HOPE [Double B]

De Watanawooo

717 69 8

Sebuah kisah cinta seorang Kim Hanbin yang penuh rintangan. 'Ya, sebesar apapun itu, itu hanyalah sebuah har... Mai multe

HOPE

717 69 8
De Watanawooo


.

.

.

.

.


"Bobby hyung~" Nyonya Kim yang mendengar suara ceria yang sangat dikenalnya itu mengerutkan dahinya. Ada apa anak itu kemari? Langit sudah gelap sekarang, apa yang dipikirkan anak itu? Pikirnya.

"Bobby hyung! Ahjumma Kim tolong buka pintunya!" Nyonya Kim segera membukakan pintu untuk sahabat anak satu-satunya yang sudah ia kenal sejak kecil itu.

Saat membuka pintu ia langsung mendapatkan sebuah cengirang lebar dari namja didepannya ini. "Ah, annyeonghaseyo ahjumma." Hanbin, nama namja tersebut membungkukan tubuhnya.

"Ada apa kau kemari Hanbin-ah?" Tanya Nyonya Kim bingung. Sedangkan Hanbin hanya memberikan senyuman kecil.

"Ani, aku hanya merindukannya ahjumma. Ia sama sekali tidak membalas pesan-pesanku." Nyonya Kim terdiam mendengarnya.

"Ha-Hanbin.."

"Ahjumma, apa kau tidak mengajakku masuk? Disini sangat dingin." Mendengar itu, lantas ia mempersilahkan Hanbin masuk.

"Ahjumma apa Jiwon hyung diatas? HYUNG APA KAU DIKAMAR? AKU AKAN KEATAS!" Hening, tidak ada sahutan atau suara apapun. 'Mungkin sedang tidur.' batinnya.

"Ahjumma aku keatas dulu ne?" Nyonya Kim hanya menatap punggung Hanbin yang berjalan menuju lantai atas. Hanbin membuka pintu bercat putih yang sudah tak asing lagi baginya.

Cklekk

Pintu kamar itu terbuka, aroma khas yang sangat Hanbin kenal itu pun langsung menyapa indra penciumannya.

Kosong. Tidak ada siapapun dikamar itu. 'Apa Bobby hyung sedang pergi? Ah, aku akan menunggunya sampai ia kembali.' Hanbin berjalan memasuki kamar yang sangat bersih dan rapih itu, tidak ada kaset game yang berserakan, baju kotor yang menumpuk dipojok ruangan, dan tempat tidur yang berantakan. Yang ada hanyalah sebuah kamar yang sangat bersih dan rapi. Sejak kapan Bobby hyung menjadi rajin seperti ini? Pikirnya geli.

Ia merebahkan dirinya dikasur berukuran sedang itu, mengambil sebuah boneka winnie the pooh yang lumayan besar milik Jiwon, sambil memejamkan matanya erat. "Hyung~"

Flashback

"Bobby hyung~" Hanbin melambaikan tangannya saat ia melihat seorang namja tampan yang sangat ia kenal itu, yang baru saja memasuki kafe minimalis tersebut. Namja tampan tersebut berjalan menghampiri Hanbin yang berada dipojok kafe tersebut.

"Kau sudah menunggu lama Hanbin-ah?" Tanya Bobby.

"Ani hyung, akupun belum lama sampai." Bobby langsung mendudukan dirinya dihadapan Hanbin. "Nah, hyung kau bilang kau ingin mengatakan sesuatu padaku? Apa itu hyung?" Hanbin menatap penasaran pada Bobby yang sekarang terlihat gelisah.

"Eumm.." Hanbin mengerutkan dahinya melihat Bobby yang begitu gelisah.

"Hyung? Apa ada sesuatu Bobby hyung?"

"Eum h-hanbin.." Akhirnya dengan mengumpulkan keberaniannya, ia mendongak menatap Hanbin tepat dimatanya. "Err h-hyung, mengapa kau menatapku seperti itu?" Kini giliran Hanbin yang gelisah karna ditatap lekat oleh Bobby.

"Kim Hanbin." Glek, Hanbin menelan ludahnya susah payah karna Bobby yang menyebut namanya.

"N-ne hyung?" Bobby mengambil nafas dan membuangnya perlahan.

"Aku menyukaimu Kim Hanbin."

DEG

Hanbin melebarkan mata sipitnya saat mendengar kalimat yang baru saja dinyatakan oleh Bobby tadi. "M-mwoya?" Gumam Hanbin. Bobby yang melihat Hanbin tidak memberi respon, dengan nekat mempersempit jarak wajahnya dengan Hanbin yang masih diam mematung.

