Dumb and Dumber 》 jjk+kth

By -harunee

97.1K 8.5K 743

[BAHASA] All about KookV daily life (Jungkook as seme and Taehyung as uke), with different tittle and story... More

Hyungie
Lost (You)
Trust Me?
Fool
Taetae
Weakness
Flawless
友人?
(True) Love
Spring Day
Sky
Beauty

Untitled

5.6K 554 35
By -harunee

Dumb and Dumber's; Untitled

.

.

Prompt; Badass x Badass || Mafia!AU x Hacker!AU

.

( Prompt bukan punya saya, tp plot cerita seratus persen punya saya. )

.

.

.

.

Jeon Jungkook melangkahkan kakinya masuk ke dalam klub malam yang cukup tersohor di Korea, plang nama Octagon jelas tidak asing lagi bagi para penggemar dunia malam di Seoul bahkan untuk kalangan eksekutif maupun artis terkenal. Pemuda itu melirik keadaan sekitar, suara gemerlap musik membuatnya berjalan menjauh dari area dance floor.

Pemuda itu berjalan mendekati meja bartender dan mendudukkan dirinya di sudut yang cukup terpencil. Bartender dengan code name Rap Monster kemudian berjalan mendekat sambil mengelap satu gelas kecilnya.

"Lama tak jumpa, dude."

Jungkook tertawa, menyambut uluran handsake pemuda itu. "Omong kosong. Kau baru melihatku tadi pagi sialan."

Kim Namjoon tertawa, menaikkan kedua alisnya jenaka. "Well, secara ilegal iya, tapi secara legal jelas tidak. Kau menghabisi seseorang tepat di hadapanku dengan revolver sialanmu itu bung, aku saksi kunci yang dapat dengan mudah menjebloskanmu ke dalam sel kalau kau lupa."

"Woah, kau mengancamku?" Jungkook menumpu dagunya pada satu tangan, menatap Namjoon main-main. "Kau berkata seolah-olah kau manusia suci, Mr. Hacker. Ingatkan aku pada si keparat yang memporak-porandakan database CIA dalam hitungan detik."

"Itu pekerjaan sampingan bodoh, kaupikir bisa bertahan berapa lama di kota metropolitan mengandalkan gaji seorang bartender? Kebutuhan biologisku tidak murah." Balas Namjoon sengit. Ia kembali membuka suaranya saat Jungkook akan menyela, "Aku bukan penggemar free sex. Partnerku harus totalitas."

"Oh? Benarkah?" Balas Jungkook sarkasme. "Katakan itu pada seseorang yang selalu turun ke dance floor untuk menggoda streaptease."

"Well, itu bonus. Salah satu keuntungan bekerja di dunia malam." Jawabnya enteng, separuh tak peduli. Kemudian Namjoon meletakkan gelasnya di atas meja, menatap Jungkook dengan satu alis terangkat. "Martini? Whiskey? Atau oh—favoritmu, Jack Daniel's tiba malam ini, mungkin kau bisa mencobanya satu sloki."

Jungkook menggeleng. "No alcohol for tonight."

"Seriously?" Pekik Namjoon tak percaya. "This is club, dude. Kau mungkin salah tempat, softdrink di minimarket depan tersedia kalau kau lupa."

"Sialan." Jungkook mengeluarkan kotak Marlboro dari sakunya. "Aku punya alasan untuk tidak ada mabuk malam ini." Ia menyulut batang rokoknya. Kemudian menyesapnya penuh nikmat.

Namjoon mengangkat kedua bahunya tak peduli. Berbalik untuk mengambil satu kaleng minuman dari lemari es di belakangnya dan mengulurkannya pada Jungkook.

Jungkook mengangkat wajahnya. Menatap Namjoon dengan satu alis terangkat. "Apa?"

"Green sands," Ujar Namjoon. "no alcohol."

Jungkook menerimanya dengan senang hati. "Thanks."

"Jadi?"

"Hm?"

Namjoon memutar bola matanya. "Oh ayolah Jeon Jungkook, ada puluhan pekerjaan menantimu dan kau membuang-buang waktumu untuk sekaleng minuman non alcohol? Jangan bercanda." Ia mengedikkan bahunya malas. "Katakan apa yang kau inginkan."

