUT 🥰 Kisah seorang gadis yang berjuang demi mendapatkan hat... Více

PROLOG
1// Always same
2// kode 1
3// Meetup
5// Kode 2
Lanjutan Friendzone

4// Tipe Pacar

28.7K 1.9K 64
Od meitiya_

Mulmed itu Vanny ya 😊



**

Didalam kamar yang sangat luas itu Naya sedang membaca novel yang ia beli bersama Vanny beberapa hari yang lalu. Dengan membawa stabilo, Naya sesekali memberi warna dikalimat yang persis dengan perasaan hatinya.

'Ada batasan seseorang untuk bertahan'

Itu salah satu kalimat yang diberi stabilo oleh Naya. Dan dia juga menuliskan ke sebuah buku yang bertuliskan 'About Vanny'.

Sudah banyak tulisan yang ia torehkan didalan buku itu.

Jam telah menunjukkan pukul 23.00. Pantas saja Naya sudah beberapa kali menguap, dan setelah selesai menuliskan kalimat itu dia kemudian menutup buku itu dan meletakkan diatas meja tempat Naya menaruh berbagai macam buku.

Setelah meletakkan novelnya, Naya kemudian membaringkan tubuhnya dikasur queen size miliknya.

"Moga aja gak telat bagun besok" gumam Naya dan setelah itu dia telah berada dialam mimpi.

Keesokan harinya, ternyata Naya telat bangun dan kini dia tengah kelabakan mencari dimana letak dasinya.

"Aelah dimana sih dasi gue?" gerutu Naya sambil membolak balikkan baju seragamnya.

"Bodo amat!" setelah mengumpat dia kemudian berjalan keluar kamar.

Naya menuruni anak tangganya dengan tergesa-gesa.

"Naya berangkat, assalamualaikum" teriak Naya dia hanya melewati kedua orang tuanya dan kakaknya terdengar jawaban salam dari keluarganya.

Naya berlari dari rumahnya sampai dia menemukan mobil yang berlabelkan 'Taxi'.

Naya melirik jam tangan putih yang bertengger manis dipergelangan tangannya.

"Jam 6.50" gumam Naya.

"Alamat telat ini gue" lanjut Naya.

Naya kemudian berlari dia mencari keberadaan angkutan umum, apaun yang bisa ia tumpangi maka dia akan naik itu.

"Bang ojek?" tanya Naya memastikan.

"Iya, mau kemana neng?" tanya orang itu.

"SMA Angkasa bang, cepet ya bang udah telat banget saya" ucap Naya dan diangguki oleh tukang ojek itu.

**

Sampainya disekolah, Naya langsung berlari masuk kedalam halaman sekolah. Tapi tiba-tiba ada guru yang melihat Naya.

"Telat Naya?" tanya guru itu.

'Mampus deh gue'

Naya memutar tubuhnya, "Eh Bapak, hehe iya pak saya telat" ucap Naya dengan memperlihatkan senyumanya.

"Mana dasi kamu? Dan ini itu hari senin, kenapa kamu memakai sepatu bewarna?!" tanya Pak Hendra.

Naya menundukkan kepalanya bertujuan melihat sepatu yang ia pakai.

'Lah mampus deh, kenapa gue pakai sepatu yang ini?!' gerutu Naya dalam hati.

Sepatu Nike warna hijau dengan bunga-bunga berwana kuning itulah yang sedang dipakai Naya. Naya yang menyadari itu hanya tersenyum kikuk.

"Anu pak tadi saya telat bangun terus saya lup...." ujar Naya tapi dipotong oleh Pak Hendra.

"Saya tidak butuh alasan kamu! Sekarang kamu berdiri dilapangan selama setengah jam dan setelah itu tali sepatu kamu saya sita!" ketus Pak Hendra.

"Lah pak? Kok gitu?" protes Naya.

"Iyalah! Nanti kalau mau kembali ambil waktu jam istirahat!" Pak Hendra kemudian melenggang pergi.

"Anjir ini hari, untung gak upacara jadi gue amanlah" gumam Naya.