"Hanbin-ah, saranghae." Setelah mengucapkan itu, Bobby mempertemukan bibirnya dengan bibir plum Hanbin. Hanbin makin melebarkan matanya saat merasa Bobby mulai melumat pelan bibirnya.

"Eunghh." Leguhnya, yang lantas membuat Bobby menjauhkan wajahnya. "Ha-hanbin? Maaf, maafkan aku. Lupakan saja kejadian tadi." Bobby menundukan kepalanya.

Hening, tidak ada percakapan diantara mereka. Mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing. Sampai akhirnya Bobby membuka suaranya.

"Sudahlah lebih baik kau lupakan saja perkataanku barusan."

"..-kannya." Bobby mengerutkan keningnya saat mendengar Hanbin yang seperti mengatakan sesuatu.

"Ne? Apa yang kau katakan tadi?" Hanbin menundukkan wajahnya yang memerah.

"Bagaimana aku bisa melupakannya begitu saja. Kau tahu hyung? Itu ciuman pertamaku hyung."

"A-ah maafkan aku." Bobby menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu. "Ta-tapi hyung, bisakah kau mengulang kata-katamu lagi?"

"E-eh?"

"Kumohon, katakan lagi. Aku ingin mendengarnya lagi." Pinta Hanbin.

"Ba-baiklah, dengarkan aku Hanbin-ah, aku akan mengatakannya sekali lagi." Bobby menggapai kedua tangan Hanbin dan menggenggamnya erat.

"Kim Hanbin saranghae, maukah kau menjadi kekasihku?" Bobby kembali menatap wajah Hanbin yang kembali memerah.

"Ne, hyung. Na-nado, aku juga mencintaimu." Hanbin langsung menutup wajah manisnya dengan kedua tangannya saat ia merasa wajahnya sudah sangat memerah seperti tomat.

Sedangkan Bobby tersenyum begitu lebarnya hingga memperlihatkan gigi kelincinya dan membuat matanya menghilang. Ia mencoba melepaskan kedua tangan Hanbin yang menutupi wajah manis itu. Bobby kembali mempersempit jaraknya dengan wajah manis Hanbin.

"Kim Hanbin saranghae."

Dan akhirnya kedua belah bibir itu kembali bertemu untuk kedua kalinya.

Flashback off

'Kim Hanbin saranghae.'

Walau sudah tiga tahun berlalu, Hanbin masih mengingatnya. Bagaimana ekspresi wajah Bobby saat mengatakannya, dan bagaimana ciuman pertama mereka, Hanbin tersenyum kecil mengingatnya. Ia mengedarkan pandangannya keseluruh kamar, dan ia melihat sebuah foto dirinya dan Bobby saat mereka masih menduduki taman kanak-kanak, Hanbin kembali tersenyum mengingat masa kecil mereka.

~

Huft, Hanbin membuang nafasnya entah untuk yang keberapa kalinya. Ia sudah menunggu Bobby selama dua jam, tapi ia sama sekali tidak beranjak sedikitpun dari ranjang Bobby. Kini Hanbin tengah menyembunyikan wajah manisnya diantara beberapa bantal. Ia menghirup wangi bantal yang seperti wangi tubuh Bobby.

"Aromanya masih sama seperti Bobby hyung." Gumamnya.

"Kemana kau pergi hyung?" Hanbin terus menggumamkan nama Bobby.

Hanbin mengalihkan pandangannya kearah pintu yang dibuka oleh seseorang. "Bobby hyung?" Itu bukanlah Bobby melainkan Nyonya Kim. Nyonya Kim yang berada didepan pintu kamar hanya bisa menatap sedih Hanbin.

"Hanbin-ah." Hanbin membuka matanya saat mendengar suara lembut Nyonya Kim. Nyonya Kim meletakkan nampan yang ia bawa kemeja nakas yang berada disamping tempat tidur. Ia menghampiri Hanbin dan duduk disebelahnya.

"Kau terlihat begitu kacau, apa kau tidak tidur semalaman?" Tanyanya. Hanbin hanya menggeleng sebagai jawabannya.

"Kau harus istirahat Hanbin-ah. Nanti kau akan jatuh sakit."

Nyonya Kim mengusap pelan rambut halus Hanbin. "Tapi aku menunggu Bobby hyung ahjumma, sebenarnya kemana perginya Bobby hyung ahjumma?" Nyonya Kim menundukan kepalanya menatap wajah manis Hanbin yang tengah menjadikan pangkuannya sebagai bantalannya. Hanbin kembali memejamkan matanya, menikmati usapan lembut Nyonya Kim.

