Alter Ego

By Dean_JS

23.9K 2.9K 261

Ketika Jeonghan harus dihadapkan dengan dua sosok yang memiliki kepribadian sangat berbeda. Dia merasa bingun... More

❤️
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Info

Chapter 9

992 150 16
By Dean_JS

~flashback~

Seunghan menopang wajahnya di jendela kamarnya yang ada di lantai 2, namja kecil itu memperhatikan beberapa salju yang mulai turun dan memenuhi halaman rumahnya. Natal akan datang beberapa hari lagi, tapi belum ada kabar apakah Umma, appa serta Seungcheol hyungnya akan datang saat Natal nanti.

Ia sangat ingin menghabiskan malam Natal nanti bersama keluarganya, melakukan doa bersama di malam Natal dan pergi ke gereja keesokan harinya.

"Coups, kau tidak ingin membantu beoji dan Meoni menghias pohon Natal?" Tanya harabeoji nya yang kini berdiri di pintu kamarnya.

"Tidak. Coups tidak ingin menghias pohon Natal"

"Ada apa? Bukankah kau selalu senang menghias pohon Natal agar santa harabeoji memberimu hadiah"

"Tapi Umma, appa dan Seungcheol hyung tidak akan datang. Tinggal 1 hari lagi, tapi mereka belum memberi kabar akan datang atau tidak"

"Dengarkan beoji. Bukankah appamu mengatakan jika Seungcheol hyung sakit? Mungkin mereka tidak bisa datang karena kondisi hyungmu memburuk" jelas harabeojinya berusaha menjelaskan pada cucunya itu.

"Beoji, apa Umma dan appa lebih menyayangi Seungcheol hyung? Mereka tidak pernah ada untukku"

"Seunghan ah, mereka menyayangimu tapi saat ini Seungcheol lebih membutuhkan mereka. Kau sangat sehat dan kami selalu disini denganmu. Apa kau tahu, appamu mengirimkan pohon Natal untukmu berwarna putih, sesuai keinginanmu"

"Jeongmal? Apa pohon Natal nya besar?"

"Iya. Juga ada hiasan, lampu serta kado untukmu"

Setelah mendengar hal itu Coups segera berlari ke lantai bawah menemui halmeoninya yang sedang membuka beberapa kardus berukuran besar.

"Meoni, mana pohon Natal nya?" Tanya Coups yang terlihat begitu senang.

"Itu kotaknya, bukalah"

Coups dengan cepat segera membukanya,"Meoni ini benar-benar indah. Akhirnya aku bisa memiliki pohon Natal berwarna putih"

"Cepatlah memasangnya dengan beojimu, lalu kita bisa menaruh hadiah dibawahnya"

"Beoji!!!!! Ayo!!!"

Kesedihannya menguap begitu saja ketika dengan senangnya Coups memasang pohon Natal bersama kakeknya. Kegembiraannya menanti datangnya malam Natal kembali terlihat sehingga membuat halmeoni serta harabeoji nya begitu senang.

Namun kebahagiaan ketiganya berakhir ketika mendengar kabar jika Seungcheol meninggal karena adanya masalah dengan jantungnya. Ketiganya lalu kembali ke Seoul untuk mempersiapkan Persemayaman serta pemakaman untuk Seungcheol selagi menunggu.

Sesampainya orangtuanya di Korea, Coups bisa melihat bagaimana terlukanya sang Umma. Wanita yang ia sayangi itu hanya bisa duduk terdiam di samping peti Seungcheol, sedangkan ia serta appanya menyambut para tamu yang datang. Kediaman ummanya pecah ketika peti itu mulai masuk kedalam tanah, teriakan histeris dari ummanya yang tidak ingin Seungcheol pergi membuatnya juga ingin menangis. Tak ada yang bisa ia lakukan selain memeluk leher harabeojinya yang kini sedang menggendongnya.

"Appa. Apa Umma baik-baik saja?" Tanyanya ketika appanya keluar dari kamar.

