Married to Jungkook [M]

By monicbeone

478K 18.7K 743

Author: Mincha Cast: Lee Hyeora, Jeon Jungkook, Song Boram, Kim Sujeong Genre: Marriage Life, Romance, sm... More

Honey Moon (part 2)
First Time (part 3)
Everything You Do is Magic (part 4)
Fall for You (part 5)
There is "U" in Us (part 6)
A Taste of Heaven (part 7)
Into Pieces (part 8)
As The Time Passing By (part 9)
I only Need You (part 10 end)
300K

We Got Married (part 1)

72.4K 2.4K 108
By monicbeone






Hyeora pov

Lee Hyeora... nama yang orangtuaku sematkan sejak aku terlahir ke dunia ini. Aku menjalani hidupku yang begitu indah hingga sekarang. Di usiaku yang ke 23 ini aku sudah meraih beberapa mimpi yang selama ini aku idamkan, dan aku berencana akan terus mengejar mimpi-mimpiku yang masih tersimpan dalam kotak harapan yang aku miliki. Tapi semuanya tak selalu sesuai rencana jika kau adalah seorang perempuan yang terlahir di keluarga yang masih memiliki stereotype tentang kodrat seorang perempuan. Menurut mereka seorang anak perempuan tidak harus bekerja. Meskipun kau mengecap pendidikan yang sangat tinggi, pada akhirnya mereka akan mengakhiri hidupmu dengan memaksamu untuk segera menikah.

Aku tidak mengerti jalan fikiran keluargaku tentang hal ini. Masa depanku seperti sebuah permainan catur yang mereka tentukan langkah dari setiap bagiannya, dan jujur saja aku sangat membenci hal itu. Bagian terburuknya adalah, aku merupakan satu-satunya perempuan di keluarga yang sangat besar ini, kau bisa bayangkan menjadi seorang perempuan di sebuah acara pertemuan keluarga yang amat ramai dengan semua sepupu laki-laki yang mengelilingimu, fantastic. Para aunti dan saudara ibuku menolak untuk memiliki anak perempuan karena aturan bodoh ini, dan aku juga tidak mengerti mengapa eommaku malah sangat menginginkan anak perempuan padahal beliau tahu aku hanya akan berakhir menjadi seorang ibu rumah tangga. Aku menjadi satu-satunya yang menaggung semua akibat itu. Aku masih cukup beruntung karena eommaku adalah orang yang berfikir maju, bagi beliau perempuan atau laki-laki memiliki kesempatan yang sama dalam pendidikan maupun dalam masa depan. Hello.... Ini 2016 dimana semua hak perempuan sudah dilegalkan oleh Negara. Oemma tidak pernah benar-benar memaksaku untuk segera menikah serta sangat mendukung pendidikan dan karirku. Eomma dan appa tidak pernah mempermasalahkan tentang jodohku di masa depan karena mereka terlihat begitu bangga dengan apa yang sudah aku raih hingga sekarang.

Aku akan sedikit menyombong, well aku adalah perempuan tercantik di keluargaku, tentu saja karena semua saudara dan sepupuku adalah laki-laki. Aku juga yang terpintar di antara mereka, aku satu-satunya yang berhasil lolos dengan nilai memuasakan dan di terima di salah satu perguruan tinggi terbaik di negeri ini. Aku tamat dari perkuliahanku dengan hasil gemilang dan mendapatkan pekerjaan yang selama ini aku idamkan. Aku bekerja di salah satu perusahaan penerbitan majalah terkenal di sini. Sesuai dengan jurusanku di bidang sastra dan hobbiku di bidang seni, musik dan hiburan. Aku bekerja sebagai seorang editor, sebagian besar tulisan di majalah yang kau baca itu adalah hasil dari kerja kerasku. Jika sebuah tulisan terlalu buruk dan konyol, aku memiliki hak untuk tidak menerbitkannya. Aku menyenangi pekerjaan ini karena di saat aku bekerja aku bisa menikmati fashion, art, music and entertainment. Majalah yang diterbitkan di sini adalah majalah untuk kalangan pemuda, jadi bisa dipastikan isinya sangat menarik. Aku mencintai pekerjaanku, lingkunganku, teman-temanku dan semuanya, aku merasa aku tidak membutuhkan hal lain karena aku sudah merasa cukup dengan semua ini.