"Ha-hanbinie..."

"Kemana ia pergi? Jahat sekali, kenapa ia tega sekali tidak mengajakku dan meninggalkanmu sendirian huh." Nyonya Kim menangis dalam diam. Hanbin membuka matanya, ia mengangkat tangannya mengusap air mata yang mengalir dipipi Nyonya Kim.

"Ahjumma, mengapa kau menangis hm? Apa ia melakukan sesuatu yang membuatmu sedih? Huh, awas saja kalau ia kembali aku akan memukulnya dan memarahinya karna membuat ahjumma menangis." Air mata Nyonya Kim semakin deras.

"Hanbin-ah, ahjumma mohon. Ahjumma mohon kau jangan seperti ini." Hanbin mengerutkan dahinya. "Apa maksudmu ahjumma?"

"ahjumma mohon Hanbin-ah. Jiwon, Jiwon sudah tidak disini lagi hanbin-ah." Ujar Nyonya Kim.

"Apa maksudmu ahjumma? Kemana ia pergi? Kenapa aku tidak tahu sama sekali?" Hanbin bangkit dan duduk disamping Nyonya Kim.

"Tidak, kau sangat tahu itu Hanbin-ah. Tentang semuanya, tentang mengapa ia pergi dan tentang kejadian yang menimpanya."

"Apa maksudmu? Dan apa yang menimpanya?"

"Hanbin, tolong dengarkan aku. Jiwon sudah tidak disini lagi, ia sudah meninggal. Ia sudah pergi Hanbin-ah."

"Ahjumma kau pasti bercanda. Tidam mungkin Bobby hyung pergi meninggalkanku."

"aku tidak bercanda Hanbin-ah. Jiwon sudah meninggal."

"TIDAK!! IA TIDAK MUNGKIN PERGI MENINGGALKAN KU!! KAU BOHONG!! BOBBY HYUNG TIDAK MUNGKIN PERGI BEGITU SAJA TANPA MEMBERI TAHU KU!!" Nyonya Kim terlonjak saat mendengar teriakan Hanbin.

"Hanbin-"

"TIDAK hiks itu tidak mungkin!! hiks." Nyonya Kim menatap sendu hanbin. Iapun masih tidak percaya bahwa Bobby sudah pergi meninggalkan mereka. Hanbin sebuah note yang berada dimeja nakas milik Bobby.

'Eomma, maafkan aku. Aku pergi, hanya untuk sementara. Maafkan aku eomma, aku menyayangimu^^

Ps: Tolong jaga Hanbin selama aku pergi, berbaiklah padanya.
Dan Hanbin-ah saranghae..

Your son,
Kim Jiwon yang tampan.'

Ia kembali membacanya, Hanbin ingat bagaimana marahnya Nyonya Kim saat mengetahui bahwa dirinya dan Bobby berpacaran, dan Bobby yang pergi meninggalkannya.

Flashback

"Katakan Kim Jiwon, kau tidak mungkin berpacaran dengan Hanbin kan?!" Tanya Nyonya Kim penuh harap bahwa apa yang baru saja didengarnya adalah gurauan yang biasa dilontarkan oleh anaknya itu.

"Maaf eomma, aku dan Hanbin memang berpacaran. Aku mencintainya eomma." Nyonya Kim terdiam mendengarnya. Kecewa? Tentu saja, ia sangat kecewa. Anak semata wayangnya itu ternyata menyukai sesama jenis. Nyonya Kim mengalihkan pandangannya kearah Hanbin yang tengah menundukkan kepalanya dengan tatapan marah, dan kembali menatap Jiwon.

"Putuskan dia sekarang!" Titah nyonya Kim. Bobby membelakkan mata sipitnya. "A-apa? Eomma ak-"

"PUTUSKAN DIA SEKARANG JUGA KIM JIWON!!" Bobby dan Hanbin tersentak mendengar teriakkan nyonya kim.

"Ahjumma. " Cicit Hanbin.

"Diam kau dasar gay! Pasti kau yang menghasutnya hingga ia menjadi gay menjijikan sepertimu!"

"EOMMA!" Kini nyonya Kim yang terkejut karna teriakan Bobby padanya. "Lihat? Kau bahkan berani membentak ibumu demi namja jalang ini!" Hanbin hanya bisa menundukkan kepalanya dan menangis dalam diam.

