Alter Ego

By Dean_JS

23.6K 2.9K 261

Ketika Jeonghan harus dihadapkan dengan dua sosok yang memiliki kepribadian sangat berbeda. Dia merasa bingun... More

โค๏ธ
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Info

Chapter 7

1.1K 165 16
By Dean_JS

Jeonghan memberikan pakaian mingyu pada Seungcheol yang baru saja mandi.

"Pakailah, lalu kau bisa pulang karena hujan sudah reda" Jeonghan kembali berjalan keluar dari kamar mingyu, namun sepasang tangan kekar melingkar di pinggangnya.

"Jangan marah lagi. Aku akan benar-benar menjauhi Nayeon, tapi jangan menjauh dariku"

"Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan Coups ah"

"Aku jatuh cinta padamu" ucap Seungcheol.

"Maaf, tapi aku tidak bisa" Jeonghan melepaskan tangan Seungcheol dan segera keluar dari kamar itu.

Seungcheol sendiri mulai menyadari jika ia menyukai Jeonghan, hanya sebatas rasa suka,"Aku harus segera menemui Jihoon agar ini semua cepat berakhir"

.
.
.

Jeonghan serta Hanna sedang pergi ke taman untuk sedikit menenangkan diri, mingyu menyuruh Hanna untuk mengajak hyungnya itu pergi.

"Oppa, apa yang kau fikirkan saat ini?"

"Aku sedang jatuh cinta pada orang yang salah, namja pabo menyebalkan"

"Kau tidak akan bisa terus membohongi dirimu sendiri dengan mengatakan tidak mencintai Coups oppa"

"Tapi terkadang aku merasa jika Coups adalah orang yang berbeda. Dia akan menjadi namja menyebalkan yang begitu manis tapi terkadang menjadi begitu lembut dan begitu tenang"

"Jadi sisi Coups oppa yang mana yang oppa suka?"

"Dia yang menyebalkan tapi manis"

Keduanya kembali berjalan hingga seorang yeoja berdiri tepat di hadapan Jeonghan, ia mengenal yeoja itu dengan sangat baik. Nayeon, tunangan Coups.

"Kenapa kau melakukan ini? Kenapa kau membuat tunanganku meninggalkanku? Kau membuatnya menjadi gay menjijikkan sama sepertimu"

"Aku tidak tahu. Dia tidak pernah mengatakan apapun tentangmu"

Nayeon membuka tasnya lalu mengambil sesuatu dan menyerahkannya pada Jeonghan. Jeonghan melihat nama Choi Seungcheol serta Im Nayeon tertera disana dan juga tanggal pertunangan.

"Choi Seungcheol?"

"Dia adalah tunanganku yang kau rebut. Pertunangan kami akan dilaksanakan minggu depan, aku berharap kau tidak merusak hubungan kami lagi" setelah mengucapkan itu Nayeon segera pergi meninggalkan Jeonghan yang hanya bisa termenung melihat undangan di tangannya.

"Dia bahkan tidak memberitahuku nama aslinya. Apa yang harus aku lakukan Hanna ya?"

"Tanyakan saja langsung pada orangnya"

Hanna kemudian pergi meninggalkan Jeonghan bersama Coups yang kini hadir.

"Apa aku menyakitimu sayang?" Tanya Coups.

"Apa aku harus menjawab pertanyaanmu?"

"Aniy. Aku bisa melihat dengan jelas bagaimana kekecewaanmu padaku dan seberapa besar aku menyakitimu"

"Jangan bersikap seolah-olah kau mengerti diriku"

Coups mendekati Jeonghan lalu memeluk namja cantiknya itu dengan sangat erat, ia mengelus pelan rambut Jeonghan.

"Aku mencintaimu. Ayo pergi"

"Apa maksudmu pergi? Kau ingin kemana?"

"Menjauh pergi dari semua masalah ini"

Coups lalu menarik tangan Jeonghan menuju mobil, ia kemudian meraih ponsel Jeonghan untuk mengirimkan pesan pada Hanna jika dia pergi dengan Jeonghan.

"Kemana kau ingin membawaku?"

"Ketempat dimana hanya ada kita berdua"

"Tapi aku masih ada pekerjaan. Aku juga harus menyiapkan semua hal termasuk pemotretanmu dan Hansol lusa"

"Kita akan kembali saat pemotretan nanti"

Jeonghan tak bisa berkata-kata lagi, ia hanya bisa duduk tenang. Bahkan ponselnya kini ada di tangan Coups dan dia tidak bisa mengabari siapapun kali ini.

