THE KLEIGHTON NINE CASE

By pinocchhio

6.7K 2.3K 1.4K

Highest Rank : #24 in Mystery/Thriller (28/03/17) The Kleighton Nine Case adalah sebutan untuk kasus yang dia... More

PROLOG
Chapter 2 : Found
Chapter 3 : Kurt.
Chapter 4 : A Dark Past.
Chapter 5 : Burn
Chapter 6 : Shooting Star.
Chapter 7 : Escape From Reality.
Chapter 8 : Heartbreak
Chapter 9 : Heartbeat
Chapter 10 : A Thousand Words.
Chapter 11 : A Big Surprise
Chapter 12 : Asher
Chapter 13 : You Are Next

Chapter 1 : Lost.

1.2K 414 463
By pinocchhio

foto Emma dan Asher lihaaat diatas 👆🏻

--------

Kejadian ini terjadi empat hari yang lalu. Emma sedang bersembunyi di balik semak-semak menunggu Lily yang ingin kabur dari rumah karena tidak diperbolehkan orangtuanya pergi ke Villa untuk refreshing bersama teman-temannya. Sudah tengah malam dan udara dingin menusuk kulit-kulit Emma tetapi Lily tidak menunjukkan batang hidungnya juga padahal handphone Emma dari tadi sudah bergetar.

Tidak lama kemudian Lily muncul dari balkon lantai dua rumahnya. Emma dari kejauhan bisa melihat Lily dengan hati-hati melemparkan tasnya ke semak-semak agar tidak terlalu berisik lalu dengan skill cheerleading nya, teman dekat Emma yang berambut hitam dan bermata cokelat itu berhasil turun dari balkon rumahnya dan mengendap-ngendap seperti pencuri keluar dari gerbang rumahnya.

Setelah mereka berdua bertemu face to face, Emma langsung memberikan pelukan finally you made it kepadanya. "Kau serius dengan hal ini?" tanya Emma kepada Lily yang pastinya akan membuat orang tuanya marah sekaligus cemas setelah nanti mengetahui bahwa anak perempuan mereka satu-satunya nekat kabur dari rumah untuk pergi bersama teman-temannya.

"Tentu saja. Lagian aku sudah ada di depanmu, Emma. Seharusnya kau menanyakan hal itu saat aku masih di rumah atau pada saat kita merencanakan hal ini di sekolah." Jawab Lily

Emma hanya tersenyum dan memeluk sahabatnya itu lagi. Lalu mereka langsung berlari menuju sekolah dimana teman-temannya yang lain pasti sudah kesal menunggu kehadiran mereka. Kebetulan komplek rumah Lily tidak terlalu jauh dari sekolah, hanya butuh waktu 10 menit untuk berjalan kaki.

Ketika Emma dan Lily sampai di depan sekolah dimana Van yang akan mereka pakai itu diparkir, mereka melihat teman-temannya yang menunggu sedang asik tertawa dan berbicara satu sama lain. Tidak ada diantara mereka yang mencerminkan muka kesal karena lama menunggu. Bahkan Emma dan Lily disambut dengan baik.

"Hey Emma, kami sudah dari tadi menunggu kehadiranmu. Hey Lily, Finally you made it!" kata seorang temanku yang Villanya akan kami tempati nanti, namanya Billy Lander. Dia sangat ramah, hobbynya bermain game dan punya cita-cita menjadi animator meskipun ibunya sangat menginginkan dia menjadi seorang dokter. Mungkin karena dia terlalu sibuk bermain game sehingga dia tidak mempunyai pacar sampai sekarang. Padahal Billy termasuk salah satu tipe cowok yang good looking di sekolah. Rambutnya cokelat, matanya hijau dan tingginya 180 cm.

Jika Emma tidak mempunyai pacar sekarang, pasti dia sudah jatuh hati terhadap Billy. Tetapi dia sekarang sudah mempunyai satu orang yang spesial dalam hidupnya. Dia adalah Asher Bennedict yang sering dipanggil Ash. Ash adalah salah satu pemain Football di sekolah.

