abandon [jjk + kth]

By mondayinjuly

18.6K 1.1K 272

19+ Tugas Jungkook adalah membunuh Soori... Bukan malah menyelamatkannya... Apalagi sampai jatuh cinta padany... More

special chap pt. 1
special chap pt. 2
abandon [end]

angel of death

8K 397 52
By mondayinjuly

*aturannya ff ini tuh gue publish semalem buat Halloween gtu, tapi ga smpet. Oiya, ini FF panjang bgt! So, gue saranin cari posisi enak dlu baru baca... 😊

JANGAN LUPA VOTE BTS DI MAMA please... 😘😘
___________________________

"Aku pernah bertemu dengannya Tae!"
Celetuk seorang gadis bersurai cokelat sebahu kepada teman disampingnya yang bernama Tae itu.

"Tidak mungkin, kita bahkan baru pertama kali ke sini kan?"

Sambil mengobrol, mereka terus berjalan menembus kerumunan orang disepanjang jalan Akibahara.

Sepasang muda mudi itu memang sedang berada jauh dari kampung halaman mereka Korea Selatan. Keduanya tengah menikmati liburan musim dingin mereka di Tokyo.

"Tapi aku tidak bohong! Aku benar-benar pernah bertemu dengannya." Ucapnya lagi.
Gadis itu tiba-tiba berhenti di toko yang menjual barang-barang anime maupun game.

Otomatis temannya yang bernama Tae ikut berhenti.

"Baiklah, aku percaya padamu Soori-ya." Ucapnya mengalah.

"Tidak kau tidak percaya padaku Kim Taehyung! Kau hanya mengatakan begitu agar aku senang!" Sambil marah-marah Soori berjalan masuk ke dalam toko meninggalkan temannya Kim Taehyung diluar.

"Haiiiiisss..."
Taehyung berjalan masuk mengikuti temannya sambil menghentak-hentakkan kakinya ke dalam.

***

"Huah, kenapa kau tidak mencegahku membeli semua ini Taehyung-ah...~" Soori merengek sambil menenteng berkantong-kantong tas belanjaan di kanan dan kiri tangannya.

"Yyak, memangnya jika kularang kau tidak akan membelinya?" Ucap Taehyung sangsi melihat kearah temannya.

"Tentu saja..."

"Ohoho... Aku tahu benar siapa kau Kim Soori! Jangan mencoba menjebakku!"

Selesai belanja keduanya mampir untuk makan siang di sebuah restoran Sushi tak jauh dari toko yang baru saja mereka kunjungi.

"Apa maksudnya itu eoh?" Tanya Soori dengan tatapan menyelidik kearah Taehyung merasa tersinggung dengan kalimat yang baru saja dilontarkan Taehyung.

"Anni... Ayo makan saja, kau sudah lapar kan?"

Taehyung tahu benar, sifat pemarah Soori, untuk itu, dia memilih untuk mengalihkan pembicaraan.

Dan untunglah, Soori tipe orang yang mudah dialihkan perhatiannya, apalagi oleh makanan, dan seketika melupakan marahnya saat sushi disajikan.

***

"Huah... Kenyang sekali." Soori bersandar sambil mengusap perutnya yang sekarang sedikit membuncit.

"Yyak, perhatikan perutmu..." Canda Taehyung

"Yyak! Dasar pria tak berperasaan!" Soori melemparkan sumpit kearah Taehyung, sedikit marah karena perkataan pria itu.
"Tahukah kau wanita sangat sensitif dengan masalah berat badan dan lemak?"

"Kau sensitif dalam segala hal Soori-ya.." Ucap Taehyung sambil menyunggingkan senyum kearah sahabatnya.

***

Soori tiba-tiba menegakkan tubuhnya dan dengan mata berbinar-binar, berbicara kepada Taehyung.

"Taehyung-ah, ayo kita ke Tokyo Tower..."

"Wae? Andwe! Kita pulang saja Soori-ya, aku capek!"

Mendengar jawaban Taehyung, Soori segera mengeluarkan jurus andalannya,

Mata nanar, bibir monyong.

"Taehyung-ah.. Jaebal eoh..."

"Shireo!!!" Tolak Taehyung.

***

20 menit kemudian keduanya sudah berada do Tokyo Tower.

"Taehyung-ah, temani aku ke Mugiwara Store eoh..." Pinta Soori sambil menarik lengan Taehyung.

Sementara Taehyung hanya mengikuti Soori bak sapi di cocok hidungnya dengan wajah malas.

