Alter Ego

By Dean_JS

23.6K 2.9K 261

Ketika Jeonghan harus dihadapkan dengan dua sosok yang memiliki kepribadian sangat berbeda. Dia merasa bingun... More

โค๏ธ
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Info

Chapter 8

1K 161 18
By Dean_JS

Coups memasuki Cafe itu tepat setelah pagi ini ia tidak mendapati Jeonghan lagi di rumah Halmeoninya, setelah menanyakan pada penjaga, ia mengetahui jika Jeonghan sudah pergi meninggalkan rumah pagi-pagi sekali menggunakan mobilnya. Di dermaga, Coups mendapati mobilnya terparkir tak jauh dari sana dan ia yakin jika Jeonghan pasti sendiri.

Di Cafe ia segera berjalan menuju kasir tempat sepupu Jeonghan, Chan.

"Chan ah, apa mingyu dan Jeonghan ada?"

"Tadi mingyu hyung telpon kalau hari ini dia tidak akan datang, karena harus mengurus pemotretan. Bukankah hyung seharusnya ada disana?"

"Ah benar. Gomawo Chan ah"

Dengan begitu terburu-buru Coups kembali melaju ke studio di mana ia seharusnya berada untuk melakukan pemotretan. Dia segera masuk ke tempat yang begitu ramai, ia bisa melihat jika Hansol sedang melakukan pemotretan dan ia mendapati mingyu sedang memperhatikan pemotretan itu.

"Mingyu ya, Jeonghan dimana? Aku harus berbicara dengannya"

"Coups Hyung. Jeonghan hyung kemarin menghubungiku untuk membelikannya tiket ke Paris jadi hari ini dia sudah dalam penerbangan kesana. Apa terjadi sesuatu?"

"Apa dia pergi sendiri?"

"Iya, aku bahkan tidak boleh mengantarnya. Pasti terjadi sesuatu diantara kalian"

"Tidak ada. Maafkan aku mingyu ya, sepertinya aku tidak bisa membantumu hari ini. Kau gunakan saja Hansol sesuka hatimu, dia milik kalian seharian ini"

"Hahaha arasseo hyung"

"Na kanda"

"Maafkan aku Coups hyung, tapi ini permintaannya" ucap mingyu lirih sambil menatap punggung Coups yang semakin menjauh.

Coups tahu jika sudah terjadi sesuatu kemarin ketika ia tak sadarkan diri dan Seungcheol mengambil alih tubuhnya, ketakutan terbesarnya adalah Seungcheol sudah menceritakan semuanya pada Jeonghan.

Coups masih berusaha menghubungi Jeonghan tapi tak ada jawaban sama sekali, dia juga sedikit meragukan perkataan mingyu. Ia yakin jika Jeonghan masih berada di Seoul saat ini.

Satu-satunya orang yang bisa ia hubungi saat ini adalah Hanna, yeoja itu pasti tahu dimana Jeonghan saat ini.

"Ne oppa, waeyo?" Tanya Hanna.

"Kau dimana? Apa Jeonghan bersamamu?"

"Aku masih di rumah sakit. Memangnya ada apa dengan Jeonghan oppa? Bukannya kalian berlibur kemarin?"

"Jangan membohongiku. Aku mohon beritahu aku dimana Jeonghan? Aku akan menemuimu di rumah sakit" ucap Coups.

"Aku tidak tahu oppa. Bagaimana kalau kita bertemu di apartemenku saja? Aku akan pulang sebentar lagi dan alamat akan aku kirimkan"

"Baiklah..."

Coups memutar balik untuk menuju apartemen Hanna setelah mendapatkan alamat apartemen baru yeoja itu.

Coups sudah sampai di depan unit kamar Hanna, ia beberapa kali memencet bel tapi tak ada satupun orang di dalam apartemen itu.

"Oppa. Maaf, apa kau menunggu lama?"

"Kau dari mana? Kenapa lama sekali?"

"Aku dari rumah sakit untuk melihat-lihat dan sedikit berbincang dengan dokter disana. Ayo masuk"

"Aku fikir kau akan tinggal dengan mingyu"

"Tentu saja tidak, Umma akan membunuhku jika tahu. Kami hanya boleh tinggal bersama setelah menikah" ucap Hanna yang lalu mengambilkan air minum untuk Coups.

"Apa mingyu tidak memberitahumu kalau Jeonghan ke Paris?"

"Paris? Eonje?"

