Your Lie

Av Flavonoid

139K 7.4K 828

Jika ditanya apa yang paling ia sukai di dunia ini, tanpa pikir panjang dan dengan senang hati Hinata akan me... Mer

Take 1
Take 2
Take 3
Take 4
Take 5
Take 6
Take 7
Take 8
Take 9
Take 10
Take 11
Take 12
Take 14
Take 15
Take 16
Take 17
EPILOG

Take 13

5.7K 343 31
Av Flavonoid

🍀Don't Cry Please🍀

"Berhentilah menangis sayang..."

Naruto mengusap-usap pelan punggung istrinya yang sampai sekarang masih menangis.

Sejak dirinya kembali dari meja administrasi, Hinata sudah begini, menangis dan tidak mau bicara. Naruto jadi tidak mengerti.

Apa yang ia lewatkan?

Sekarang dirinya terpaksa membawa Hinata masuk ke dalam mobil, menutup dan mengunci jendelanya rapat-rapat.

Alasannya? Naruto tidak mau semua orang melihat Hinata menangis dan mengira dirinya sebagai paman-paman mesum yang berbuat tidak-tidak pada gadis muda.

"Ayolah sayang.., kumohon bicaralah.., kau sudah menangis selama setengah jam, Sebaiknya kau berhenti menangis dan ceritakan padaku apa yang terjadi, siapa tahu aku bisa membantu.."

Hinata melepas pelukannya pada tubuh kekar sang suami. Calon ibu bersurai indigo itu mengusap jejak-jejak air mata di wajahnya dengan kasar.

"Maaf karena aku sudah merepotkanmu Naruto-kun.."

"Ya ampun! Bu-bukan begitu maksudku sayang.., aku hanya berusaha membantumu mengurangi kesedihanmu.., aku tidak merasa direpotkan olehmu sama sekali.., Aku justru senang saat kau manja padaku.., Kumohon jangan marah ya...?"

Hinata tersenyum. Senyum yang penuh dengan kebahagiaan, kelegaan, dan cinta. Tanpa pria pirang itu sadari, dirinya pun ikut tersenyum.

'Melihat senyumanmu.., Aku merasa sangat tenang.., Kuharap aku bisa terus membuatmu tersenyum..'

"Aku tahu.., Naruto-kun pria yang sangat baik, pasti Naruto-kun akan jadi ayah yang baik juga..." tangan seputih susunya mengusap pelan perutnya yang sudah sedikit timbul karena sudah memasuki bulan keempat kehamilannya.

"Sebenarnya ada apa sayang..? Apa yang membuatmu sangat resah hingga menangis seperti itu?"

"A-aku tadi bertemu temanku.., dia tahu aku hamil, dan Naruto-kun tahu? Dia menawarkan aku untuk aborsi, Yang benar saja!"

"OMG!"

"Naruto-kun alay ih! Aku tidak mau punya suami yang alay! Kita cerai saja!" ujar Hinata sambil melemparkan kotak tisue mobil ke kepala pirang suaminya yang kini malah tertawa keras.

"Aduduh.., Maaf maaf, Aku hanya mengekspresikan keterkejutanku saja.., Jangan ceraikan aku ya..?" ujarnya sambil mengerling genit pada istri kecilnya itu.

"Asal Naruto-kun bersumpah tidak alay lagi, Ayo bersumpah!"

"Iya iya.., Aku Naruto Namikaze, bersumpah untuk tidak bersikap alay lagi di depan istri dan anakku yang tercinta.., Bagaimana? Puas nyonya?"

"Hmm.., Puas puas.." ujar Hinata sambil manggut-manggut.

"Tidak mau menangis lagi? Bahuku ini selalu siap untuk jadi sandaran hatimu lho..." lagi-lagi Naruto mengerling genit pada istrinya, yang ditanggapi pukulan ringan di punggungnya oleh gadis itu.

Walaupun begitu, Naruto senang bisa melihat wajah memerah malu-malu kucing milik Hinata itu.