"Taehyung-ah, tolong ambil gambarku dengan Shanks!" Seru Soori sambil berlari kearah patung salah satu tokoh dalam manga One Piece ciptaan Oichiro Oda yang tepat berada di depan Mugiwara Store itu.

Saat berpose disamping patung Shanks, sekali lagi... Soori melihat sosok pria yang tadi bertabrakan dengannya di jalan Akibahara.

Dan pria itu...
Tengah menatapnya.

Seketika niat Soori untuk berpose dengan patung Shanks musnah, entah kenapa tatapan mata pria bersurai coklat itu terlihat sangat dingin dan menusuk.

Sangat menyeramkan.

Taehyung yang melihat gelagat sahabatnya menjadi aneh, segera menghampirinya Soori.

"Ada apa?" Wajah Dan nada bicara Taehyung terdengar khawatir.

"Anni, kurasa kau benar, sebaiknya kita pulang." Ucap Soori sembari menarik tangan Taehyung.

***

"Ada apa denganmu?"
Itulah yang pertama kali keluar dari bibir Taehyung saat keduanya kembali menginjakkan kaki di penginapan tempat mereka tinggal beberapa hari ini.
"Kau bilang karena ini hari terakhir kita, kita akan menjelajahi Tokyo semalam suntuk dan tidak akan pulang, lalu kenapa kita sudah disini padahal ini bahkan belum jam 8 malam."
Taehyung terus saja mengomel, panjang lebar, tanpa tahu bahwa lawan bicaranya bahkan sudah tertidur tanpa melepas sepatu ataupun mengganti baju.

Saat menyadari tak ada jawaban, Taehyung melihat kearah Soori dan mendapati gadis itu tertidur.

"Aaah, kau terlalu banyak menghabiskan tenagamu saat belanja tadi Soori-ya." Dengan penuh kasih sayang, Taehyung membantu melepaskan sepatu Soori lalu memperbaiki posisi tidur gadis cantik itu.

Setelahnya Taehyung kemudian bergegas ke kamar mandi lalu ikut berbaring di samping Soori.

***

"Yyak, kenapa tidak membangunkanku lebih awal Tae-ya..." Gerutu Soori saat keduanya harus berlari menuju pintu pesawat.

"Aku sudah membangunkanmu, tapi kau tidur seperti sapi, untuk itulah kau terlambat!"

Mendengar ucapan Taehyung Soori otomatis menghentikan langkahnya.
"Yyak!"
Teriaknya marah.

BRUUUKKK...

Akibat menghentikan larinya tiba-tiba, Sesorang di belakang Soori menabrak punggungya.

"Aw..." Soori memeking kesakitan sambil memegang bahunya.

Bukannya meminta maaf, pria bersetelan hitam yang menabrak Soori hanya melengos pergi melewati Soori.

Dikejauhan, Taehyung yang sudah berada tepat di pintu pesawat berlari kembali ke arah Soori untuk mengecek keadaan gadis itu.

"Wae? Gwencana odi appo?"

"Anni, hanya ditabrak seseorang tadi."
Ucap Soori menenangkan Taehyung. "Kajja..."

***

"KAU?" Soori memekik kaget saat mendapati dia harus duduk disamping pria yang menabraknya di Akibahara, yang menatapnya di Mugiwara Store, juga menabraknya dijalan menuju pesawat tadi.

Dari berjuta pertanyaan yang ada di kepalanya, hanya satu kata itu yang bisa di ucapkan Soori kepada pemuda dihadapannya.
Sementara si pemuda hanya menatapnya sekilas, lalu menutup matanya, seolah tidur.

"Aggassi, bisakah kau segera duduk? Sebentar lagi akan take off." Tegur salah satu pramugari.

"Maaf, tapi bisakah aku bertukar tempat duduk dengan temanku disana?" Soori menunjuk kearah dimana Taehyung duduk 5 kursi dibelakang deretan tempat duduknya.

Taehyung yang di tunjuk, menatapnya dengan tatapan, adaーapa?ーapaーyangーterjadi?
Tapi Soori hanya menggeleng, tak mampu menjelaskan apapun.

"Tidak boleh aggassi, sebaiknya anda segera duduk." Ulang si pramugari lebih tegas dari sebelumnya.

Mau tidak mau, Soori mengikuti perintahnya dan duduk di samping pria bersurai coklat itu, dengan perasaan setengah gugup setengah khawatir.

***

Perjalanan pesawat nyaris satu jam, itu berarti mereka sudah menempuh nyaris setengah perjalanan mereka.

"Mohon perhatiannya, saat ini kita akan melewati cuaca buruk, jadi mohon duduk di tempat duduk anda dan kenakan sabuk pengaman sampai lampu tanda dimatikan, terima kasih"
Terdengar suara pilot dari interkom.