Tiba-tiba mata Naya tidak sengaja melihat kearah seseorang yang sangat ia kenal ah bahkan sangat ia hafal. Orang itu sedang berjalan bersama dengan seorang perempuan dan sesekali tertawa.

"Siapa tuh cewe?" tanya Naya pada dirinya sendiri.

"Van.." saat Naya ingin memanggil orang itu tapi dia tidak melihat Naya dan malah meletakkan tangannya dipundak seorang perempuan sambil sesekali tertawa.

"Ny" lanjut Naya.

'Sakit oii'

**

Setengah jam telah berlalu itu diartikan Naya boleh kembali kekelas. Naya melihat jam tangan putihnya.

"Naya kamu boleh kembali dan itu sepatu kamu talinya saya sita!" tiba-tiba Pak Hendro berbicara seperti itu.

Sontak Naya kaget setengah mati, bagaimana tidak perasaan tadi lapangan itu sepi dan tiba-tiba guru BKnya itu datang.

"Astagfirullah pak ngagetin saya aja. Dari pada cuma tali sepatu saya aja yang disita mending sekalian sepatu saya pak" ucap Naya sambil mengelus dadanya.

"Loh kenapa?" tanya Pak Hendra.

"Nanti kalau tali sepatu saya hilang bapak nanti gantinya pakek tali rafia, tapi nanti kalau yang hilang sepatu sayakan bapak jadi beliin saya sepatu baru" ucap Naya sambil memperlihatkan senyumannya.

Pak Hendra menggelengkan kepalanya, "Baru kali ini ada murid yang berpikiran seperti itu"

Naya melepas sepatunya dan juga tidak lupa kaos kaki bergambar hello kitty itu ia lepas.

"Sekalian sama kaos kakinya pak, nanti kalau hilang bapak gantinya lengkap" setelah mengucapkan itu Naya berlari meninggalkan Pak Hendra yang geleng-geleng kepala.

TOK TOK TOK

Naya mengetuk pintu kelasnya dan kemudian dia masuk kedalam kelasnya, semua tatapan murid itu teralihkan ke Naya.

"Telat lagi Naya?" tanya Bu Ratih

"Eh ibu ketemu lagi ya. Kalau ini saya emang beneran telat bu" jawab Naya santai.

Bu Ratih memperhatikan penampilan Naya dan pandangannya tertuju ke kaki Naya yang tidak memakai sepatu.

"Kemana sepatu kamu?" tanya Bu Ratih.

"Disita sama Pak Hendra bu" jawab Naya polos dan semua yang berada dikelas terkikik karena melihat jawaban polos dari Naya.

"Bukannya Pak Hendra cuma menyita tali sepatunya saja?" tanya Bu Ratih.

Naya memutar kedua bola matanya malas, "Gini bu kalau sepatu gak ada talinya emang bisa dipakai? Enggak kan? Maka dari itu lebih baik saya kasih aja ke Pak Hendra trus nanti kalau sepatu saya hilang jadi Pak Hendra ganti semuanya buka talinya aja. Dulukan ada yang talinya disita eh malah hilang sama Pak Hendra diganti sama tali rafia" jawab Naya panjang lebar.

"Bu cape nih saya, habis berdiri dari setengah jam yang lalu boleh duduk gak?" tanya Naya lagi.

Bu Ratih hanya mendesah pasrah akan kelakuan muridnya yang paling heboh itu. " Yasudah silahkan duduk"

Nayapun berjalan kearah tempat duduknya.

"Hai Vanny, Betty, Raka" sapa Naya sambil tersenyum dan kemudian dia duduk disamping Vanny yang menatap Naya tidak percaya.

"Lo sehat Nay?" tanya Vanny sambil menempelkan punggung tangannya ke dahi Naya secara tidak langsung mata keduanya saling bertatap. Jantung Naya seketika berdetak lebih cepat. Sama halnya dengan Vanny tapi Vanny buru-buru menepis perasaan itu.

"Sehat" balas Naya.