"Hari ini, mingyu bilang begitu"

"Jinjja? Aku fikir Jeonghan oppa sedang bersamamu dan lagi aku sedang bertengkar dengan mingyu, jadi aku tidak menelponnya sejak kemarin"

"Kau tahu, kemarin Seungcheol muncul ketika aku bersama Jeonghan. Lalu aku tidak tahu apa yang sudah dikatakannya pada Jeonghan"

"Bukankah aku sudah bilang untuk menceritakan semuanya secara langsung pada Jeonghan oppa. Istirahatlah dulu, aku sudah memesan makanan untuk kita. Aku akan mengganti baju, kalau makanan datang tolong bayarkan sebagai biaya konsultasi hari ini"

Hanna segera memasuki kamarnya dan melihat kearah Jeonghan yang sedang duduk di tempat tidurnya.

"Apa dia sudah pergi?" Tanya Jeonghan.

"Belum, tetaplah disini dan kunci pintunya. Aku akan kembali setelah coups oppa pulang"

Hanna masuk ke kamar mandi untuk mengganti pakaiannya sedangkan Jeonghan hanya bisa terdiam, dia tidak tahu mengapa Coups bisa berinisiatif untuk menemui Hanna.

Semenjak kembali dari pulau itu, Jeonghan langsung menuju apartemen Hanna dan menceritakan semua yang sudah ia alami. Saat Coups tak sadarkan diri dan berganti menjadi Seungcheol, dia tak lagi sadarkan diri lalu Jeonghan memutuskan untuk meninggalkan mansion itu dan kembali ke Seoul. Bahkan rahasia itu harus ia ketahui dari Hanna setelah memaksanya untuk menceritakan semuanya.

"Jangan lupa kunci pintunya" ucap Hanna.

Hanna kemudian kembali keruang tengah dan melihat Coups sudah menikmati makanan yang sengaja ia pesan saat berpura-pura keluar tadi. Gara-gara Coups menghubunginya tadi, ia harus bersembunyi di tangga darurat beberapa menit sebelum kembali ke apartemennya dan berpura-pura jika ia baru kembali dari rumah sakit.

"Lalu bagaimana keputusan oppa?" Tanya Hanna.

"Aku akan mengikuti pengobatan itu. Aku tidak mau dia menguasai ku kali ini"

"Pertunanganmu akan dilakukan sebentar lagi, apa yang akan terjadi denganmu dan Jeonghan oppa?"

"Tidak akan terjadi apa-apa. Ini hanyalah pertunangan dan aku bisa pastikan jika pernikahan tidak akan terjadi"

"Sekarang ceritakan padaku, apa yang terjadi ketika kalian pergi kemarin?"

Satu persatu Coups mulai menceritakan semua hal yang sudah ia lakukan bersama Jeonghan di rumah halmeoninya. Tak ada satupun yang terlupa ketika ia mulai bercerita, bahkan Hanna bisa melihat bagaimana perubahan suasana hati Coups ketika menceritakan hal-hal indah yang dialaminya bersama Jeonghan.

Hanna merasa kasihan pada Coups dan sangat ingin berteriak jika Jeonghan sedang berada di kamarnya.

.
.
.

3 hari berlalu dengan begitu cepat. 3 hari sudah Jeonghan menginap di apartemennya, 3 hari sudah Jeonghan hanya mengurung dirinya di dalam kamar tanpa memperdulikan pekerjaannya, 3 hari yang namja cantik itu habiskan hanya untuk meratapi nasib serta merutuki keadaannya.

Hanna menatap kesal pada mingyu yang dengan santainya membiarkan Jeonghan terus bersedih mengingat Coups. Ia tidak mengerti dengan fikiran mingyu.

"Kenapa kau jadi ikut seperti ini? Kau tega membuat Jeonghan oppa terus bersedih karena Coups oppa? Ini sudah 3 hari mingyu ya dan dia selalu menangis saat malam"

"Lalu aku harus bagaimana? Kau tahu kalau Jeonghan hyung itu keras kepala. Kita bertengkar selama 3 hari hanya karena membahas ini, kenapa kau selalu membela Coups hyung? Apa kau menyukainya?"

"Kau menuduhku? Aku tidak menyukainya Yoon mingyu. Apa kau tidak bisa melihat ketulusan Coups oppa? Dia sangat mencintai Jeonghan oppa, kau tidak buta untuk melihat dengan jelas bagaimana perasaannya" Hanna kini mulai meninggikan suaranya.