Emma dan Ash selalu dipanggil dengan sebutan Asma Couple. Selain karena pelafalan Asma merupakan singkatan dari nama mereka berdua, semua orang juga selalu kagum dengan kecocokan mereka. Kedua sejoli ini mempunyai banyak kemiripan meskipun tinggi Ash 185cm dan tinggi Emma hanya 165cm. Tetapi rambut mereka sama-sama pirang dan mata mereka sama-sama berwarna biru langit. Hal itu membuat semua orang yang mereka lewati bisa dikatakan 'terserang penyakit asma' saat melihat Ash dan Emma.

Ash juga ada pada malam itu, dia datang menghampiri Emma yang baru datang menjemput Lily. Lalu Ash tersenyum kepadanya dan Emma membalas senyuman tersebut. Hal itu membuat Emily yang dari tadi memperhatikan mereka berdua menjadi jengkel.

Emily adalah cheer captain di sekolah. Dia sangat dikagumi oleh banyak anak laki-laki karena kecantikannya. Rambutnya pirang, badannya bisa dikategorikan sebagai cewek terseksi di sekolah bahkan saat pertama kali masuk sekolah dia sudah dikategorikan sebagai prom queen untuk tahun depan. Tetapi tidak seperti namanya yaitu Emily Valentine, dia masih ditakdirkan single hingga sekarang. Mungkin karena dia terlalu memilih-milih cowok yang ingin menjadi pacarnya dan selalu menginginkan seorang laki-laki yang sempurna untuk mendampingi hidupnya.

Karena terlalu lama single akhirnya dia menjadi sangat jengkel ketika melihat ada orang yang bermesraan di depannya. Lalu Emily memindahkan pandangannya ke arah Kurt dan Zach yang dari tadi sepertinya sedang membicarakan hal yang sangat serius. Mereka berdua memisahkan diri dari yang lain, seperti perbincangan mereka tidak boleh diketahui oleh yang lain.

Zachary Williams atau yang biasa dipanggil Zach adalah ketua team football yang mempunyai banyak fans perempuan di sekolahnya. Setiap hari di lokernya selalu penuh dengan cokelat dan surat-surat dari fansnya. Entah itu adik kelas, teman seangkatan atau bahkan kakak kelas. Dia memang bisa dikategorikan sebagai cowok paling ganteng di sekolah, badannya atletis, rambutnya cokelat dan tingginya juga melebihi tinggi Asher 3 cm. Emily sebenarnya sangat suka pada Zach. Dalam pikiran Emily, pasti dia dan Zach akan menjadi pasangan yang paling terpopuler di sekolah mengalahkan Emma dan Ash. Tetapi sampai sekarang, Zach tidak pernah memberikan sinyal positif pada Emily. Hal tersebut juga yang sering membuat Emily kesal.

Zach selalu terlihat bersama Kurt Anderson. Kurt juga teman sebangku Zach di sekolah. Dalam pikiran Emily mungkin Zach mendekati Kurt karena dia adalah anak yang pintar, semua guru di sekolah senang terhadap Kurt. Tongkrongannya saat istirahat adalah perpustakaan, olimpiade adalah makanannya sehari-hari. Zach sungguh keterlaluan jika dia berteman hanya untuk memanfaatkan Kurt.

Bisa dibilang Kurt termasuk anak kutu buku alias nerd, hanya saja dia tidak memakai kacamata. Tetapi tidak ada yang berani mengganggunya karena dia selalu terlihat bersama Zach. Bahkan saat pulang sekolah Zach seringkali membonceng Kurt dengan motornya agar dia tidak di bully atau dikerjai saat di perjalanan. Bahkan sekarang mereka berdua terlihat sedang membicarakan suatu hal yang serius.

Lalu tidak disadari waktu sudah menunjukkan pukul dua pagi dan mereka belum pergi. Akhirnya ada seseorang yang dari tadi sudah ada didalam mobil menekan klakson Van untuk membuat mereka yang masih di luar masuk secepatnya kedalam Van. Dia adalah Jimmy Clarkson.