"Iya. Appa akan pergi, jaga ummamu. Mengerti Coups ah"

"Ne appa"

"Seunghan memang kesayangan appa"

Setelah appanya pergi Coups masuk kedalam kamar ummanya. Ummanya itu sedang duduk bersandar di kepala tempat tidurnya sambil memeluk foto Seungcheol.

"Umma...." Panggil Coups yang kini sudah duduk di samping ummanya.

"Seungcheol sayang"

"Na Seunghan Umma"

"Apa yang kau katakan? Kau adalah Seungcheol, kau adalah kesayangan Umma. Uri Seungcheol akan selalu bersama Umma"

"Tapi aku Seunghan Umma, aku bukan Seungcheol hyung. Seungcheol hyung sudah meninggal Umma"

Untuk pertama kalinya Coups melihat bagaimana tatapan dingin serta tamparan dari ummanya, rasa sakit di pipinya membuatnya hanya bisa menangis dalam diam.

"Kau adalah Seungcheol dan selamanya akan begitu mengerti"

Setelah pernyataan hari itu keluar dari mulut ummanya, Coups merasa jika dunianya berubah. Dia seperti tidak mengenal dirinya lagi. Ketika ia pindah ke London, tak ada lagi yang memanggilnya Seunghan ataupun Coups, itu semua semakin di per parah saat halmeoni serta harabeojinya meninggal.

Semuanya berubah. Dia harus mulai berpakaian seperti Seungcheol, bersikap seperti Seungcheol, menyukai semua hal yang disukai Seungcheol hanya demi ummanya.

Untuk anak sekecil itu, dia sudah mendapatkan tekanan yang begitu besar selama bertahun-tahun. Hingga akhirnya, sebuah kepribadian muncul di dalam dirinya. Kepribadian yang muncul karena ummanya, kepribadian Seungcheol yang selalu menjadi kebanggaan umma serta appanya.

"S. Coups. Seunghan Coups. Nama yang memiliki arti coup de'ta tapi sayangnya, semua orang jauh lebih menyayangiku dan membutuhkanku dibandingkan kau. Kau harusnya pergi dari dunia ini Seunghan ah"

"Tidak akan. Ini tubuhku dan seharusnya kau yang pergi bukan aku. Kau hanyalah kepribadian yang harusnya tidak pernah ada"

"Tapi ini sepenuhnya kesalahanmu. Kau terlalu lemah karena tidak bisa melawan permintaan umma, kau hanya diam ketika Umma mulai menciptakan diriku dalam dirimu"

"Kau akan menghilang akan ku pastikan itu"

"Tapi maaf, semua orang lebih mempercayai jika aku adalah yang asli sedangkan kau adalah kepribadian ku. Aku akan hidup dan mengambil alih semuanya"

~end of flashback~

Coups terbangun dengan keadaan badan yang dipenuhi oleh keringat, mimpi itu kembali muncul. Mimpi yang dulu selalu menghantuinya hilang begitu saja setelah bertemu dengan Jeonghan, namun kini semuanya kembali.

"Dia meninggalkanmu dan itu semakin memperbesar kemungkinan ku untuk mengambil alih semuanya" suara Seungcheol di kepalanya membuat Coups mencengkeram rambutnya dengan keras.

Pandangannya beralih pada pakaian yang akan ia kenakan malam ini, malam pertunangannya dengan Nayeon.

"Apa ini benar-benar berakhir Jeonghan ah?" Ucapnya lirih entah pada siapa.

Ia kemudian mengambil coatnya serta kunci mobilnya. Dia melakukan sesuatu yang selalu ia lakukan semenjak kejadian di Club hari itu bersama Jeonghan.

Cafe. Itu adalah tempat dimana ia sering berada untuk melihat seseorang yang ia cintai. Dia mengetahui jika Jeonghan sudah kembali ke rumahnya, ia juga mulai kembali bekerja dan mengunjungi Cafe saat makan siang.

Itulah alasan mengapa Coups terus memarkirkan mobilnya di depan Cafe saat makan siang. Dari dalam mobil ia bisa melihat serta memperhatikan namja cantiknya lagi.