Sejak awal bertemu Coups, intuisinya mengatakan jika Coups adalah namja yang baik. Semua rasa kagumnya juga semakin bertambah setelah ia mendengarkan semua cerita Coups ketika mereka berkonsultasi. Coups yang kesepian. Coups yang berusaha mencari sebuah kebahagiaan setiap malam di Club, menghabiskan malamnya dengan semua yeoja lalu ketika ia menjelaskan bagaimana ia bahagia bertemu dengan Jeonghan.

Hanna mengingat semuanya dengan sangat jelas. Bagaimana Coups mendeskripsikan perasaannya pada Jeonghan? Jeonghan yang bisa memberikan rasa nyaman serta kehangatan seperti yang pernah ia dapatkan dari halmeoni serta harabeojinya dulu, ia seperti mendapatkan keluarganya kembali.

"Apa kau membenci Coups oppa?" Tanya Hanna.

"Aku tidak membencinya tapi ini keputusan Jeonghan hyung. Aku mohon Hanna, mengertilah. Aku ingin Jeonghan hyung bahagia, tapi jika dia tersiksa dan ingin menjauh dari Coups hyung, apalagi yang bisa aku lakukan?"

"Dia hanya takut mingyu ya. Dia takut menceritakan kebenarannya pada Jeonghan oppa. Dia takut orang yang pertama kali ia cintai meninggalkannya karena takut padanya yang merupakan pengidap alter ego" jelas Hanna.

"Aku lelah terus seperti ini" mingyu mengusap wajahnya kasar karena pertengkaran yang terus terjadi dengan bahasan yang sama.

"Terserah denganmu" Hanna menuju dapur untuk sedikit menenangkan dirinya dengan meminum air dingin.

Hanna melihat Jeonghan yang memasuki dapur,"bertengkar lagi?"

"Aku tidak ingin membahasnya"

"Aku akan pergi ke Cafe" seruan mingyu yang diiringi dengan bantingan pintu membuat Jeonghan menghela nafasnya.

"Apalagi kali ini?" Tanya Jeonghan.

"Masih hal yang sama"

"Karena aku dan Coups lagi?"

"Iya...." Jawab Hanna sambil meninggalkan Jeonghan untuk kembali ke kamarnya.

Jeonghan beralih pada ponselnya yang menampilkan seluruh pesan dari Coups yang hanya bisa ia baca tanpa pernah berniat untuk membalasnya.

"Biarkan aku tenang Coups ah"



~Coups Side~

Coups mengerang kesal saat mengetahui jika seluruh pesannya hanya dibaca oleh Jeonghan, ia bahkan tidak tahu dimana namja itu berada. Persiapan pertunangan membuatnya harus tinggal di rumah dan mendengar semua perintah ummanya.

"Seungcheol ah..." Panggil ummanya tapi itu justru membuat Coups kesal.

"Coups. Panggil aku Coups Umma"

"Apapun itu. Nayeon akan datang sebentar lagi untuk makan malam bersama, jadi segera bersiap" setelah mengatakan itu ummanya keluar dari kamarnya.

"Jika aku tidak bisa membatalkan pertunangan ini secara baik-baik, jangan salah kan aku jika harus menyakiti yeoja itu"

Coups lalu turun dengan pakaiannya, kemeja hitam serta jeans berwarna senada. Selama makan malam, Coups hanya memainkan makanannya dan terus memperhatikan ponselnya berharap akan ada pesan dari Jeonghan.

"Seungcheol ah. Ajaklah Nayeon pergi keluar" suruh sang appa.

"Baik appa"

Coups berjalan terlebih dahulu meninggalkan Nayeon yang masih sibuk dengan tas miliknya. Anggap Coups bukanlah namja yang gentle karena ia langsung masuk kedalam mobil tanpa berniat membukakan pintu untuk Nayeon.

"Kita mau kemana Seungcheol ah"

"Tempat dimana aku biasa bersenang-senang"

Coups kembali memasang Smirk itu sambil membawa mobilnya menuju tempat yang ia fikir bisa menghancurkan rencana pertunangannya.

Nayeon sedikit merasa aneh saat mereka memasuki Gangnam, keterkejutannya muncul ketika mobil mereka berhenti tepat di depan sebuah Club.

"Club? Apa yang kita lakukan di sini Seungcheol ah?"

"Kau akan menjadi istriku bukan? Maka kau harus terbiasa dengan semua sikapku termasuk tempat favoritku"

Nayeon hanya bisa mengikuti Coups masuk kedalam Club, ia melihat bagaimana para yeoja diruangan itu segera mendekati Coups bahkan beberapa dari mereka seperti berusaha mencium coups.

