[re-turn 04]
Citra menggosokkan kedua telapak tangan, berharap usaha sekecil itu bisa menghangatkan tubuhnya yang mulai menggigil kedinginan. Gadis itu duduk di kursi besi, kantung belanjanya ada di meja dan sedikit menutupi wajah Ashton yang duduk di depannya.
Keduanya sudah duduk hampir sepuluh menit, tapi baik Citra maupun Ashton tidak ada yang berniat membuka pembicaraan.
Sebenarnya, Citra tidak tahan berdiam seperti ini terus. Lidahnya sudah gatal untuk berbicara, tapi mengingat kalau dirinya cukup bodoh untuk mengawali pembicaraan.
Citra memilih diam saja, dibandingkan harus mempermalukan dirinya sendiri dengan kata-kata aneh yang bisa saja diucapkannya.
Ternyata, Ashton lebih berani.
''Gue enggak nyangka bisa ketemu lo disini,'' begitu katanya.
Citra langsung mendongak, dan kini mata Hazel itu memandangnya bersahabat.
Entah kenapa, sesuatu telah mencubit hatinya entah di bagian mana.
''Gue juga.''
''Lo apa kabar?''
Citra menyelipkan rambutnya ke belakang telinga, sebelum menampilkan senyum tipisnya. ''Seperti yang lo lihat, baik. Lo gimana?'' tanya Citra balik.
''Baik juga," sahut Ashton dengan senyum lebar yang seakan menegaskan keadaannya sekarang.
Citra diam, Ashton pun terdiam. Hujan melanjutkan bisu yang terjadi diantara keduanya.
Citra sebenarnya ingin menanyakan banyak hal pada Ashton. Pastinya ada banyak hal yang terjadi pada laki-laki itu selama enam bulan mereka tidak bertemu.
Tapi, seperti sebelumnya juga, Citra tidak tahu harus mengawali percakapannya bagaimana.
''Gu-gue denger, lo--lo menang kejuaraan catur provinsi kemarin? Hm... selamat!''
God, kenapa gue harus terbata-bata gitu, batin Citra merutuki dirinya sendiri.
Untuk beberapa saat, Ashton hanya terdiam memandangi Citra yang menggerutu sendiri. Tanpa disadari, ia pun terkekeh melihat tingkah lucu gadis itu.
''Thank you, Cit.''