My Teacher My Husband : My [C...

By DAP8412

1.5M 106K 8.2K

Kelanjutan dari kisah hidup Nyonya Oh yang terhormat, Oh Suzy. Sequel dari My Teacher My Husband. . . "Harvar... More

Prolog.
Ch. 1
Ch.2
Ch.3
Ch. 4
Ch. 5
Ch.6
Ch. 7
Ch. 9
Read.
Ch. 10
Ch. 11
Ch. 12
Ch. 13
Ch. 14
Ch. 15
Ch. 16
Ch. 17
Ch. 18
WAJIB BACA
Ch.19
Ch. 20
Ch. 21
Ch. 22
Ch 23
not today
Ch. 24
Ch. 25
yuhuuu
Ch. 26
Ch. 27
Ch. 28
Ch. 29
Ch. 30
?
Ch. 31
Ch. 32
Ch. 33
Ch. 34
promise
luhan
Ch. 35
Ch. 36
Ch. 37
Ch. 38
Ch. 39
Ch. 40
Ch. 41
Ch. 42
Ch. 43
Ch. 44
Ch. 45
Ch. 46
please.
Ch. 47
Ch. 48
Ch. 49
Ch. 50
Ch. 51
Ch. 52
notice
HA
Ch. 53
Ch. 54
Ch.55
Ch. 56
ch. 57
Ch. 58
Ch. 59
Ch. 60
hiatus
Ch. 61
Ch.62
Ch. 63
Ch. 64
Ch.65
Ch. 66
Ch. 67
Ch. 68
notice
Kepo ga tuh? Muehehe
ADA YANG BARU NIIII
OPEN PO

Ch. 8

23.2K 1.6K 86
By DAP8412

"Kau.."

**

"JIYEON?!" Pekik Suzy tak percaya. Menghalangi gadis itu agar tidak melihat tubuh suaminya walaupun hanya seinchi.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Chanyeol heran.

"Menutupi tubuh suamiku." Ujar Suzy.

"Dari siapa? Kami berdua?" Kali ini Baekhyun yang bertanya dengan raut wajah yang sulit diartikan.

"Kami berdua sama-sama pria. Dan jangan khawatir kami juga punya roti sobek kami sendiri." Jawab Baekhyun dan mengangkat sedikit kemeja yang ia dan Chanyeol gunakan. Tentunya untuk memperlihatkan roti sobek mereka.

"YA! Apa yang kalian lakukan?" Geram Sehun. Menutup mata Suzy dengan telapak tangannya yang besar.

"Oh Sehuuun! Jiyeon bisa melihat itu nanti!" Panik Suzy. Berusaha menurunkan tangan Sehun dari matanya.

"Apa yang ku lihat? Mereka berdua ini menutup mataku. Kau tak lihat?" Protes Jiyeon karna sedari tadi ia disalahlan tak tentu arah.

"Bagaimana aku bisa melihat jika mataku juga di tutupi Sehun?" Suzy ikut tak terima. Ia jujur bukan.

**

"Kenapa kalian kerumahku malam-malam begini?" Tanya Sehun malas. Duduk dengan kaki yang menyilang. Ciri khas bos besar.

"Bantu kami." Mohon Jiyeon, juga mata berkaca-kacanya yang pasti tak akan mempan jika bersama Sehun.

Alis Sehun berkerut. Menatap Suzy yang hanya mengendikan bahunya tanda tak tau apa pun.

"Bantu kami belajar untuk lulus tes ujian masuk universitas Mr." Mohon Jiyeon lagi. Mengepalkan kedua tangannya di depan dada dengan mata yang mengerjap-ngerjap.

"Kenapa harus aku?" Tanya Sehun malas.

"Kami mohon Mr." Kali ini Chanyeol dan Baekhyun. Duduk dengan posisi berlutut dan juga, jangan lupakan tangan mereka yang ikut terkepal.

"Tidak." Putus Sehun mutlak. Berdiri dari duduknya dan hendak kembali menuju kamarnya. Sehun paling tidak suka bicara banyak.

"Kami moho~n." Bujuk Jiyeon lagi. Berdiri di depan Sehun lalu merentangkan ke dua tangannya. Menahan Sehun agar beranjak dari posisisnya saat ini.

"Kalian cari saja guru private." Usul Sehun jengah. Tau bagaimana cara Sehun mengajar di kelas bukan.

Apa? Tidak tau? Yang benar saja! Sehun itu hanya memberi tau rumus, satu contoh soal beserta penjelasan, dan tugas puluhan soal. Bahkan ratusan. Lalu ulangan setelah itu ujian.