Jungkook terkekeh, meletakkan kaleng minumannya yang tinggal separuh di atas meja. "Seperti biasa, Kim Namjoon sok tahu." Kedua sudut bibirnya terangkat naik. "Tapi yeah, aku membutuhkan bantuanmu." Katanya sambil mengulas senyum manisnya.

"Ew," Namjoon meringis jijik. "Apa-apaan dengan ekspresimu sialan, kau membuatku merinding." Ia kemudian menggeleng cepat. "Dan tidak, aku ada janji kencan malam ini kalau yang kau maksud adalah meretas sesuatu."

"Oh ayolah, bung, kita sudah bekerja sama sejak lama, benar? Hanya instalasi swasta biasa."

Namjoon menggeleng. "Tetap tidak. Pemuda manisku ini orang yang sulit, aku tidak mungkin membatalkan kencan kami sepihak yang bahkan membutuhkan waktu lebih dari seminggu untuknya berkata iya."

Jungkook terdiam. Ia tidak mungkin memaksa Namjoon untuk bergabung dalam pekerjaannya jika pemuda itu memang tidak berkenan. Ia berpikir untuk menghubungi anak buahnya agar segera membatalkannya saat suara Namjoon mengintrupsi.

"Tapi kupikir aku bisa membantumu mencari penggantiku." Namjoon mengangkat kedua alisnya. "Well, masih junior, anak didikku lebih tepatnya. Tetapi kredibilitasnya sebagai hacker tidak bisa dianggap remeh."

"Anak didikmu?"

"Yaps," Namjoon mengangguk. Mengangkat tangannya saat salah seorang bartender lain memanggil namanya dan berteriak agar ia kesana, Namjoon mengangguk, bergumam; sebentar, sebelum atensinya kembali pada Jungkook. "Aku akan menikah, brat. Dan—yeah, impian semua orang kurasa untuk hidup sehat secara baik-baik. Jadi cepat atau lambat aku akan mundur dari dunia hacking dan—oh, Taehyung!"

Namjoon melambai pada seseorang yang baru saja masuk ke dalam bar, Jungkook sontak menoleh, mendapati pemuda dengan kemeja pastel pink dan celana jins hitam ketat mengangguk dan berjalan ke arah mereka.

"Jungkook, ini Taehyung, dan Taehyung, ini Jungkook." Kata Namjoon saat pemuda itu sudah berada di hadapan mereka, kemudian ia menatap Jungkook. "Seseorang yang barusan kuceritakan."

Jungkook mengangguk. Menatap pemuda itu dengan kedua matanya yang memicing. Apa ia salah lihat? Bagaimana seorang hacker bisa terlihat begitu inosen seperti ini?

"Woah kalian membicarakanku?" Pemuda itu tertawa, mendudukkan dirinya di samping Jungkook. "Joon-hyung, Margarita, please?"

"Margarita?" Sahut Jungkook reflek. Ia mengerutkan keningnya, menatap pemuda di sampingnya tak percaya. "Kau terlihat seperti seseorang yang tumbang dengan satu gelas kecil soju."

"Sialan." Taehyung mengerutkan keningnya. "Mau bertaruh siapa yang lebih cepat tumbang dengan Margarita?" Katanya tidak terima.

"Aku bukan penggemar Margarita." Sahut Jungkook malas.

"Woah-woah, sebaiknya kalian segera menyelsaikan urusan kalian karena aku harus kembali." Ujar Namjoon mengintrupsi. Ia mengulurkan satu sloki Margarita untuk Taehyung. "Dan Taehyung, sebaiknya kau tidak mabuk malam ini. Cukup satu gelas oke?"

Taehyung menerima gelasnya malas, kedua alisnya bertaut "Aku tidak merasa ada pekerjaan malam ini yang tidak memperbolehkanku untuk mabuk."

Namjoon menunjuk Jungkook dengan dagunya. "Ada satu pekerjaanmu untukmu."

.

.

"Kupikir kita akan melakukan satu sesi making out sebelum melakukan hal membosankan seperti ini."