Benar saja cuaca memang memburuk, hujan deras serta angin kencang menghantam pesawat, membuatnya beberapa kali bergetar hebat, ditambah kilat yang terlihat dikejauhan. Menambah kelam suasana.

Dalam hati, Soori memanjatkan segala macam do'a yang di hapalnya, meminta perlindungan Tuhan.

BYAAARRRR...

Kilat menyambar tepat di sisi sayap kanan pesawat, membuat pesawat menjadi gelap, dan menukik tajam dengan tiba-tiba, membuat semua penumpang memekik ketakutan dan histeris, tak terkecuali Soori yang bahkan memeluk pria disampingnya sambil menenggelamkan wajahnya di dada bidang pria itu.

Suasana benar-benar kacau, belum lagi suara jerit ketakutan seluruh penumpang pesawat sangat menyerankan. Tapi yang mengherankan Soori, pria disebelahnya bahkan tak bereaksi apa-apa dan dia bahkan menunduk dan berbisik kearah Soori.

"Tenang saja, belum saatnya kau mati."

Bisikan itu membuat Soori seperti di siram air es, hatinya tiba-tiba dingin, tubuhnya bergetar hebat. Seketika Soori melepaskan pelukannya dari si pria sembari terbelalak.

Bahkan Soori tidak menyadari bahwa pesawat sudah tidak menukik tajam lagi melainkan mengudara dengan tenang seperti sedia kala.

Sementara pria yang di tatapnya hanya memberikan smirk kearah Soori. Dan entah kenapa, lagi-lagi Soori merasa ketakutan dengan tatapan pria di sampingnya.

Mungkinkah dia seorang pembunuh bayaran yang dikirim seseorang untuk membunuh Soori?

Tapi siapa yang berniat membunuhnya?

Dan mengapa dia bisa mengatakan kalau dia belum akan mati di pesawat ini?

Berbagai pertanyaan itu terlintas di otak Soori.

***

Kesokan harinya, Soori dan Taehyung sudah kembali lagi kesekolah.

Keduanya tengah mendengarkan lagu sambil berbagi earphone, jika tidak tau kalau mereka bersahabat, pasti akan mengira mereka berpacaran.

"Semua kembali ke tempat duduk masing-masing." Park ssaem wali kelas mereka tiba-tiba masuk dan berdiri di depan kelas.

Membuat semua murid yang tadinya duduk berkelompok berhamburan lari ke meja masing-masing tak terkecuali Taehyung.

Saat keadaan sudah tenang, semua orang baru menyadari bahwa didepan kelas mereka, tidak hanya Park ssaem yang berdiri, melainkan ada seorang lagi, yang memakai seragam dan tengah menatap ke satu titik.

Kearah Soori.

Seketika gelombang ketakutan itu menghantam Soori lagi. Tapi entah kenapa, dia tak bisa memalingkan tatapannya dari si pria misterius yang terus menerus muncul di sekeliling Soori akhir-akhir ini.

Soori terus saja menatap pria itu, bahkan sampai tak mendengarkan apa yang dari tadi dibicarakan Park ssaem didepan kelas.

"Baiklah, silahkan duduk ditempat duduk kosong"

Dan sesuai perintah Park ssaem pria itu berjalan dan duduk tepat di satu-satunya tempat kosong di kelas itu, di samping Soori.

***

"Apa yang kau lakukan Jeon Jungkook-ssi? Kau menguntit Soori eoh?" Taehyung menarik kerah si murid baru yang rupanya bernama Jungkook itu dan mendorongnya hingga punggungnya menghantam dinding yang keras.

Bukannya menjawab, Jungkook hanya tertawa.

Tentu saja hal itu, membuat Taehyung semakin marah, dan tanpa di duga, oleh Jungkook bahkan oleh Taehyung sendiri, tinju melayang di wajah tampan pria bergigi kelinci itu.

"Yyak, Taehyung-ah... Apa yang kau lakukan?"
Soori tiba-tiba muncul dan memisahkan keduanya.

"Soori-ya, dia menguntitmu!" Ucap Taehyung membela diri.

"Oh, astaga Kim Taehyung sadarkan dirimu, itu tidak mungkin."
Tapi dalam hati Soori, Soori tau pasti apa yang di katakan Taehyung ada benarnya.

Mengingat kejadian belakangan yang terjadi. Kalau bukan dia sedang di kuntit, sudah pasti takdirlah yang mempertemukan mereka.

Tapi takdir seperti apa?

Dan mengapa setiap berada di dekat Jungkook, Soori selalu merasa ketakutan?