"Kami mohoooon." Ujar Chanbaek dengan nada mendayu-dayu, bahkan sudah menyembah-nyembah Sehun bagai raja. Jika Sehun tidak mau juga, maka mereka mengakui bahwa hati Sehun itu terbuat dari BATU.

"Tidak." Ulang Sehun. Menyingkirkan Jiyeon dari hadapannya lalu berjalan menaiki tangga, seb-

"Ku mohon." Kali ini suara Suzy. Ikut berlutut bersama teman-temannya dengan tangan yang juga terkepal di depan dada.

Terkutuk kau wahai para cocomong! Maki Sehun dalam hati, pasalnya, jika Suzy yang audah seperti itu maka ia tak akan tega lagi.

Mana mungkin ia tega pada ibu dari anak-anaknya kelak.

Sehun menghela nafas lelah. Menjatuhkan dirinya di salah satu anak tangga lalu menatap Suzy. Kentara sekali bahwa ia sedang frustasi. Mengajari para quartet ubur-ubur itu  menderita penyakit darah tinggi.

Oh tuhan. Apa salahku? Pikir Sehun.

**

"

Kalian akan masuk universitas mana?" Tanya Sehun.

"Seoul National University." Jawab Jiyeon bangga.

Sehun melongo. SNU? Yang benar saja, bukan maksud mencela atau apa, tapi yah.. itu lah, Sehun juga tak tau kata apa yang tepat untuk mendefinisikan empat makhluk abstrak itu.

"Kalian yakin?" Tanya Sehun.

Anggukan mereka berikan.

"Dengan otak batu itu?" Sehun memastikan.

"Jangan mulai lagi Sehu~n." Rengek Suzy.

Jiyeon berdecak malas. Kenapa dua sejoli itu selalu saja mencari gara-gara disaat yang tepat seperti ini.

"Apa yang ingin kalian tau?" Tanya Sehun malas. Membolak-balik buku tebalnya lalu menatap murid private dadakannya itu.

"Semua." Jawab Baekhyun semangat.

Sehun mendesah lelah. Menunjuk jam dinding lalu menatap makhluk kecil di depannya itu. "Lihat jam itu?" Tanya Sehun.

Semuanya mengangguk.

"Sudah malam dan waktunya kalian pulang." Suruh Sehun pelan. Bangkit dari duduknya lalu bersedekap dada.

"Ajari kami Mr. Oh." Pinta Jiyeon lagi. Menarik ujung celana Sehun dengan tatapan memohon.

"Besok. Datang lagi jam 7 pagi, dan aku akan mengajari kalian." Ujar Sehun. Mencoba berbaik hati walau pada kenyataannya dia sangat ingin membenamkan mereka semua di dalam kolam renang. Tentunya tidak dengan Suzy cintanya.

"Kami menginap disini." Ujar Chanyeol. Mengangkat tasnya yang entah sejak kapan sudah menggembung, dan Sehun yakin bahwa itu isinya adalah baju dan tentu saja buku.

"Tidak." Desis Sehun. Mereka pikir rumahnya ini milik dinas sosial apa.

"Kalau begitu kami akan tidur di halaman belakang, samping atau depan rumahmu saja." Kali ini Baekhyun. Bahkan ia membawa dua tas. Yang tentunya berisi barang-barang yang akan menghangatkan tubuhnya. Jika Sehun memang tega menyuruh mereka tidur di halaman. Baekhyun itu tidak bisa terkena udara dingin. Alergi.

Mungkin.

"Bolehkan Sehun?" Bujuk Suzy dengan mata berbinarnya. Memeluk lengan Sehun dengan erat lalu mengusap-ngusapnya.

"Astaga ya tuhaaan!" Pekikan tertahan Sehun serta acakan rambut frustasinya yang membuat Suzy merasa bersalah.

Sehun juga tak akan tega, sementara ia tidur nyaman di ranjang king sizenya dengan berselimutkan kehangatan. Dan tiga makhluk itu tidur kedinginan di luar rumahnya yang sudah pasti memiliki banyak kamar kosong. Dan Sehun berani bertaruh dengan black card miliknya bahwa istrinya juga akan ikut-ikutan tidur di luar nantinya.

"Kalian tidur di ruang tamu sana." Ucap Sehun seraya menunjuk pintu bercat putih di lantai satu rumahnya itu.

"Baik. Teriama kasih Mr." Ujar mereka serempak, dan juga bungkukan badan mereka agar terlihat sopan. Tidak bagus jika mereka bersikap kurang ajarkan? Status mereka saat ini hanya menumpang. Catat MENUMPANG.

