Alter Ego

By Dean_JS

23.5K 2.9K 261

Ketika Jeonghan harus dihadapkan dengan dua sosok yang memiliki kepribadian sangat berbeda. Dia merasa bingun... More

โค๏ธ
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Info

Chapter 5

1.2K 177 10
By Dean_JS

Pagi itu setelah memastikan Coups sibuk dengan pekerjaannya di kantor, ia pergi dari kantor dengan alasan untuk mengecek proyek mereka. Namun tujuan Hansol adalah ke sebuah kantor psikiater, seseorang yang ia yakin akan bisa membantunya juga Seungcheol untuk melenyapkan Coups.

"Jihoon hyung, maaf sudah membuatmu menunggu. Aku harus memastikan jika Coups hyung cukup sibuk dengan pekerjaannya"

"Gwenchana, duduklah dulu"

"Hyung, kau tidak memberitahu yang lain tentang hal ini kan?"

"Tenang saja semua rahasia mu aman, bahkan untuk pertama kalinya aku harus berbohong pada Jisoo hyung"

"Kalian itu sama-sama psikiater tapi kenapa Jisoo hyung dirumah sakit dan kau membuka praktek sendiri?"

"Jisoo hyung harus menjalankan rumah sakit keluarganya dan aku terlalu malas mengikuti jadwal rumah sakit yang tidak pasti. Jika kami berdua bekerja di rumah sakit, maka kami akan sama-sama sibuk. Kenapa jadi membahas kami? Sekarang ceritakan secara detail mengenai Seungcheol hyung dan Coups hyung"

Hansol kemudian mulai menceritakan semua cerita yang ia tahu dari orangtua Seungcheol, Jihoon mendengarkan dengan sangat rinci dan beberapa kali menuliskan semua informasi yang ia dengar.

"Jadi maksudmu Coups hyung itu adalah alter egonya Seungcheol hyung? Apa kau yakin?"

"Itu yang aku dengar dari orangtua Seungcheol hyung"

"Baiklah, kita akan mengatur jadwal dengan Seungcheol hyung"

Setelah menemui Jihoon, Hansol kembali ke kantor dan menemui Coups. Ketika ia membuka pintu ruangan Coups, terlihat namja itu masih mempelajari berkas-berkas miliknya yang cukup banyak.

"Hyung, kau belum menyelesaikan pekerjaanmu?" Tanya Hansol.

"Hanya tinggal beberapa hal saja. Aku akan pergi makan siang dengan Jeonghan dan mungkin aku tidak akan kembali setelahnya, jika perlu sesuatu kau bisa menghubungiku"

"Kalian akan pergi kencan hyung?" Goda Hansol.

"Aniya, hanya makan siang. Jeonghan mengajakku makan siang, kau tahu bukan kalau Jeonghan sangat jarang melakukan itu"

"Jadi kalian sudah berbaikan sekarang? Aku fikir kalian akan terus bertengkar"

"Kau tahu bukan kalau Jeonghanku itu sangat manis, kami berbaikan semalam"

"Selamat hyung. Aku akan kembali keruangan ku kalau begitu"

Coups berusaha mempercepat pekerjaannya agar bisa segera bertemu dengan Jeonghan, pagi ini ia tidak bisa menghubungi Jeonghan karena Jeonghan sudah pergi ke kantor lebih pagi untuk rapat. Hanya sebuah pesan selama pagi yang ia dapatkan dari Jeonghan.

'Coups ah, kau tidak usah menjemputku. Aku sedang pergi dengan mingyu ke pabrik, jadi kita bertemu saja di Cafe. Bekerjalah yang rajin' Itu adalah pesan yang ia dapatkan 1 jam yang lalu, karena itu ia sangat bersemangat untuk mengerjakan pekerjaannya agar bisa segera bertemu dengan kekasihnya.

Namun tiba-tiba Coups memegangi kepalanya, rasa sakit di kepala serta seluruh badannya. Ia yakin Seungcheol sedang berusaha mengambil alih tubuhnya, tapi Coups jauh lebih kuat hingga ia bisa menahan dirinya.

