My Love CEO

By adpray

12.7M 397K 6.6K

"Kalau kamu belum punya pacar, papa akan kenalin kamu ke anak sahabat papa siapa tahu aja dia suka sama kamu... More

Introduce
1. Pagi yang buruk
2. Dasar Nyebelin!
3. WHAT?! Dijodohkan??
4. First date
5. Kebersamaan
6. Lunch with Bulepetan
7. Menemani Oliver
8. The Best Days of Life
Attention
9. Jealous?
10. Fitting
11. The Wedding
12. Special's Day
13. Bule Mesum (15+)
14. After Wedding
16. Surprise
17. Aloha!
18. Honeymoon
19. Dia Siapa?
20. Trouble (1)
21. Trouble (2)
22. Strange
23. Sekretaris
24. New House
25. Mr. Jealous
26. One Day in Singapore
27. The Party
28. Mess Up
29. Bad
30. Little Past
31. Pregnant
32. Crazy Oliver
33. Oh No!
34. She's Fine
35. Selamat Tinggal
36. My Love CEO - End.
Visualisasi MY LOVE CEO
Extra Part
Sekuel - Franzel
Pemberitahuan
Hello

15. Apa? Cucu?!

313K 9.4K 126
By adpray

Siang ini Karen dan Melly berada di cafe langganan mereka berdua. Melly izin dari kantor untuk menemui sahabat karibnya ini.

"Ren, gue bosan di kantor" ucap Melly sambil mengaduk-aduk jus mangga yang baru di pesannya.

"Kenapa bosan?" Tanya balik Karen.

"Abisnya lo sudah gak boleh kerja sih. Gue ditinggal sendirian di kantor. Hufftt" Melly membuang nafasnya.

"Gue juga bosan kali di apartemen sendirian, Mel. Awalnya gue maunya tetap kerja, tapi lo tau sendirikan bulepetan nyebelin itu gimana orangnya?" Ucap Karen yang terlihat kesal.

"Tapi lo enak, Ren. Sudah ada suami yang kerja nafkahin lo. Gue? Gue harus kerja bantuin mami gue sementara adik gue masih sekolah.." Ucap Melly miris.

"Ya tetap aja bosan, Mel"

"Omong-omong, gimana nih rasanya jadi pengantin baru?" Melly mengalihkan pembicaraan dan tersenyum menggoda Karen.

"Biasa aja.." Sahut Karen dengan tak pedulinya.

"Gue tau, pasti lo sama si ganteng gak mau jauh-jauhan kan? Iya kan? Ayo ngaku!" Goda Melly menoel-noel dagu Karen. Karen segera menepis jari Melly.

"Pertanyaan lo gak bermutu banget sih! Asal lo tau ya, semakin kesini sifatnya makin nyebelin" ucap Karen.

"Walaupun nyebelin gitu tapi lo suka kan? Ayo ngaku!" Melly masih mencoba meledek sahabatnya ini.

"Gak!" Sahut Karen dengan cepat.

"Hahaha muka lo merah kalau gue singgung tentang si ganteng. Btw, nyebelin gimana maksud lo?" Tanya Melly dengan penasaran.

"Setelah menikah, dia selalu melarang gue ini itu. Seperti kerja, keluar sendirian, bahkan semua kontak cowok di handphone gue di hapus kecuali kontak Dia dan kak Reza.." Ucap Karen mengeluarkan semua apa yang di rasakannya selama beberapa minggu ini berumah tangga.

"Wah bagus dong, Ren. Itu tandanya dia sayang sama lo. Dia gak mau lo berpaling darinya.." Timpal Melly.

"Tapi apa harus se-posesif itu?" Ucap Karen.

Karen terus mengulang kata Melly yang mengatakan Oliver tidak mau berpaling darinya. Apa benar kata Melly? Bahkan sampai mereka menikah saja Karen belum mendengar Oliver menyatakan cinta yang sesungguhnya padanya. Karen sendiri pun juga belum yakin dengan perasaannya terhadap Oliver.

"Ada lagi Mel. Sifatnya yang paling menyebalkan dari semua sifat nyebelinnya itu..." Ucap Karen lagi pada Melly.

"Apaan tuh?" Melly merapatkan tubuhnya ke depan agar mendengar pernyataan Karen dengan jelas.

"Dia itu... Mesum" Karen berbisik tepat di telinga Melly. Melly membulatkan kedua bola matanya.

"Apa? Sudah berapa kali lo melakukan 'itu' sama dia?" Tanya Melly penasaran.

"Apa maksud lo 'itu' ?" Tanya balik Karen dengan wajah polosnya membuat Melly menghela nafasnya kasar.

"Aduh, Ren. Lo sudah punya suami juga tapi masih aja polos kek gini.." Melly berdumel.