***

Sudah satu minggu Soori duduk sebangku dengan Jungkook, tapi bahkan mereka tak pernah saling bicara satu sama lain, dan ini bahkan membuat Soori lebih ketakutan lagi berada di dekat Jungkook, Soori bahkan selalu membayangkan jika Jungkook adalah seorang paikopat yang tengah mengincarnya.

Soori terus memikirkan Jungkook sepanjang perjalanan pulang sekolah bahkan dia tidak melihat kanan kiri saat menyeberang jalan.

Sampai tiba-tiba ada tangan yang menariknya membuatnya kaget bukan kepalang, saat ada mobil yang baru saja lewat tepat di tempat tadi dia berdiri.

Saat berikutnya yang tak kalah mengagetkannya adalah saat ini dia tengah berada dalam pelukan...

"Jung... Jungkook?"

"Kalau jalan gunakan matamu!" Hardik Jungkook tepat kedepan wajah Soori yang menengadah kearahnya dalam pelukannya.

"Ada apa? Apa kau baik-baik saja?" Jungkook meraih wajah Soori dengan kedua tangannya, menengadahkan dengan paksa wajah mungil gadis didepannya, sambil memeriksa keseluruhan tubuh Soori.

Soori yang masih syok hanya menatap heran wajah Jungkook yang terlihat khawatir, tanpa bisa berkata-kata apa.

Sementara gumaman orang-orang disekitar mereka makin lama makin keras.

"Siapa pria itu?"

"Apa kau melihat tadi? Larinya sangat cepat."

"Tidak, dia terbang dan menyelamatkan gadis itu."

"Dia tiba-tiba muncul begitu saja entah dari mana."

Jungkook sadar gumaman tak jelas orang-orang disekitarnya, dan tanpa ingin menarik perhatian lebih lagi, Jungkook membantu Soori berdiri.

"Ayo kita pergi dari sini, apa kau bisa berjalan? Ayo ikut aku."

Seperti dihipnotis, Soori hanya menuruti kemauan Jungkook yang memapahnya, sementara pandangan Soori tak lepas dari wajah Jungkook.

***

"Aku tau itu kau!" Celetuk Soori setelah lama diam dari tadi.

Jungkook membawa Soori ke sebuah taman bermain, dan mendudukkan gadis itu di salah satu bangku taman dibawah rindangnya pohon.

"Kau yang menyelamatkanku saat malam kecelakaan orang tuaku."

"Apa maksudmu?" Tanya Jungkook.

"Kau ada disana malam itu! Entah bagaimana kau tiba-tiba menarikku keluar dari mobil, sama seperti tadi kau menyelamatkanku."

Jungkook bergerak gerak gelisah di sampingnya. Ketenangannya mulai hilang.

"Sepertinya kau gegar otak Soori-ssi, ayo kuantar ke rumah sakit." Jungkook menarik tangan Soori, mengajaknya berdiri, tapi Soori menepis tangannya.

"Aku tau benar itu kau! Aku yakin! Tapi bagaimana mungkin, 13 tahun lamanya, dan kau masih sama seperti waktu itu? Wajahmu, tak ada yang berubah darimu." Soori tak melepaskan pandangannya dari wajah Jungkook seakan jika dia berpaling sedikit saja, pria itu akan menghilang.

"Tidak mungkin Soori-ssi, kita baru saja bertemu, ayo kuantar kau pulang." Ucap Jungkook bersikeras. Sekali lagi menarik tangan Soori tegas namun lembut.

"Andwe!!! Jawab aku, Jungkook-ssi, SIAPA-KAU-SEBENARNYA!!!"

Air mata Soori tak bisa ditahan lagi. Emosinya seketika tumpah. Dia menginginkan jawaban dari Jungkook.

Apa yang terjadi benar-benar membuatnya bingung, tak ada satu halpun yang bisa dijelaskan dengan akal sehatnya, tak ada yang masuk akal baginya.

Bagaimana bisa Jungkook adalah pria dimalam kecelakaan orang tua Soori 13 tahun lalu, orang yang entah muncul dari mana, menarik keluar Soori keluar dari dalam mobil naas itu.

Dan bagaimana bisa Jungkook bahkan tak menunjukkan tanda-tanda penuaan di wajahnya, Jungkook masih tetap sama seperti saat dia menghapus air mata di pipi dan menenangkan Soori kecil didalam pelukannya.

"Jungkook-ah jaebal... Katakan siapa kau?" Soori terisak.

Sekian tahun dia menanti Jungkook, sering memimpikan Jungkook dalam tidurnya, Soori menginginkan bertemu dengan malaikat penyelamatnya.

