FLORA (SUDAH TERBIT)

Galing kay oreovanila

5.1M 171K 6K

[SUDAH TERSEDIA DI TOKO BUKU] [PART SUDAH TIDAK LENGKAP] Ketahu diriannya tentang balas budi membuat Flo haru... Higit pa

PROLOG
1
2
3
4
CAST
6
7
8
9
10
11
12
13
14
17
18
19
20
22
23
24
25
CHIT CHAT
27
30
33
34
35
BUKAN UPDATE TAPI INFO
SEQUEL?
KABAR-KABARI
BACA PLEASE
LONG TIME NO SEE
OPEN GC & RP
TERBIT
FYI
OPEN GRUP (LAGI)
FLORA - Trailer Wattpad
VOTING COVER
FINAL COVER
[HIBURAN] Dira diblokir Flo
#MenungguFLORA
KABAR GEMBIRA // Baca Sampai Bawah!
OPEN PRE-ORDER
HARI PO TERAKHIR
INFO PENTING!

5

128K 6.2K 58
Galing kay oreovanila

Tak lama. Keadaan kelas mulai ramai. Beberapa anak mulai kembali dari kantin. 5 Menit lagi bel tanda istirahat berakhir akan berbunyi.

"Halo ayang nya Edo!" seru Edo. Ia yang baru memasuki kelas segera menghampiri Flo dan ketiga temannya.

"Ayangnya Edo kenapa?" tanya Edo pada Andine, tangannya dengan lancang menyentuh wajah Andine.

"Anjir. Siapa suruh sih lo pegang-pegang gue, Do? Eowh please deh yakali gue harus mandi kembang 8 rupa di sekolah," dumel Andine tak jelas. Ketiga temannya hanya terkekeh geli.

"Ih ayang Andine suka gitu, emang bebep Edo najis mugholazah kayak anjing gitu?" ujar Edo. Tak ada sahutan dari Andine.

"Berantem mulu, lama-lama juga jadian ahaha," ledek Fika diakhiri tawanya yang menggelegar.

"Aamiin!" seru Edo. Kedua tangannya yang tadi ia sempat telungkupkan kemudian ia usap diwajahnya.

"Najis!" dumel Andine. Ia beranjak dari kursi tempatnya duduk, berniat pergi keluar kelas.

"Dih Dine, mau ke mana? Miss Dian, ijin gak masuk tapi dia nitipin tugas ke guru piket. Jadi? Masuk!" tegur Fajar yang baru kembali dari kantor, ia meraih ujung kerah seragam Andine dan membawa Andine masuk kembali kedalam kelas.

"Jar, apaan sih? Kenapa ayang gue lo bawa begitu, dipikir ayang Andine gue, sampah?" gerutu Edo tak terima, ia menghampiri Fajar dan Andine yang ada di depan kelas, melepas tangan Fajar dari kerah seragam Andine dengan paksa.

"Makasih!" seru Andine pada Edo sebelum akhirnya ia kembali duduk di depan Flo.

"Astaga? Ayang Andine bilang makasih ke gue? Jar, gue gak mimpi kan?" seru Edo heboh. Ia menggoyah-goyahkan tubuh sang ketua kelas dengan heboh.

"Najis!" seru Fajar. Kemudian ia berjalan menuju meja Flo, sekertaris kelas untuk menulis tugas dari Miss Dian dipapan tulis.

***

Jam 5 sore Flo baru sampai di rumah. Jabatannya sebagai sekertaris di Organisasi Siswa Intra Sekolah memaksanya untuk siap mengikuti rapat kapan saja. Kecuali memang ada keadaan yang lebih penting baru Flo akan memilih ijin untuk tidak mengikuti rapat.

"Assalamualaikum," ujar Flo begitu memasuki rumah. Dilihatnya Om dan Tantenya tengah duduk di ruang tamu sembari menikmati secangkir teh beserta beberapa cemilan.

"Waalaikumsalam Flo, baru pulang sesore ini?" tanya Arini berbasa-basi. Flo menganggukan kepala malas.