Melly sangat hafal dan tahu sifat Karen yang polos ini. Ternyata sahabatnya ini memang masih mempunyai sifat satu ini. Ia kira sifatnya yang ini sudah hilang mengingat dirinya sudah berumah tangga.

"Maksud gue... Hubungan suami-istri" jelas Melly.

Karen manggut-manggut seperti memikirkan perkataan Melly. Namun beberapa detik kemudian wajahnya berubah menjadi merah padam.

"Gue gak ingat persis.." Ucap Karen lirih. Wajahnya memanas karena malu.

"Pasti lo sudah sering kan ngelakuinnya? Hahaha..." Tawa Melly pecah. Ia puas menggoda sahabatnya ini.

"Sok tau lo, Mel" Karen menoyor kepala Melly.

"Btw, dikit lagi jam makan siang habis. Gue harus balik ke kantor" ucap Melly melihat jam di ponselnya.

"Yaudah lo balik ke kantor sana.." Sahut Karen.

"Tapi gue masih kangen-kangenan sama pengantin baru.." Ucap Melly dengan wajah memelasnya yang membuat Karen menghela nafasnya kasar.

"Jijik deh, Mel. Sudah sana, nanti diomelin bos.." Ucap Karen setengah mengusir sahabatnya ini.

"Tapi lo gak apa-apa gue tinggal sendiri?" Tanya Melly dengan tidak enak pada Karen.

Rasanya sangat berat meninggalkan Karen sendirian di cafe. Biasanya mereka berdua selalu bersama. Tetapi sekarang sudah berbeda.

"Tenang aja. Ada Pak Kardi supir gue kok" sahut Karen menunjukkan bahwa ia baik-baik saja Melly meninggalkan dirinya.

"Okedeh. Gue duluan ya, Bye pengantin baru" ucap Melly pamit sambil cipika-cipiki ala perempuan pada Karen.

Karen hanya menggelengkan kepalanya. Sahabatnya itu lebay sekali. Ia sendiri terkadang bingung bagaimana bisa mempunyai sahabat seperti Melly.

Karen pun meninggalkan dua lembar ratusan ribu di atas meja. Ia lalu keluar dari cafe dan masuk ke dalam mobilnya.

"Mau langsung pulang, Non?" Tanya Pak Kardi begitu Karen sudah duduk manis di kursi belakang.

"Hmm.. Mampir dulu ke rumah mama deh" ucap Karen. Pak Kardi mengangguk lalu mulai mengemudikan mobilnya meninggalkan cafe.

Karen tiba-tiba teringat dengan mamanya. Ia kangen sekali dengan rumahnya. Sehabis menikah Karen belum pernah mengunjungi mamanya. Hari ini ia berniat ke rumah mamanya untuk melepas rindu dan juga menghilangkan kejenuhan selama di apartemen seorang diri.

**

Karen langsung memeluk mamanya begitu mama membuka pintu setelah lama Karen menekan bel.

"Karen kangen sama mama..." Ucap Karen menghambur ke pelukan sang mama.

"Mama juga kangen sama anak mama yang cerewet.." Mama mengelus punggung Karen dengan lembut.

"Mama aku sudah menikah. Masa mama masih aja manggil aku ada embel-embel cerewet nya" Karen memajukan bibirnya pura-pura merajuk.

"Walaupun kamu sudah menikah, kamu tetap anak cerewetnya mama.." Sahut mama.

"Hehehe" Karen terkekeh.

"Ayo masuk.." Karen pun mengikuti mama masuk ke dalam rumah.

Karen sangat rindu dengan suasana rumahnya. Di mana ia selalu di tegur papanya jika pulang malam. Mamanya yang terus mengoceh menasihatinya. Hingga kedua orang tuanya itu menjodohkannya dengan anak temannya namun Karen selalu saja menolak dengan ulah konyolnya.

"Ma, papa masih suka ke kantor?" Tanya Karen memulai percakapan.

"Iya. Bahkan papa juga masih bantuin karyawan di sana.." Sahut mama.

"Lho kan sudah ada kak Reza yang memimpin perusahaan. Harusnya papa tinggal nikmatin aja masa tua bersama mama.." Ucap Karen.

Papanya itu masih suka datang ke kantor padahal sudah ada kakaknya yang menjadi pemimpin perusahaan papanya saat ini.

"Gak tau. Katanya papa cuma mastiin saham di perusahaan" sahut mama yang tampak acuh.

"Karen harus bilangin papa supaya papa bisa ngerti.." Ucap Karen.

"Bulepetan Nyebelin is calling..."
Ponsel Karen bergetar. Ternyata ada panggilan masuk.

"Sepertinya papa kamu masih gak mau ninggalin perusahaan gitu aja.." Ucap mama.

"Ma, Karen ke taman belakang dulu ya. Oliver nelfon.." Izin Karen pada mamanya untuk menjawab panggilan dari suaminya. Mama hanya mengangguk mengerti.