Karena memang itulah yang membuat Naruto jatuh cinta pada Hinata.

"Mm.., Kau jadi mau USG tidak?" tanyanya yang dibalas gelengan lemah oleh sang istri.

"Lain kali saja Naruto-kun, Aku sedamg tidak ingin, kau tidak apa-apa kan?"

Naruto menggeleng, kemudian tersenyum lembut pada Hinata.

"Aku tidak papa.., Apapun jenis kelamin bayi kita tidak masalah bagiku.., Walaupun aku tetap prefer ke anak perempuan.."

"Tidak mau menyerah eh?"

"Tentu saja tidak, Kau tetap harus ingat taruhan kita Nyonya Namikaze..."

"Seorang Hyuga terlahir dengan ingatan kuat, walaupun mendiang ayahku agak pikun sih.., Eh! Intinya aku tidak akan lupa taruhan kita..."

"Baiklah.., sekarang kita mau kemana? Beli seragam dulu atau makan?"

"Makan!!!" jawab Hinata dengan teriakan antusias.

"Dasar tukang makan!" ujar Naruto sambil mengusap gemas pipi gembil Hinata.

"Anakmu yang tukan makan.." protes Hinata.

"Ya ya..., Salahkan saja anaknya terus, entah ibunya atau bayinya yang makan terus disini.."

Hinata tersenyum kikuk sambil menggaruk belakang kepalanya. Dia jadi sedikit malu sekarang. Bagaimana seragamnya mau muat kalau dia makan terus begini? Belum lagi porsi makannya yang gila-gilaan.

Ckckck...

"Yosh! Kalau begitu mari berangkat-"

"Mm.., Naruto-kun.., nyalakan musiknya.." Naruto tersenyum melihat Hinata meminta dengan malu-malu begitu.

Sangat menggemaskan!

"Tentu saja, lagu apa sayang?"

"Mm.., ano.., Rockabye ..." jawabnya dengan malu-malu.

" Uhuk! Ro-rockabye..?"

Jujur saja Naruto tidak habis pikir Bagaimana bisa Hinata menyukai lagu seperti itu, tapi dalam hatinya juga merasa senang bisa melihat sisi lain Hinata.

"Kenapa lagunya kan bagus.."

So rockabye baby..Rockabye
I'm gonna rock you

Melihat Hinata menyanyi dengan begitu semangat., Naruto jadi tergugah untuk menyanyi bersama istrinya itu.

Rockabye Baby don't you cry
Somebodys got you

Pasangan yang terpaut usia cukup jauh itupun berduet karaoke sepanjang perjalanan menuju Departmen Store.

🍀🍀🍀🍀

KONOHA DEPARTMENT STORE

"Bagaimana dengan yang ini nona?"

Hinata mengambil satu set seragam yang ditunjukkan oleh pegawai Departemen store berambut panjang itu, kemudian mencocokkannya dengan tubuhnya. Dahinya berkerut.

Lagi-lagi tidak muat!

"Maaf tapi.., ada yang sedikit lebih besar tidak...?" Hinata yakin sekali bahwa wajahnya sudah sangat merah sekarang.

Dirinya malu sekali. Dulu ia selalu berbangga diri pada teman-temannya karena tubuhnya yang benar-benar ramping, dan ia selalu membeli baju size S. Tapi sekarang?

Ia harus pakai seragam dengan ukuran ekstra besar alias XL.

"Huft! kegendutan ini membunuhku!" ujar Hinata dengan kesal sambil mendudukkan dirinya di samping sang suami yang tengah duduk santai menunggunya mencoba pakaian.

"Jangan sedih sayang.., kau pasti membesar karena habis makan banyak tadi..." ujar Naruto berusaha menghibur istrinya.

"Kurasa bukan gara-gara itu..." Hinata mengelus pelan perutnya dengan wajah yang nampak lesu.

