THE KLEIGHTON NINE CASE

By pinocchhio

6.7K 2.3K 1.4K

Highest Rank : #24 in Mystery/Thriller (28/03/17) The Kleighton Nine Case adalah sebutan untuk kasus yang dia... More

PROLOG
Chapter 1 : Lost.
Chapter 2 : Found
Chapter 4 : A Dark Past.
Chapter 5 : Burn
Chapter 6 : Shooting Star.
Chapter 7 : Escape From Reality.
Chapter 8 : Heartbreak
Chapter 9 : Heartbeat
Chapter 10 : A Thousand Words.
Chapter 11 : A Big Surprise
Chapter 12 : Asher
Chapter 13 : You Are Next

Chapter 3 : Kurt.

552 253 153
By pinocchhio

foto kurt lihat di atas 👆🏻

-----

Dua hari telah berlalu setelah ditemukannya Lily yang sudah tidak bernyawa di sungai oleh salah seorang warga dan hari ini Jenazahnya akan dikuburkan di tempat pemakaman San Diego Hills. Mobil yang dipakai oleh Emma dan orangtuanya sudah sampai di tempat parkir pemakaman namun kaki Emma sangat berat beranjak keluar mobil untuk menghadiri upacara pemakaman temannya tersebut. Hatinya tidak siap untuk menerima kenyataan bahwa temannya tersebut akan dikuburkan.

"Emma, ayo." Kata ibunya yang sudah berada diluar bersama dengan ayahnya. Pada akhirnya Emma membuka pintu mobilnya dan menapakan kakinya keluar. Dengan dress selutut hitamnya dia mengikuti kedua orangtuanya masuk ke dalam sebuah gedung yang digunakan oleh keluarga Lily untuk melakukan memorial kematian putrinya tersebut sebelum jenazahnya dikuburkan.

Ketika Emma masuk ke dalam ruangan, dia melihat sebuah peti yang sengaja masih dibiarkan terbuka. Orangtua Lily mempersilahkan setiap orang yang datang untuk melihat putrinya yang telah tiada untuk terakhir kalinya sebelum akhirnya dia dikuburkan. Emma ingin sekali melihat Lily untuk terakhir kalinya tetapi dia tidak sanggup merasakan rasa sakit yang pasti timbul dalam hatinya sama seperti waktu pertama dia mengetahui bahwa temannya tersebut telah tiada. Dia memutuskan untuk berbalik arah sebelum orangtuanya menyuruhnya untuk melihat jenazah temannya tersebut tetapi dia justru menabrak seseorang yang tidak asing lagi untuknya, orang itu adalah Asher.

"hai, kau tidak ingin melihat Lily?" Kata Asher sambil memegang lengan Emma yang baru saja menabraknya. "Aku tidak sanggup." Jawab Emma.

Asher meraih tangan Emma dan mengiringnya menuju peti sahabatnya itu. Saat sampai di depan peti, mereka melihat jenazah Lily yang sudah membengkak karena mungkin dia sudah ada di sungai semenjak kejadian malam itu. Asher memeluk pacarnya yang langsung meneteskan air matanya seketika itu juga dan menyenderkan kepala pacarnya itu di bahunya. Hari ini mungkin akan menjadi hari yang berat untuk mereka.

-----

Matahari sudah tepat diatas kepala saat acara memorial selesai. Itu artinya sebentar lagi peti jenazah temannya tersebut akan segera dikuburkan. Dari tempat duduknya, Emma melihat banyak petugas yang menggotong peti berwarna putih tersebut ke tempat yang akan menjadi kuburannya Lily diluar sana. Lalu matanya beralih ke tempat lain dimana dia menemukan Kurt yang sedang duduk di samping Esther. Kurt terlihat sangat terpukul bahkan sampai dengan sekarang tangisannya belum berhenti juga. Esther yang ada di samping Kurt hanya bisa menenangkan Kurt dengan mengelus pundaknya.