"Seungcheol ah, kau suka datang kemari?"

"Yeah, setiap malam aku kesini. Kau ingin minum sesuatu?"

"Aniya... Aku ingin pulang"

"Kita baru sampai, tunggulah dulu disini"

Coups duduk di bar bersama Nayeon tapi pandangannya menyusuri lantai dansa, ia masih menimbang-nimbang apakah akan turun ke lantai dansa atau tidak.

Tapi pandangannya jatuh pada namja cantik dengan rambut pendeknya yang kini duduk di sofa panjang yang ada di lantai 2 bersama mingyu serta seorang yeoja yang ia yakini adalah Hanna.

Langkah kakinya secara refleks berjalan menuju lantai 2, apa selama ini ia sudah di bohongi oleh Hanna serta mingyu kalau Jeonghan sebenarnya berada di Seoul selama ini.

"Yoon Jeonghan" panggil Coups yang membuat ketiganya segera beralih menatap namja yang dengan susah payah mereka hindari.

"Biarkan mereka bicara, kita pergi mingyu ya" Hanna lalu berdiri sambil menarik tangan mingyu tanpa memperdulikan respon dari kekasihnya itu.

"Kau menghindari ku Yoon Jeonghan"

"Aku tidak ingin bicara denganmu Coups ssi atau aku harus memanggilmu Seungcheol?"

"Aku Coups bukan Seungcheol. Aku masih namja menyebalkanmu, orang yang kau cintai"

"Cinta? Aku tidak mencintaimu"

"Tapi kau mengatakannya hari itu saat kita di pulau, aku mengingatnya dengan jelas kalau kau mencintaiku"

"Lalu kau mempercayai semuanya begitu saja? Semua yang ku katakan hanyalah kebohongan semata. Aku bertaruh dengan soonyoung, ia bertanya apakah aku bisa melakukan my first sexs with DJ S. Coups"

Coups tidak bisa mempercayai apa yang ia dengar dari bibir Jeonghan, semuanya masih terasa aneh baginya.

"Kau bohong Yoon Jeonghan"

"Untuk apa? Kau bisa bertanya langsung dengan soonyoung jika tidak percaya"

"Berhenti Yoon Jeonghan" kini suara rendah penuh amarah itu kembali terdengar tapi Jeonghan terlalu sibuk berfikir hingga tidak menyadarinya.

"Senang bisa menghabiskan waktu denganmu, tapi ini hanyalah permainan Coups ah"

"AKU BILANG BERHENTI YOON JEONGHAN"

Coups mencengkeram bahu Jeonghan dengan erat dan mendorong Jeonghan ke dinding sehingga punggung Jeonghan membentur dengan sangat keras pada dinding itu.

"Berhenti. Hentikan semua kebohongan mu itu Yoon Jeonghan. Aku tahu kau jujur tentang perasaanmu, setiap kata cintamu malam itu dan satu lagi......kau masih menggunakan cincin ku"

Jeonghan melihat tepat kearah mata Coups yang selama ini mampu membuatnya tak bisa berfikir jernih, mata yang mampu membuatnya gila. Jeonghan menghela nafasnya pelan lalu melepaskan cincin yang ada di jari manisnya dan menunjukkannya pada Coups.

"Aku kembalikan cincin mu"

"Apa yang kau rahasiakan dariku Yoon Jeonghan?" Nada penuh keterlukaan itu membuat Jeonghan sedikit melemas.

"Tidak ada. Aku bukanlah orang yang suka menyimpan rahasia, lagipula kau tidak berhak menanyakan hal itu karena aku tidak pernah menanyakan rahasiamu dan aku tidak peduli. Aku tidak ingin bertemu dengan dirimu lagi"

"Seungcheol ah...." Jeonghan bisa melihat Nayeon yang berdiri tidak jauh dari mereka.

"Permainan berakhir Choi Seungcheol ssi" bisik Jeonghan yang lalu menyingkirkan tangan Coups darinya. Tapi satu yang tidak Jeonghan sadari yaitu Coups yang menitikkan air matanya tepat setelah mendengar ucapan itu.

Jeonghan berlari menuruni tangga, Hanna juga mingyu yang menunggu di tempat parkir hanya bisa mengernyitkan dahi mereka saat melihat Jeonghan yang sepertinya sedang menahan tangisnya.

"Ada apa oppa?" Tanya Hanna.

"Tidak ada"

"Lebih baik kita pulang ke apartemenmu terlebih dahulu" ucap mingyu.