Jimmy adalah ketua team basket di sekolah. Tidak kalah dengan Zach, dia juga mempunyai fans yang banyak. Dia mempunyai hobby fotografi yang membuat dirinya selalu travelling keluar kota atau bahkan keluar negeri dan pastinya hal tersebut selalu membuatnya eksis di sosial media. Banyak anak perempuan yang bahkan nekat menembak Jimmy supaya mereka bisa berpacaran, tetapi jawaban Jimmy selalu "maaf aku sedang menunggu seseorang." Itulah yang membuat dia masih single hingga sekarang.

Di samping Jimmy duduklah seseorang yang sangat pendiam, namanya Esther Olivian. Anak perempuan berambut cokelat tersebut adalah ketua osis dan ketua ekskul Jurnalis di sekolah. Semua karya mading adalah buatan tangannya dan anak buahnya. Meskipun dia selalu terlihat diam, tetapi jika sudah angkat bicara omongannya selalu dapat diandalkan. Bahkan pernah suatu kali sekolah diliburkan karena semua guru ingin mendengarkan presentase pendapatnya mengenai visi misi sekolah yang seharusnya dan keesokan harinya visi misi sekolah tersebut langsung diganti sesuai pendapatnya.

Esther juga anak yang pintar tetapi tidak seperti Kurt, dia tidak suka mengikuti olimpiade karena dia tahu kalau mengikuti olimpiade pasti akan sangat melelahkan.

Saat itu Esther mengambil kesempatan untuk duduk di samping Jimmy yang akan menyetir Van ke Villanya Billy. Sebenarnya sejak awal masuk sekolah dia sangat suka dengan Jimmy. Bahkan ketika terdengar rumor bahwa Jimmy sedang menunggu seseorang yang akan dijadikannya pacar, Esther menganggap kalau yang ditunggunya itu adalah dirinya.

Tetapi selama duduk disamping Jimmy dia belum mengatakan satu katapun, bahkan dia tidak berani melihat ke arah Jimmy. Duduk di sampingnya saja sudah deg-degan.

Mengingat hari itu adalah hari libur sekolah yang lumayan panjang Jimmy langsung menancapkan gas ketika semua orang sudah masuk agar dalam perjalanan ke puncak nanti tidak macet dan mereka bisa sampai di Villa secepatnya.

--------

Terasa baru sekejap Emma tertidur dan saat dia membuka matanya kembali pemandangan di luar kaca Van sudah berubah menjadi pegunungan dan pepohonan yang rindang, bukan lagi gedung pencakar langit dan bangunan – bangunan pabrik yang selama ini sering dia lihat. Udaranya juga terasa sudah mulai lebih dingin. Dia bisa melihat ada beberapa temannya yang tertidur pulas sementara Emily sibuk dengan layar handphone nya yang dari tadi tidak mengeluarkan bar sinyal.

Langit yang tadinya gelap dan dihiasi bintang-bintang berubah warna menjadi biru muda, menandakan pagi hari telah tiba. Semuanya terlihat sangat tenang hingga tak lama kemudian Van yang dikendarai Jimmy berhenti tiba-tiba. Emma mempunyai firasat bahwa mobil yang dia tumpangi bersama teman-temannya ini mogok. Jimmy yang mengendarai sekaligus pemilik dari mobil Van tersebut akhirnya keluar untuk memeriksa keadaan dan ternyata memang benar kalau mobil tersebut telah mogok.

Untung saja Villa yang menjadi tujuan mereka sudah terlihat, jadi mereka mempunyai inisiatif untuk membawa tas mereka lalu berjalan kaki ke Villa tersebut sementara Zach dan Asher yang mempunyai keahlian dalam bidang otomotif tetap tinggal untuk membantu Jimmy memperbaiki mobil Van-nya.

-----

Villa yang dimiliki Billy sangat besar seperti sebuah Istana. Terdapat 19 kamar dan bahkan ada beberapa ruangan yang memerlukan password untuk bisa masuk ke dalam. Ada tukang kebun yang rumahnya ada dalam kawasan Villa tersebut. Selain untuk membersihkan pekarangan, tukang kebun tersebut juga dikondisikan untuk menjaga keamanan Villa.