"Untuk beberapa hari ini, aku ingin hanya ada kita berdua. Kau dan aku, tidak ada yang lain"

"Kenapa kau melakukan ini? Apa ini sebagai salam perpisahan darimu?"

"Aniya, ini sebagai permintaan maaf dariku untukmu dan lagi agar kita bisa semakin dekat" ucap Coups sambil menggenggam tangan Jeonghan.

Jeonghan menatap kedua tangan mereka yang tertaut, tanpa berfikir panjang ia pun membalas genggaman tangan itu.

Mobil itu memasuki sebuah kapal feri, Jeonghan keluar dari mobil Coups untuk berjalan ke dek atas. Pemandangan yang menurut Jeonghan sangatlah indah, Coups berdiri di samping Jeonghan dan kembali menggenggam tangan Jeonghan.

"Kita mau kemana?"

"Tempat dimana aku selalu menjadi diriku, dimana aku bebas mengekspresikan diriku. Tempat yang bisa dikatakan sebagai tempat favoritku di seluruh dunia. Itu pulaunya"

Dari kejauhan Jeonghan bisa melihat sebuah pulau kecil yang sepertinya sepi penghuni. Apa Coups tinggal disana dulu? Atau Coups pernah menghabiskan waktu disana?

Coups menatap sendu pulau tersebut dari jauh, sudah sangat lama ia tidak pergi mengunjungi rumah itu. Rumah dimana ia menjadi dirinya sendiri, dimana ia bisa tertawa dengan lepas bersama halmeoninya dulu.

~flashback~

Namja kecil berumur 10 tahun itu terus berlari mengitari halaman belakang rumah halmeoninya bersama seekor golden retriever kesayangannya yang baru berumur 1 tahun. Sedangkan wanita paruh baya yang sejak tadi duduk di kursi kayu itu hanya bisa tersenyum melihat bagaimana cerianya salah satu cucu kesayangannya itu, cucunya yang nakal, pembuat onar tapi berhati baik.

"Seunghan ah, sudah berhenti. Minum dulu susumu" seruan wanita paruh baya itu secara otomatis membuat namja kecil itu mengganti arah larinya menuju halmeoninya.

"Meoni, kenapa tidak memanggilku dengan Coups seperti biasa? Meoni dan beoji selalu memanggilku seperti itu"

"Itu karena Meoni sudah lama tidak memanggil nama aslimu. Hari ini Umma dan appamu akan datang berkunjung" ucapnya sambil mengelus rambut hitam pekat Coups.

"Apa Seungcheol hyung juga akan datang?"

"Tentu saja. Dia pasti sudah sangat merindukan adik kembarnya yang nakal ini"

"Meoni, Coups tidak nakal. Mereka saja yang selalu menggangguku"

"Sekarang masuk ke kamar dan bersihkan dirimu, Meoni akan mempersiapkan makan malam untuk mereka"

Coups atau yang bernama lengkap Choi Seunghan adalah putra kembar dari keluarga Choi yang begitu terkenal dengan kekayaannya yang melimpah serta aset yang tersebar di beberapa negara dan aset yang tak terhitung jumlahnya di Korea.

Seunghan adalah putra kedua yang berbeda 5 menit dari hyungnya Choi Seungcheol. Seungcheol dan Seunghan memiliki sifat yang jauh berbeda, Seunghan adalah anak yang terlalu aktif dan bisa dikatakan nakal karena ia selalu bertengkar dengan teman sekelasnya atau teman-temannya yang lagi sedangkan Seungcheol adalah anak yang tenang dan ramah.

Dulu mereka tinggal bersama, Seunghan selalu menjadi anak yang menjaga hyungnya dari teman-teman mereka yang selalu menghina Seungcheol karena Seungcheol yang kutu buku serta selalu sakit-sakitan. Seunghan sadar jika dia tidak mendapatkan perhatian lebih dari kedua orangtuanya karena mereka jauh lebih memperhatikan Seungcheol yang memang jauh lebih lemah darinya dan Seunghan berusaha memahaminya.

Hingga suatu hari Seunghan mengajak Seungcheol bermain bola. Seungcheol kelelahan hingga ia harus dilarikan kerumah sakit, membuat Seunghan untuk pertama kalinya mendapatkan pukulan dari appanya karena sudah membuat kondisi hyungnya menurun.

Seunghan kemudian dipindahkan ke sekolah yang ada di sebuah pulau, disana ia tinggal bersama halmeoni serta harabeojinya. Sejak saat itu Seunghan semakin jauh dari Seungcheol, dalam setahun mereka hanya bisa bertemu 2 kali yaitu saat Natal serta ulang tahun keduanya.