Apa? Apa katanya? Jungkook mengerutkan keningnya tak habis pikir. Well, ia berpikir jika pemuda yang tengah membuka macnya sambil menggerutu itu adalah pemuda baik-baik—apalagi dengan wajah lugu dan penampilan kasualnya yang lebih merujuk pada kata 'cute'. Jungkook tertawa, membuka kaleng green sandsnya yang ia bawa dari bar dan mengulurkan satu untuk pemuda itu. "Mau?"

"Kau mendengarku." Pemuda itu menggerutu. Mengangkat wajahnya dengan bibir tertekuk malas. "Berhenti mengalihkan pembicaraan."

Jungkook tertawa. Pemuda itu berjalan memutar, duduk di samping Taehyung yang duduk memangku macnya di atas ranjang hotel. "Kau semacam penggila seks atau bagaimana?"

"Bukan penggila, hanya mengatakan yang sebenarnya." Sahut pemuda itu malas. "Kebutuhan biologis pemuda awal duapuluh memang tinggi, kuberitahu kalau otakmu tidak mencangkup kapasitas untuk mengetahui hal seremeh itu."

Suara Taehyung yang lebih terdengar seperti merajuk membuat Jungkook tergelak. Ia kemudian mengangguk sambil bersungut-sungut, "Kita bisa mengaturnya nanti. Kebetulan aku menyukai submisif yang merengek di ranjang." Katanya separuh menyindir.

Taehyung menghentikan gerakan tangannya di atas keyboard, menoleh pada Jungkook untuk berseru protes, "Aku bukan merengek Jeon Jungkook-ssi, hanya—"

"Okay-okay, I got it." Sela Jungkook. "Kita diskusikan nanti, oke? Dan sekarang lebih baik kita segera selesaikan ini agar aku bisa segera menyeretmu ke ranjang, terdengar lebih baik?"

Taehyung mengangkat sebelah alisnya. Memilih bersikap kooperatif dengan kembali berkutat dengan macnya. "Instalasi swasta yang kau maksud ini punya tiga—empat lapis firewall." Katanya sambil pandangannya terus tertuju pada layar macnya.

Jungkook hanya mengangkat bahunya tak mengerti dan kembali meneguk minumannya. "Lalu?"

"Lalu apanya!" Taehyung menggerutu. Ia menunjuk layar macnya yang sesaat menghitam. "Aku tidak membawa perangkat super computer-ku bodoh." Ujarnya kesal. "Kau memintaku meretas instalasi secara mendadak dan tiba-tiba tanpa persiapan. Itu sama saja dengan kau pergi ke medan perang tanpa senjata."

Jungkook tertawa. Ia mengeratkan kaitan piyama di pinggangnya dan menggendikkan bahunya tipis. "Kupikir murid kesayangan Kim Namjoon tak sebodoh itu."

Taehyung merengut. Ia meraba lehernya, melepas kaitan kalung berbandul peraknya dan melepas salah satu ujung bandulnya. "Beruntung aku selalu membawa persiapan."

Satu alis Jungkook terangkat, "Flashdisk?"

"Bukan flashdisk biasa kalau yang kau maksud adalah penyimpan data." Taehyung menatap layar macnya yang masih berlayar hitam sejak ia menghubungkan flashdisknya. Ia menoleh sepintas pada Jungkook, "aku menyimpan cacingku di sini."

Taehyung sempat-sempatnya menatapnya dengan wajah menggoda. Membuat sesaat Jungkook merasa kehilangan akal, napasnya memburu saat ia dengan berani merapatkan jarak tubuh mereka. Satu tangannya terulur di belakang tubuh pemuda itu yang hanya terbalut kemeja tipisnya, ia menekan-nekan pinggang kecil itu dengan dua jarinya. Lalu menyandarkan dagunya di bahu Taehyung dan berbisik lirih, "I'm waiting for our bussiness."

Taehyung terkekeh, balas menghembuskan napas hangatnya tepat di wajah Jungkook.

Saat Jungkook hendak memangut bibirnya, laptop dalam pangkuan Taehyung berbunyi membuat keduanya menggerang dan kembali pada akal sehatnya masing-masing. Taehyung mengerjap merasakan kedua pipinya yang memanas, ia menggeleng, berusaha fokus dengan macnya.