Karen pun segera ke taman belakang untuk mengangkat panggilan suami bule nyebelin nya itu.

"Halo..."

"Halo, sayang"

"Ada apa?"

"Kamu kalau suami nelfon jawabnya halo suamiku sayang atau halo babe atau halo suami tampanku.."

"Kamu lama deh! Ada apa nelfon aku?"

"Kamu gak ada sopan-sopannya nelfon  suami. Ulang dong, baru aku jawab pertanyaan kamu.."

"Ulang apanya?"

"Itu saat pertama kali mengangkat telfon dari aku. Bilang halo suamiku sayang"

"Hufft kelamaan ah"

"Yaudah aku gak mau jawab pertanyaan kamu"

"Hufftt. Halo suami bulepetan nyebelinku. Kamu makhluk paling nyebelin yang pernah aku temukan di bumi ini.."

"Kok gitu sih? Yang lembut dong bilangnya, sayang"

"Uh kamu nyebelin! Apa susahnya sih jawab pertanyaan aku yang tadi!"

"Okey aku gak bakal jawab pertanyaan kamu"

"Arrgh. Iyadeh. Halo suamiku sayang.."

"Nah begitu dong, sayang. Itu baru istri yang sopan sama suaminya"

"Buruan. Ada apa kamu nelfon aku?"

"Hmm.. Kamu lagi dimana, sayang?"

"Di rumah mama"

"Bukannya tadi kamu bilangnya mau ke cafe ketemu Melly?"

"Tadi sudah. Pulangnya aku mampir ke rumah mama karena aku kangen sama mama.."

"Baguslah kamu disana, sayang. Oh iya, kamu jangan pulang dulu ya nanti biar aku jemput kamu di rumah mama.."

"Tapikan Ver. Aku kesini sama Pak Kardi. Kasihan dia nungguin aku lama"

"Nanti aku suruh pak Kardi pulang duluan. Pokoknya kamu tunggu aku aja.."

"Hmm yaudah deh"

"Yasudah aku kerja lagi ya, sayang?"

"Iya sana"

"Kamu gak ada semangatin aku kerja, gitu?"

"Emang mau banget di semangatin?"

"Ya mau banget banget banget, istriku sayang"

"Huft. Yang semangat ya kerjanya, suamiku sayang.."

"Oke. Makasih istriku sayang. Aku kerja dulu. Bye sweetie. Kiss dari suamimu, muachh.."

"Bye"

Karen menutup telfonnya. Lalu memandangi layar ponselnya. Barusan Oliver menelfonnya. Ia memandang jijik ponselnya. Akhir-akhir ini Oliver sangat manja padanya.

Karen bahkan baru mengetahui sisi kemanjaan Oliver. Karen pun kembali masuk ke dalam rumahnya dan menghampiri mamanya di dapur.

"Mama lagi bikin apa?" Tanya Karen melihat mama sedang membuat sesuatu.

"Kamu sudah selesai telfonan sama suami?" Tanya balik mama. Karen hanya menganggukan kepalanya.

"Ini mama lagi mencoba resep baru.." Mama menjawab pertanyaan Karen yang tadi.

"Ma, aku mau belajar masak dong. Ajarin ya?" Pinta Karen pada mamanya. Ia ingin menjadi istri yang baik walaupun suaminya sangat menyebalkan baginya.

**

Oliver tiba di rumah mertuanya, yakni rumah orang tua Karen untuk menjemput istri tercintanya itu.

Setelah di bukakan pintu pembantu rumah tangga, Ia pun berjalan menuju ruang makan. Dapat di dengarnya suara cempreng istrinya yang sedang mengobrol dengan mertuanya.

"Ren, tuh suami kamu sudah datang" ucap mama memberi tahu Karen. Karen pun langsung menoleh dan melihat Oliver yang sedang tersenyum ke arahnya.

"Malam ma, malam pa" Oliver mencium telapak tangan mertuanya dengan sopan.

"Malam, Ver" ucap papa.

"Malam juga sayang" ucap mama.

Oliver pun duduk di samping Karen. Dan mencium kening istrinya itu. Karen terkejut dengan Oliver yang tiba-tiba. Ia memang selalu terkejut dengan Oliver yang tiba-tiba menciumnya.

"Malam, sayang" ucap Oliver seraya mengelus rambut Karen lembut.

"Malam juga" sahut Karen.

"Kebetulan Oliver datang pas lagi makan malam. Ayo sayang makan ya" ucap mama perhatian pada menantunya.

"Makasih, ma" sahut Oliver dengan sopan.

"Sayang, ambilin aku makanan dong" ucap Oliver pada istrinya yang terlihat cuek bebek itu.

"Kamu masih punya tangan?" Tanya Karen pada suaminya.

"Masih" jawab Oliver dengan polosnya.