"Aku tidur di ranjang dan kalian tidur di lantai." Bisik Jiyeon. Menyusun rencana tidur sekamar mereka nanti. Tak mungkin mereka bertiga satu ranjangkan. Bisa jadi bencana nanti.

"Kau Jiyeon!" Tunjuk Sehun. "Aku tidak menyuruhmu sekamar dengan mereka. Ada banyak kamar disini. Pilih salah satu dan jangan coba-coba untuk sekamar apa lagi seranjang dengan dua pemuda yang sedang dalam masa puber itu." Mengarahkan telunjuknya pada Chanbaek yang hanya diam mematung, lalu naik menuju lantai dua. Kamarnya.

"Dia perhatian ju-"

"Dan lagi. Cepat ke meja makan dan segera makan." Suruh Sehun santai, menyela ucapan Jiyeon. Dia sangat mirip dan sangat cocok untuk menjadi seorang ayah.

"Ga."

**

"Sehun itu tidak sepenuhnya dingin dan cuek. Dia perhatian dengan cara dia sendiri." Gumam Jiyeon setelah meneguk air minumnya.

"Dia itu hangat. Hanya covernya saja yang seperti itu." Ujar Suzy. Terkekeh pelan saat ia ingat  bagaimana ekspresi frusrasi Sehun tadi.

"Apa kalian sudah minta izin akan menginap disini?" Tanya Suzy khawatir.

"Tentu."

"Kalian tidurlah. Jam 7 berkumpul di ruang tamu ok. Sehun itu manusia yang tepat waktu." Bisik Suzy dengan kekehan pelannya. Takut bahwa meja makan ini akan mengadukannya pada Sehun.

"Akan Suzy akan ke kamar kalian. Silahkan lewat sini nona dan tuan." Canda Suzy lengkap dengan cengiran khasnya.

"Apa kami merepotkan?' Tanya Chanyeol.

"Tentu tidak. Sehun memang seperti itu." Jawab Suzy kalem. Tersenyum lembut pada teman-temannya itu.

**

C

eklek.

Pintu kamarnya terbuka. Menampakan sosok Sehun yang tengah berbaring dengan posisi miring ke kanan.

Suzy mendekat dan memperbaiki posisi selimut Sehun hingga sebatas dagu pria itu. Suzy naik ke atas ranjang dan masuk ke dalam pelukan Sehun. Menjadikan lengan kanan pria itu sebagai bantalannya dan memeluk pinggang Sehun.

Ia sangat bersyukur sekaligus merasa sangat beruntung karna sudah mendapatkan Sehun. Pria baik hati yang jika hanya dilihat dari luar akan menimbulkan kesan kejam dan arogan dari  diri Sehun.

"Have a nice dream Sehun sayang." Bisik Suzy seraya mengusap pipi Sehun lembut.

Cup.

Dan juga setelah mendaratkan kecupan manis ke bibir Sehun.

Suzy hanya tak tau kalau sebenarnya di balik kesan kejam dan arogan yang ia ucapkan tadi. Fakta yang tertinggal dari Sehun adalah...
























































"Bahwa.."

TBC.

V

OMENT jangan lupa ya guys.. entah kenapa mariposa ngk mood aja buat ngetik ni cerita.

Tapi, berhubung libur mau berakhir. Mariposa juga mau bilang kalau mariposa bakal ngak teratur lagi update(mungkin) ni ff.

Tapi lagi, karna mariposa cinta ni ama para readers yang aktif mau pun yang siders.. Mariposa usahain buat ngetik chap ini. Maaf kalau gaje ya..

Dan juga makasi buat yang udah setia vote ama coment ni crita dri awal ampe skarang..
Dan juga lagi, mkasi buat suport dan kalian semua.
Dan semuanya makasi.. ngk tau mau cuap2 apa lgi..

Btw buat @chubby0705 yang udah bikin nama quartet ubur2 buat ChanBaekJiSu.. makasi yaaa..

See u..

DAP.

Continue Reading

You'll Also Like

254K 18K 25
"Gue, seorang jung debby yang masih kelas 2 SMA, masih 17th, dan masih unyu unyu gini malah dijodohin om om umur 25th. Mimpi apa gue semalem." -Jung...
2.5M 155K 45
[SUDAH TERBIT DI Momentous Publisher]^^ *Beberapa part di hapus untuk kepentingan penerbitan^^ "Please kak, gua masih kuliah! kenapa gua yang nikah d...
431K 4.5K 85
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
348K 3.8K 22
Alisha harus terpaksa menikah dengan Melvin. Anak dari sahabat Ayahnya, hanya karena perjanjian Oma di masa muda. Ini gila, kenapa harus anaknya yang...