My Love CEO

By adpray

12.7M 397K 6.6K

"Kalau kamu belum punya pacar, papa akan kenalin kamu ke anak sahabat papa siapa tahu aja dia suka sama kamu... More

Introduce
1. Pagi yang buruk
2. Dasar Nyebelin!
3. WHAT?! Dijodohkan??
4. First date
5. Kebersamaan
6. Lunch with Bulepetan
7. Menemani Oliver
8. The Best Days of Life
Attention
9. Jealous?
10. Fitting
11. The Wedding
12. Special's Day
13. Bule Mesum (15+)
15. Apa? Cucu?!
16. Surprise
17. Aloha!
18. Honeymoon
19. Dia Siapa?
20. Trouble (1)
21. Trouble (2)
22. Strange
23. Sekretaris
24. New House
25. Mr. Jealous
26. One Day in Singapore
27. The Party
28. Mess Up
29. Bad
30. Little Past
31. Pregnant
32. Crazy Oliver
33. Oh No!
34. She's Fine
35. Selamat Tinggal
36. My Love CEO - End.
Visualisasi MY LOVE CEO
Extra Part
Sekuel - Franzel
Pemberitahuan
Hello

14. After Wedding

402K 10.3K 61
By adpray

Tiga minggu setelah pernikahan mereka, sekarang Oliver telah kembali pada kesibukannya. Ia kembali bergelut dengan berkas-berkas yang selalu membuatnya pusing.

Ia tidak menyangka bahwa sekarang statusnya sudah bukan bujangan lagi. Tetapi menjadi suami. Hal itu membuatnya selalu tersenyum.

Bahkan saat Oliver masuk kantor, beberapa pegawai yang melihat kebahagiaan yang tercetak jelas dari wajah bos nya itu ikut bahagia. Mereka menyapa Oliver dan mereka sangat terkejut saat Oliver membalas sapaannya. Sebelumnya Oliver tidak akan membalasnya dan berlalu begitu saja. Mungkin karena kehadiran Karen disisinya.

Dua hari yang lalu, Karen sempat datang ke kantor Oliver untuk mengantarkannya makanan. Maklum pengantin baru. Mengenai pekerjaan, Karen memang sudah dilarang bekerja oleh Oliver. Karen sampai habis-habisan memprotes agar tetap diizinkan bekerja, namun Oliver menentangnya dan dengan pasrah Karen mengikutinya.

Flashback on.

Karen memasuki gedung yang membuatnya terkagum ini untuk yang kesekian kalinya. Entah mengapa ada rasa bahagia dihatinya saat sudah menggelar status sebagai Nyonya Rossler.

Ia pun membawa paperbag berisi makanan yang niatnya untuk Oliver. Ia baru belajar memasak, semoga Oliver suka dengan hasil masakannya.

Keberadaannya disini pun langsung di sambut oleh beberapa pegawai yang sudah mengenalnya sebagai Nyonya besar di sini.

"Hai Mrs. Rossler. Ada yang bisa saya bantu?" Sapa resepsionis dengan ramah pada istri bos nya ini.

Karen tersenyum saat resepsionis sudah mengetahuinya dan sedikit aneh saat di panggil dengan 'Mrs'. Ia memang tidak menyukai hal yang terlalu formal saat orang yang lebih tua darinya memanggilnya seperti itu.

"Panggil aku Karen saja, Bu..... Tari" Karen melihat nama resepsionis itu di nametagnya.

"Ah, saya tidak enak memanggil anda dengan nama. Pasti CEO akan menganggap saya yang tidak-tidak" ucap Bu Tari dengan nada sedikit khawatir.

Karen yang mengetahui pasti jelas Oliver yang di maksudnya, ia hanya terkekeh geli.

"Saya tidak enak kalau di panggil Mrs. Mengingat ibu lebih tua dari saya" Karen tersenyum ramah. Bu Tari memandang istri bos nya itu takjub. Suatu kehormatan baginya. Ternyata Karen adalah orang kaya namun tetap sederhana. Betapa beruntungnya bos nya itu.

"Bagaimana kalau saya panggil Nona Karen saja. Itu lebih baik daripada hanya panggil nama saja.." Sahut Bu Tari tidak enak.

"Baiklah. Asalkan jangan panggil saya 'Mrs' saya berasa tua" Karen terkekeh. Bu Tari pun juga ikut terkekeh.

Karen pun pamit untuk segera menuju ruangan Oliver. Ia sudah tidak sabar mendengar Oliver yang berkomentar tentang masakannya.

Setelah makan siang, Oliver mengantar Karen sampai parkiran. Banyak pegawainya yang tersenyum melihat kemesraan mereka. Terbukti ketika Oliver dengan posesifnya memeluk pinggang Karen sambil berjalan menuju lift.

