"Kalo World Building itu segala aspek harus kita ubah (nama, bulan, satuan ukuran etc) atau tidak perlu?"
Tergantung
Oke, jadi gini. Seberapa rumit kita membangun sebuah dunia fiksi tergantung dengan di mana tepatnya lokasi dunia buatan ini atau lebih mudahnya cerita kamu itu genre-nya apa? Tingkat kesulitannya pun menurutku akan berbeda dengan pemilihan genre yang kamu pilih: fantasi, atau sci-fi, drama dan semacamnya.
Aku ambil contoh kisah ringan dulu ya, sebelum masuk ke genre yang lebih berat macam sci-fi maupun fantasi. Sebut saja kamu bikin cerita drama. Misalnya kamu buat cerita drama tukang bunga yang jatuh cinta dengan pembelinya. Hal yang paling utama yang kamu pikirkan adalah di mana. Katakanlah kamu mengambil setting di Indonesia dan Bandung, 'dunia kecil' yang kamu ciptakan tinggal nama karakter-karakter dalam cerita kamu, nama toko bunga di mana lakon kamu jualan, detil toko seperti warna, berapa tingkat rumahnya, jualan bunga apa saja, memberikan service yang bagaimana dsb dsb. Yah, ini contoh paling sederhana world building; 'dunia kecil' dalam kisah dramamu.
Pertanyaan berikutnya adalah, salah enggak kalau saya mengambil (misalnya) ITB sebagai tempat si lakonnya kuliah? Atau salah enggak, kalau saya mengambil daerah jalan Dago atau Antapani sebagai landmark di cerita saya? Why not? Kamu kira enggak keren ya mengambil latar tempat kota sendiri? Haha, gapapa kali. Webtoon juga banyak yang lokal kok. New York, London, Thailand juga nama-nama asli yang ada di dunia ini. Buat apa dong ada perkataan di awal buku seperti: Cerita ini fiksi. Jika terdapat kesamaan tempat maupun tokoh hanyalah kebetulan belaka ?
Selajutnya sedikit kerumitan fantasy world building.
Hal utama yang lagi-lagi penting adalah kamu menulis kisah fantasi yang seperti apa? Karena world building kurang lebih ngomongin tempat, mungkin secara garis besar ada dua macam dunia fiktif dalam genre ini: 1) dunia yang dibuat total dari 0 seperti skyrim, 2) dunia nyata yang ditambah unsur-unsur mejik dan hal serupa seperti Mortal Instruments. Mungkin dengan gambar di bawah kamu bisa mengategorikan sendiri subgenre fantasi ini masuk ke mana.
Balik lagi ke pertanyaan di atas, perlu tidaknya kita mengubah segalanya itu tergantung mau serepot apa kamu bikin ceritamu sendiri (haha). Anggaplah kita ambil world building tipe ke-2, mungkin kita enggak perlu repot-repot cari nama baru untuk bulan dan kota misalnya, karena toh hal itu udah ada (meskipun ada kemungkinan kita mencitpakan dunia baru dengan latar modern). Lantas kalo kita pilih world building tipe pertama gimana? Nah ini seru.
Kita ambil nama-nama bulan sebagai contoh Januari, Februari, Maret dsb.. kalau kita telusuri, nama-nama itu kan bearasal dari nama dewa-dewa Yunani dan kisah-kisahnya merebutkan hari dengan seorang penyihir katakanlah. Kemudian kita menggunakan nama itu sebagai nama bulan di cerita kita, padahal cerita kita sebuah dunia baru yang enggak ada sangkut pautnya dengan mitologi yunani. Syukur kalau orang yang baca cuek-cuek aja dengan fakta ini, tapi kan tidak menutup kemungkinan akan orang yang kritis dan iseng bertanya padamu mengenai hal itu ya? Cara amannya, either kamu bikin nama baru atau menggantinya dengan angka saja (bulan kedua, bulan kelima, atau hari ke-136)
Satu hal yang pasti, kalau setting dunia kamu masih tetap di bumi, kita enggak bisa mengabaikan hukum alam (yah bebas sih sebenernya namanya juga fiksi ya haha, tapi aku orangnya males ngulik hal yang udah pasti kaya gini). Mau sengaco apapun dunia kamu, mau jungkir balik kek, banyak portal dan kawan-kawannya kek, kalo masih di bumi, air pasti kalah sama api; planet berbentuk bola dan punya gravitasi; setahun 12 bulan; angka dasar pasti 1-0; siang terang, malam gelap. Menurutku kalau kita tetap berpegangan akan hukum alam, seliar apapun kita bikin cerita, aku yakin masih akan masuk akal karena masih bisa dinalar.
Kalau kita enggak mau menuliskan satuan ukuran dalam cerita itu sentimeter, mungkin kita bisa menggunakan istilah-istilah yang lebih umum. Katakanlah satu jengkal tangan, meskipun tidak pasti tapi kurang lebih satu jengkal tangan itu 15cm. Bagaimana dengan meter? Ganti saja dengan langkah "Dia berjalan seratus langkah ke depan". Pembaca mungkin bisa mengira satu langkah itu sekitar 30cm, jadi ya kurang lebih si tokoh utama berjalan 3 meter. Yep, gunakan saja alternatif yang paling nyaman untuk kalian ketik.
Sebagai tambahan, world building fantasi maupun sci-fi mungkin enggak akan jauh beda. Hanya saja pemilihan nama dan pembuatan bahasa mungkin ga akan terlalu sulit. Setting sci-fi sedikit banyak berada di masa depan, bahasa-bahasa yang ada di dunia sudah pasti akan dipakai di mana-mana baik itu bahasa Inggris, Jepang, Cina, yah, Bahasa Indonesia juga bisa jadi salah satunya (who knows). Paling yang PR kalau kita ngomongin ras alien kali ya haha.
Tik, kalau bahasa baru perlu apa enggak?
Ehem, ditanya perlu apa enggak, ya lagi-lagi sih itu kebutuhan kamu ya hahahaha. Aku sih enggak sepinter itu untuk bikin bahasa baru macem di Game of Thrones, Skyrim, atau Lord of The Rings. Mungkin kalau aku bikin cerita sedetil dan sekompleks itu, ceritaku baru akan tamat 10 tahun lagi. Tapi toh mereka masih menggunakan bahasa inggris sebagai 'bahasa utamanya' jadi yah... lagi-lagi pilihan kamu. Kalau bisa kamu keren (banget malah), kalo enggak juga enggak apa-apa ga ada yang nyalahin juga.
Terus kalau aku memutuskan untuk bikin bahasa baru atau semacam tempat yang namanya aneh gimana?
ANAGRAM: a word, phrase, or name formed by rearranging the letters of another, such as cinema, formed from iceman.
Itu cara paling gampang sih kayanya. Aku tahu banget bikin nama itu susahnya setengah mampus. Cari kamus juga kadang suka sangsi karena takut-takut ada orang yang ngerti (haha) akhirnya, mau ga mau ya main anagram aja. Kalau mau cari nama berbau sansekerta ya tinggal google carit tahu arti dan penulisannya, comot sana comot sini, kombinasikan, acak katanya voila! jadilah kata baru. PR? Oh, tentu saja! *grin*
Pastikan kamu tahu ceritamu masuk genre apa (do google it)
Perlu tidaknya ganti nama tergantung kebutuhan ceritamu sendiri
Do not oppose nature law (biar seenggaknya masih masuk akal)
Susah cari nama? Anagram!
silakan tanya di kolom komentar :]
World Building #3: Culture and Its Origin