"Ma-maafkan aku eomma, tapi ucapan eomma itu sungguh keterlaluan. Hanbin tidak-"

"Hyung.." Ucapan Bobby terputus saat hanbin menarik tangannya. Ia menolehkan kepalanya kearah Hanbin yang menggelengkan kepalanya. Bobby kembali menatap nyonya Kim yang terduduk didepannya dengan angkuh.

"Tidak eomma, untuk kali ini saja aku menolak keinginanmu. Aku hanya mencintai Hanbin, aku sangat mencintainya. Aku tidak akan pernah melepaskannya eomma." Hanbin yang berada disamping Bobby, tertegun saat dengan lantangnya Bobby mengatakan bahwa ia sangat mencintai dirinya.

"H-hyung." Bobby mengeratkan genggamannya pada tangan Hanbin dan memberikan senyuman terbaik miliknya. "A-apa yang barusan kau katakan itu Kim Jiwon!!" Nyonya Kim mengepalkan kedua tangannya.

"Maaf eomma untuk kali ini saja, aku sungguh sangat mencintai Hanbin eomma. Maafkan aku." Setelah mengucapkan itu Bobby melangkahkan kakinya keluar rumah dengan tangan yang masih setia menggenggam tangan Hanbin.

.

"Hyung." Bobby menghentikan langkahya saat mendengar Hanbin yang memanggilnya. Ia membalikkan tubuhnya menghadap Hanbin yang menunduk. "Ada apa hm?" Tanya Bobby seraya menangkupkan wajah Hanbin.

"A-apa kita akan baik-baik saja hyung?" Tanya Hanbin dengan suara yang sangat amat pelan namun masih bisa didengar oleh telinga tajam milik Bobby. Bobby terhenyak, ia menatap kedalam mata Hanbin. Mata yang membuatnya terperosok sangat dalam pada pesonanya.

Bobby mengecup kilat bibir Hanbin. "Ne, kau tenang saja. Kita berdua akan baik-baik saja, tidak akan ada yang memisahkan kita." Setelah itu Bobby menarik Hanbin kedalam dekapannya. "Aku berjanji itu. Kau percaya padaku?" Tanya Bobby.

"Ne, hyung aku percaya padamu."

!-!-!-!-!-!-!

Nyonya Kim mengurut pangkal hidungnya, kepalanya sangat pusing saat ia mengetahui bahwa anak satu-satunya berpacaran dengan Hanbin yang notabennya adalah seorang laki-laki. Betapa marah dan kecewanya dia. Sebagai seorang ibu, tentu dirinya sangat menginkan yang terbaik untuk Bobby.

Ia menginginkan Bobby menikah dengan seorang wanita yang nantinya akan memberi Bobby anak. Bukan dengan laki-laki yang tidak bisa memberikannya seorang keturunan. Ia takkan membiarkan Bobby bersama dengan Hanbin.


~

Sudah dua bulan berlalu, sejak nyonya Kim mengetahui bahwa Bobby dan Hanbin berpacaran. Ia mencoba menjodohkan Bobby dengan beberapa anak sahabatnya, yang langsung ditolak tegas oleh Bobby.

Kini ia tengah menyiapkan makan malam untuk mereka berdua. "Jiwon lekaslah turun, makan malam sudah siap!" Tidak ada sahutan apapun dari Bobby. Nyonya Kim segera menuju kamar Bobby, untuk memberitahu makan malam sudah siap.

Nyonya Kim mengerutkan dahinya bingung saat tidak mendapati Jiwon dikamarnya, ia berjalan memasuki kamar Bobby. Dan lagi-lagi ia dibuat bingung, ia baru menyadari bahwa kamar Bobby kini terlihat sangat rapi dan bersih. Nyonya Kim mengambil sebuah note yang berada diranjang Bobby.

'Eomma, maafkan aku. Aku pergi hanya untuk beberapa waktu. Maafkan aku eomma, aku menyayangimu^^

Ps: Tolong jaga Hanbin selama aku pergi, berbaiklah padanya.
Dan Hanbin-ah saranghae..

Your son,
Kim Jiwon yang tampan.'

Nyonya Kim membuang sebarang note tersebut, wajahnya memerah menahan marah. Ia berjalan keluar kamar Bobby dan mengambil kunci mobil miliknya yang tergeletak dimeja hias. Ia melajukan mobilnya menuju kesuatu tempat.


!-!-!-!-!-!-!-!