"Naya tadi lo beneran dihukum?" tanya Betty kepada Naya.

"Iya"

"Lo gak apa-apa Nay?" kini Raka yang bertanya kepada Naya dan Vanny yang mendengar hanya mencibir.

"Gue baik-baik aja Ka" balas Naya.

"Raffly mana?" tanya Naya kepada Betty.

"Dia belum masuk" balas Betty dan Naya hanya mengangguk.

"Itu anak empat kalau masih tetep tausiah sendiri saya suruh kalian keluar!" ketus Bu Ratih dan semuanya diam.

**

Jam istirahat tengah berlangsung Vanny dan Naya kini tengah berduaan dikantin. Bukan berduaan seperti pacaran tapi mereka hanya mengobrol biasa.

"Van tadi lo sama siapa?" tanya Naya pura-pura acuh dan sambil meminum jus alpukat miliknya.

"Yang mana?" tanya Vanny.

"Itu yang jalan sama lo dikoridor deket lapangan" ujar Naya.

"Oh itu Selena" jawab Vanny.

"Siapanya lo?" tanya Naya ragu-ragu.

"Ah kepo lo" jawab Vanny.

'Apa mungkin itu orang yang disukai Vanny?'

"Gue cuma tanya aja emang salah?" tanya Naya.

"Enggak"

"Van?" panggil Naya.

"Hmm?" jawab Vanny.

"Tipe pacar lo itu kayak gimana?" tanya Naya ragu-ragu.

Vanny memincingkan matanya dan sedetik kemudian dia menjawabnya.

"Baik itu pasti, gak petakilan, feminim, perhatian sama gue, cantik itu bonus buat gue, pinter" jawab Vanny.

'Gue yang masuk cuma satu dan itu menurut gue bukan menurut Vanny, gue itu selalu perhatian sama dia' batin Naya.

"Oh, gue doain semoga lo dapet seperti apa yang lo inginin tadi" jawab Naya berat hati.

"Oke thanks ya Nay, lo sahabat terbaik gue deh" ucap Vanny sambil mengacak-acak rambut Naya.

"Ih rambut gue berantakan Van" dumel Naya sambil merapikan letak rambutnya lagi.

"Tetep cantik kok" ucap Vanny dan itu berhasil membuat kedua pipi Naya memerah.

"Yaudah gue temenin ngambil sepatu lo yuk?" ajak Vanny.

"Ayukk" balas Naya antusias.

"Lo gak papa gak pakai sepatu Van?" tanya Naya kepada Vanny saat dia melihat pengorbanan sahabatnya itu yang ikut-ikutan melepas sepatunya.

"Enggak emang kenapa? Inget janji gue sama lo, gue gak bakal biarin lo sama Venna itu berbeda dari yang lain dan gue bakal ngusahain semampu gue buat lindungin kalian" ucap Vanny mantap.

"Uhh makin cinta sama lo deh" ucap Naya dari hati.

"Sama Nay" jawaban itu ternyata keluar begitu saja dari mulut Vanny.

'Gue gak salah denger ini?'

"Sebagai sahabat pastinya" lanjut Vanny, bagai hantaman yang menerpa hati Naya baru saja dia dilambungkan eh tiba-tiba dijatuhkan begitu saja.

'Baru aja gue ngefly Van'

Perasaan Naya kepada Vanny sangatlah besar. Bukan lagi seorang sahabat tapi lebih. Karena Naya takut untuk merusak persahabatan mereka yang sudah terjalin lama akhirnya dia harus memendam itu semua sendiri tentunya.

'Biar gue aja yang ngerasaain sakit ini Van, karena gue gak mau ngerusak persahabatan kita'

Pokračovat ve čtení

Mohlo by se ti líbit

909K 67K 31
ace, bocah imut yang kehadirannya disembunyikan oleh kedua orangtuanya hingga keluarga besarnya pun tidak mengetahui bahwa mereka memiliki cucu, adik...
1.5M 132K 61
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
7M 296K 60
On Going Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan yang tak s...
1.8M 82.7K 37
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...