Asher yang duduk di samping Emma berdiri dan mengajak Emma untuk pergi melihat penguburan Lily. Lalu saat sudah sampai di luar, terlihat Esther, Kurt, Zach dan Billy yang sedang berkumpul sebelum melihat penguburan Lily. "Hari ini menjadi hari yang cukup berat ya." Kata Billy kepada teman-temannya yang senasib dengannya karena mengalami peristiwa pada malam itu.

Lalu muncul Emily dengan dress hitam seksi dan kacamata hitamnya. "Hey, Kleighton Nine." Kata Emily kepada mereka. "Uh, Kleighton Nine?" Tanya Billy kepadanya. "Iya. Kau tidak menonton berita? Kasus kita sangat menjadi sorotan publik. Kita sangat terkenal sekarang, mereka menyebut kita dengan sebutan Kleighton Nine." Jelas Emily lagi.

Emma akhirnya teringat dengan ucapan pembaca berita yang memberitakan penemuan jenazah Lily dua hari yang lalu, pembaca berita tersebut menyebutkan kata 'Kleighton Nine' berulang-ulang. Dia baru menyadari kalau 'Kleighton Nine' adalah sebutan untuk dia dan teman-temannya yang ada pada peristiwa malam itu.

Pemakaman Lily sudah dimulai, mereka semua langsung pergi menuju tempat peristirahatan terakhir teman mereka tersebut. Peti Lily akhirnya diturunkan pelan-pelan lalu para petugas pemakaman dengan sigap langsung mengubur peti tersebut dengan tanah. Rintik – rintik hujan berjatuhan seakan-akan ikut berduka atas ketiadaan Lily. Semua orang yang ada pada penguburan Lily saat itu langsung mengeluarkan payung hitamnya masing-masing.

Hari itu menjadi satu hari yang menyedihkan untuk para Kleighton Nine yang sekarang hanya berjumlah 8 orang.

-----

Keesokan harinya saat di sekolah, Esther sebagai ketua osis menempel poster sekaligus pengumuman mengajak semua siswa untuk datang pada malam nanti ke gedung olahraga indoor. Esther mengadakan sebuah acara penghiburan kematian Lily.

Emma datang dan melihat poster tersebut. Esther yang sadar akan kehadirannya berkata, "Bagaimana? Aku akan membuat panggung untuk mempersilahkan setiap orang untuk mengapresiasikan kesedihan mereka. Mungkin bisa dengan menyanyikan sebuah lagu atau membacakan puisi dan kenangan-kenangan yang dia punya bersama Lily. Kita akan merasakan kehadirannya meskipun dia tidak bersama kita lagi sekarang."

Emma yang mendengarkan ide dari Esther sangat mendukung kerja kerasnya tersebut. "Aku akan membantumu untuk mempersiapkan panggungnya." Katanya kepada Esther. Lalu tidak lama kemudian, Kurt datang dan memegang tangan Emma lalu menariknya menuju tangga darurat yang jarang dilewati oleh para siswa maupun guru-guru. Kurt melihat sekelilingnya memastikan tidak ada orang yang mendengar pembicaraan mereka dan setelah itu dia berkata, "Emma, ada yang aku ingin bicarakan kepadamu. Tapi tidak sekarang dan tidak di jam sekolah."

Emma sangat penasaran mengenai hal yang ingin dikatakan oleh Kurt, "Okay. Nanti sore aku akan membantu anggota osis mempersiapkan panggung untuk acara penghiburan nanti malam. Kau bisa datang? Aku akan meluangkan waktu untukmu." Kata Emma kepada Kurt. Lalu lawan bicara Emma yang baru saja masuk sekolah setelah sembuh dari lukanya tersebut mengangguk dan pergi meninggalkan Emma menuju kelasnya.

Lalu Emma memutuskan untuk pergi ke kelasnya juga dengan tangga darurat tersebut dan tiba-tiba saja Asher muncul. "Asher? Aku jarang menemukanmu di tangga darurat ini. Biasanya kau menggunakan tangga utama karena dekat dengan kelasmu." Tanya Emma kepada pacarnya tersebut. Asher kemudian merangkulnya dan berkata, "Iya, aku melihatmu disini barusan bersama Kurt. Jadi aku memutuskan untuk menyusulmu."

