Cheater✔

By wusanidol_

22K 1.1K 32

COMPLETED Penasaran yaa? Baca aja gapapa :) Based on my true story :) Written on bahasa :) #633 Sabtu, 14 Okt... More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
11
12
13
14 special
15
16
17
18
19
20 [End]
ATTENTION DIKIT
ANU
SEKUEL PUBLISHED
Comeback
SEKUEL PUBLISHED PT. 2
KEPUTUSAN
20k

10

778 55 0
By wusanidol_

Kriiinngg

Bel sekolah yang ditunggu semua siswa akhirnya berbunyi, semua segera meninggalkan kelas dan berjalan keluar dari sekolah. Ada yang menunggu jemputan, ada yang langsung keparkiran, ada juga yang langsung naik angkutan umum.

Lain dengan Gabby, setelah bel berbunyi dia masih diam dikelas menunggu koridor sekolah sepi. Setelah dirasa cukup sepi, Gabby berjalan keluar menuju parkiran sekolah menepati janjinya dengan rio.

Saat akan melangkah belok menuju parkiran Gabby melihat sekelebat 2 orang yang sedang berjalan. Gabby menyipitkan matanya memastikan bahwa matanya tidak salah melihat.

Citra dan Sam jalan bareng keluar sekolah. 'Ngapain mereka?' batin Gabby. 'Ah bodo amat ntar Rio nungguin gue lagi' Gabby menjalankan kakinya lagi menuju parkiran.

"Ngaret banget sih ni anak. Untung cewe kalo gak-"

"Kalo gak apa?" sahut Gabby yang berjalan mendekati Rio yang terduduk dengan satu kaki yang terangkat dimotornya.

"Kalo gak,gue gak bakal anterin lo pulang"

"Yah. Terus gue pulangnya gimana?" tanya Gabby dengan wajah memelasnya.

"Lo ngaret si. Yaudah yok buruan. Gue laper" ajak Rio menyalakan mesin motornya.

"Yok dah." Gabby naik ke jok motor bagian belakang. 'Daripada gue gak pulang' batin Gabby terkikik.

Rio menjalankan motornya pergi dari sekolah menuju cafe langgangan yang biasa Rio dan Gabby dikunjungi. Di jalan, seperti biasa mereka saling menggoda dan bercanda. Basa-basi tentang ini itu sampe mereka nyampe di cafe.

"Hahah. Aduh yo. Perut gue sakit. Aduh" Gabby turun dari motor sambil tertawa dan memegangi perutnya.

"Udah-udah lagian gak lucu-lucu amat"

Rio memarkirkan motor didepan cafe lalu melepas helmnya dan berjalan kearah Gabby yang sudah menunggu didekat pintu.

"Tumben banget lo ngajakin gue kesini. Biasanya cuman pas kepepet, kalo gak pas curhat-curhat ke gue"

"Gue kan baik. Makanya gue bawa lo kesini lagian dirumah gaada kerjaan"

"Lagian lo makan apa sih disini? Enakan dirumah"

"Mama gak dirumah, gaada yang masak"

"Kan lo bisa minta tolong gue 'gab masakin gue dong' gitu" Gabby menirukan gaya berbicara Rio sambil berjalan menuju meja pojok dekat jendela.

"Bodo. Ah lagian gue lagi kepengen kesini. Bentar lagi kan UAS" Rio mengambil duduk lalu disusul dengan Gabby didepannya.

"Serah lo dah"

Pelayan dateng dan menanyai apa yang mereka pesan. Rio menjawab 'capucino dan eskrim coklat satu' lalu pelayan itu pergi dan menyiapkannya.

"Eh yo." panggil Gabby setelah hening beberapa saat.

"Hm"

"Tadi gue liat anak baru itu sama Citra lagi. Kali ini mereka jalan berdua gandengan tangan yo. Omg gue bingung sebenernya ada apa si diantara mereka?" Gabby meraung-raung.

"Apa urusannya sama lo?" tanya Rio

"Ya... gue kan penasaran sama mereka"

"Bilang aja lo pengen deket sama anak baru itu"

"Tau banget si"

"Rio" jawab rio menaik turunkan alisnya.