Tukang kebun tersebut mempunyai seorang anak yang selalu membantunya membersihkan pekarangan Villa. Umur anaknya juga sepantaran dengan Billy dan yang lain. Namanya Edward. Kehadiran Edward di Villa tersebut tidak luput dari pandangan setiap anak perempuan, terutama Emily. Karena anak tukang kebun itu mempunyai badan yang tinggi dan atletis.

"Uh, Guys? tas kalian ini tidak akan berpindah ke kamar dengan sendirinya." kata Billy memecahkan suasana kepada setiap teman perempuannya yang dari tadi memperhatikan Edward.

Emma langsung mengambil tasnya. Dia memperhatikan semua temannya sedang dalam mood-bahagia, kecuali Kurt yang dari tadi terlihat sangat lesu dan tidak bersemangat. Sebagai teman yang baik Emma menghampiri Kurt dan bertanya, "Kurt, are you okay?"

Kurt hanya menganggukan kepalanya dan tersenyum kepada Emma lalu pergi. Sebagai seorang teman, Emma tau persis bahwa ada sesuatu yang sedang terjadi pada diri Kurt dan dia berpikir mungkin temannya itu sedang membutuhkan waktu untuk sendiri.

-----

Awan sudah mulai gelap dan rintik-rintik air sudah berjatuhan. Tersiar di radio bahwa akan terjadi badai yang cukup besar di wilayah tersebut tetapi hingga sekarang Asher, Jimmy dan Zach belum kembali dari tempat mogoknya mobil yang tadi mereka gunakan.

Emma khawatir jika nanti akan terjadi sesuatu terhadap pacar dan teman-temannya tersebut. Lalu dia melihat Billy yang sudah mengenakan jas hujannya. "Aku akan memberitahu mereka bahwa hujan akan turun dan mungkin akan terjadi badai, supaya mereka bisa ke Villa ini dan meninggalkan Van bodoh tersebut." Kata Billy kepada yang lain. "Aku ikut." Kata Esther sambil mengambil payung yang digantung didekat pintu.

Tidak banyak basa-basi lagi, Billy dan Esther langsung menerjang hujan yang sudah mulai membesar dan angin yang lumayan kencang. "Seharusnya kau tinggal saja!" teriak Billy kepada Esther. Padahal mereka sedang berada dalam satu payung. "Aku ingin memastikan Jimmy tidak apa-apa." Kata Esther dengan rasa malu dan keseriusannya. Lalu Billy memandang Esther dengan muka 'tidak terduga'nya. Dia tidak menyangka seorang Esther bisa jatuh cinta juga.

Lalu tidak terasa mereka berdua sudah sampai di lokasi tempat Van itu mogok. Tetapi mereka tidak menemukan siapapun disana, hingga Billy melihat kedalam Van dan emosinya meledak ketika dia mendapati bahwa ketiga teman laki-lakinya tersebut sedang asik main kartu. Dia mengetok pintu Van lalu Jimmy membukanya. "Kalian sudah gila. Kami semua di Villa mencemaskan kalian dan sekarang aku mendapati kalian sedang santai bermain kartu di dalam Van!" kata Billy memarahi teman-temannya tersebut.

"Tadi kami lelah, lalu istirahat sejenak. Dan kami melihat bahwa akan turun hujan, jadi kami memutuskan untuk menunggu hujan tersebut reda." Kata Asher menjelaskan.

"Ini akan terjadi badai, selama aku menginap di Villa ini jika terjadi badai akan terjadi seharian penuh bahkan hingga besok. Kalian ingin mati kedinginan atau kelaparan karena tidak ada makanan?" kata Billy kepada ketiga temannya itu. Lalu dia segera beranjak pergi dan diikuti oleh teman-temannya yang lain. Angin sudah semakin kencang, bahkan payung yang dibawa oleh Esther terseret oleh angin. Mereka memutuskan untuk berlari agar sampai di Villa secepatnya.

----

Suara Guntur yang keras membuat semua yang berada di Villa kaget. Bahkan tidak berselang lama setelah suara Guntur tersebut, semua lampu yang ada di Villa tersebut tiba-tiba mati.