Kemudian pasangan yang disebut-sebut sebagai Asma Couple tersebut berjalan berduaan memenuhi setiap koridor dengan bumbu cinta mereka. Yikes.

-----

Setelah pulang sekolah, gedung olahraga telah ramai dengan anggota osis yang sibuk membuat dan mendekor panggung untuk acara penghiburan malam nanti. Emma membantu sebisanya meskipun dia bukan anggota osis. Lalu setelah lama mendekor, akhirnya panggungnya jadi juga.

Esther naik keatas panggung dan mencoba mic yang akan digunakan di atas panggung nanti. "Test.. Hai semuanya, selaku ketua osis aku berterima kasih kepada kalian semua. Ini semua untuk Lily. Semoga dia senang melihat jerih payah kita." Ucap Esther. Semuanya bertepuk tangan setelah Esther mengucapkan perkataannya tersebut.

Emma melihat jam-nya dan ternyata sekarang sudah hampir jam 7 malam. Tetapi Kurt yang seharusnya datang dan menyampaikan sesuatu kepadanya tidak kunjung datang juga. "Teman-teman, sekarang kita harus mengosongkan ruangan ini dan ganti baju untuk bersiap-siap menyambut teman-teman kita di acara nanti malam." Kata Esther mengkoordinir rekan-rekan osisnya ditambah Emma.

Emma langsung pergi keluar dan mengikuti setiap temannya yang sama-sama pergi menuju ruang ganti untuk mengganti pakaian yang mereka kenakan saat ini.

-----

Sekarang sudah pukul 8 malam dan acara penghiburan kematian Lily akan segera dimulai. Emma memeriksa handphone nya berulang-ulang tetapi tidak ada tanda-tanda jika Kurt menelponnya atau bahkan memberikan pesan kepadanya karena tidak jadi datang tadi sore. Bahkan Kurt tidak terlihat ada di antara banyak siswa yang hadir pada malam ini. Lalu Zach menepuk pundak Emma dari belakang, "Emma kau tahu dimana Kurt?" kata Zach setelah Emma menoleh kebelakang. "Tidak. Seharusnya dia menemuiku tadi sore tetapi dia tidak kunjung datang. Aku khawatir." Jawab Emma.

Zach akhirnya memutuskan untuk menelpon Kurt diluar ruangan lapangan indoor itu karena di dalam sangat berisik. Tetapi handphone Kurt tidak aktif.

Esther selaku ketua osis akhirnya naik ke atas panggung dengan dress putihnya. "Terima kasih atas kehadiran kalian pada malam ini. Sekarang untuk membuka acara, aku mempersilahkan satu orang untuk maju terlebih dahulu, orang beruntung yang terdaftar pertama untuk maju itu adalah..... Kurt Anderson ! Silahkan maju Kurt!" Kata Esther kepada setiap siswa yang hadir pada saat itu lalu turun ke bawah panggung.

"Kurt?" tanya Emma dalam hatinya. Dia melihat di sekelilingnya tetapi tidak menemukan Kurt dimana-mana. Semua orang telah bertepuk tangan untuk menyambut kehadiran Kurt ke atas panggung tetapi Kurt tidak muncul juga.

Karena Kurt tidak muncul juga, Esther akhirnya memutuskan untuk melihat daftar orang kedua yang mendaftar. Saat dia melihat daftarnya ternyata semua nama yang ada pada daftar itu hanya nama Kurt Anderson. Dia merasa daftar pesertanya sudah ditukar oleh orang lain.

Tidak lama setelah itu, gulungan tirai panggung tiba-tiba terbuka dengan sendirinya dan dengan mengejutkan muncul seseorang yang ikut jatuh dari tirai setinggi 10 meter tersebut. Orang itu tidak lain adalah Kurt Anderson.

Kurt yang jatuh tiba-tiba dari tirai dan terlihat berlumuran darah tersebut membuat semua siswa berteriak. Zach yang menyadari bahwa ada yang terjadi di dalam gedung olahraga tersebut akhirnya masuk ke dalam dan mendapati Kurt yang tergeletak diatas panggung dengan berlumuran darah.