Dan sekarang, malaikat itu ada di hadapannya.

Soori memegang lengan Jungkook yang menarik tangannya. Menatapnya dengan pandangan nanar, penuh permohonan, membangkitkan rasa iba bagi yang melihatnya, tak terkecuali Jungkook.

Perlahan, Jungkook duduk kembali. Dengan tangannya dia menghapus air mata di pipi Soori.

Jungkook menarik napasnya dalam dan panjang, menutup matanya sebentar, seakan sudah memutuskan sesuatu.

Mungkin inilah saatnya untuk mengakhiri semua yang telah di mulainya dulu.

"Soori-ya, mian... Waktu itu harusnya aku datang untuk membunuhmu..."

"A-Apa maksudmu?"
Soori seperti di sambar petir. Ada apa dengan Jungkook?
Apa seburuk itu selera humor Jungkook, sampai harus mengarang cerita tidak lucu seperti ini untuk menghibur Soori.

"Aku datang untuk membunuhmu." Ulang Jungkook kali ini sambil menatap langsung mata Soori.

Bisa Soori lihat dengan jelas, sorot mata Jungkook tak ada satupun menyiratkan kebohongan.

Soori memutuskan untuk diam dan membiarkan Jungkook melanjutkan ceritnya.

Sementara Jungkook yang mendapat lampu hijau, mulai kembali bercerita.

"Aku seorang malaikat kematian yang ditugaskan untuk mencabut nyawamu dan keluargamu saat itu, tugasku berjalan lancar, mulai dari ayah, ibu, kakakmu, semuanya sudah ku laksanakan, tapi ketika giliranmu tiba, melihat sorot matamu yang ketakutan, airmatamu yang bercucuran, mulut mungilmu yang meraung kesakitan sambil memanggil ibu serta ayahmu, membuatku tak tega, dan entah kenapa, seperti ada dorongan untuk melindungimu."

Soori terbelalak, dan kepalanya terus menggeleng seolah menyangkal setiap kata yang keluar dari bibir Jungkook.

"Untuk itu, aku dibuang ke bumi karena gagal menjalankan tugasku. Aku akan diterima kembali dengan syarat aku harus membunuhmu. Dan waktuku nyaris berakhir disini, seharusnya tadi itu adalah kesempatanku yang terakhir, tapi sekali lagi, aku tidak bisa melakukannya."

Jungkook meremas tangan Soori mencari dukungan, tapi gadis itu sama bingungnya dengan dirinya, bahkan lebih bingung.

Entah apakah Soori harus percaya dengan penjelasan Jungkook atau tidak.

"Aku jatuh cinta padamu Soori-ya, sejak saat pertama kali kau melihatku dengan mata indahmu itu, saat pertama kali kau menangis dipelukanku, dan bertambah setiap harinya saat menyaksikanmu tumbuh. Aku terlalu mencintaimu."
Jungkook menatap langsung manik mata Soori, seakan memgunci Soori dengan tatapan tajamnya.

"Apa yang akan terjadi padamu jika kau gagal melaksanakan tugasmu lagi?"
Rasa penasaran Soori tak bisa dicegah.

Jungkook memejamkan matanya, sambil menggelengkan kepalanya. Dia terlihat frustasi.

"Aku....

Entah keyakinan dari mana, Soori seakan tau apa yang akan dikatakan Soori selanjutnya.

Dan seketika Soori melakukan satu-satunya hal yang diyakininya benar untuk dilakukan:

Soori menempelkan bibirnya ke bibir Jungkook.

"Andwe, Jungkook-ah... Kau tidak boleh mati tinggallah disini!"

・゜゚・*:.。..。.:*・the end・*:.。. .。.:*・゜゚・

Lalu apakah aku harus membunuhmu Soori-ya? - Jungkook

Aku rela mati untukmu Jungkook-ah - Soori.

*gue bakal update special chapternya abandon... 😘

Continue Reading

You'll Also Like

534K 87.7K 30
✒ 노민 [ Completed ] Mereka nyata bukan hanya karangan fiksi, mereka diciptakan atau tercipta dengan sendirinya, hidup diluar nalar dan keluar dari huk...
6.3M 485K 57
Menceritakan tentang gadis SMA yang dijodohkan dengan CEO muda, dia adalah Queenza Xiarra Narvadez dan Erlan Davilan Lergan. Bagaimana jadinya jika...
13.3M 1M 74
Dijodohkan dengan Most Wanted yang notabenenya ketua geng motor disekolah? - Jadilah pembaca yang bijak. Hargai karya penulis dengan Follow semua sos...
527K 5.7K 88
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...