Hanbin kini tengah bermalas-malasan diapartemennya. Ia menghela nafasnya, Bobby tidak membalas satu pesanpun darinya. Ia kembali menatap smartphone-nya menunggu Bobby yang mungkin akan membalas pesan-pesannya.

Ting Tong Ting Tong

Mendengar bel apartemennya dibunyikan dengan tidak sabaran itu, Hanbin segera bangkit dan berjalan keluar kamarnya.

Ting Tong Ting Tong

"Iya, tunggu sebentar!" Hanbin menggerutu kesal karna orang itu sangat tidak sabaran. "Huh, bisa-bisa bel apartemenku rusak." Gerutunya.

"Siap- eh? Ahjumma?" Hanbin terkejut saat mendapati Nyonya Kim yang tengah berdiri angkuh didepan pintu apartemennya.

"Ahjumma ada ap-"

PLAK

Hanbin membelakkan matanya, ia memegang pipinya yang terasa panas dan perih karna tamparan keras dari Nyonya Kim. Ia menatap nyonya kim dengan pandangan nanar, sosok yang selama ini ia anggap sebagai seorang wanita yang lemah lembut dan penyayang itu, baru saja menamparnya.

"Kau! Apa yang kau lakukan pada anakku?! Pasti kau yang menghasutnya untuk pergi kan?!" Nyonya Kim menatap Hanbin dengan wajah yang memerah karna marah dan tatapan yang bengis.

"A-aku tid-"

"Masih berani mengelak huh? Kau sudah mempengaruhi Jiwon hingga ia menjadi gay menjijikan sepertimu, dan sekarang kau menghasutnya untuk pergi dariku heh?!" Hanbin menangis dalam diam, ucapan nyonya Kim sangat menyakiti hatinya. "Kau jangan pernah berharap kau akan bertemu Jiwon lagi setelah ini! Ingat itu dasar gay!!" Setelah itu nyonya Kim pergi meninggalkan Hanbin yang menangis.

"Mengapa begitu banyak rintangan dalam hubungan kita Bobby hyung?"



!-!-!-!-!-!-!-!



Ini sudah satu bulan berlalu, dan Bobby masih belum kembali. Ia bagaikan ditelan bumi, tidak ada kabar sama sekali tentang keberadaan dirinya. Hanbin menatap keluar jendela, hari ini hujan sangat deras. Langit benar-benar sangat gelap seperti suasana hatinya. Air mata lagi-lagi menuruni kedua pipinya, ia sangat merindukan Bobby.

"Kau dimana hyung? Aku sangat merindukanmu."

'Terjadi sebuah kecelakaan pesawat di Virginia, Amerika. pada pagi tadi. Diduga pesawat terbakar dan meledak karna ada sebuah kesalahan teknisi pada mesin pesawat.'

'Para pihak berwajib sudah mengeluarkan daftar para korban, dan ini dia daftar para korban kecelakaan pesawat tersebut'

'Kim Insung, wanita, usia 25thn, lalu Kim Jiwon, Pria, usia 21thn' Hanbin menolehkan kepalanya saat mendengar nama Jiwon.

"Tidak, itu pasti Jiwon yang lain." Ujarnya. Dan air mata sukses meluncur begitu mulusnya saat tayangan berita tersebut menampilkan foto Jiwon-nya beserta dengan nomor ID milik Jiwon.

"Tidak hiks tidak hiks BOBBY HYUNG!!"

Flasback end

"Jiwon tidak akan pernah kembali lagi Hanbin-ah. Eomma mohon, kau jangan seperti ini. Sebesar apapun harapanmu, Jiwon tidak mungkin kembali." Hanbin hanya diam. Ya, sebesar apapun ia berharap Bobby tidak akan pernah kembali padanya.

"Ya kau benar ahjumma. Sebesar apapun itu, itu tetaplah sebuah harapan yang mustahil."

.

.

.

.

.

End

Continuă lectura

O să-ți placă și

505K 37.6K 59
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.
Making Dirty Scandal De Andhyrama

Polițiste / Thriller

9.8M 183K 41
[15+] Making Dirty Scandal Vanesa seorang aktris berbakat yang tengah mencapai puncak kejayaannya tiba-tiba diterpa berita tentang skandalnya yang f...
ELARA (TERBIT) De Called me Kana

Polițiste / Thriller

6.3M 485K 57
Menceritakan tentang gadis SMA yang dijodohkan dengan CEO muda, dia adalah Queenza Xiarra Narvadez dan Erlan Davilan Lergan. Bagaimana jadinya jika...