Bagi Seunghan, dia sangat menyayangi kedua orangtuanya meski dia tidak mendapatkan hal yang sama.

"Coups sayang, turunlah. Umma, appa dan Seungcheol hyungmu datang"

Wajah namja itu dipenuhi senyuman lebar, ia sudah menunggu keluarganya itu cukup lama dan ini adalah saatnya. Langkah kakinya berlari menuruni tangga, berharap ia segera bisa memeluk appa, Umma serta hyungnya.

"Umma...appa...hyungi" ia memeluk mereka satu persatu dan berakhir dengan memeluk hyungnya lebih lama.

"Bagaimana kabarmu Seunghan ah?" Tanya sang Umma sambil mengelus rambut Coups.

"Coups baik Umma. Umma, apa kalian akan tinggal lama?"

"Seunghan ah, kemarilah" panggil appanya yang membuat Coups mendekati sang appa dan berdiri di hadapannya.

"Appa akan tinggal disini bersama Coups kan"

"Kau menyukai nama itu ternyata. Coups ah, kau tahu bukan kalau kondisi hyungmu sedang sakit? Appa dan Umma berencana untuk membawanya ke Jerman dan menetap disana selama proses penyembuhan. Jadi Coups harus tinggal disini bersama Meoni dan beoji, aratji?"

"Ne. Tapi appa akan menghubungi Coups kan? Lalu Coups bisa berkunjung kan?"

"Tentu saja sayang, kau bisa melakukannya. Setelah hyungmu sembuh kami akan kembali lalu kita bisa tinggal bersama"

~flashback end~

Jeonghan memperhatikan Coups yang sejak tadi terlihat melamun, wajah menyebalkan itu bahkan begitu sendu dan Jeonghan merasa jika Coups sangat merindukan keluarganya.

"Coups ah....." Panggil Jeonghan sambil memegang lengan Coups.

"Ada apa sayang?"

"Kita hampir sampai, kau melamun sejak tadi"

"Maafkan aku" Coups menggenggam tangan Jeonghan lalu membawanya turun untuk naik ke mobil.

"Kau baik-baik saja Coups ah?"

"Aku baik. Ah apakah kau khawatir padaku sayang?"

"Kau memang menyebalkan"

Coups hanya tertawa melihat wajah kesal Jeonghan. Setelah kapal feri itu bersandar di pelabuhan, mobil mewah itu meluncur melewati rumah-rumah penduduk yang sebagian besar merupakan nelayan. Jeonghan melihat betapa indahnya pemandangan laut hingga anak-anak yang bermain di pantai, ia membuka jendela dan udara khas laut tercium olehnya.

"Kau menyukai udaranya?" Tanya Coups.

"Ne, aku sangat menyukai laut dan udara inilah yang aku rindukan"

Mobil itu kini mulai melewati rute panjang, Jeonghan bisa melihat hutan-hutan pinus di samping jalan raya itu. Ia berfikir jika sebenarnya mereka sudah berada di sisi lain pulau, karena ia bisa melihat sebuah rumah cukup besar dengan pagar tingginya seperti berusaha menghalangi apapun untuk masuk kedalamnya.

Tepat di samping rumah itu sebuah pantai berpasir hitam dengan lautan biru terlihat begitu indah, tak ada siapapun disana bahkan sebuah rumah pun tidak ada selain mansion besar itu.

Gerbang besar itu terbuka, hanya ada 2 orang penjaga disana serta seorang tukang kebun yang sedang menata halaman depan yang dipenuhi bunga mawar merah, putih serta krisan putih. Meski terpencil dan berada jauh dari keramaian, rumah ini terlihat sangat indah bahkan tidak ada aura menyeramkan sama sekali.

"Ayo keluar"

Saat ia keluar dari mobil seorang laki-laki berumur sekitar 50 tahunan dengan jasnya. Laki-laki itu tersenyum padanya serta Coups bahkan ia bisa melihat kerutan halus di sudut matanya.

"Anda kembali tuan muda, selamat datang"

"Ahjussi, kenapa masih memanggilku dengan tuan muda? Panggil lah aku seperti dulu Coups"

"Kau memang tidak pernah berubah Coups ah"

"Ahjussi, ini Yoon Jeonghan kekasihku. Jeonghan ah, dia adalah Park ahjussi yang dulu selalu menjagaku saat aku kecil dan sekarang menjaga rumah ini untukku"

"Annyeonghasseo Yoon Jeonghan imnida"

"Senang bertemu denganmu, Coups memang sangat pintar mencari seorang kekasih. Semoga kau bahagia dan tahan dengan kelakuan anak nakal ini"

"Aku tidak tahan sebenarnya ahjussi, tapi dia selalu menempel padaku" ucap Jeonghan.