Pelayan datang dan mengantarkan pesanan mereka.
"Makasih" ucap Gabby pada pelayan.

"Emang mama lo kemana kok gak dirumah?" tanya Gabby setelah menggigit eskrimnya.

"Kerumah nenek sama Cecil. Papa masi dikantor ada meeting sampe malem." jelas banget.

"Oh. Terus lo gimana? Kan gak mungkin kalo lo terus-terusan dirumah sampe mati bosen"

"Ya gue lompat"

Gabby mendelik dan menjitak Rio. "Cari mati jangan sekarang. Gue sama siapa ntar?" tanya Gabby

"Shit! Sakit tau! Lagian siapa juga yang mau mati? Orang gue lompat ke balkon kamar lo"

"Bilang yang lengkap" Gabby malu menutupi wajahnya yang sudah merah dengan eskrimnya yang diangkat keatas.

"Gausah ditutupin juga kali" suruh rio menurunkan tangan Gabby.

Mereka terhanyut ngobrol sampe langit udah gelap, mendung, petir juga udah nyamber-nyamber. Gabby yang melihat itu merasa ngeri dan segera mengajak Rio untuk pulang.

"Yo pulang yuk. Mau ujan deh keknya"

"Yaudah yuk" Rio berdiri dan membayar pesanannya tadi dan langsung menaiki motornya.

"Sorry ya gue kali ini agak ngebut. Soalnya gak mau basah juga. Yuk" ajak rio yang udah naik kemotornya dan menyalakan mesin.

"Serah lo dah yang penting selamet" Gabby naik dan memeluk pinggang rio berpegangan.

'Jangan ujan, jangan ujan, jangan ujan' do'a itu terus dipanjatkan Gabby saat perjalanan.

Rio menaikan kecepatan motornya sampai diatas rata-rata, titik-titik air sudah mulai berjatuhan dari langit. Sebentar lagi nyampe kenapa ujan coba? Batin rio.

Tak lama merekapun sampai dirumah Gabby, motor rio dinaikan ke teras dan Gabby mengunci gerbangnya. Gabby membuka kunci rumahnya dan masuk disusul dengan Rio.

"Duh basah lagi. Gue ganti dulu ya yo. Kalo lo mau ganti, lo bisa pake baju lo yang ketinggalan disini buat kamar mandinya, lo bisa pake yang dibawah" jelas Gabby melepas sepatunya yang basah lalu berlari menuju kamar.

Rio hanya menggeleng melihat tingkah Gabby yang memang sudah basah kuyup karena mereka tadi lupa membawa mantel hujan dan jaket. Rio beranjak dan menuju kamar Gabby mengambil bajunya yang tertinggal di sebelah lemari Gabby (lemarinya ada 2) lalu turun dan mandi.

Mereka berdua menyelesaikan mandi hanya dalam 10 menit, itupun karena mereka tidak mau berlama-lama dan merasakan dingin yang menusuk tulang mereka.

Gabby yang keluar dari kamar mandi, segera mengambil bra, kaus dan sweater juga cd, hotpants dan celana panjang. Rio? Dia juga mengambil sweater dan celana pendek selutut.

Gabby segera mengeringkan rambutnya, lalu Rio masuk kekamar mengecek Gabby.
"Udah?" tanya Rio

"Udah. Kamu mau makan apa?" tanya Gabby

"Apa?" ulang rio karena mendengar kata-kata asing yang jarang Gabby ucapkan. 'kamu'.

"Makan apa?" tanya Gabby.

"Apa aja deh. Yang penting anget."

"Yaudah. Yuk bantuin gue kedapur" ajak Gabby mematikan hair dryer dan merapikannya.

Mereka berdua keluar dari kamar dan menuju dapur yang ada dilantai bawah. "Gue bantuin apaan coba?" tanya Rio saat Gabby memasak air buat mie instan.