"Siang Mr dan Mrs Rossler" sapa beberapa pegawai di dalam lift saat melihat CEO nya bersama istrinya.

"Siang semuanya.." Karen membalas sapaan para pegawai itu dengan tersenyum ramah. Membuat semua pegawai terkagum olehnya.

Karen pun mendekatkan telinganya membisikkan sesuatu pada Oliver.

"Oliver, kamu kebiasaan ya bersikap dingin di depan pegawai" bisik Karen.

"Biarkan saja. Mereka sudah terbiasa dengan sikapku" balas Oliver yang juga membisikkan Karen.

Para pegawai yang melihat CEO mereka saling berbisik-bisik dengan istrinya, mereka tersenyum melihat keromantisan pengantin baru di depannya.

Karen yang mendengar Oliver balas membisiknya, ia mendengus sebal. Ia tidak suka jika Oliver bersifat dingin pada pegawainya. Itu malah akan memberi contoh yang tidak baik.

Setelah turun dari lift, Oliver dan Karen segera menuju parkiran dimana Karen memarkirkan mobilnya. Tenang saja, Karen kemari dengan Pak Kardi, supirnya. Oliver melarangnya kesana-kemari menyetir sendiri membuat Karen cemberut dengannya seharian.

"Oliver, aku gak suka sama kamu yang dingin terhadap pegawai kamu" ucap Karen saat di parkiran. Untung saja parkiran sepi.

"Biarin aja. Mereka sudah terbiasa" lagi-lagi Oliver menjawab dengan ucapan yang sama. Membuat Karen kesal dengannya.

"Ih kamu nyebelin banget sih! Kamu gak peka apa? Mereka menyapa kamu tapi kamu gak menyapa balik membuat mereka berfikir bahwa kamu sombong" ucap Karen menasihati suaminya dengan berapi-api.

"Memangnya kenapa? Aku CEO nya, jadi suka-suka aku mau jawabnya atau tidak.." Sahut Oliver dengan entengnya. Karen semakin kesal dengan suaminya yang tidak peka ini.

"Sama aja kamu memberi contoh yang gak baik pada mereka. Seharusnya kamu sebagai atasan yang dihormati mereka, memberikan contoh yang baik. Setidaknya kamu membalasnya dengan tersenyum kalau gak mau menyapa balik. Buktikan kalau kamu bersifat ramah pada mereka dan itu membuat mereka semangat bekerja" jelas Karen panjang lebar. Ia menjelaskan dengan sabarnya jika menghadapi sifat Oliver yang satu ini.

"Pokoknya aku mau kamu mulai sekarang membiasakan diri untuk membalas sapaan pegawai kamu. Titik. Kalau gak, aku bakal marah selamanya sama kamu!" Lanjut Karen lagi dengan nada mengancam.

"Sayang, ini cuma masalah kecil aja kamu sampai segitunya sih sama aku.." Ucap Oliver dengan lembut pada istrinya itu.

"Pokoknya aku gak mau alasan apapun dari kamu!" Ucap Karen kekeuh.

"Okey. Aku akan menuruti kamu. Tapi kamu jangan marah sama aku ya sayang?" Ucap Oliver dengan lembutnya. Ia tak mau Karen sampai marah dengannya.

"Buktiin dulu baru aku gak marah sama kamu.." Ucap Karen. Memangnya hanya Oliver yang bisa menyuruhnya ini itu. Karen pun juga bisa.

"Iya iya akan aku buktiin. Kamu jangan marah lagi ya. Kalau kamu marah... Aku gak bakal dapat jatah tiap malam" ucap Oliver mengedipkan sebelah matanya menggoda istrinya itu.

Pipi Karen merona mendengar ucapan Oliver. Bisa-bisanya Oliver menggodanya balik. Oliver sangat gemas sekali dengan istrinya yang polos ini.

"Dasar mesu---" Oliver dengan cepat membungkam bibir Karen dengan bibirnya. Karen sangat terkejut Oliver selalu menciumnya dengan tiba-tiba.

"Kalau kamu masih mengataiku seperti itu. Aku gak segan-segan mencium kamu sampai kehabisan nafas.." Ucap Oliver dengan senyuman miringnya.

"Sekali mesum tetap aja mesum" umpat Karen dan langsung di bungkam lagi oleh Oliver dengan mencium bibirnya.

Istrinya ini suka sekali mengejeknya dengan berbagai umpatan yang membuatnya gemas. Karen pun melepaskan ciuman Oliver.

"Ver, ini di tempat umum. Kalau ada yang lihat gimana?" Ucap Karen yang baru tersadar jika mereka sedari tadi berada di parkiran. Semoga saja, pak Kardi tidak melihatnya.