Emma, Lily dan Emily saling duduk berdekatan di ruang tamu yang mempunyai ukuran sangat besar, sedangkan Kurt sepertinya masih betah berada di dalam kamarnya. Setelah itu Edward datang dan berkata, "Maaf. Aku akan mencoba untuk menyalakan Gensetnya diluar."

"Terima kasih, Edward. Kau memang sangat baik." Kata Emily yang masih sempat-sempatnya menggoda Edward disaat-saat seperti itu.

Lalu pintu dibagian depan terbuka dan muncullah kelima temannya yang dari tadi diluar. Mereka terlihat basah kuyup karena hujan badai. Lily langsung memberikan handuk yang dari tadi sudah disiapkan untuk mereka.

"Dimana Kurt?" tanya Zach. Lalu Emma langsung meraih tangan Zach dan membawanya cukup jauh dari kerumunan agar tidak ada yang mendengar percakapan mereka. "Kau sedang punya masalah dengan Kurt?" tanya Emma kepada laki-laki berbadan besar tersebut.

Zach sangat heran dengan pertanyaan Emma barusan. "Memangnya ada apa?" tanyanya balik kepada Emma. "Dia tidak terlihat baik hari ini. Jika kau ada masalah, mohon jangan ganggu dia lagi." Jawab Emma ketus dan meninggalkan Zach sendirian menuju kerumunan teman-temannya lagi.

Lalu lampu menyala kembali, menandakan Edward sudah berhasil menyalakan Gensetnya. Billy menyuruh semua temannya untuk berkumpul di depan rak buku tua yang terlihat menempel pada dinding. Semua memasang muka heran hingga Billy menekan salah satu buku dan rak tersebut bergeser sehingga terlihat pintu masuk. "Yep. Pintu rahasia menuju ruangan bawah tanah. Dibawah sana tidak akan terdengar suara Guntur dan badai, semuanya kedap suara." Kata Billy menjelaskan.

Tanpa disuruh, Jimmy langsung membuka pintu tersebut dan melihat sebuah anak tangga yang menuju ke sebuah ruangan. Dia langsung turun diikuti oleh temannya yang lain. Kecuali Emma yang akan pergi menemui Kurt dikamarnya.

Sebelum turun ke ruangan bawah tanah, Zach memperhatikan Emma dari kejauhan. Dia tahu kalau Emma ingin menemui Kurt. Sebenarnya dia juga ingin bertemu Kurt saat itu, tapi pasti Emma tidak akan memperbolehkannya. Padahal Zach sangat kebingungan tentang ucapan Emma barusan. Tapi dia memutuskan untuk memberikan ruang kepada Kurt.

-----

"WOHOOW! Okey guys, siapa yang mau beernya lagi?" kata Jimmy yang dari tadi sudah bisa dibilang mabuk karena sudah meminum empat botol beer.

Ruangan bawah tanah tersebut disulap menjadi tempat party dengan peralatan seadanya, lengkap dengan kulkas yang terisi penuh dengan beer dan minuman soda. Di tempat itu hanya Lily yang tidak meminum beer atau minuman soda sekalipun. Bukannya dia tidak ingin melakukan itu bersama teman-temannya, tetapi dia tidak ingin orang tuanya tambah sakit hati nanti ketika mengetahui anaknya yang kabur dari rumah melakukan hal yang tidak semestinya.

Karena mabuk, Emily dan Jimmy secara tidak sadar saling berpelukan dibawah lantai. Hal itu membuat Esther yang dari tadi memperhatikan mereka jadi kesal dan memutuskan untuk meninggalkan ruangan bawah tanah menuju kamarnya sendiri.

Lalu tak lama kemudian Emma dan Kurt akhirnya muncul dan mendapati teman-teman mereka sudah mabuk. Dia menghampiri Asher dan berkata, "Aku tidak percaya kamu kayak gini. Harusnya kamu arahin mereka buat tidak melakukan hal yang ga semestinya. Kita kesini mau refreshing, bukan mau buat ulah."

