My Love CEO

By adpray

12.7M 397K 6.6K

"Kalau kamu belum punya pacar, papa akan kenalin kamu ke anak sahabat papa siapa tahu aja dia suka sama kamu... More

Introduce
1. Pagi yang buruk
2. Dasar Nyebelin!
3. WHAT?! Dijodohkan??
4. First date
5. Kebersamaan
6. Lunch with Bulepetan
7. Menemani Oliver
8. The Best Days of Life
Attention
9. Jealous?
10. Fitting
11. The Wedding
12. Special's Day
13. Bule Mesum (15+)
14. After Wedding
15. Apa? Cucu?!
16. Surprise
18. Honeymoon
19. Dia Siapa?
20. Trouble (1)
21. Trouble (2)
22. Strange
23. Sekretaris
24. New House
25. Mr. Jealous
26. One Day in Singapore
27. The Party
28. Mess Up
29. Bad
30. Little Past
31. Pregnant
32. Crazy Oliver
33. Oh No!
34. She's Fine
35. Selamat Tinggal
36. My Love CEO - End.
Visualisasi MY LOVE CEO
Extra Part
Sekuel - Franzel
Pemberitahuan
Hello

17. Aloha!

273K 8.6K 67
By adpray

"Sayang, bangun. Kita sudah sampai!" Oliver menepuk-nepuk pipi Karen.

Selama di perjalanan tadi, Karen bosan yang terus menanya kemana Oliver membawanya pergi. Namun pria itu tidak memberi tahunya. Akhirnya Karen pun tertidur karena lelah berbicara dengan suaminya yang nyebelin itu.

"Hmm..." Karen menggeliat dan memeluk lengan Oliver di sampingnya agar tidurnya semakin nyenyak.

"Sayang..." Oliver masih mencoba agar Karen bangun karena jet yang membawa mereka sudah mendarat dengan mulus.

Karena istrinya yang tidur sangat nyenyak, Oliver akhirnya memilih untuk menggendong Karen turun dari jet dan membawanya ke penginapan.

**

"Hoaamm..." Karen menguap. Ia pun mengucek matanya supaya lebih jelas penglihatannya.

Karen memandang sekeliling. Ia merasa aneh dengan tempat ini. Seperti bukan di kamarnya. Ia pun bangun dari tidurnya dan berjalan menuju jendela.

Alangkah terkejutnya, Karen mendapati pemandangan sungguh indah. Hamparan laut biru luas yang terlihat begitu menenangkan.

Karen pun beralih ke balkon untuk menatap keluar kamarnya. Udara sejuk khas pantai pun menyapu kulitnya.

"Indah banget!" Gumamnya melihat hamparan laut biru.

Sepasang tangan kekar pun memeluk Karen dari belakang. Karen terkejut. Orang itu pun menyenderkan dagunya di bahu kanan Karen. Karen tahu siapa orang yang memeluknya. Ia sudah hafal dengan aroma parfum orang tersebut.

"Kamu suka, sayang?" Tanya Oliver memeluk Karen dari belakang.

"Hmm. Ini indah banget!" Karen menganggukan kepalanya.

"Berarti aku gak salah pilih tempat" ucap Oliver tersenyum senang.

"Btw, kita di mana?" Tanya Karen yang masih penasaran.

"Kita di Hawaii" jawab Oliver lalu mencium bahu Karen yang terbuka.

"Serius?" Karen membelalakkan matanya.

Oliver menganggukan kepalanya. Ia menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Karen dan menghirup aroma yang sangat disukainya dari istrinya itu.

"Ver, aku mau main ke pantai" ucap Karen dengan antusiasnya.

"Nanti kita ke sana" sahut Oliver.

"Aku maunya sekarang!" Ucap Karen.

"Nanti aja. Kita kan baru sampai. Kamu nanti capek" ucap Oliver berusaha memberi pengertian.

"Aku gak capek kok" ucap Karen tetap kekeuh.

"Ayolah, Ver. Aku kan mau lihat sunset nanti sore" Karen menarik-narik lengan Oliver merengek seperti anak kecil yang ingin di belikan balon.

"Okey" jawab Oliver singkat. Karen berbinar senang dan memeluk Oliver.

"Apa aku harus turutin keinginan kamu dulu agar kamu bisa meluk aku seperti ini?" Ucap Oliver dengan tawa gelinya.

Karen refleks melepas pelukannya dari Oliver. Ia terlalu senang hingga sampai lompat dan memeluk suaminya. Oliver juga hanya bercandain istrinya itu.

"Kok di lepas?" Tanya Oliver melihat Karen melepas pelukannya dan tersenyum salah tingkah.

"Sudah ah, ayo!" Karen menarik lengan Oliver dan bersiap untuk pergi ke pantai.