"Aku kan cium istri sendiri bukan istri orang.." Sahut Oliver dengan enteng membuat pipi Karen memanas.

"Sudah sana, kamu kembali bekerja lagi. Aku mau pulang" ucap Karen.

"Jangan lupa sama kata-kata aku tadi. Kalau gak kamu turuti, aku akan marah sama kamu!" Ancam Karen.

"Baiklah Mrs. Rossler" sahut Oliver lalu mencium kening Karen.

Karen pun masuk ke mobil dan segera pulang. Oliver kembali lagi ke ruangannya setelah melihat mobil Karen keluar dari parkiran kantornya.

Flashback off.

Semenjak kejadian itulah sekarang Oliver membiasakan dirinya untuk menyapa balik pegawainya atas perintah Karen.

Oliver tersenyum di ruangannya. Ia tidak menyangka Karen yang tak lain istrinya, selain polos dan cerewet, istrinya itu juga mempunyai sifat kesederhanaan.

Di ambilnya foto pernikahan ia dengan Karen yang selalu ia pajang di samping monitornya. Ia pun tersenyum memandangi foto itu. Hadirnya Karen disisinya membuatnya banyak berubah menjadi sosok yang lebih tenang pembawaannya, ya walaupun istrinya bersifat cerewet dan Oliver sampai pusing menghadapinya tetapi istrinya itu mempunyai sisi kedewasaan.

Cklek.
Pintu ruangannya terbuka dan tampaklah sahabat sekaligus wakilnya, Gerald.

"Ada apa nih senyum-senyum mulu? Kesambet apaan lo?" Goda Gerald pada Oliver. Sedari tadi ia melihat sahabatnya seperti orang gila tersenyum terus. Bahkan Gerald dikejutkan dengan sahabatnya ini yang tiba-tiba ramah pada pegawainya.

"Tuh kan, gue ngomong malah dikacangin" ucap Gerald lagi karena Oliver tidak menyahutinya.

"Eh? Sejak kapan lo ada di sini?" Oliver tersentak dengan kehadiran Gerald yang duduk di sofa sambil memandang ke arahnya.

"Sejak lo lahir! Ya ampun Ver. Sumpah deh gue mau jatuhin lo dari lantai ini!" Sahut Gerald yang terlihat kesal dengan Oliver. Oliver mengernyitkan dahinya tidak mengerti apa yang dikatakan Gerald.

"Apa salah gue? Sampai lo mau jatuhin gue?" Tanya Oliver yang bingung.

"Gue daritadi ngomong sama lo, tapi diabaikan. Lagian lo senyam-senyum gak jelas daritadi sampai mengabaikan kehadiran gue.." Ucap Gerald membelalakkan matanya.

Oliver sedikit terkekeh. Mungkin sahabatnya kesal dengannya yang mengabaikannya. Oliver terlalu fokus memperhatikan foto pernikahannya dengan Karen yang membuatnya tersenyum.

"Kesambet apa lo senyam-senyum terus?" Tanya Gerald lagi.

"Tuh kan. Gue diabaikan lagi. Okey, I see" lanjut Gerald karena Oliver tidak menjawabnya dan malah tersenyum lagi.

"Gue gak tahu penyebab gue tersenyum sepanjang hari ini.." Sahut Oliver.

"Pasti karena hadirnya Karen kan. Dasar pengantin baru!" ucap Gerald meledek sahabatnya.

"Makanya lo cepat nyusul. Biar bisa rasain apa yang gue rasain sekarang..." Ucap Oliver dengan tersenyum.

"Iyadeh pengantin baru senyam-senyum terus. Oh iya, tumben banget tadi pagi lo menyapa balik pegawai?" Ucap Gerald heran. Ia tahu bahwa Oliver jarang sekali bahkan tidak pernah, kecuali orang terdekatnya seperti sahabat dan keluarga menyapa balik orang yang menyapanya.

"Hmm.. Iya" jawab Oliver singkat.

"Gak biasanya lo mau menyapa balik.." Ucap Gerald yang masih heran.

"Kita gak boleh sombong kalau ada yang menyapa kita atau sekiranya kita senyum balik kalau tidak mau menyapanya balik" ucap Oliver. Gerald memandang takjub sahabatnya sekaligus masih memandangnya tak percaya.

"Ini beneran lo kan, Ver" Gerald meraba-raba wajah Oliver. Ia takut hanya ilusi.

"Apaan sih, Ger? Emangnya gue setan?" Ucap Oliver seraya menepis tangan Gerald di wajahnya. Ia memandang jijik sahabatnya.