Setelah itu Emma lari meninggalkan ruangan tersebut. Asher ingin mengejar Emma, tapi tangannya ditahan oleh Jimmy. "Sudah biarkan saja dia, sebaiknya sekarang kita bermain truth or dare!!" kata Jimmy sambil mengangkat tangan kanannya yang memegang botol beer.

Emily langsung memusatkan matanya pada Lily dan berkata, "Lily! Truth or Dare?"

Lily yang dari tadi hanya diam memerhatikan mereka tidak menyangka bahwa kehadirannya masih terlihat di ruangan itu. Dia pun dengan berani mengatakan, "Truth!"

Emily dengan blak-blakan dan setengah sadar bertanya, "aku tahu kau sebenarnya tidak suka dengan Emma kan. Aku tahu kau selalu menulis di diary-mu bahwa Emma itu adalah cewek aneh dan sombong karena mendapatkan Asher.. Hahaha iya kan?"

Lily pun kaget mendengar pertanyaan sekaligus pernyataan dari Emily yang sama sekali tidak ada benarnya. "Emily kau memang gila!" kata Lily kepada Emily lalu pergi keatas meninggalkan ruangan itu. Emily hanya tertawa melihat respon dari Lily, memang sebenarnya hal itu tidak benar. Hal yang diucapkan oleh Emily barusan adalah rasa yang selama ini ada pada Emily, bukan Lily.

Emily lah yang selama ini tidak terlalu suka pada Emma. Dia juga sirik karena Emma bisa mendapatkan pacar seperti Asher.

Setelah kejadian tersebut Emily langsung rebah dan tertidur di lantai karena teler dan mungkin pusing karena terlalu banyak minum. Sementara Kurt membantu Zach yang dari tadi sudah tertidur di lantai. Dia sebenarnya sedang mempunyai rasa tidak enak hati terhadap Zach, tapi karena mereka berdua sahabat jadi Kurt mencoba untuk memberikan yang terbaik untuk Zach.

Kurt membuat Zach tidur di sofa yang ada di ruangan bawah tanah itu, lalu pergi meninggalkan ruangan tersebut.

-----

Sudah tengah malam dan semuanya terdengar begitu sunyi dan sepi, hingga suara teriakan seorang laki-laki terdengar dan membuat Emma bangun dari tidurnya. Dia melihat Lily tidak ada di kamar, bahkan tempat tidurnya masih tertata rapi. Lantas dia langsung membangunkan Esther yang mungkin sudah memimpikan Jimmy saat itu.

Awalnya Esther mengira bahwa teriakan yang di dengar Emma tadi adalah teriakan salah satu teman mereka yang masih mabuk-mabukan di bawah tanah. Tetapi ketika suara itu muncul lagi, terdengar jelas bahwa suara itu adalah suara teriakan orang yang sedang kesakitan atau semacamnya. Esther langsung bangkit dari tempat tidurnya dan mengambil tongkat baseball dari dalam tasnya. "Kau membawa tongkat baseball?" tanya Emma. "Ya, hanya untuk berjaga-jaga." Jawab Esther.

Dengan keberanian mereka berdua membuka pintu kamar dan melihat semua lampu telah mati. Emma menyalakan flashlight dari handphone nya sementara Esther berjaga-jaga melihat sekeliling dengan tongkat baseballnya.

Kamar mereka berdua berada di lantai dua dan mereka memutuskan untuk pergi ke ruangan bawah tanah untuk menemui teman-teman mereka yang lain.

Saat mereka sampai di ruang tamu, terdapat bercak-bercak darah sampai pintu keluar. Emma dan Esther langsung lari menuju ruangan bawah tanah secepatnya dan menemukan Emily,Billy dan Zach yang masih tertidur. Lantas Emma langsung membangunkan mereka.

"kalian tidak mendengarkan suara teriakan tadi?" tanya Emma. Lalu Zach bangun dan heran dengan Esther yang sudah siap siaga membawa tongkat baseball nya. "Kami tidak mendengar suara apapun. Atau mungkin karena ruangan ini kedap suara dari luar, bahkan Guntur saja tidak kedengaran." Kata Zach dengan kepala yang sedikit pusing akibat kebanyakan minum.