Karen menginjak kakinya di pasir putih pinggir pantai. Sudah lama sekali ia tidak pergi ke pantai. Cuma waktu date pertamanya saja ia diajak Oliver ke pantai Ancol namun tidak sampai bermain langsung dengan air pantai.

Dengan kacamata hitam yang bertengger manis di kedua matanya dan juga bikini merah yang memperlihatkan tubuh indahnya. Karen duduk di bawah pohon kelapa dan bersender.

Siang menjelang sore ini enaknya berjemur di pantai. Pantai ini tidak terlalu ramai karena pantai ini khusus untuk orang yang sedang berlibur ataupun berbulan madu dan sekarang tidak terlalu ramai karena bukan waktunya liburan.

Omong-omong soal bikini, Karen sendiri tidak tahu kalau di lemari pakaiannya ada dua pasang bikini. Karena ia sendiri tidak menyiapkan pakaiannya dan Oliver langsung menyeretnya kemari. Ia berpikir bahwa bikini beserta pakaiannya itu memang telah disiapkan oleh Oliver.

Oliver celingak celinguk mencari keberadaan Karen. Saat sedang berganti pakaian, ia sudah ditinggal duluan oleh istrinya itu. Ia khawatir Karen menghilang.

Oliver mengedarkan pandangannya ke sepanjang pantai. Ia melihat ada seorang wanita sedang duduk bersender di bawah pohon kelapa dengan menggunakan bikini merah yang terlihat menggoda.

Ia yakin wanita itu adalah istrinya. Oliver mengepalkan kedua tangannya saat ada dua orang pria asing yang mencoba mendekati istrinya itu. Oliver pun buru-buru menghampiri istrinya itu dan menyingkirkan dua pria asing sialan itu yang berani mendekati istrinya penuh minat.

"Hmm..." Deham Oliver menyadarkan dua pria asing yang sedang menatap Karen sambil berbisik-bisik.

Dua pria asing itu pun menoleh mendapati Oliver dengan tampang datarnya.

"Excuse me, can I meet my wife?" Ucap Oliver pada dua pria tersebut yang sedikit terkejut karena wanita yang di tatapnya sudah menikah.

"Who are you?" Ucap salah seorang pria yang berambut cepak.

"I am her husband" sahut Oliver menunjuk Karen.

"Is that right you are her husband?" Tanya seorang pria yang sedikit brewokan.

"Of course" jawab Oliver langsung.

"I mean, can you show me that you is really her husband?" Ucap pria berambut cepak dengan tatapan tak percayanya pada Oliver.

"Well. Look at this. I am her husband. So, I 'm gonna tell you. Can you go from here? And don't disturb my wife" ucap Oliver menunjukkan cincin pernikahannya. Kedua pria itu menciut dan segera pergi menjauh dari tempat Karen berteduh.

Oliver mengutuk Karen dalam hatinya. Gara-gara istrinya memakai bikini berwarna menggoda itu, ada dua pria yang dengan beraninya ingin mendekati Karen. Rasanya ingin Oliver tenggelamkan kedua pria itu di laut.

"Hmm siapa suruh kamu pakai bikini ini?" Oliver meletakkan bokongnya di samping Karen.

Karen terkejut dan melepas kacamata hitamnya. Ia mendapat Oliver sudah duduk bersender di sampingnya. Pria itu hanya mengenakan celana pantai selutut dan tidak memakai atasan apapun.

Karen sempat tercekat nafasnya karena melihat perut sixpact yang indah suaminya itu.

"Kamu jangan segitunya natap aku. Kan setiap hari juga kamu biasa lihat aku naked" Oliver terkekeh dan memandang Karen dengan tatapan gelinya.

"Ish apaan sih!" Karen mendengus dan mengalihkan pandangannya kembali pada pantai.

"Aku selalu suka wajah kamu yang memerah seperti ini.." Oliver mengecup pipi Karen yang merona. Karen kembali terkejut dengan tingkah Oliver yang langsung main sosor pipinya.

"Oliver, kamu datang-datang main sosor pipi aku aja!" Protes Karen.

"Aku gak tahan lihat wajah kamu yang memerah, sayang" sahut Oliver. Karen mendelikkan matanya.

"Oh ya. Siapa yang suruh kamu pakai bikini ini?" Ucap Oliver dengan nada tegasnya.

"Bikini ini ada di lemari aku. Jadi aku pakai aja karena cocok untuk berjemur di pantai" sahut Karen dengan jujurnya.

Oliver merasa ia tidak menyiapkan bikini ataupun pakaian berbahan minim untuk istrinya itu. Ia sudah memastikan pakaian yang akan di kenakan Karen adalah pakaian yang tertutup.