"Wah kesambet apaan lo bisa ngomong bijak kayak tadi?" Oliver mengangkat bahunya acuh.

"Karen yang menyuruh gue begitu. Kalau gak, dia bakal marah sama gue" jawab Oliver jujur.

"Wah hebat istri lo itu. Bisa mengancam orang yang paling nyebelin seperti lo.." Sahut Gerald. Ternyata Oliver menuruti perintah istrinya. Ia Kira hanya Oliver saja yang dapat mengancam Karen.

"Ya itu juga biar gue dapat jatah tiap malam" sahut Oliver dengan datarnya.

"Lo ternyata buas juga ya. Gue gak bisa bayangin Karen mempunyai suami yang mesumnya tingkat dewa" sahut Gerald menggoda Oliver. Oliver hanya terkekeh mendengar penuturan sahabatnya itu.

**

Oliver pulang ke apartemennya. Ia dan Karen memang tinggal di apartemen Oliver setelah menikah. Sementara mommy dan daddy Oliver kembali ke Frankfurt karena bisnis daddynya.

Oliver kemudian menuju kamar dan Karen baru saja keluar dari kamar mandi memakai handuk sebatas dada yang melingkar dirinya.

Oliver serasa mendapat durian jatuh, baru pulang kerja sudah mendapat pemandangan yang luar biasa.

"Sore menjelang malam, sayang" Karen terkejut mendapati Oliver di kamarnya. Jas yang di pakai Oliver sudah di lepas dan lengan kemejanya sudah dilipat hingga siku.

"Sejak kapan kamu di sini?" Tanya Karen.

"Hmm.. Sejak kamu baru masuk kamar mandi" sahut Oliver.

"Perasaan gak ada orang saat aku mandi tadi.." Ucap Karen dengan polosnya.

"Aku baru sampai kok, hehe" Cengir Oliver.

"Suami baru pulang cium dulu.." Oliver yang baru ingin mendekatkan wajahnya pada Karen, dengan cepat Karen menutup mulutnya dan menahan dada bidang Oliver.

"Kamu bau. Mandi dulu sana" ucap Karen.

"Cium dulu baru mandi.." Sahut Oliver namun lagi-lagi Karen menahannya.

"Enak aja. Buruan mandi dulu sana!" Ucap Karen lagi.

Namun Oliver tetaplah Oliver yang keras kepala. Ia langsung menarik tengkuk Karen lalu mengecup bibirnya. Tidak perduli Karen yang terus merontanya.

"Sayang, sekarang ya?" Tanya Oliver mengedipkan sebelah matanya pada Karen setelah melepas ciumannya.

"Sekarang?" Karen mengulang. Ia tidak mengerti maksud Oliver.

"Please. Aku sudah gak tahan" ucap Oliver memelas dengan suaranya yang mulai parau.

Karen mulai mengerti maksud Oliver.

"Gak! Kamu mandi dulu!" Ucap Karen tegas.

"Permintaan suami harus di turuti, sayang" ucap Oliver yang masih membujuk Karen.

Sumpah. Oliver sudah tidak tahan lagi. Saat mencium istrinya, ia merasa hawa nafsunya naik dan ingin meminta yang lebih.

"Aku gak akan mau kalau kamu mandi dulu!" Kali ini Karen tidak akan pasrah dan tetap pada pendiriannya.

"Okey aku mandi dulu.." Jawab Oliver yang akhirnya menyerah dan berjalan menuju kamar mandi.

Karen pun tersenyum penuh kemenangan. Ia suka sekali saat pria itu gantian yang mengalah.

**

Akhirnya update juga ^_^.
Cie yang pengantin baru, hehehe.

Maaf ya beberapa hari atau minggu aku gak sempat update. Aku usahain seminggu sekali bakal update.
Makasih banyak pada kalian yang setia menunggu Oliver-Karen.
Maaf jika part ini kurang memuaskan.
Love you, guys.

To be continue ...

Continue Reading

You'll Also Like

5.7K 144 12
Claudio frinzy wijaya Seorang pemuda yang sanggat disiplin atas kepemimpinannya dalam segala hal seperti dalam organisasi mauapun di luar organisas...
3.4M 49.7K 32
Mature Content || 21+ Varo sudah berhenti memikirkan pernikahan saat usianya memasuki kepala 4, karena ia selalu merasa cintanya sudah habis oleh per...
2.7M 75.8K 31
[PROSES REVISI] Presdir hotel terkenal di Roma, mempunyai seorang istri cantik, yang menyamar menjadi pegawai di hotelnya.
4M 114K 24
tahap revisi CERITA FIKSI Kebiasaan bolos mata pelajaran matematika sudah mendarah daging dan menjadi hobi Fera. Tak disangka guru baru di kelas Fera...