"Aku tidak akan pernah membiarkanmu mendekati Jeonghan lagi Seungcheol ah"

Coups kemudian membereskan pekerjaannya dan mengambil jaketnya, CEO muda itu terlihat tampan dengan kemeja biru yang ia lapis dengan jaketnya. Ia menuju ruangan Hansol untuk memberitahu sepupunya itu kalau ia akan ke Cafe menemui Jeonghan.

"Hansol ah, aku akan pergi. Kau yakin tidak ingin ikut denganku?"

"Sepertinya aku akan ikut hyung. Aku akan menemui seseorang disana"

"Nuguya? Seungkwani? Jadi apa yang di katakan Jeonghan benar, jika kalian memang saling menyukai dan sedang dekat"

"Kami seumuran hyung, karena itu kami dekat. Kita pergi sekarang?" Tanya Hansol.

"Ayo...."

Kedua pengusaha muda itu berjalan menyusuri lorong dan membuatnya di pandangi oleh seluruh karyawan yang selalu mengagumi kepada dua putra keluarga Choi itu.

"Jadi hyung, bagaimana hubunganmu dengan Jeonghan hyung?" Tanya Hansol.

"Dia adalah kekasihku dan itu tidak berubah sejak awal. Mungkin bisa dikatakan jika saat ini Jeonghan sudah mulai membuka hatinya untukku, kau tahu Yoon Jeonghan yang galak itu kini mulai bersikap manja padaku"

Hansol bisa melihat bagaimana bahagianya Coups yang selama ini memang tidak pernah ia lihat. Coups selalu menghabiskan waktunya di Club, mabuk dan bersenang-senang dengan para yeoja meski beberapa kali ia sering datang untuk mengurus perusahaan. Lalu hal itu membuatnya semakin merasa bersalah karena sudah berencana melenyapkan Coups.

"Kau tahu hyung....kau terlihat sangat berbeda sekarang. Kau lebih terlihat bahagia dan ceria, apakah ini benar-benar karena Jeonghan hyung?"

"Iya, sebut saja ini sebagai Han effect. Kau tahu bukan kalau sejak kecil keluargaku terus berharap jika aku tidak ada, tapi Jeonghan....aku merasa jika dia bisa memberikan rasa nyaman yang tidak pernah aku dapatkan dari siapapun"

"Tapi hyung, apa kau yakin jika dia tidak memiliki kekasih?"

"Tidak, mingyu sudah memberitahuku jika Jeonghan sedang tidak dekat dengan siapapun. Aku adalah orang pertama yang dekat dengannya dan mengambil ciuman pertamanya" ucap Coups.

"Tipikal seorang Coups. Kau benar-benar hebat hyung"

Ketika mereka sampai di Cafe, Coups memasuki dan mulai mencari Jeonghan di dalam Cafe itu. Sosok namja cantik itu terlihat duduk di kursi dengan buku yang hampir menutupi wajahnya, tapi Coups bisa melihat jelas kekasih cantiknya itu.

Ia berjalan mendekat dan berdiri di hadapan Jeonghan, ia menunduk dengan siku yang ia jadikan tumpuan di meja dan menurunkan buku itu sedikit. Coups bisa melihat jelas bagaimana mata indah itu kini menatapnya terkejut, tapi bukan Coups namanya jika tidak memberikan sebuah ciuman di bibir di setiap pertemuan dengan kekasihnya.

"Hai sayang, aku merindukanmu" ucap Coups.

"Paboya. Bagaimana pekerjaanmu? Lancar?"

"Hansol kejam padaku, dia memberikan aku begitu banyak berkas"

"Ya hyung! Aku tidak pernah melakukannya, itu memang tugasmu. Jeonghan hyung lihat, dia selalu menyalahkanku" keluh Hansol.

"Kalau bisa beri dia lebih banyak pekerjaan jadi aku tidak akan melihat wajahnya terlalu sering" ucap Jeonghan.

"Kau kejam padaku sayang"

"Hyung, mingyu mana?" Tanya Hansol.

"Kau bertanya mingyu atau Seungkwan? Mereka ada di ruangan mingyu di lantai 2, pergilah"

"Arasseo...." Hansol lalu segera berlari untuk naik ke lantai 2.

Jeonghan beralih pada Coups yang kini sudah menatapnya dengan dagu yang dia tumpu di tangannya.