'Hyung, kau dimana? Kau harus bersiap sekarang' pesan dari Hansol satu jam yang lalu saja masih ia abaikan, karena baginya ini adalah satu-satunya kesempatan bisa melihat Jeonghan.

Tok..tok...tok...

Jendela tepat di sebelah kirinya di ketuk oleh seseorang dan itu adalah Hanna. Coups membuka jendela mobil membuat Hanna bisa melihat dengan jelas Coups.

"Kenapa oppa disini? Kenapa tidak masuk?" Tanya Hanna.

"Ini sudah lebih dari cukup. Apa dia baik-baik saja?"

"Yeah cukup baik. Apa terjadi sesuatu?"

"Seungcheol, dia akan semakin berusaha mengambil alih tubuhku. Hanya menunggu waktu sampai dia muncul dan menemui Jeonghan, entah apa yang akan ia lakukan nantinya"

"Jangan khawatir, aku dan mingyu akan menjaganya"

"Apa kalian akan datang malam ini? Aku harap tidak"

"Tapi sayangnya kami akan datang. Buatlah sesuatu yang menyenangkan oppa, jadi acara nanti tidak akan membosankan" ucap Hanna yang membuat Coups tertawa kecil.

"Akan aku usahakan. Aku akan pergi, bye Hanna"

Namun Jeonghan yang berada di lantai 2 Cafe bisa melihat dengan jelas bagaimana Hanna mengobrol dengan seseorang yang ada di dalam mobil. Tapi ia tidak bisa melihat siapa orang yang ada di dalam mobil tersebut, karena kaca mobil yang begitu gelap.

"Mingyu ya, dengan siapa Hanna bicara?" Tanya Jeonghan.

"Entahlah, mungkin salah satu temannya. Hyung, kau yakin akan datang malam ini?"

"Iya, jika aku tidak datang dia akan berfikir kalau aku masih mencintainya. Ini satu-satunya cara yang bisa aku lakukan untuk membuatnya menjauh dariku"

"Entah apa yang kalian fikirkan dengan saling menyakiti seperti ini" ucap mingyu yang kemudian memakan makannya dengan tenang.

Hanna yang baru saja datang segera duduk di samping mingyu meminta kekasihnya itu untuk menyuapinya.

"Siapa yang bicara denganmu di seberang tadi?" Tanya mingyu sambil menyuapi Hanna.

"Ah itu Coups oppa"

"Coups hyung. Mobil itu selalu terparkir di sana beberapa hari ini selama jam makan siang, tapi aku tidak tahu jika itu mobil Coups hyung"

"Dia terlihat sangat buruk. Aku kasihan padanya mingyu ya, dia seperti tidak memiliki semangat hidup"

"Berhenti menyindirku. Itu tidak akan berpengaruh pada keputusanku" ucap Jeonghan.

"Menyebalkan" keluh Hanna.

Jeonghan sadar jika orang-orang di sekitarnya yang mengetahui hubungannya dengan Coups merasa khawatir padanya.

"Hi...soonyoung datang" teriakan khusus dari soonyoung dengan diikuti Seokmin, Jisoo serta Jihoon dibelakangnya.

"Lihat idol serta dokter kita yang sibuk. Kalian kemana saja eoh?" Tanya Jeonghan.

"Jadwal benar-benar membunuhku. Mana Seungkwan dan Chan?" Tanya soonyoung.

"Chan sedang berlibur dan Seungkwan mungkin akan datang sebentar lagi dengan Hansol"

"Sepertinya hubungan mereka semakin dekat, lalu bagaimana denganmu hyung? Tetap ingin menahan dirimu dan menyakiti dirimu sendiri hanya untuk yeoja itu?" Tanya soonyoung.

"Itu tidak akan berubah. Dia mungkin akan merasa bangga akan cintanya saat ini, tapi aku yakin suatu saat nanti dia akan menyesalinya"

"Bukankah itu berarti kau tidak mempercayainya? Kau tidak percaya jika Coups bisa membuatmu bahagia" ucap Jisoo.