Oliver menyadari satu hal. Pasti orang suruhannya itu yang membelikan bikini untuk Karen dan menaruhnya di dalam lemari.

"Sialan, kau Jack!" Umpat Oliver dalam hatinya.

"Aku gak suka kamu pakai bikini ini" ucap Oliver. Karen menoleh padanya.

"Kenapa? Ini bagus dan juga pas di tubuh aku" ucap Karen.

"Pokoknya aku gak suka kamu pakai bikini di tempat umum seperti ini" ucap Oliver.

"Orang-orang disini juga pada pakai bikini. Gak hanya aku doang" sahut Karen.

Oliver sangat sabar menyikapi istrinya yang polos dan tidak peka itu. Maksudnya, ia tidak rela jika istrinya itu ditatap oleh orang lain kecuali dirinya.

"Maksud aku, aku gak mau pria lain memandang kamu yang pakai bikini ini dengan tatapan minatnya" jelas Oliver.

Karen berusaha mencerna kata-kata yang di bicarakan suaminya. Ia tidak mengerti apa maksud Oliver.

"Aku mau kamu pakai ini kalau ada aku aja dan hanya aku yang boleh lihat kamu memakai bikini ini" lanjut Oliver.

Karen hanya mengiyakan perkataan suaminya saja. Karen pun berdiri dari duduknya dan menarik lengan Oliver.

"Ver, aku mau main air" ucap Karen merengek.

"Main air?" Ulang Oliver.

"Iya. Main ombak di pinggir pantai" tunjuk Karen pada ombak yang menyapu pantai. Sedari tadi, ia ingin sekali bermain air di sana.

"Okey. Tapi sama aku aja ya" Oliver pun beranjak dari duduknya.

Karen berseru senang dan menggandeng lengan Oliver menuju pinggir pantai. Oliver merasa seperti sedang mengajak anak kecil yang bermain di pantai bukan istrinya.

**

"1...2...3" ucap Oliver dan mereka berdua pun lompat saat ombak mendekati mereka.

Karen merasa sangat senang bermain ombak. Posisinya sekarang adalah berhadapan dengan suaminya sambil memegang tangan dan berdiri di samping ombak.

"Hati-hati yang ini lebih besar ombaknya" ucap Oliver.

"1...2...3 lompaatttt!" Seru Karen.

Oliver memeluk Karen saat ombak besar tersebut menghampiri mereka. Ombak tersebut sampai membasahi rambut keduanya.

"Wah seru banget!" Pekik Karen saat dirinya sudah kembali setelah ombak besar tersebut membasahi ranbutnya.

"Gimana? Kamu suka pantai ini?" Tanya Oliver. Ia sangat senang melihat Karen senang.

"Suka banget. Dari dulu aku ingin sekali ke pantai yang berada di Hawaii ini" sahut Karen.

"Aku harus update instagram dan kasih tau Melly kalau aku lagi di Hawaii, hehe" ucap Karen. Ia ingin menunjukkan Melly bahwa dirinya berada di Hawaii.

"Aku baru tau kalau kamu alay juga" Oliver terkekeh.

"Aku gak alay!" Ucap Karen tak terima. Ia mengerucutkan bibirnya.

Oliver mengecup bibir Karen.

"Kamu mau lihat sunset gak?" Tanya Oliver memeluk pinggang Karen.

"Mau" sahut Karen menganggukan kepalanya.

Oliver pun menggandeng Karen untuk segera ke pinggir pantai. Orang-orang juga sudah mulai duduk di pinggir pantai menantikan sunset yang sebentar lagi akan tiba.

"Oliver, kapan mataharinya tenggelam?" Tanya Karen tak sabar ingin melihat matahari yang indah.

"Sebentar lagi, sayang" ucap Oliver memeluk pinggang Karen dari samping dengan posesif.

"Aku gak sabar" ucap Karen. Oliver tersenyum.

Hari semakin meredup dan matahari mulai berjalan ke arah barat. Semua orang mulai memenuhi pantai guna melihat pemandangan indah sebentar lagi. Dan juga ada beberapa pasang kekasih maupun suami istri juga menantikan matahari yang sebentar lagi terbenam itu.

Waktu yang di tunggu-tunggu datang juga. Matahari sedikit demi sedikit terbenam dan bergantilah siang menjadi malam. Karen sangat senang melihat sunset tersebut.

"Sayang, apa harapan kamu setelah ini?" Tanya Oliver pada Karen yang menikmati moment sunset tersebut.

"Harapan apa?" Karen menoleh ke suaminya. Oliver pun merangkul pinggang Karen agar dekat dengannya.

"Harapan kita ke depannya" ucap Oliver.