"Lebih baik kalian istirahat sekarang, aku harus ke Seoul untuk pergi berbelanja"

"Baiklah, hati-hati ahjussi"

Coups untuk kesekian kalinya menarik tangan Jeonghan masuk. Interior mansion itu begitu Classic, dengan beberapa ukiran bahkan lantai serta tangga yang terbuat dari marmer.

Indah. Jeonghan tidak pernah bisa berhenti mengagumi rumah ini, setiap detailnya menunjukkan bagaimana selera sang pemilik yang begitu berkelas.

"Kenapa kau membawaku kesini?" Tanya Jeonghan ketika mereka sampai di kamar.

"Ini kamar kita sayang"

"Aku yakin ada begitu banyak kamar disini, lalu kenapa aku harus berada di kamar yang sama denganmu?" Keluh Jeonghan.

"Hanya ada 5 kamar disini, kamar pertama adalah kamar Meoni dan beoji dulu, lalu kedua kamar orangtuaku, lalu ketiga kamarku dan 2 kamar lainnya adalah kamar tamu. Karena kau bukan tamu disini, kau adalah kekasihku jadi tempatmu adalah di kamarku"

"Lalu bajuku bagaimana?"

"Aku akan meminta Park ahjussi membelikannya tapi untuk sementara kau bisa memilih bajuku di lemari. Mandilah dulu"

Jeonghan segera mandi dan setelahnya ia memilih pakaian dari lemari Coups, pilihannya jatuh pada celana pendek selutut berwarna hitam dan sweetshirt berwarna putih, membuatnya harus tenggelam karena ukurannya yang jauh lebih besar.

Setelah keluar dari kamar mandi, ia bisa melihat Coups yang sedang berdiri di balkon yang menghadap langsung ke arah pantai.

"Kau melamun lagi, ada yang kau fikirkan?"

"Aku hanya rindu tempat ini. Kau terlihat menggemaskan dengan pakaian ini sayang" ucap Coups sambil menarik tangan Jeonghan agar bisa ia peluk.

"Apa yang kau ingin lakukan? Berhenti bersikap mesum dan pergilah mandi"

"Kau mandi terlalu lama sayang. Aku sudah mandi di kamar lain tadi"

Coups langsung mendekatkan wajahnya pada Jeonghan hingga kini ia bisa kembali mencium bibir Jeonghan. Jeonghan yang sejak tadi tak membalas ciuman Coups mulai terbawa suasana hingga kini ia ikut membalas ciuman itu, kedua tangannya bahkan sudah melingkar di leher Coups.

Coups terus menggerakkan bibirnya untuk mencari sesuatu yang sudah sangat ia rindukan, rasa nyaman dan kehangatan yang hanya bisa diberikan oleh Jeonghan padanya. Kini keduanya sudah berbaring di tempat tidur dengan Coups yang berada diatas Jeonghan, ciuman keduanya begitu pelan namun dalam. Kalian bisa melihat bagaimana mereka berusaha mengutarakan isi hati mereka satu sama lain, bagaimana rasa cinta mereka satu sama lain dan sebagai sebuah pembuktian jika mereka saling membutuhkan.

"Aku mencintaimu Yoon Jeonghan"

"Aku juga mencintaimu Coups ah"

Mendengar ucapan itu, Coups langsung menjauhkan wajahnya dan menatap Jeonghan erat. Ia tidak mempercayai apa yang baru saja ia dengar, untuk pertama kalinya namja cantiknya membalas ucapan cintanya.

"Apa aku tidak salah dengar? Kau membalas ucapan cintaku?"

"Aku sudah membohongi diriku sendiri selama ini. Aku tahu pertunanganmu dengan Nayeon akan segera dilaksanakan, jadi aku ingin menikmati waktu kita berdua sampai aku harus melepaskan mu untuk yeoja itu"

"Tapi percayalah, cintaku masih untukmu"

"Aku percaya itu Coups ah"

.
.

Pagi itu Coups membuka kedua matanya terlebih dahulu, wajah cantik kekasihnya adalah hal pertama yang ia lihat ketika membuka mata. Itulah hal yang sangat ia inginkan sejak dulu dan kini terwujud.

Senyuman lebar itu muncul di bibir tebal Coups ketika ia mengingat apa yang sudah keduanya alami dan lakukan semalam. Mereka menghabiskan waktu berciuman, bercuddle dan berakhir dengan make Love. Bahkan ia bisa melihat jelas Love bite yang ada di leher putih Jeonghan, itu adalah salah satu moment terindah yang pernah terjadi di hidupnya.