"Ada apa Coups ah?"

"Aku ingin liburan bersamamu"

"Mingyu tidak akan mengijinkannya, dia tidak pernah ingin aku pergi tanpanya lagipula pekerjaanku sedang banyak saat ini" ucap Jeonghan sambil memperhatikan Coups yang entah kenapa kini sudah bersikap kekanakan dengan memainkan jari-jarinya.

"Kalau begitu kita ajak mingyu juga"

"Kekasih mingyu akan datang sebentar lagi dan aku tidak yakin ia akan pergi"

"Kita ajak semua orang yang kau kenal. Aku benar-benar ingin menghabiskan waktu denganmu"

"Menghabiskan waktu apa hyung?" Tanya mingyu yang baru saja turun diikuti oleh Seungkwan dan Hansol.

"Ayo liburan. Kau, aku, Jeonghan, Chan, kekasihmu, Hansol, Seungkwan, Jisoo, Jihoon dan Ming. Bantulah aku agar bisa menghabiskan waktu bersama hyungmu, aku yang akan menyiapkan semuanya dan menanggung semuanya"

"Bukan ide yang buruk, tapi kita baru bisa pergi setelah peluncuran produk kami selesai. Besok Hanna datang dan aku mau kalian ikut makan malam, aku juga harus mengenalkan kalian berdua padanya" ucap mingyu.

"Terserah, yang penting aku mau berlibur dengan Jeonghan. Iya kan sayang?"

"Aku tidak mengiyakan Coups ah" Coups tidak lagi memperdulikan ucapan Jeonghan, ia hanya fokus memainkan cincin pemberiannya yang kini sudah ada di jari manis Jeonghan.

Dia baru menyadari hal ini, sebelumnya ia tahu jika Jeonghan hanya memakainya sebagai liontin kalung.

"Aku tidak tahu jika cincin ini terlihat pas di jarimu sayang"

"Kalung ku putus karena itu aku memakainya"

"Pakailah terus seperti ini"

"Tunggu, kau tidak mengganti perban mu?" Tanya Jeonghan ketika melihat perban yang ia pasangkan terlihat kotor.

"Tidak sempat sayang"

"Chan ah, ambilkan beberapa obat merah, alcohol dan perban" teriak Jeonghan sambil mulai membuka perban Coups.

Setelah Chan membawakan apa yang diminta Jeonghan, Jeonghan kembali membersihkan luka itu dan memberikan pengobatan. Ming, mingyu, Chan, Hansol dan Seungkwan yang melihat kedua orang itu tidak bisa berkata-kata lagi. Keduanya terlihat seperti memiliki dunia mereka sendiri.

"Hyung, lebih baik kalian segera menikah. Aku tidak tahan melihat kalian yang semanis ini" ucap mingyu.

"Wah aku belum memikirkan sejauh itu, bagaimana sayang kau mau? Aku akan dengan senang hati menikahimu"

"Aku yang tidak mau pabo. Jangan lupa bersihkan lukamu" ucap Jeonghan.

"Baiklah...."

Mereka mulai makan siang mereka setelah menutup Cafe, makan siang itu terlihat riang, dimana ruangan itu dipenuhi dengan tawa. Mereka tidak sadar ketika Nayeon masuk kedalam Cafe itu dengan wajah cantiknya.

"Choi Seungcheol. Kau benar-benar keterlaluan, kau memundurkan jadwal pertunangan kita dan tidak menemuiku? Kenapa kau seperti ini Seungcheol ah?" Tanya Nayeon tanpa memperdulikan Jeonghan yang memandang bingung pada keduanya.

"Apa yang kau bicarakan? Aku tidak mengenalmu" ucap Coups dengan tenang.

"Berhenti bercanda Choi Seungcheol. Aku mohon, kenapa kau jadi bersikap dingin seperti ini padaku?"

"Kita bicarakan diluar" Coups kemudian berdiri dan membawa Nayeon untuk bicara diluar Cafe, Jeonghan yang sejak tadi dian hanya memperhatikan bagaimana coups sepertinya sedang marah pada yeoja itu. Ia berfikir apakah benar jika yeoja itu adalah tunangan Coups, apalagi ia pernah melihat Coups menghabiskan makan siangnya dengan yeoja itu meski Coups sendiri menyangkalnya.