"Abis rapat OSIS, Tan. Kalo gitu, Flo ijin ke kamar yah, Om, Tan?" jawab Flo sekaligus meminta ijin. Sang Om, Ari tersenyum sejenak.

"Jangan dulu, duduk sini dulu, Flo. Ada yang mau om bicarakan," cegah Ari. Flo menghelas nafasnya berat, ia sudah sangat bisa menebak apa topik pembicaraannya. Dengan malas ia duduk disamping sang Tante.

"Ada apa, Om?" tanya Flo. Ia berusaha menyuguhkan senyum semampunya.

"Jadi tadi Om habis ketemu sama Pak Alex, Papa nya nak Dira, Om cerita kalo nak Dira gak keberatan dinikahin sama kamu jadi Pak Alex minta agar pernikahan kalian segera dilaksanakan," jelas Ari panjang lebar. Flo. Lagi-lagi ia merasakan bahwa jantungnya berhenti bekerja, nafasnya berhenti dikerongkongan. Hancur. Hidupnya akan hancur.

"Apa gak bisa nunggu Flo lulus sekolah dulu Om?" tanya Flo ragu. Ia yakin itu bakal ditolak mentah-mentah.

"Bukannya kalo rencana baik gak boleh ditunda, Flo? Apalagi rencana pernikahan loh, lebih cepat lebih baik," sambung Arini. Flo menatap Arini malas. Apa-apaan ini? Kenapa Tante nya jadi semenyebalkan ini?

"Nah betul!" timpal Ari menyetujui ucapan istrinya. Oke Flo menyerah. Mau seberusaha apa dirinya mengulur waktu tetap saja itu tidak akan bisa. Tidak ada yang mau membela Flora disini.

"Baiklah. Susunlah semua rencana seperti rencana Om dan Tante. Flo tinggal ngikutin aja. Kalo gitu Flo pamit ke kamar dulu," ujar Flo akhirnya. Ia menghela nafasnya kemudian bangkit dari duduknya dan memasuki kamar.

***

Tanpa permisi gadis dengan rambut pirang ini membuka pintu kamar adik sepupunya. Setelah pintu terbuka dan ia menutup pintunya kembali, matanya menangkap sosok adik sepupunya yang tengah sibuk dengan tugas sekolahnya.

"Masuk gak permisi. Gak sopan!" dumel Flo. Ia terkesan masa bodoh pada kehadiran Arsha. Ia berusaha tidak ingin tahu maksud kehadiran kakak sepupunya di kamarnya.

"Sorry, lagian lo pintu kamar juga gak dikunci," jelas Arsha membela diri. Tak ada sahutan dari Flo. Gadis itu tengah malas berdebat.

Keadaan hening beberapa saat. Flo tengah fokus pada tugasnya dan Arsha tengah fokus menatap adik sepupunya.

"Lo mau ngapain sih ke kamar gue?" Akhirnya Flo bertanya. Ia tidak sanggup bila harus diam tanpa bertanya, sedangkan di otaknya banyak pertanyaan muncul soal kehadiran Arsha.

"Gue denger dari bokap, bulan depan lo nikah sama si Dira, Dira, itu?" tanya Arsha memastikan. Flo sempat membolakan matanya terkejut. Dirinya sama sekali belum mengetahui hal itu tapi akhirnya ia berpikir oh berarti ini keputusan yang mereka ambil.

"Mungkin, soalnya semua gue serahin ke Om dan Tante," jawab Flo.

"Jadi, pernikahan itu serius? Ohmygod!" seru Arsha. Flo hanya menatap kakak sepupunya dengan senyum miris.

"Iya, kak. Udah dapet jawaban kan? Keluar yah? Gue mau ngerjain tugas dulu," ujar Flo seraya mentitah kakak sepupunya untuk keluar dari kamarnya.

Gue denger dari bokap, bulan depan lo nikah sama si Dira, Dira, itu?

Begitu Flo menutup pintunya, pertanyaan Arsha kembali terdengar di telinganya. Otaknya terus bekerja untuk mengingat itu.

"Bulan depan, bulan depan gue nikah? Bulan depan. Bulan depan. Bukannya bulan depan itu juga ujian kenaikan kelas?" gumam Flo pada dirinya sendiri.