"Cerialah sayang.., kau pasti akan langsing lagi setelah melahirkan..."

"Eh? Tapi Ino-chan bilang, setelah melahirkan tubuh seorang wanita akan makin melar..."

"Darimana dia tahu? Apa dia hamil juga? Sai nekad sekali!"

Hinata menggeleng kuat, berusaha meluruskan kesalahpahaman suaminya.

"Ino-chan tidak hamil Naruto-kun..., Kau salah paham..., dia pasti tahu hal itu dari ibunya..."

"Ohhh.., kukira Sai benar-benar berbuat nekad-Eh!"

Naruto menghentikan ucapan yang hampir keluar dari mulutnya ketika melihat ekspresi sedih Hinata.

'Astaga..sekarang apa lagi?? Kapan kau akan lahir nak..? ayah sudah lelah dengan mood swing ibumu ini...'

"Ada apa sayang? Kenapa tiba-tiba kau sedih?"

"Aku..., Aku rindu Okaa-san.., jika saja dia masih hidup, dia pasti akan menjagaku, memberikan perhatian padaku, atau mungkin mengajariku cara mengurus bayi.., Andai saja Okaa-san tidak kecelakaan.., Aku pasti.., A-aku..Hiks hiks.."

"Sshh..Hinata.. Tenanglah.., jangan menangis.., Okaa-sama mungkin sudah meninggal, tapi aku yakin sekali dia pasti bahagia di atas sana.."

Mendengar ucapan suaminya barusan, kesedihan yang melandanya seakan berkurang dengan ajaib.

"Be-benarkah...?"

"Ya tentu saja, dia pasti bangga punya putri sepertimu.., Kau sudah jadi istri yang sangat baik, dan Okaa-sama pasti juga senang karena sebentar lagi dia akan punya cucu yang lucu..."

Hinata kembali tersenyum.

Ia merasa sangat beruntung memiliki Naruto dalam hidupnya. Tiap kali bersama pria itu, ia merasa seolah semua rasa kesepian dan sakit hatinya di masa lalu itu menghilang, seakan tidak pernah terjadi.

Rasanya begitu tenang, aman, dan nyaman.

'Aku mencintai Naruto-kun.., aku tidak akan pernah membiarkan siapapun dan apapun memisahkan kami...'

"Lagipula.., Kau punya Kushina kaa-san kan? Ya.., mungkin dia tidak selembut Hitomi Kaa-sama.., tapi dia sangat menyayangimu mungkin lebih daripada dia menyayangi aku...."

Grep!

"Eh?"

Naruto tak berkutik merasakan pelukan hangat dari sang istri. Wanita mungil itu memang selalu bisa membuatnya jadi salting dan gugup.

Perlahan tangan kekarnya bergerak membalas pelukan Hinata.

"Kau benar Naruto-kun, harusnya aku tidak mengeluh, Aku kan punya Kushina Kaa-san, dia sangat sayang padaku, Aku jadi merindukannya.., Ayo kita pulang ke Namikaze Mansion!" ajak Hinata tiba-tiba dengan antusiasme tinggi.

"Hey.., kau kan masih belum dapat seragam.."

"Oh iya.., Hehehe" ujarnya sambil menggaruk belakang telinganya dengan kikuk.

Memang apapun masalah yang terjadi, cinta akan selalu kuat untuk menepis segala masalah itu.

BERSAMBUNG

Fortsätt läs

Du kommer också att gilla

54.2K 6.7K 31
Setelah kepergian jennie yang menghilang begitu saja menyebabkan lisa harus merawat putranya seorang diri... dimanakah jennie berada? Mampukah lisa m...
50.3K 11.1K 126
Jimin membutuhkan biaya untuk operasi transplantasi ginjal sang bunda namun dia bingung mencari uang kemana dalam waktu kurung 2 bulan. Sementara CEO...
201K 31K 56
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
106K 7.7K 51
cerita fiksi jangan dibawa kedunia nyata yaaa,jangan lupa vote