[re-turn 06]
''Cit, kaya Deja vu nggak sih?'' Rasa-rasanya Ashton ingin merutuk pada sebaris kalimat yang baru diucapkannya.
Maksudnya, bukankah itu terlalu frontal?
"Iya, ternyata lo ngerasa juga."
"Kalau dulu, biasanya lo suka ngelempar lelucon basi lo, Ash." Ashton terkejut karena Citra malah membuka percakapan ini. Ia kira topik ini hanya akan mampir sebentar diantara mereka.
"Lelucon gue enggak basi, hanya selera humor lo saja yang sangat tinggi." Ashton mencoba membela dirinya.
Citra tertawa kecil di tempat duduknya sebelum meneguk cimory yang masih tersisa banyak.
"Lo dengan sebotol cimory dan gue dengan satu gelas kopi. " Ashton mengangkat cup kertas yang berisi kopi di tangannya, kemudian mengedikkan bahu. "Kita ngobrol di kursi besi ini. Demi apa, semuanya seperti enam bulan yang lalu."
Botol cimory di tangannya mengambang di udara untuk beberapa saat. Dari ujung mata yang mengintip pada badan kaleng yang menutupi sedikit pandangannya, Ashton bisa melihat bagaimana air muka Citra yang sedikit berubah.
Citra berdeham pelan. "Iya, kayanya emang enggak ada yang berubah dari kita," sahut Citra pelan.
"Perasaan lo gimana?" Ashton tidak peduli lagi apa yang akan dipikirkan Citda padanya.
Ia terlalu ingin tahu, sampai tidak mau peduli jika pertanyaannya ini sungguh memalukan dan frontal.
Karena dia butuh kepastian.
Karena kapal yang ia nahkodai memerlukan pelabuhannya. Dan kini ia perlu tahu, apa pelabuhan itu bersedia menjadi tempat persinggahannya atau ia perlu menepi pada pelabuhan lain?
"Hmm...." Citra hanya bergumam panjang, membuat sebelah alis Ashton terangkat.
Apa ini semacam jawaban tidak?
"Sekarang gue yang balik nanya." Citra membenarkan duduknya, lalu menatap mata hazel Ashton lekat-lekat. "Gimana perasaan lo ke gue? "
Tanpa perlu berpikir, tanpa perlu bertanya pada hatinya lagi, Ashton menjawab. "Masih seperti dulu." Ashton tersenyum simpul.
Untuk beberapa saat Citra berhasil terpana dengan senyum itu (atau mungkin juga pada jawaban yang baru keluar dari mulut laki-laki itu).