"Ah sudahlah Flo, lo itu mau nikah, ngapain masih mikirin sekolah sih? Udahlah! Nikah sama Dira juga gue rasa bukan hal buruk. Ah tapi tetap aja gue belum siap buat nikah. Gue belum kenal sama Dira," gumam Flora. Batinnya bergejolak antara menolak atau menerima keputusan yang sudah ada didepan mata.

***

Pagi ini keluarga kecil Ari tengah menyantap menu sarapannya masing-masing. Flo sudah siap dengan seragamnya dan tas gendong yang ia cantolkan di belakang kursi tempat ia duduk. Flo sangat menikmati sarapannya pagi ini tapi ada satu permintaan yang mengganjal di hatinya. Dirinya harus berbicara.

"Om, Tan?" panggil Flo. Ari dan Arini menatap Flo bersamaan, mata mereka seolah berkata ada apa, Flo?

"Bulan depan, apa pernikahan Flo bisa dilaksanain setelah Flo ikut ujian kenaikan kelas?" tanya Flo hati-hati. Ari terkekeh.

"Iya kok, tenang aja. Nak Dira juga minta begitu, dia pengen kamu ujian kenaikan kelas dulu dan Om denger kemarin, nak Dira bakal tetep ngijinin kamu sekolah, Flo," jelas Ari. Flo tersenyum lega. Baiklah sekarang tidak ada yang harus ia khawatirkan.

Tin tin tin..

Suara klakson mobil terdengar nyaring. Rupanya sepagi ini sudah ada yang bertamu dirumah Om, pikir Flo.

Arsha menatap adik sepupunya.

"Tamu, lo?" tanya Arsha yang dibalas dengan gelengan oleh Flo.

"Temen gue gak boleh bawa mobil ke sekolah."

"Pasti nak Dira," ujar Arini. Flo menatap tantenya kaget.

"Dira?"

"Astaga iya Om lupa, Flo. Kemarin nak Dira juga mutusin selama sebulan ke depan sebelum pernikahan kalian, dia bilang bakal terus antar-jemput kamu ke sekolah," jelas Ari. Flo mengeryitkan keningnya tak mengerti.

"Antar-jemput ke sekolah? Buat apa?"

"Biar kamu lebih mengenal nak Dira, katanya," sambung Arini. Lagi-lagi Flo hanya menghela nafasnya. Ini problem. Bisa terancam gagal pdkt dirinya dengan Ilham kalo sampai Ilham tau Flo diantar-jemput oleh Dira.

"Udah kali gak usah kebanyakan mikir, Flo. Buruan berangkat, calon suami lo kasian nunggu di depan," ledek Arsha. Ia yang duduk disamping Flo mencubit pipi Flo gemas.

"Oke oke," ujar Flo. Ia meneguk segelas susu strawberry miliknya sampai habis kemudian bersalaman dengan Om dan Tantenya setelah itu ia baru beranjak pergi menemui Dira yang sudah menunggunya.

---

Oke bye! See ya!😗

Love,
Agnes

Ipagpatuloy ang Pagbabasa

Magugustuhan mo rin

238K 10.6K 32
"Jawab dengan jujur kenapa lo kayak gini." "Kak Dimas mau tau alasannya?"ucap Dara menarik napasnya dalam-dalam."Karna kak Syifa suka sama Kak Dimas...
14.5M 644K 52
[SUDAH TERBIT. TERSEDIA DI SELURUH GRAMEDIA INDONESIA!] Kisah Nadira Amanda yang HAMIL diusianya yang bisa dibilang muda, 17 tahun. Nadira hamil oleh...
14.3K 5.1K 54
Bermulai dari insiden yang tak tersengaja, namun tuhan malah menakdirkan untuk selalu bertemu. Akankah skenario tuhan berjalan dengan yang mereka ing...
157K 10.3K 50
Kisah mereka yang terjebak friendzone. ••• Timbul cinta didalam sebuah persahabatan? Akibat mereka yang tidak jujur pada perasaan, yang satu memilih...