Coups kembali masuk dan duduk di samping Jeonghan,"sepertinya pesonaku memang tidak bisa dihindari. Aku heran kenapa yeoja itu tidak mau melepasku sama sekali?"

"Memangnya dia siapa Coups ah?" Tanya Jeonghan.

"Mantan kekasih sekaligus mantan tunanganku. Dia tergila-gila padaku, karena itu dia tidak ingin melepasku sama sekali. Tapi kau justru tidak ingin bersamaku"

Jeonghan tidak lagi menanggapi Coups, ia justru menyuapi namja yang duduk di hadapannya itu berharap agar Coups tidak lagi mengucapkan hal-hal bodoh.

"Coups ah, kau dan Hansol bisa membantuku?" Tanya Jeonghan.

"Tentu saja sayang"

"Ya! Aku belum mengatakan apapun hyung" keluh Hansol ketika mendengar ucapan Coups yang langsung menyetujui permintaan Jeonghan meski belum mendengarkannya.

"Tenang, aku tidak akan menyiksa kalian. Aku hanya ingin kalian menjadi model utama kami" ucap Jeonghan.

"Aku yakin kalian akan mendapatkan penjualan yang luar biasa setelah aku menjadi modelnya" ucap Coups dengan percaya dirinya.

"Tentu saja, bukankah kau DJ terkenal? Mereka pasti akan membelinya" ucap Jeonghan.

Tepat setelah mereka makan siang, Coups dan Jeonghan duduk di balkon yang ada di lantai 2. Jarak keduanya tidak terlalu jauh, bahkan kau bisa melihat dengan jelas jika tangan keduanya saling tertaut atau lebih tepatnya Coups yang menahan tangan Jeonghan di genggamannya.

"Jeonghan ah, besok ingin pergi ke sebuah tempat?" Ajak Coups.

"Kemana? Bukankah kau harus bekerja? Aku juga harus bekerja"

"Kita melarikan diri. Kita pergi ke Jeju eotte?"

"Mengapa harus Jeju?"

"Tidak ada alasan khusus sebenarnya. Besok aku ingin menghabiskan waktu denganmu, hanya kita berdua"

"Kita atur waktu nanti, aku ingin kau fokus dengan pekerjaanmu"

Jeonghan bisa melihat jika Coups seperti sedang memikirkan sesuatu tapi ia tidak bisa menanyakan hal itu karena saat ini ia tidak ingin membuat namja itu semakin khawatir.

"Kau tidak kembali ke kantor bersama Hansol"

"Tidak. Aku sudah menyelesaikan semua pekerjaanku tadi sebelum pergi kesini, jadi sisanya ada sekretaris ku yang mengerjakan"

"Aku akan kembali ke kantor kalau begitu" ucap Jeonghan.

"Kenapa? Tidak bisakah kau tetap disini?" Pinta Coups.

"Aku harus menyelesaikan pekerjaanku. Aku akan menghubungimu nanti"

"Baiklah kalau begitu"

Jeonghan lalu berdiri namun tangannya masih di genggam oleh Coups membuatnya tak bisa berjalan sedikitpun.

"Ada apa?" Tanya Jeonghan.

"Kau belum memberiku ciuman?"

"Kau sudah menciumku tadi, jadi itu cukup untuk hari ini. Aku pergi dulu dan kau kembalilah ke kantor"

Jeonghan kemudian meninggalkan Coups dan kembali ke kantor bersama mingyu juga Seungkwan. Hansol yang tidak melihat Coups lalu menemui sepupunya itu.

"Hyung, bukankah kita harus kembali ke kantor?"

"Aku akan pulang saja. Aku akan mengantarmu ke kantor lalu pulang, kepalaku sakit"

"Kalau begitu kau langsung pulang saja hyung, aku akan naik taksi" ucap Hansol.

"Ya sudah kalau begitu. Hati-hatilah"

Hansol melihat bagaimana Coups terlihat terus memegangi kepalanya,"Ada apa hyung? Kau bertengkar dengan Jeonghan hyung?"