"Coups ah....." Gumam Jeonghan yang terlihat masih enggan membuka kedua matanya.

"Pagi sayang...." Coups menyelipkan Belaian rambut Jeonghan ke telinga agar ia bisa lebih jelas menatap wajah cantik itu.

"Badanku sakit semua, bagaimana aku akan bekerja besok?"

"Semuanya akan baik-baik saja. Kau hanya perlu istirahat hari ini dan besok kau sudah bisa bekerja"

Kedua namja yang masih berbalut selimut tebal itu saling bertatapan, Coups mengelus pipi Jeonghan dengan pelan. Ia mengecup kembali bibir yang semalam sudah ia nikmati.

"Aku mencintaimu"

"Aku juga mencintaimu Coups ah"

Sepanjang hari keduanya habiskan diatas tempat tidur, saling berpelukan, memberikan ciuman ciuman kecil satu sama lain dan menikmati kehangatan pasangannya. Jeonghan tahu jika hal yang ia lakukan adalah sesuatu yang salah, tidak seharusnya ia menghabiskan waktu bersama Coups di saat namja itu akan bertunangan.

"Coups ah, aku ingin melihat sunset bisakah?" Pinta Jeonghan.

"Tentu saja. Mandilah atau kau ingin kita mandi bersama dan melanjutkan yang semalam"

"Kau dan otak mesummu, pergilah"

Tangan keduanya tertaut dengan erat. Menyusuri pasir pantai dengan sesekali merasakan air laut membasahi kaki mereka. Senja berwarna orange itu semakin membuat suasana semakin romantis diantara sepasang kekasih baru itu.

Jeonghan memeluk Coups sambil melihat kearah matahari yang mulai tenggelam, ia kemudian mengalihkan pandangannya pada Coups yang ternyata sejak tadi juga menatapnya.

"Gomawo. Ini adalah salah satu hal terindah" ucap Jeonghan.

"Aku yang harusnya berterima kasih padamu aku mencintaimu sayang, sangat"

Saat ciuman itu berlangsung, Coups tiba-tiba saja melepaskannya dan mengerang sambil memegangi kepalanya.

"Coups ah... Gwenchana? Ada apa denganmu?"

"Jeonghan ah, kembalilah ke dalam. Aku akan menyusul"

"Aniya, ada apa denganmu? Kau membuatku takut Coups ah"

"Arghhhh....!!!!!!!!"

Jeonghan semakin panik ketika coups terbaring dalam keadaan hampir tidak sadarkan diri.

"Coups ah, ada apa denganmu sebenarnya? Coups ah"

Kedua mata indah itu terbuka, namun Jeonghan bisa melihat perbedaannya bahkan rambut kecoklatan Coups berubah menjadi hitam.

"Aku Seungcheol sedangkan namja yang tadi bersamamu adalah Coups. Menjauhlah dari Coups, dia berbahaya untukmu" setelah mengatakan itu Seungcheol tak sadarkan diri dan meninggalkan Jeonghan dalam kebingungan.

"Apa maksud ini semua Coups ah?"



Its failed. Aku ngga tahu apa yang aku tulis, jadi maaf kalau mengecewakan. Di tunggu kritik dan sarannya juga votenya.
😄😋😜

Continue Reading

You'll Also Like

884K 20K 48
In wich a one night stand turns out to be a lot more than that.
433K 10.9K 60
๐‹๐š๐๐ฒ ๐…๐ฅ๐จ๐ซ๐ž๐ง๐œ๐ž ๐‡๐ฎ๐ง๐ญ๐ข๐ง๐ ๐๐จ๐ง, ๐๐š๐ฎ๐ ๐ก๐ญ๐ž๐ซ ๐จ๐Ÿ ๐ญ๐ก๐ž ๐ฐ๐ž๐ฅ๐ฅ-๐ค๐ง๐จ๐ฐ๐ง ๐š๐ง๐, ๐ฆ๐จ๐ซ๐ž ๐ข๐ฆ๐ฉ๐จ๐ซ๐ญ๐š๐ง๐ญ๐ฅ๐ฒ, ๐ฐ๐ž๐ฅ๐ฅ-๐ซ...
268K 9.3K 106
She was a capitol elite. He was the youngest victor in history. Their friendship was frowned upon, but their love was forbidden. Extended Summary Ins...
183K 3.8K 46
"You brush past me in the hallway And you don't think I can see ya, do ya? I've been watchin' you for ages And I spend my time tryin' not to feel it"...