Hanna terus memperhatikan bagaimana Jeonghan yang hanya bisa terdiam sepanjang perjalanan ke apartemennya. Ia benar-benar khawatir, sejujurnya ia berharap bisa melihat Coups dan Jeonghan bersama.

"Aku harus ke kantor dan mengurus semua pekerjaan Jeonghan hyung. Aku serahkan semuanya padamu, aku yakin kau bisa mengatasinya" ucap mingyu ketika mereka sampai di tempat parkir di apartemen Hanna.

"Maafkan aku. Aku tidak mengerti dirimu dan justru menyalahkanmu, maaf" Hanna hanya bisa menundukkan kepalanya saat mingyu melepaskan seatbeltnya.

Mingyu lalu menarik Hanna ke pelukannya,"Aku tahu kau melakukannya karena peduli pada Jeonghan hyung. Jangan memikirkannya lagi masuklah"

"Hati-hati di jalan. Aku mencintaimu mingyu ya"

"Aku juga mencintaimu Hanna ya"

Hanna lalu keluar dan segera menyusul Jeonghan. Setelah masuk ke dalam apartemen, ia bisa melihat bagaimana Jeonghan yang kini memeluk kedua kakinya yang tertekuk hingga ke dadanya.

"Oppa. Kau sadar jika itu menyakiti dirimu sendiri bukan?"

"Tapi ini yang terbaik Hanna ya. Aku dan Coups tidak akan pernah bersama, dia harus bertunangan dengan Nayeon dan membangun sebuah keluarga karena aku tidak akan bisa melakukannya"

"Oppa, bukan aku ingin membela Coups oppa tapi dia memang sangat mencintaimu. Apa ini sepenuhnya hanya karena Nayeon ssi atau karena masalah alter ego yang dimilikinya"

"Awalnya iya, tapi setelah berbicara dengan Nayeon kemarin, aku sadar bahwa Coups merupakan putra tunggal di keluarganya dan dialah harapan satu-satunya"

"Kenapa oppa harus memikirkan hal seperti itu? Merelakan kebahagiaanmu hanya untuk kebahagiaan orang lain" ujar Hanna yang mulai kesal.

"Aku tahu, kau besar di Amerika dan terbiasa dengan daya fikir seperti itu tapi disini hal itu tidak bisa diterima. Jangan terlalu memfikirkanku, aku bahagia asal kau dan mingyu bahagia, itu sudah cukup" Jeonghan mengacak rambut Hanna dan beranjak menuju kamarnya.

Hanna membalikkan tubuhnya dengan cepat dan berkata,"Jika aku mengatakan, bahwa oppa adalah cinta pertama Coups oppa dan alasan mengapa Coups oppa bertahan akhir-akhir ini, apa itu akan membuatmu berubah fikiran?"

"Apa maksudmu bertahan?"

"Hansol dan Seungcheol oppa menemui Jihoon oppa, mereka berencana untuk melepaskan Coups oppa dari tubuhnya dan membuatnya tidur selamanya. Mengambil sesuatu yang tidak seharusnya dimiliki oleh Seungcheol oppa. Dia bertahan untuk tetap menjadi Coups, bertahan dari semua usaha Seungcheol yang selalu ingin mengambil alih tubuhnya hanya untukmu. Demi cinta pertamanya dan demi dunianya, yaitu kau"

Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 29.9K 37
After the passing of Abigail Bentley's mother, she is now the only one responsible for her family's well-being. Her father, often too drunk to stand...
90.5K 3.1K 52
"๐“๐ซ๐ฎ๐ญ๐ก, ๐๐š๐ซ๐ž, ๐ฌ๐ฉ๐ข๐ง ๐›๐จ๐ญ๐ญ๐ฅ๐ž๐ฌ ๐˜๐จ๐ฎ ๐ค๐ง๐จ๐ฐ ๐ก๐จ๐ฐ ๐ญ๐จ ๐›๐š๐ฅ๐ฅ, ๐ˆ ๐ค๐ง๐จ๐ฐ ๐€๐ซ๐ข๐ฌ๐ญ๐จ๐ญ๐ฅ๐ž" ๐ˆ๐ ๐–๐‡๐ˆ๐‚๐‡ Caitlin Clark fa...
196K 4.1K 46
"You brush past me in the hallway And you don't think I can see ya, do ya? I've been watchin' you for ages And I spend my time tryin' not to feel it"...
556K 8.5K 85
A text story set place in the golden trio era! You are the it girl of Slytherin, the glue holding your deranged friend group together, the girl no...