"Aniya. Kepalaku benar-benar sakit"

"Aku akan mengantarmu pulang, kau tidak akan bisa mengemudi dalam keadaan seperti ini. Ayo hyung"

Coups mulai pasrah saat Hansol membantunya berdiri dan membawanya ke dalam mobil, hari ini entah sudah berapa kali kepalanya terasa sakit. Seungcheol sepertinya sedang berusaha mengambil tubuhnya.

"Gomawo Hansol ah. Aku serahkan semuanya padamu"

"Tenanglah hyung, kau tidak usah memikirkan perusahaan. Istirahatlah atau ingin aku panggilkan dokter untukmu"

"Tidak perlu, aku hanya akan minum obat lalu tidur. Gomawo Hansol ah"

Hansol melihat Coups mulai memasuki rumah mereka, ia lalu membawa mobilnya untuk kembali ke kantor.

.
.
.

Jeonghan sedang membuatkan makan siang untuk mingyu dan dirinya, ia harus menyiapkan semuanya.

"Hyung, Hansol menghubungiku. Dia sudah menghubungimu sejak tadi tapi kau tidak menjawabnya" ucap mingyu sambil duduk di kursi yang ada disana.

"Benarkah? Ponselku tertinggal di kantor kemarin"

"Coups hyung sakit, ia demam tinggi sejak semalam dan terus mencarimu"

"Aku akan kesana nanti, minta Hansol kirimkan alamat rumah mereka"

"Ne hyung"

Setelah sarapan, Jeonghan segera menuju rumah Coups. Beberapa kali ia memencet bel tapi tak ada satupun orang yang membukakan pintu mansion besar itu.

Jeonghan memberanikan diri untuk membuka pintu itu dan ternyata pintu itu tidak terkunci sama sekali, mansion itu bahkan terlihat sangat sepi.

"Jeonghan hyung kau sudah datang. Coups hyung ada di kamarnya. Kamarnya di lantai 2, ada pintu dengan warna hitam dan itu adalah kamarnya. Aku harus pergi ke kantor"

"Pergilah. Aku akan menemaninya"

Jeonghan menaiki tangga, ia mencari kamar Coups dan pintu yang terlihat berbeda dari pintu yang lain berada disana. Ia membuka pintu kamar itu lalu mendapati Coups yang sedang terbaring lemah di tempat tidurnya.

Jeonghan semakin mendekat, ia tidak lagi melihat Smirk menyebalkan dari namja itu, hanya wajah merah yang ia lihat. Dia benar-benar terlelap, Jeonghan duduk di samping Coups lalu memeriksa suhu tubuhnya.

"Pagi sayang" suara lirih itu membuat Jeonghan sedikit merasa kasihan, biasanya dia akan menerima godaan tapi sekarang hanya bisa diam.

"Pagi. Kau bisa sakit juga eoh?"

"Manjakan aku hari ini sayang. Aku sedang sakit"

"Baiklah. Tidurlah dulu, akan aku buatkan bubur lalu kau bisa minum obatmu"

Jeonghan keluar dari kamar Coups untuk membuatkannya sarapan. Dapur besar itu terlihat sangat rapi dan bersih, seperti tidak ada yang menggunakannya cukup lama. Setelah menyelesaikan bubur serta tehnya, Jeonghan membawakannya ke kamar Coups.

Jeonghan memberikan bubur itu pada Coups dan menyiapkan obat-obatan yang sudah ada di meja nakas.

"Dimana maidmu?" Tanya Jeonghan.

"Hansol baru memecat mereka beberapa hari yang lalu, jadi kami sedang mencari maid baru"

Coups mulai memakan buburnya dengan perlahan, Jeonghan merasa kasihan pada namja yang terlihat begitu kesepian. Ia tidak tahu jika ternyata coups begitu kesepian seperti ini.

"Aku akan menyuapi mu"

"Kekasihku memang perhatian"

"Jangan membuatku menyesali apa yang sudah aku lakukan. Makan dan diamlah"

Coups tidak berhenti menatap kearah Jeonghan, untuk pertama kalinya ia merasa beruntung sedang dalam keadaan sakit karena ia bisa mendapatkan perhatian dari Jeonghan.