"Kau tahu aku tidak mudah mempercayai seseorang bukan? Itulah aku" ujar Jeonghan.

"Oppa bukannya tidak mempercayai Coups oppa, tapi itu karena oppa terlalu pengecut untuk mengakuinya. Cintanya begitu tulus dan besar untukmu, kau juga tahu meski dia adalah Playboy tapi dia tidak pernah mengkhianatimu. Ketakutanmu itu tidak beralasan oppa, karena semuanya tidak akan pernah terjadi dan aku yakin Coups oppa akan memilih mati daripada melepaskan mu" ucap Hanna dengan nada cukup keras hingga membuat mingyu langsung memeluk Hanna dan menenangkannya.

"Tenanglah Hanna ya, jangan seperti ini" ucap mingyu.

"Lalu aku harus apa? Membiarkan Coups oppa terluka hingga berniat melepaskan dirinya untuk Seungcheol, itu tidak akan terjadi karena aku tidak akan membiarkannya" seru Hanna.

"Apa maksudmu Hanna ya?" Tanya mingyu.

"Dia baru saja mengirimiku pesan, dia sudah kehilangan cintanya dan berfikir jika tak ada lagi gunanya ia bertahan. Dia akan menyerah, menyerahkan tubuhnya hanya demi kepribadian egois seperti Choi Seungcheol. Jihoon oppa yang akan membuat impian seungcheol menjadi nyata, melenyapkan Coups atau Seunghan dari dunia ini"

Jeonghan berusaha menuliskan telinganya dan hanya melewati Hanna serta mingyu, meninggalkan semua orang yang hanya bisa diam mendengarkan ucapan Hanna.

"Jihoon ah, ada yang ingin kau jelaskan padaku?" Tanya Jisoo dengan nada seriusnya.

"Hyung, aku tidak tahu tentang itu. Aku hanya tahu kalau Seungcheol ssi adalah yang sebenarnya sedangkan Coups adalah kepribadian itu. Awalnya hanya Hansol yang memberitahuku tapi setelahnya Seungcheol ssi juga menceritakan semuanya"

"Apa yang dia katakan padamu?" Tanya Jisoo.

"Semuanya, mulai dari awal hingga akhir. Dia juga bilang jika Jeonghan hyung harus menjauhi Coups hyung atau Coups hyung akan menyakitinya. Aku percaya begitu saja karena dia begitu serius saat itu dan aku terkecoh hyung"

"Ini pertama kalinya aku mendapati kasus seperti ini" ucap Jisoo.

"Oppa, ini benar-benar berbeda. Kita mungkin tahu jika Coups oppa adalah namja Playboy, kasar dan emosional tapi kita juga tahu jika dia tidak akan pernah menyakiti Jeonghan oppa. Tapi Seungcheol oppa berbeda, secara sifat dia sangat berkebalikan dari Coups oppa tapi kita tidak tahu apa yang dia sembunyikan dari ketenangannya itu" ucap Hanna.

"Kau benar" ucap Jisoo.

"Lalu apa yang akan kita lakukan?" Tanya mingyu.

"Mingyu, soonyoung dan Seokmin akan mengawasi Jeonghan baik dari Coups maupun Seungcheol begitu juga dengan yang lain, lalu aku, Hanna dan Jihoon akan mengurus yang lain"

"Lalu malam ini bagaimana?" Tanya Soonyoung.

"Kita ikuti saja Jeonghan. Kalau kalian ada ide untuk membatalkan pertunangan itu akan jauh lebih baik" ucap Jisoo.

"Aku akan mengurus itu" ujar Hanna.

Malam itu Jeonghan turun dari kamarnya dengan menggunakan turtle neck shirt berwarna coklat muda yang ia padu dengan coat merah maroon serta jeans hitam. Hanna serta mingyu yang sudah menunggu dibawah bisa melihat kebohongan dari senyuman Jeonghan.

"Ayo berangkat" ucap Jeonghan.

"Apa kau yakin hyung?"