Tapi sepertinya keluarga besarku memiliki pandangan lain, aku sudah bekerja sangat keras untuk menghindari semua aturan konyol mereka dan sejauh ini berhasil. Tapi kau tidak akan bisa selamanya kabur dari masalahmu, dan di sinilah aku sekarang, dihakimi oleh semua orang karena di usia ini aku masih sendiri dan belum menikah.

"Tapi aku menghasilkan uang..."

Untuk pertama kalinya aku mengucapkan sesuatu setelah satu jam lebih mendapatakan ceramah dari semua tetua di keluargaku. Aku benci acara tahunan ini, acara tahunan di kampung halaman yang amat terpencil bersama semua anggota keluarga yang aku tak hafal keseluruhannya.

"Apa kau akan menghabiskan hidupmu sendirian sampai kau tua?"

"Kek, aku belum tua, aku masih 23 tahun"

"Hyeora ya... jika kau menunggu terlalu lama, kau akan kehilangan kesempatanmu"

"Tapi kek ak-"

"Aku tidak mau tahu. Lee Wongook! Pastikan putrimu sudah memiliki suami saat pertemuan keluarga berikutnya. Jika tidak, kalian tidak usah datang lagi ke acara pertemuan ini. Aku malu dengan dengan orang kampungku, memiliki anak gadis yang belum menikah di usia setua ini"

******

3 bulan kemudian

Aku sudah menjalani 11 kali pertemuan perjodohan dan semuanya nilih. Entahlah, aku hanya tidak bisa menemukan seseorang yang cocok denganku. Mereka terlalu mengatur dan banyak bicara, aku benci namja yang selalu bicara.

"Eomma... kita tidak usah saja datang ke pertemuan keluarga itu"

Aku berusaha membujuk eommaku yang terlihat kecewa dengan hasil perjodohan yang aku jalani. Beliau hanya diam menikmati teh bersama appa, saling menatap dalam senyap.

"Hyeoraya... ini bukan hanya tentang pertemuan keluarga itu. Kau satu-satunya putri eomma, aku bahkan mengirim adikmu ke sekolah militer agar dia tidak terus mengejekmu"

"Dia ke sekolah militer karena dia memang menginginkannya, tidak ada hubungan apapun denganku"

Oemma mendesah kesal dan menatapku jengkel.

"Bukan itu maksud oemmamu. Hyeoraya... sampai kapan kau akan sendiri? Waktu terus berjalan. Kami tidak akan selalu di sini bersamamu, kami menua dan kami akan semakin tidak berdaya untuk selalu melindungimu. Terlepas dari aturan bodoh keluarga kita, kami sangat menyayangimu, kau mungkin tidak menyadari betapa orangtuamu ini sangat khawatir setiap malam. Memikirkan bagaimana dirimu di masa depan dengan semua sikap keras kepala dan kecerobohanmu. Jika kau terus seperti ini, kami akan semakin khawatir seiring dengan berjalannya waktu. Mengertilah Hyeora... kau sudah dewasa, kesampingkanlah sedikit egomu, cobalah untuk memikirkan hal lain. Apa kau tidak takut jika nanti kau sendiri dan kesepian? Orang-orang datang dan pergi begitu saja. Mungkin saat ini kau begitu bahagia karena semua orang menyayangimu, tapi kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi. Bagaimana jika salah satu dari orangtuamu berumur pendek?"

"APPA!"

"Sudahlah... appa dan eommamu sudah lelah dengan semua permainan ini. Bulan depan ada pertemuan dengan keluarga Jeon, ini akan menjadi kesempatan terakhirmu"

*****

Aku, Sujeong dan Boram asik menikmati konser SHINee yang tengah kami saksikan. Melompat penuh semangat dan berteriak dengan segala euphoria pada lima namja yang memukau di hadapan kami.

"Daebak! Aku tidak tahu jika Minho oppa memiliki suara yang sangat bagus, dia selalu tenggelam di antara keempat member lainnya. Semua orang hanya mengetahui ketampanannya"

Kami duduk di salah satu restoran, membutuhkan asupan nutrisi setelah selama dua jam penuh berteriak dan melompat kegirangan.

"Aku tidak tahu apakah tahun depan aku masih bisa menyaksikan konser seperti ini"

"Wae? Ada apa dengan Lee Hyeora? Apa kau sudah pensiun menjadi shawol?"

Sujeong menangkap kedua pipiku memaksaku menatap wajahnya.

Sebelum aku sempat menjawab pertanyaannya, ponselku bergetar dan memperlihatkan pemberitahuan pesan masuk.