"Bagaimana kau bisa sakit? Kemarin kau baik-baik saja"

"Entahlah, kemarin kepalaku sakit dan semalam aku demam"

Coups mengambil piring dari tangan Jeonghan dan meletakkannya di meja nakas, ia lalu menarik tangan Jeonghan membuat namja cantik itu berada tepat di pelukannya.

"Ah, kau benar-benar hangat,. Andaikan guling ku sehangat dirimu"

"Kau ingin sesuatu?"

"Tidur denganku. Aku tidak bisa tidur semalam, jadi kau harus menemaniku tidur"

"Baiklah....."

Coups lalu melepaskan Jeonghan dan mulai berbaring, Jeonghan lalu berbaring di sebelah Coups. Coups menarik Jeonghan kembali ke pelukannya, hangat tubuh Jeonghan selalu membuatnya nyaman.

"Kau tahu sayang, tubuhmu selalu membuatku merasa nyaman. Sesuatu yang tidak pernah di berikan oleh semua wanita yang pernah bersamaku"

"Apa semua yeoja itu tidak pernah kesini?" Tanya Jeonghan.

"Aku tidak pernah membawa mereka kesini. Aku hanya membawa mereka ke hotel atau apartemenku, kau adalah satu-satunya kekasihku dan orang yang aku bawa kesini"

"Kau benar-benar mencintaiku?" Jeonghan menaruh dagunya di dada Coups dan bisa melihat jelas kearah namja itu.

"Kau butuh bukti apa agar kau yakin jika aku mencintaimu?"

"Hanya cintai aku, hanya lihat kearah ku dan jangan pernah lagi melihat kearah yeoja atau namja lain. Sampai aku yakin jika kau benar-benar mencintaiku"

"Akan aku lakukan apapun untukmu"

Jeonghan memajukan tubuhnya, menatap tepat di mata indah itu dan semakin memajukan wajahnya hingga ia bisa mencium bibir tebal itu. Coups tidak bisa bergerak, ia terlalu terkejut dengan apa yang dilakukan Jeonghan.

Setelah mengembalikan kesadarannya, ia tidak juga menggerakkan bibirnya dan ingin melihat bagaimana Jeonghan mengambil alih kendali ciuman mereka.

Coups memejamkan matanya ketika merasakan gerakan di bibirnya, hingga kini ciuman mereka semakin dalam. Lumatan lumatan lembut mereka berikan satu sama lain, Coups menarik pinggang Jeonghan erat.

"Tunggu aku hingga bisa mencintaimu"

"Pasti. Sampai kapanpun aku akan menunggumu sayang"



Awas diabetes!!! Belum masuk konflik apapun, masih mencari moment yang tepat. Keep voment 😄😋🙏🏻✌🏻️

Continue Reading

You'll Also Like

268K 11.1K 60
โ•ฐโ”ˆโžค *โ‹†โ ๐ข'๐ ๐ซ๐š๐ญ๐ก๐ž๐ซ ๐ง๐จ๐ญ ๐ฅ๐จ๐ฌ๐ž ๐ฆ๐ฒ ๐œ๐จ๐Ÿ๐Ÿ๐ž๐ž ๐ญ๐š๐›๐ฅ๐ž ๐š๐ฌ ๐š ๐ซ๐ž๐ฌ๐ฎ๐ฅ๐ญ ๐จ๐Ÿ ๐ฒ๐จ๐ฎ ๐ฉ๐ข๐ฌ๐ฌ๐ข๐ง๐  ๐จ๐Ÿ๐Ÿ ๐ญ๐ก๐š๐ญ ๐ญ๐ข๐ฆ๐ž-๐›...
278K 12.6K 36
เชœโ€โžดแกฃ๐ญฉ hidden, various hazbin hotel characters x female reader เชœโ€โžดแกฃ๐ญฉ ๐‘ฐ๐’ ๐’˜๐’‰๐’Š๐’„๐’‰ we follow an angel named y/n, who had her bes...
655K 31.3K 55
Taehyung is appointed as a personal slave of Jungkook the true blood alpha prince of blue moon kingdom. Taehyung is an omega and the former prince...
302K 19K 83
Kira Kokoa was a completely normal girl... At least that's what she wants you to believe. A brilliant mind-reader that's been masquerading as quirkle...