Zach langsung berlari mendapati temannya tersebut, menggoncangkan tubuhnya tetapi Kurt tidak merespon apa-apa. Seorang guru yang mendampingi acara pada malam itu juga berlari ke atas panggung dan memeriksa keadaan siswanya tersebut tetapi ternyata nadinya sudah tidak berdetak. Guru tersebut langsung berdiri dan berkata, "Aku harap semuanya langsung pulang ke rumah sekarang. Pihak berwajib dan paramedis akan datang sebentar lagi."

Emma hanya diam dan shock melihat kejadian yang baru saja terjadi, begitu juga dengan Esther yang dari tadi menutup mulutnya dengan kedua tangannya karena kaget dengan hal ini. Zach yang berada di atas panggung terlihat sangat terpukul hingga menangis melihat sahabatnya yang meninggal secara tragis.

Emma dan Esther merangkul Zach untuk keluar dari ruangan tersebut karena sudah terdapat banyak mobil polisi dan mobil ambulans di luar. Emma sangat tidak menyangka bahwa hari ini akan datang lagi, dimana dia melihat kelap kelip berwarna biru merah milik polisi dan mendengar bunyi sirine ambulans itu lagi.

Zach berlutut di tanah sambil menangis tidak tahan mengingat Kurt yang seperti itu. Esther yang sama-sama sedang shock hanya bisa duduk di tanah bersama Zach dan mengelus pundaknya sebagai penenang. Emma hanya memerhatikan paramedis menggotong Kurt yang badannya telah ditutup ke ambulans.

Emily dan Billy yang melihat Zach yang tengah menangis saat itu langsung datang menghampirinya. Sambil tersedu-sedu Zach berkata kepada teman-temannya, "Dulu aku punya seorang adik yang sangat pendiam. Dia selalu ditindas di sekolah tetapi tidak berani berbicara kepada guru atau orang tua karena dia sendiri diancam akan makin dimusuhi jika dia berani mengadu. Lalu pada akhirnya dia meninggal karena kelompok teman yang selalu mengganggunya mendorongnya ke kolam yang dalam. Tentu saja dia meninggal karena dia tidak bisa berenang.... Kurt mengingatkanku padanya. Aku tidak ingin hal itu terjadi padanya setelah aku melihat dia sering di bully waktu pertama kali kita masuk sekolah. Tetapi sekarang......"

Teman-temannya yang mendengarnya saat itu tidak menyangka selama ini Zach mempunyai hati yang sangat baik. Emily yang mendengarkan cerita itu memeluk Zach secara erat. "Kau memang orang yang baik. Kurt pasti bahagia." Kata Emily setelah itu.

Asher yang baru datang terlihat sangat terkejut dengan banyaknya mobil polisi dan ambulans. Emma langsung memeluk pacarnya tersebut dan menangis di dekapannya.

Kejadian tersebut benar-benar terulang kembali.





Rest in peace, Kurt.

Continue Reading

You'll Also Like

355K 24.5K 16
Ini tentang Na jaemin dengan cara anehnya, dalam mencitai Huang Renjun. Warning!!! mengandung kekerasan, adegan penyiksaan, dan sejenisnya:) BXB YAOI...
don't hurt Lia (end) By el

Mystery / Thriller

1.2M 96K 73
"lo itu cuma milik gue Lia, cuma gue, gak ada yang boleh ambil lo dari gue" tekan Farel "sakit kak" lirih Lia dengan mata berkaca kaca "bilang kalo...
1.3M 60.1K 72
Jangan lupa follow sebelum baca 🙏 Brutal, sadis, kejam dan brengsek adalah sifat yang melekat pada seorang pemuda tampan bernama Alison Steve Cristo...
74.6K 2.6K 46
Will you still love me when I'm be a monster? --------------- Shella yang dituntut sempurna oleh orang tuanya hanya dikenal sebagai cewek paling popu...