Emily langsung tertawa dan berkata, "mungkin itu hanya halusinasi Emma saja karena dia kebanyakan minum." Emma yang tidak terima langsung menyangkal perkataan Emily, "Aku tidak minum sama sekali. Lagian dimana Asher? Aku juga tidak melihat Lily, Jimmy dan Kurt disini."

Billy langsung bangkit dan berkata, "dari pada kita buang waktu. Lebih baik kita memeriksa keadaan diluar. Kalau yang dikatakan Emma soal teriakan tadi adalah benar, itu berarti kita semua harus berkumpul berjaga-jaga satu sama lain."

----

Seperti cuplikan dalam film horror, akhirnya Emma, Esther, Billy, Emily dan Zach memutuskan untuk memeriksa keadaan diluar. Mereka tahu kalau ini adalah tindakan yang tidak seharusnya dilakukan jika mereka ada di film horror. Karena pasti ujung-ujungnya mereka akan dibunuh satu persatu. Tetapi mereka tetap percaya, jika mereka selalu bersama dan tidak berpencar, mereka akan selamat.

Saat di ruang tamu, mereka melihat bercak darah yang tadi dilihat oleh Emma dan Esther. Bercak darah itu seperti memberi petunjuk bahwa ada orang yang sempat terjatuh dan berlumuran darah di tempat itu, lalu badannya ditarik keluar pintu Villa.

Dalam kebingungan dan rasa penasaran mereka mengikuti jejak bercak darah tersebut dan menemukan Jimmy yang badannya sudah berlumuran darah sedang bersusah payah merangkak di depan teras Villa. Mereka sangat terkejut ketika melihat Jimmy seperti itu, terutama Esther.

Billy dan Zach mengangkat Jimmy ke kursi teras dan berusaha menutup luka yang ada pada bagian perutnya dengan kedua tangan mereka. Lukanya sangat besar sehingga Zach membuka jaket Varsity yang dia pakai untuk menutupi luka tersebut.

Emma dan Emily masuk ke dalam untuk mencari kotak P3K, sedangkan Esther langsung berlari ke rumah tukang kebun yang ditunjuk oleh Billy. Rumah tukang kebun itu masih dalam area Villa, hanya bangunannya saja yang terpisah. Esther menggedor-gedor pintu kamar tukang kebun tersebut berulang-ulang hingga sang tukang kebun keluar.

Sebenarnya sang tukang kebun sudah dapat mengetahui ada sesuatu yang terjadi di Villa. Esther yang menggedor-gedor pintunya tengah malam sambil menangis sudah menjadi penjelasan yang cukup untuknya. "Pak, kami butuh ambulans. Teman saya punya luka parah tetapi tidak ada yang punya sinyal untuk menelpon rumah sakit." Kata Esther dengan memegang kedua tangan tukang kebun tersebut. Lalu sang tukang kebun tersebut masuk kedalam dan menunjukkan sebuah telepon kabel miliknya yang ternyata dapat berfungsi dengan baik. "Kau disini hingga ambulans datang. Kunci pintu, aku akan membantu teman-temanmu yang lain. Kalau bisa, kau bangunkan Edward sekarang untuk membantumu juga." Kata tukang kebun itu yang langsung berlari menuju Villa sesudah dia berbicara.

Esther langsung mengunci pintu dan memeriksa setiap kamar yang ada di dalam rumah tetapi dia tidak menemukan Edward dimanapun. "Edward?" kata Esther memastikan. Dia telah memeriksa semua sudut rumah tetapi dia tidak menemukan anak tukang kebun itu dimanapun.

-----

Jimmy akhirnya tidak sadar diri karena darah yang sudah keluar dari tubuhnya jumlahnya sudah sangat banyak dan ambulans tidak kunjung datang juga. Semua orang yang ada saat itu sangat panik dan cemas, lalu tidak lama kemudian terdengar suara ledakan yang sangat besar. Suara tersebut berasal dari luar Villa.

Billy dan Zach berlari menuju gerbang Villa untuk melihat keadaan dan mereka melihat Asher yang sedang berlari diluar. Dia terlihat sedang menggendong Kurt yang sedang terluka parah dan terlihat tidak sadarkan diri.