From: Oemma

"Ini Jeon Jungkook, yang akan kita temui"

Kemudian aku melihat foto seorang namja yang sangat tampan dengan stelan jas hitamnya.

"Perjodohan lagi?"

Kemudian Boram mengambil ponselku dan ekspressinya berubah drastis.

"Daebak! Kau dijodohkan dengan Jeon Jungkook?!"

"Memangnya siapa dia? Setahuku dia anak teman SMA appaku"

Boram bergegas mengeluarkan berkas-berkas yang ada di dalam tasnya. Boram adalah seorang reporter majalah bisnis dan ia biasa mewawancarai orang-orang yang bergelut di dunia bisnis.

"Kau mendapatkan harta karun Lee Hyeora. Kau akan kaya hingga tujuh keturunanmu nanti. Dia adalah putra satu-satunya keluarga Jeon, mereka memiliki bisnis pariwisata terbesar di Korea"

"Maksudmu, Jeon Sajjang? CEO tempat aku bekerja?" Sujong menarik paksa kertas yang aku dan Boram tengah lihat.

"Daebak!!! Kau akan menikah dengan bosku?"

****

Jungkook pov

Aku melonggarkan dasi yang melilit kerah kemejaku merasa gerah dengan pembicaraan ini. Sampai kapan aku harus dipandang sebelah mata oleh para lelaki tua itu? Apa hanya karena aku masih sangat muda berarti aku tidak pantas untuk kedudukan seperti ini?

Appa masih berusaha berbicara dan membujuk yang membuatku semakin marah dengan pembicaraan tak berguna ini.

"Ia bahkan belum menikah, ia belum cukup dewasa untuk bisa mengurus semuanya"

Appa mendesah berat tak memiliki jawaban lagi untuk perkataan itu. Dasar orang tua, apa hanya dengan menikah bisa membuat orang menjadi lebih matang? Aku sudah bersusah payah menjadi orang yang dewasa bahkan jauh di atas umurku tapi mereka bahkan tidak menghargai sedikitpun usahaku.

Aku dan appa duduk di ruangan beliau sibuk menikmati teh yang tidak cukup menghilangkan kegelisahannya. Seharusnya sekarang ia beristirahat di rumah, bukan mengurus masalah tidak penting seperti ini.

"Appa... sudahlah, tidak perlu memikirkan hal seperti itu. Mereka hanya mencari celah untuk menjatuhkanku"

"Jungkook... kau itu satu-satunya putra appa bagaimana bisa aku tidak khawatir? Aku tidak bisa selamanya mengawasi dan melindungimu, aku sudah sangat tua Jungkook"

Aku sangat kasihan setiap appa mengatakan hal tersebut dan juga merasa sangat sedih. Kami hanya tinggal berdua di dunia ini, eomma sudah meninggal sejak aku duduk di bangku SMP tidak ada seorang pun lagi melainkan kolega appa yang hanya memanfaatkannnya. Belakangan ini appa sering sakit dan dokter sudah menyarankannya untuk segera pensiun dari pekerjaannya, tapi karena aku dianggap masih belum terlalu cukup matang untuk kedudukannya yang akan aku gantikan, ia masih sering ke kantor untuk mengawasiku.

"Apa kau tidak memiliki kekasih?"

"Appa ayolah, aku tidak punya waktu untuk hal seperti itu"

Beliau mendesah berat dan menatapku serius.

"Aku memiliki seorang teman baik saat SMA dulu, dia tidak sama dengan semua rekan kerja atau kolegaku. Dia teman sepermainanku dan aku sangat yakin dia tidak memiliki niat buruk sekalipun saat ia mengenalkan putrinya kepadaku"

"Maksud appa?"

"Aku rasa aku bisa menjodohkannya denganmu, tapi itu semua tergantung padamu. Aku tidak mau memaksamu..."

"Tapi aku tidak punya pilihan..."

**********

Hyora pov

Aku melihat seorang lelaki berdiri di depan mobilnya terlihat tengah menunggu seseorang. Aku memandangnya lagi meyakinkan ia adalah orang yang sama dengan yang ada di ponselku yang dikirim oemma waktu itu. Aku memperkirakan apa yang ia lakukan di sini dan aku sangat yakin ia tidak datang untuk menemuiku jadi aku memilih berjalan melewatinya.

"Oi....!"

Ia menyahut tepat saat aku melewatinya memaksaku untuk berhenti dan menatapnya. Ia memeriksa ponselnya kemudian menatapku bergantian.

"Apa kau Lee Hyora?"