"Yaudah ambil sendiri. Jangan manja" ucap Karen lagi dengan wajah ketusnya.

Mama dan papa yang melihat aksi anak dan menantunya ini hanya menggelengkan kepalanya dan terkekeh pelan.

"Karen kamu gak boleh gitu sama suami kamu.." Sela mama menengahi mereka berdua.

"Iyaa ma" Karen dengan malasnya segera mengambilkan makanan untuk suaminya. Oliver langsung tersenyum dan berterima kasih pada mertuanya yang membelanya.

Mereka semua pun makan malam dalam diam.

"Hmm, Ren. Kamu dan Oliver sudah menikah berapa lama?" Tanya mama membuka percakapan di sela makan malamnya.

"Hampir sebulan, ma. Kenapa?" Sahut Karen.

"Mama ingin cucu dari kamu dan Oliver.." ucap mama secara terang-terangan.

Karen membelakakan matanya terkejut dan Oliver tersedak makanannya sendiri, ia lalu minum air putih hingga tandas.

"Hah maksud mama?" Tanya Karen yang tidak mengerti sekaligus terkejut dengan ucapan mamanya beberapa detik yang lalu.

"Mama ingin kamu berikan mama cucu lagi.." Ulang mamanya.

"Ma, aku nikah baru sebulan. Mana mungkin secepat itu?" Karen memberengut kesal.

"Kamu makanya lakukan yang rutin setiap malam sama Oliver.." Ucap mama berhasil membuat Karen dan Oliver tersedak lagi.

"Oh atau kalian belum melakukan--" lanjut mama yang terlebih dahulu di potong ucapannya oleh Oliver.

"Kami rutin setiap malam kok,ma" sela Oliver dengan cepat. Ia tahu arah pembicaraan mertuanya ini.

Karen melotot memberikan tatapan kesalnya pada Oliver yang tersenyum jahil.

"Wah bagus deh. Jadi mama bisa cepat dapat cucu.." Ucap mama girang. Papa hanya menyimak saja percakapan mereka.

"Ma, kan ada kak Hesty lagi hamil. Nanti kalau baby nya sudah lahir, aku baru mau deh bikinin cucu buat mama" ucap Karen membujuk mamanya.

Karen tak habis pikir pada mamanya. Sudah ada kakak iparnya yang sedang mengandung tetapi mamanya ini belum juga puas. Karen seketika bergidik ngeri jika melakukan kegiatan itu rutin setiap malamnya.

"Mama mau dua cucu sekaligus biar ramai" ucap mamanya.

"Kemarin dipaksa nikah sekarang di paksa buat cucu. Besok dipaksa apa lagi? Hah, untung Karen sayang sama mama.." Ucap Karen dalam batinnya.

"Sudah gak apa-apa kok, sayang. Turuti aja keinginan mama" ucap Oliver memberi pengertian pada Karen.

"Tuh, Oliver aja pengertian sama mama" bela mamanya.

"Kamu kira bikin anak semudah membalikkan telapak tangan?" Ketus Karen pada Oliver.

"Kita berdoa pada Tuhan agar diberi anak. Dan juga kita bakal rutin setiap malam melakukannya.." Ucap Oliver seenak jidat dengan tatapan jahilnya.

"Ih itu mah kamu yang mencari keuntungan dari aku" sergah Karen menangkap tatapan jahil Oliver.

Bisa-bisanya suaminya itu mengambil kesempatan dalam kesempitan. Karen pun menghela nafas dengan kasar.

"Hufftt. Aku bakal turuti keinginan mama deh.." Ucap Karen dengan terpaksa. Ia tidak berpikir ulang lagi sebelum berkata pada mamanya.

Mama berbinar senang keinginannya bakal dipenuhi oleh putri bungsu cerewet kesayangannya.

**




Selamat Tahun Baru 2017, guys.
Hehe maaf telat.

Sesuai janji. Aku update seminggu sekali.

Semoga kalian suka di part ini ya!
Vote and comment. Thanks

To be continue ...

Continue Reading

You'll Also Like

28.2K 4K 98
Queenbee Flowren Agranella William. Ia adalah Wanita bertubuh imut dan berparas cantik yang sangatlah beruntung karena begitu banyak yang sayang pada...
2.7M 75.8K 31
[PROSES REVISI] Presdir hotel terkenal di Roma, mempunyai seorang istri cantik, yang menyamar menjadi pegawai di hotelnya.
7.4K 630 5
Bagaimana jika ada gadis lain sebelum adanya Teresa Gadis yang merubah glade dan mengubah sesuatu yang keras menjadi lembut Menjabat sebagai seorang...
3.4M 51.1K 32
Mature Content || 21+ Varo sudah berhenti memikirkan pernikahan saat usianya memasuki kepala 4, karena ia selalu merasa cintanya sudah habis oleh per...