"Iya. Ini harus segera diakhiri, agar aku bisa terbebas darinya dan mulai fokus dengan pekerjaanku"

Hanna benar-benar tidak bisa menahan dirinya lagi, ia kesal pada Jeonghan tapi dia sadar dia juga tidak bisa memaksakan dirinya. Hanna berjalan menuju mobilnya terlebih dahulu dan meninggalkan kakak beradik itu.

"Wae Hanna ya? Kau marah padaku?" Tanya Jeonghan ketika ia masuk kedalam mobil dan melihat Hanna duduk di belakang sambil memandang keluar.

"Aniya, hanya kesal dengan diriku sendiri"

Hanna lalu hanya fokus dengan ponselnya, sejak tadi ia memang terus mengirim pesan pada Coups dan berusaha mengubah pemikiran Coups tentang pertunangan itu.

Pertunangan itu di gelar di sebuah tempat yang terkenal dengan tempat untuk melangsungkan pernikahan serta pertunangan. Konsep pertunangan Coups serta Nayeon memang bertema outdoor.

Mereka sampai di tempat itu, sudah ada begitu banyak orang yang hadir dan Jeonghan yakin Coups tidak akan bersikap bodoh dengan mempermalukan dirinya sendiri serta keluarganya.

Ketika mereka sampai, acara sudah hampir dimulai. Disana, diatas panggung, dia melihat Coups yang hanya berdiri di samping tuan Choi dengan pandangan kosongnya.

"Malam ini kita akan melaksanakan pertunangan putra kami Choi Seungcheol dengan Im Nayeon. Pertunangan yang sudah lama kami nantikan, baiklah kita mulai acaranya"

Jeonghan menatap Coups yang kini juga sedang menatap kearahnya. Nayeon sudah memasangkan cincin itu di jari manis tangan Coups, ia merasakan rasa sakit yang begitu luar biasa di dadanya. Dia memang tidak akan bisa berbohong jika dia juga tersakiti dalam hal ini. Jeonghan berbalik dan berencana meninggalkan tempat itu, hingga sebuah suara menghentikannya.

"Yoon Jeonghan. Apakah semuanya akan berakhir dengan seperti ini? Apa kau ingin menghapus semua kenangan itu? Jika kau ingin mengakhiri ini semua, menghapus semua kenangan itu dan menghapus diriku dari hidupmu, kau bisa meneruskannya. Tapi ketika kau melakukannya, ini semua akan benar-benar berakhir. Aku akan seperti dulu, aku juga akan menganggapmu tidak ada dan tidak mengenalmu. Lalu aku akan benar-benar lenyap dari dunia ini. Jadi apa keputusanmu Yoon Jeonghan?" Tanya Coups panjang lebar yang tentunya membuat Jeonghan mulai berkaca-kaca.

Dia tidak tahu apakah akan sanggup jika namja yang baru ia kenal dengan singkat itu lenyap dari hidupnya serta hari-harinya, tapi dia tidak akan bisa membuat dunia Coups hancur hanya untuk bersamanya.

Dengan langkah pelan, ia hanya terus berjalan menjauh. Air matanya mengalir semakin deras di pipinya, Jeonghan terus menggumamkan jika apa yang ia lakukan adalah yang terbaik untuk Coups.

"Ini untuk kebahagiaanmu Coups ah. Ini karena aku mencintaimu"

Sorry, telat update. Otakku sedang terbagi antara menyelesaikan ff ini serta ff rival, ex and Love. Ditunggu vomentnya!! 😆✌🏻️

Continue Reading

You'll Also Like

101K 2K 35
🔞🔞🔞 You R@ped me you are a sinner i will expose you in front of this world MR JEON JUNGKOOK.... .................................... He is taking...
1.4M 32.1K 60
In which Daniel Ricciardo accidentally adds a stranger into his F1 group chat instead of Carlos Sainz.
371K 32.3K 92
Sequel to my MHA fanfiction: •.°NORMAL°.• (So go read that one first)
208K 5.5K 69
Zero already has a boyfriend that she loves but finds out that he is cheating but she tries to work it out and stay with him. But then she goes to th...