Aku mengangguk mengiyakan dan ia masih menatapku dari atas sampai ke bawah. Kemudian ia membukakan pintu mobilnya mengisyaratkan aku untuk ikut dengannya.

"Chogiyo... aku tidak mengenalmu" Aku menjawabnya dengan kesal kemudian berjalan menjauh, tapi ia menarik salah satu lenganku.

"Aku memintamu dengan baik-baik, jangan sampai aku memaksamu"

"Kau bilang yang tadi itu baik-baik? Dan oi! Aku ini lebih tua darimu tiga tahun"

"Dia bilang tidak mengenalku tapi tahu berapa selisih usianya denganku"

Aku melepaskan tangannya di lenganku dan bergegas menaiki taxi saat ia menggerutu berbicara soal usia.

Aku memasuki sebuah café berniat menghabiskan soreku dengan minum secangkir kopi untuk menenangkan diriku dari bekerja seharian. Aku duduk di salah satu kursi dengan dinding kaca di sebelahku yang memberikan pemandangan jalanan sore yang ramai. Aku menghirup aroma kopi dari cangkirku sembari melayangkan pandanganku ke luar. Seseorang berdiri di sana melipat kedua tangannya di dada dengan wajah jengkel. Ada apa dengan orang itu?

Aku memilih mengabaikannya berpura-pura sibuk dengan ponselku dan menyadari ia sudah tak ada di sana lagi. Dasar orang aneh...

Aku hampir saja tersedak oleh kopi yang tengah aku tegak saat seseorang duduk di bangku dihadapanku.

"Apa kau sudah terbiasa mengabaikan orang?"

"Aku hanya biasa mengabaikan orang yang tidak sopan"Ia meminum kopinya kemudian menatap keluar sejenak sebelum kembali menatapku lagi.

"Ayo kita menikah"

Dan aku benar-benar memuncratkan kopi dari mulutku, aku bersyukur kami duduk di bagian tersudut dan tak seorangpun melihatku. Aku sibuk membersihkan kopi yang berserakan sedangkan orang yang didepanku ini hanya menatapku jijik.

"Aku tak percaya calon istriku adalah orang yang jorok"

"YA! Aku bahkan tidak mengatakan apapun dan kau terus mengejekku, berbicara tidak sopan dan tiba-tiba mengajakku menikah. Kau sudah gila!"

Aku berdiri dari tempat dudukku bergegas keluar dari café itu menaiki taxi untuk pulang. Aku tak percaya ia bahkan mengikutiku ke café. Apa yang ada di dalam otaknya? Dasar bocah...

Aku turun dari taxi dan merutuki pakaian kerjaku yang terkena kopi, noda ini akan sangat sulit untuk hilang. Aku terkena sial karena lelaki bernama Jungkook itu dan aku tak percaya ia adalah salah satu calon suamiku di masa depan. Aku bersyukur aku belum mengiyakan perjodohanku dengannya, aku bersumpah aku tidak akan mau menikah dengan orang seperti itu, terlepas dari keanehannya aku bukan lah orang yang tertarik pada lelaki yang lebih muda.

"Oi...!"

Oh My God... ia bahkan mengikutiku ke rumah. Aku membalikkan badanku dan membelakanginya bergegas memasuki rumahku dan ia terus mengikutiku.

"YA!!!!!!!"Teriakan kerasku berhasil menghentikannya, ia menatapku terkejut termasuk diriku sendiri.

"Hyoraya..."

Kemudian aku menyadari di sini tidak hanya ada aku dan lelaki ini melainkan kedua orang tuaku dan seorang lelaki sebaya dengan appaku. Dengan segala rasa Maluku aku menyapanya dan memberi hormat.

"Kalian datang bersama?"Ia bertanya mengarah pada diriku dan namja yang kini sudah berada di sampingku. Aku menatapnya kesal bersiap memuntahkan segala kekesalanku saat ia tiba-tiba merangkulku.

"Kami baru saja selesai berkencan"

Aku mengedipkan mataku berkali-kali mencoba mencari tahu bagian mana dari yang tadi termasuk ke dalam kategori berkencan. Aku bahkan baru menemuinya kurang dari dua jam yang lalu.

"Benarkah??"Oemmaku terlihat begitu berbinar mendengarkan perkataannya membuatku merasa tak enak untuk menghancurkan mood baiknya jadi aku memilih untuk diam.