Asher berlari dari luar menuju Villa. Saat sampai di depan gerbang Villa, Billy dan Zach bisa dengan jelas melihat Kurt yang bajunya sudah penuh robekan dan terdapat luka bakar disekujur tubuhnya. "Apa yang terjadi?!" kata Zach yang sama-sama berlari mengiringi kedatangan Asher saat itu.

Namun, Asher terlihat sangat panik dan tidak dapat berkata-kata. Dia hanya meletakkan Kurt di kursi teras bersampingan dengan Jimmy lalu duduk di lantai dan menangis. Emma langsung memeluknya seketika itu juga. Semuanya terlihat sangat kebingungan hingga pada akhirnya terlihat lampu merah dan biru yang berkelap-kelip serta terdengar bunyi sirine ambulans. Tidak hanya itu, ternyata ada polisi juga yang datang.

Esther langsung muncul dan menuju kerumunan teman-temannya yang lain. Lalu selagi team paramedis sedang membawa Kurt dan Jimmy kedalam ambulans, Esther memberi kunci rumah kepada tukang kebun itu dan berkata, "aku tidak dapat menemukan Edward dimanapun. Dia tidak ada didalam rumah, dan suara ledakan apa tadi?"

Asher akhirnya bangkit dan berbicara kepada teman-temannya, "Edward yang melakukan semua ini! Dia memang orang aneh! Dia yang membuat Kurt dan Jimmy seperti ini!"

Teman-temannya hanya kebingungan karena sama sekali tidak melihat apa yang sebenarnya terjadi, terutama sang tukang kebun yang pastinya sulit menerima kenyataan kalau anaknya yang membuat ulah seperti ini. Polisi yang datang langsung memanggil kelompok polisi lain untuk melakukan penyelidikan dan memeriksa keadaan di dalam Villa. Lalu polisi tersebut mewawancarai Asher yang terlihat sangat mengetahui kejadian malam itu.

Tidak lama setelah itu, terlihat Edward yang datang dengan membawa pisau yang berlumuran darah ditangannya. Polisi langsung mendekap dan memborgol Edward saat itu juga. Sang tukang kebun berdiri di tempatnya sambil menangis tidak menyangka melihat anaknya yang ternyata melakukan semua hal ini.

Satu hal lagi yang mereka lewatkan, yaitu Lily yang sudah tidak terlihat semenjak tadi. Emma berbicara kepada salah satu polisi bahwa temannya tersebut menghilang. Semua aparat polisi yang ada pada saat kejadian itu akhirnya mencari Lily di semua sudut ruangan dalam Villa sampai halaman hingga luar Villa tetapi hasilnya nihil.

Semenjak itulah Lily menghilang.


Author's Note : Hey, thank you yang udah baca. Publish 1 chapter dulu supaya aku bisa tau plus minusnya dimana.. and then aku perbaikin kesalahanku yang salah ke chapter-chapter berikutnya. Makasih banyak yang udah kasih komentar, maklum ya diriku baru pertama kali nulis cerita :3

Continue Reading

You'll Also Like

69.4K 2.3K 45
Will you still love me when I'm be a monster? --------------- Shella yang dituntut sempurna oleh orang tuanya hanya dikenal sebagai cewek paling popu...
1.6M 206K 39
[ FOLLOW DULU SEBELUM BACA ] BELUM DI REVISI!! SEBAGIAN PART SENGAJA DI HAPUS!!🙏🙏 PLEASE YANG BACA CERITA INI KALAU UDAH TAU ENDINGNYA JANGAN SPOIL...
11.7K 998 14
~Bayangan Mafia di Balik Kerudung~ Semua bermula ketika seorang pria tampan yang terluka di sekujur tubuhnya, di temukan tidak berdaya di belakang...
1.2M 92.7K 58
⚠️SEBAGIAN PART TELAH DI PRIVAT, FOLLOW TERLEBIH DAHULU UNTUK MEMBUKANYA⚠️ [Sedang dalam masa pengembangan cerita dan Revisi] "Heh kuman!" panggil se...