"Aku berharap kita hidup bahagia selamanya.." Entah sudah sejak kapan ia mengalungkan kedua tangannya di leher Oliver. Karen terbawa suasana romantis ini.

"Kalau aku berharap semoga kita cepat di kasih malaikat kecil oleh Tuhan. Hidup bahagia selamanya dan susah senang bersama. Jangan pernah tinggalkan aku, sayang" ucap Oliver menatap lekat istrinya. Ia mengucapkan itu tulus dari dalam hatinya.

"Ich liebe dich, mein Angel mein Frau" ucap Oliver lalu keduanya larut dalam ciuman mereka.

Oliver mengecup lembut bibir Karen dan begitu juga Karen membalasnya. Biarlah mereka menyalurkan rasa sayang mereka.


**

"Pokoknya aku gak mau kamu pakai bikini lagi!" Ucap Oliver dengan tegasnya.

Mereka sudah berada di penginapan sekarang. Sejak kepulangan mereka dari pantai, Oliver terus-terusan memprotes Karen yang masih mau mengenakan bikini jika berkunjung ke pantai. Hal itu membuat Oliver marah padanya. Ia tak suka apa yang menjadi miliknya di lihat oleh orang lain. Hanya dirinya saja yang boleh memandang Karen. Sungguh posesif.

"Tapi kan yang pakai bikini gak hanya aku doang. Masa aku gak boleh pakai ini?" Karen cemberut.

"Sekali gak tetap gak!" Ucap Oliver dengan tegasnya.

"Uh kamu sekali nyebelin tetap nyebelin!" Gerutu Karen.

Ada-ada saja suaminya ini. Apa salahnya jika ia mengenakan bikini persis seperti yang lain? Lagipula bikini itu pakaian yang wajar untuk bersantai di pinggir pantai.

"Aku gak mau tubuh indah kamu di lihat pria lain, sayang" ucap Oliver melembut dan mengelus pipi istrinya itu.

Karen menatap manik biru milik Oliver. Suaminya berkata dengan tulus. Karen berpikir, apakah Oliver sudah benar-benar mencintainya? Dengan pengakuan yang pria itu bilang tadi saat sunset di pantai dan semua kata-kata manis romantisnya.

"Terus aku harus ke pantai pakai apa? Masa aku harus naked" ucap Karen asal. Oliver melotot ke arahnya.

"Gak boleh! Aku mau kamu hanya naked di depan aku" ucap Oliver. Karen meneguk salivanya susah payah. Tubuhnya merasa merinding seketika.

"Ya gak mungkin juga aku begitu. Aku masih punya malu.." Ucap Karen. Mana berani ia bertelanjang di depan banyak orang. Ia hanya ngomong asal tadi.

"Sudah ah aku mau mandi dulu, gerah" lanjut Karen lalu beranjak menuju kamar mandi.

Oliver mengikuti istrinya dari belakang. Karen menghentikan langkahnya di depan pintu kamar mandi saat mengetahui Oliver mengikutinya di belakang.

"Kamu ngapain ikutin aku?" Tanya Karen dengan was was.

"Aku? Aku mau mandi lah" jawab Oliver dengan datarnya.

"Kamar mandinya cuma ada satu, Ver" sahut Karen.

"Memangnya kenapa kalau cuma satu?" Oliver balik bertanya pada istrinya itu dengan senyuman jahilnya.

"Kamu tunggu aku dulu kalau mau mandi. Kita gantian" ucap Karen dengan polosnya.

"Gak perlu gantian. Kita bisa mandi berdua" Oliver langsung menggendong tubuh Karen ala bridal style dan menuntunnya menuju bathup. Karen sangat terkejut akan tindakan suaminya yang tiba-tiba.

"OLIVER!!!" teriak Karen saat Oliver sudah membuka celana pantainya dengan gamblangnya di depan Karen yang membuat wanita itu langsung menutup matanya. Oliver hanya terkekeh melihat Karen yang masih saja malu dengannya.

**






I'm back. Hehehe
Semoga suka sama part ini.
Tolong budidayakan votement setelah membaca ya :)

To be continue ...

Continue Reading

You'll Also Like

5.7K 144 12
Claudio frinzy wijaya Seorang pemuda yang sanggat disiplin atas kepemimpinannya dalam segala hal seperti dalam organisasi mauapun di luar organisas...
526K 20.2K 37
[COMPLETED] Sera Adila Putri Cecilya adalah gadis yang berusia 21 tahun. Sera harus menerima kenyataan pahit, yaitu dengan ia dijodohkan dengan pria...
7.4K 630 5
Bagaimana jika ada gadis lain sebelum adanya Teresa Gadis yang merubah glade dan mengubah sesuatu yang keras menjadi lembut Menjabat sebagai seorang...
1.9M 91.3K 55
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...