"Aku tidak menyangka sudah berjalan cukup jauh, Hyora biasanya tidak berkencan dengan orang yang dijodohkan dengannya" perkataan eomma membuat Ia tertawa rendah kemudian menggenggam tanganku lembut berjalan menuju orang tua kami. Ia menatapku sejenak selagi aku mencoba menarik kesimpulan dari sikapnya padaku.

"Kami akan menikah"

"MENIKAH???"Aku tak bisa menahan bibirku untuk tidak mempertanyakan apa yang baru saja ia katakan.

"Tapi aku tidak pernah bicara aku akan menikah denganmu"

"Kita sudah membicarakannya tadi..."

"Omona... Hyoraya... kau akan menikah? Aigoo...."Shit! Sejak kapan nenek ada di sini? Semuanya akan kacau, ia bisa terkena serangan jantung jika aku bilang semua ini tidak benar.

"Halmoni... aku tidak bilang akan menikah, aku hanya-"

"Aku akan memberitahu semua orang"

"Tapi Halmoni-" Ia bergegas masuk ke dalam rumah dan tepat saat aku hendak menahannya, Jungkook mempererat genggamannya di tanganku.

*****

Hyora pov

"MWO????!!!!"

Kedua kupingku terasa pekak karena ulah Sujeong dan Boram yang berteriak tepat di kedua sisiku. Aku dan mereka tengah menikmati malam fangirling kami seperti biasanya setiap akhir pekan di apartemen Sujeong, aku menceritakan semua kisah fantastic luar biasaku memberikan reaksi mengejutkan dari mereka.

"Jadi kau akan menikah dengan bosku? Daebak!"

"Aku tidak percaya aku melakukan hal ini, aku tidak bisa melakukan apapun lagi. Semua orang dikeluarga besarku sudah tahu tentang berita ini. Aku hanya punya dua pilihan, menikah dengannya atau kabur ke dunia lain"

"Tapi ini tidak buruk. Dia tampan, mapan dan menawan"

Aku menghempaskan tubuhku di sofa merasa semakin depresi dengan apa yang akan segera aku hadapi.

"Aku dengar ia harus segera menikah agar posisinya benar-benar bisa dikukuhkan sebagai seorang CEO di perusahaannya"

"Tapi kau juga diuntungkan dengan hal itu, kau tidak perlu menghadapi semua hal konyol dari keluargamu"

Aku menatap Boram dengan wajah datarku.

"Padahal aku sangat berharap aku bisa menikah dengan seseorang yang bisa aku panggil oppa"

Dan keduanya terkekeh pelan membuatku sedikit kesal.

"Hyoraya... apa kau tidak sadar? Jika orang tidak mengenal identitas aslimu, tidak akan ada yang tahu jika kau sudah berusia 23 tahun. Apa kau lupa? Kau bahkan menjadi primadona di kalangan pelajar SMA, seandainya saja waktu itu aku tidak memberitahu mereka jika kau sudah setua ini, mereka pasti sudah mengajakmu berkencan"Aku jadi teringat kejadian tahun lalu saat aku menemani Boram ke salah satu SMA khusus laki-laki untuk melakukan wawancara dengan beberapa siswa. Mereka bahkan mengira aku adalah junior.

"Jadi kapan kau akan menikah?"

"Bulan depan..."

"MWO????!!"

********

Aku berusah payah menarik koper besarku memasuki gerbang sebuah rumah, ini bukanlah sebuah hal yang sulit jika aku tidak mengenakan gaun pengantin yang rumit ini.

"YA! Apa kau tidak berniat membantuku?"

"Tidak sebelum kau memohon". Aku menggertakkan gigiku kesal, bocah ini. Aku terlalu menyayangi harga diriku jadi aku memilih membawa koperku sendiri ke dalam. Aku meletakkan benda besar itu di dekat TV dan menghempaskan tubuhku di sofa yang empuk memandang ke seluruh rumah. Kami akan tinggal di rumah ini sampai rumah yang sudah Appa Jungkook persiapkan selesai dibangun.

Jungkook pov

Ia masih memegangi gaunnya yang menyentuh lantai terlihat begitu berat. Ia sibuk meneliti seisi rumah yang aku rasa tidak begitu spesial. Ia menatap sebuah akuarium besar di tengah rumah penuh dengan ikan dan segala perhiasannya. Ia tersenyum simpul dan kedua matanya berbinar begitu tertarik dengan hewan-hewan berwarna-warni yang sibuk berenang kesan-kemari. Ia memanyunkan bibirnya mengikuti gesture dari mulut ikan membuatku tak bisa menahan tawaku.