"Kau sudah masuk?"

Taehyung tampak mengetikkan sesuatu di keyboardnya. Ia menggeleng, "Tidak--maksudku belum." Keningnya berkerut. "Aku masuk melalui backdoor, tidak melalui proses otorisasi, harusnya tidak lebih dari limabelas menit kita bisa menembus databasenya, Instalasi ini hanya mengunakan MI5. Cacingku memiliki lebih dari seribu limaratus Internet Protocol, kita bisa mengobrak-abrik database mereka bahkan mendownloadnya tanpa takut kekurangan waktu."

Jungkook hanya terdiam, ikut memandangi layar mac yang sekarang menampilkan background silver dengan tulisan;

Show the contents? (Y/N)

Taehyung menekan tombol enter.

Hanyang Network Inc.
Loading data...Please wait...

Taehyung melirik Jungkook, senyumnya terlukis penuh makna, "Siapkan dirimu untuk bisnis kita selanjutnya."

Jungkook tertawa. Kembali meneguk green sandsnya yang sempat terabaikan, "Harusnya aku yang mengatakannya bodoh."

.

.

Duabelas jam kemudian, ketika Taehyung membuka matanya di pagi hari, ia menggerang, merasakan sekujur tubuhnya yang pegal terutama di bagian bawahnya, melirik jam digital di atas nakas yang menunjukkan pukul delapan sambil berusaha beranjak duduk. Ia mengacak surai cokelatnya, sebelah lengannya yang lain merenggangkan bahunya yang lelah.

Ia menghela napas menyadari sisi ranjangnya yang kosong, tidak ada pemuda brengsek yang menghajarnya semalaman penuh setelah ia berhasil memback-up seluruh data-data instalasi yang diinginkannya.

Taehyung hendak beranjak dari ranjangnya yang berantakan saat mendapati setumpuk amplop cokelat di atas meja nakas dan secarik note di atasnya. Dengan kesal, ia meraihnya dan membaca deretan huruf yang tertulis di sana;

Yang semalam benar-benar luar biasa, Mr. Hacker. Keberatan untuk malam lainnya denganku? Kau bisa menghubungi lewat Namjoon...oh, atau mengingat kebiasaan brengsekmu yang suka meretas sesuatu, kau mungkin bisa mencoba menemukanku?

(Kau harus bertanggung jawab karena desahan sexymu semalam masih terekam jelas di kapasitas otakku yang katamu minimum ini, manis)

-jjk xxxxx

"Bangsat." Umpat Taehyung sambil meremas kertas itu kesal dan beranjak berdiri. Ia menggerutu di sepanjang perjalannya menuju kamar mandi.

"Kau yang harus bertanggung jawab brengsek."

.

.

.

.

End~

.

.

.

a/n:

AAAAAA this is so freaking weird AAAAAAA ;;;;A;;;; iya kaaaaaannn....*tarik ingus*

Saya ngga bener-bener ngerti dunia hacking karna saya bkn hacker /ditendang 😂 maybe kalo ada anak hacker atau ahli IT de-el-el yang paham masalah retas-meretas dan lg ngetawain penjelasan abal2 saya di atas, tolong maafkan /.\ just for fun guys, dont take it seriously 'kay?

Thx for reading, and please, don't just read and left! Semakin kalian jd anak baek yang mau ninggalin jejak, saya jg semakin jd anak baek2 apdet teratuuuurrr *alesan* xD

.

.

Dan IYAAAAAA SAYA BLOM BISA MOVE ON DARI PINK!TAE orz orz

Byeeeeee

Continue Reading

You'll Also Like

497K 5.3K 88
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
39.9K 3.1K 5
in the end, the ending is still the same; he fights alone. [kookvweeks event]
44.8K 3.6K 6
Just some things that define true love. "You're the apple of my eye, hyung" "Take me to anywhere you go, I'm yours" Jeon x Kim KookV / KookTae
55.3K 4.3K 7
KookV Jeon Jungkook Kim Taehyung Park Jimin Other cast : - Other pair : MinV, V!uke