"Buatin white coffee aja. Ada di rak atas"

Rio mengambil white coffee, dan membuka bungkusnya, menyeduh air hangat di gelas yang sudah berisi gula dan bubuk kopi lalu mengaduknya.
"Beres"

Rio kemudian duduk dimeja makan dan menunggu Gabby menyelesaikan memasaknya dan menunggu white coffee nya menghangat.

"Udah. Sorry ya punyanya cuman ini" Gabby memberikan semangkuk mie kuah kedepan Rio.

"Gapapa. Yang penting anget"

"Yaudah makan yuk" Gabby menyendokan mie dan akan dimasukan kemulut, tapi ditahan oleh Rio.

"Do'a dulu" Rio melipat tangan dan berdoa.

"Slamat makan!" ucap keduanya.

Mereka pun makan dalam hening ditemani hujan yang masih mengguyur dan petir yang masih menyambar sana sini. "Dingin banget gila" Gabby memeluk dirinya sendiri.

Rio yang menyadari Gabby kedinginan segera menghabiskan makanannya dan meletakan mangkuknya diwastafel. Disusul dengan Gabby, Rio memberikan kopi ke Gabby dan diterima. Mereka memutuskan duduk diruang keluarga sambil menonton tv.

"Gue ambil selimut dulu" Gabby berjalan meninggalkan ruang keluarga dan menuju kamar mengambil selimut besar dan tebal yang dia punya.

Gabby turun kebawah dan sudah mendapati Rio menyalakan tv bersaluran acara musik-musik gatau gue namanya itu apa. Rio yang menyadari Gabby sudah turun, segera mengubah sofa milik Gabby menjadi setengah tempat tidur setengah sofa.

Gabby menyesap kopinya dan melemparkan selimutnya ke Rio yang sudah berbaring. Setelah tinggal separo dan perut Gabby mulai menghangat, Gabby berbaring disebelah Rio dan ikut menikmati acara tv yang ditayangkan.

"Jam berapa si?" tanya Gabby menoleh kebelakang

"Berapa?" tanya Rio

"Baru jam 3 udah kek maghrib aja" cibir Gabby

Gabby menarik selimut dan menutupi tubuhnya, dia membentuk huruf S dengan posisi tubuhnya saat ini. Tapi, percuma. Itu semua tidak membantu.
"Gab" panggil Rio

"Hm.." Gabyy terbangun dan duduk.

"Matiin Acnya napa atau kecilin aja gih"

"Pantesan dingin" Gabby mengambil remote ac dan menurunkan suhunya menjadi 30°.

Gabby masih terduduk dengan kaki lurus, Gabby kambeli memasukan kakinya kedalam selimut. "Dingin?" tanya Rio

"Udah tau nanya" Gabby menggosokan tangannya.

"Bilang dari tadi." Rio mematikan tvnya dan menarik Gabby kepelukannya.

Gabby yang tubuhnya lebih kecil tenggelam didada bidang milik si Rio. Awalnya dia kaget, jantungnya berpacu, wajahnya memerah. Hanya satu yang mereka rasakan. Hangat.

Rio menarik selimut keatas sampai menutupi tubuhnya dan tubuh Gabby. Dalam peluk Rio, Gabby tersenyum malu sekaligus nyaman. Rio meletakan kepalanya diatas kepala Gabby.

"Makasih yo" gumam Gabby setelah sadar.

Rio yang mendengarnya hanya tersenyum hangat dan mengeratkan pelukan lalu tertidur.

Continue Reading

You'll Also Like

MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1.9M 91.5K 40
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
15.5M 876K 28
- Devinisi jagain jodoh sendiri - "Gue kira jagain bocil biasa, eh ternyata jagain jodoh sendiri. Ternyata gini rasanya jagain jodoh sendiri, seru ju...
6.3M 485K 57
Menceritakan tentang gadis SMA yang dijodohkan dengan CEO muda, dia adalah Queenza Xiarra Narvadez dan Erlan Davilan Lergan. Bagaimana jadinya jika...
2.4M 446K 32
was #1 in paranormal [part 5-end privated] ❝school and nct all unit, how mark lee manages his time? gampang, kamu cuma belum tau rahasianya.❞▫not an...