"So cute..."

Appa benar tentang ia yang bersikap lebih kecil dari umurnya, bahkan wajahnya juga mencerminkan hal itu. Ia terlihat seumuran denganku, tidak akan ada yang mengira jika ia lebih tua tiga tahun dariku. Aih... aku ingin sekali mencubit kedua pipinya.

"Ada berapa kamar di sini?"Ia bertanya setelah puas menikmati memandang akuarium.

"Hanya ada dua, tapi kamar kedua belum di install pemanas ruangan jadi hanya ada satu kamar yang bisa di pakai, kecuali kau ingin tidur kedinginan".Ia terdiam, menatapku tidak berkedip.

"Wae? Kau belum pernah tidur dengan namja? Setahuku gadis seusiamu bahkan ada yang tinggal bersama kekasihnya" Ia tidak menjawab perkataanku memilih menarik kopernya menuju kamar. Aku mengikutinya dan menemukan pakaian kami sudah di letakkan dengan rapi pada lemari besar di salah satu sisi kamar.

"Lalu kenapa aku harus membawa koper sebesar ini?" Ia memandang koper itu dengan kesal, ia sudah menghabiskan banyak sekali tenaga untuk membawa benda itu.

Hyora pov

Aku membuka koperku memilih pakaian yang layak untuk aku kenakan saat tidur. Aku harus memakai sesuatu yang aman karena aku harus melindungi tubuhku dari namja itu. Aku bergegas ke kamar mandi sementara ia memilih merebahkan tubuhnya di ranjang masih mengenakan celana bahan dan kemeja putihnya.

Shit! Aku tidak bisa membuka gaun ini sendiri. Aku benci kenapa setiap gaun pernikahan harus membutuhkan bantuan untuk membukanya. Aku berusaha sangat keras untuk menggapai gesper dan menggesernya tapi terlalu mustahil karena beberapa lilitan tali dan kait dari korset yang memegang tubuhku sangat erat. Aku membuka pintu kamar mandi dan menemukan Jungkook tengah asik dengan ponselnya.

"YA! Apa kau bisa membantuku?" Ia menatapku sejenak, masih berbaring di atas ranjang dengan ponsel ditangannya.

"Tidak sampai kau memohon." Aku tidak mengerti kenapa ia begitu tergila-gila dengan aku yang memohon padanya, apa hebatnya dengan itu?

"Aku mohon..." Ia menatap wajah datarku.

"Katakan dengan manis." Shit! Anak ini, ingin sekali aku telan hidup-hidup.

"Jungkook, aku mohon bantuanmu..."Ia tersenyum sumringah dan bergegas bangun dari tempat tidur dan menghampiriku.

"Wae? Apa ada hewan yang menganggumu?"

"Tidak"

"Apa ada yang rusak?"

"Tidak..." Ia menatapku bingung sementara aku sudah menahan gerah dari gaun pengantin yang sangat besar dan tebal ini. Aku memunggunginya dan menatap pantulan bayangan kami di cermin.

"Tolong bukakan gaunku, aku tidak bisa melakukannya sendiri." Ia terdiam mendengarkan permintaanku dan aku hanya bisa berdoa ia tidak sedang memikirkan hal yang kotor saat ini.

"Jungkook... benda ini sangat berat dan mengikat tubuhku sangat erat. Aku sudah kesulitan untuk bernafas." Ia terbangun dari lamunannya dan berjalan mendekat. Aku bersusah payah menahan tawaku saat ia menatap punggungku yang masih terbalut pakaian. Aku bersumpah ia terlihat seperti bocah lima tahun. Menyadari aku menertawainya ia balik menatapku pada pantulan cermin dihadapan kami.

"Apa kau menertawaiku?" Wajahnya yang imut dan lucu berubah menyeramkan, ia terlihat seperti om om yadong yang sering Boram ceritakan.

Continue Reading

You'll Also Like

87.1K 12.8K 44
4 Ways to Get a Wife (VJoy version) alur cerita sama dengan novel aslinya, hanya saja pemeran utama dan pembantunya diganti jadi BangtanVelvet. 4 Way...
762K 76.1K 53
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...
15.6K 1.9K 21
-so when you gonna tell him, that we did that too?-
3.8K 146 27
Ini tentang kehidupan masa lalu dan masa kini dari dua lawan jenis yang sempat menjalin hubungan Yoon Jeonghan, lelaki tampan berusia 25 tahun merupa...