It's You

By AdenitaYusminovita

1.1K 38 1

Pembunuhan ayahnya, membuat kehidupan Canaline menjadi berantakan. Tidak cuma dia jadi target para pembunuh t... More

SATU
DUA
TIGA
EMPAT
LIMA
ENAM
TUJUH
DELAPAN
SEMBILAN
SEPULUH
SEBELAS
TIGA BELAS
EMPAT BELAS
LIMA BELAS

DUA BELAS

44 2 0
By AdenitaYusminovita


Cana mencomot gorengan dari dalam bungkus kertas di meja redaksi. Mengunyahnya dengan terburu-buru. Lalu, menyeruput kopi milik Jess sampai tandas.

"Hey....cerita soal semalam dengan Lyon!!!" protes Jess.

"Aku habis dirampok, kamu malah tertarik dengan cerita Lyon."

"Cerita itu udah ada di berita. Bosen!"

"Aku dicekik nih, nggak khawatir?" Cana memperlihatkan biru di lehernya.

"Aku udah nyuruh kamu ke dokter jutaan kali dari kemarin. Itu bukti aku khawatir!" kata Jess sambil melempar cabe rawit ke arah Cana. "Udah ke dokter belum?"

Cana menggeleng.

"Nanti ajalah."

"See....!"

"Nggak terjadi apa-apa semalam antara aku dan Lyon. Jadi gak ada cerita!"

"Nggak mungkin nggak terjadi apa-apa semalam!"

"Kan udah dibilang tadi, aku ketiduran! Trus, dia pulang entah jam berapa."

"Anjrit...cowok terseksi sejagat raya di rumah dan lu ketiduran!" Jess terbengong.

"Jangan mangap! Mau married bulan depan, nggak usah lirik kanan kiri."

"Huuuu....justru sebelum akad nikah, lirik kanan-kiri itu perlu untuk tes kesetiaan. Hahahaha..."

Suara BBM dari ponsel Cana bunyi. Cana langsung tersenyum-senyum genit. Jess melotot dan langsung tahu kalau itu dari Lyon. Jess lompat dari duduknya dan berdiri di belakang Cana agar bisa ikut membaca. Cana melotot dan pergi menjauh. Jess tertawa keras.

Lyon : Pagi....

Cana : Pagi juga

Lyon : Sorry, aku nggak pamit semalam. Kamu tidur nyenyak sekali.

Cana : *blush*

Cana : Memalukan ya?Ada tamu malah ketiduran

Lyon : Gpp. Aku ngerti kok. Aku mau ajak kamu makan siang. Ada waktu?

Cana : Aku harus liputan ke KPK siang ini dan belum tahu sampai jam berapa.

Next time ya.

Lyon : Ok

Lyon : Kopi sore?

Cana : Ok, kalau sore mungkin aku bisa.

Lyon : Kalau begitu, sore kita ketemu di Citos?

Cana : Siap!

Lyon : Udah ke dokter untuk periksa memar di leher? Semalam kamu demam, aku khawatir itu gara-gara memar.

Cana : Belum. Nanti aja.

Lyon : Nanti sore aku antar ya. Harus diperiksa!!!

Cana : I am ok.

Lyon : I am not ok. So, nanti sore kita ke dokter.

Cana : Terserah deh...

Lyon : Pesawatku mau landing dulu nanti kita

sambung.

Cana : Kamu di mana?

Lyon : KL. Bye.

Cana : Bye

Cana masih tersipu saat mendekati Jess kembali. Laki-laki itu menyempatkan diri menghubunginya.

"Kencan sore!" kata Cana "Dia masih di KL sekarang."

"Whoaaaaaaa....he is in love! Dia rela pulang hari dari KL demi kopi sore dengan seorang Canaline."

Cana merah padam.

"Cuma kopi."

"Ini lebih dari sekadar kopi."

"Berisik! Bulan depan aku cabut ke Singapura. Cuti belum di-approve sama si Bang Jo."

"Berapa lama?"

"Dua minggu-an."

"Wuiiih...." Jess mengipas-ngipas tangannya "Cuti mantaaap. Pantes lama di-approve si Bang Jo"

"Mobil dah dateng. Cabut dulu ya...! Mau liputan ke KPK." Cana bangkit dan berlari ke mobil yang siap membawanya ke gedung KPK. "Byeeee...."

Cana lompat masuk ke dalam mobil. Di dalam sudah ada Rio, partner kamerawan hari ini.

"Langsung ke KPK ya...." pinta Cana pada supir

"Kasus korupsi pengadaan perumahan rakyat ya?"

"Iya, katanya hari ini si Dirjen Perumahan Rakyat mau diperiksa KPK. Kita tunggu aja sampai siang. Kalau nggak ada tanda-tanda, kita datangi Dirjen itu ke kantornya. Take gambar di sana!" kordinasi Cana pada Rio sambil membaca script yang sudah disiapkan kordinator.

"Siaaaap komandan!" sahut Rio

"Ini harus naik untuk berita siang. Si Bang Jo minta Live. Lu coba hubungi mobil satelit ya, suruh mereka merapat ke KPK ntar siang."

"Ok!"

Liputan ke lapangan begini memang selalu membuatnya semangat bekerja. Apalagi jika ia harus meliput kasus besar seperti ini. Konon katanya ini melibatkan banyak sekali pejabat dan pengusaha. Kalau saja si Dirjen mau buka mulut, satu jajaran di departemen perumahan plus pengusaha-pengusaha kaya bisa pindah ke penjara KPK. Ia akan mencari tahu nama pengusaha-pengusaha yang terlibat.

"Petra Lyonardi Andaru?" Cana membelalakkan matanya saat ia melihat nama itu tercantum di daftar pengusaha yang terlibat.

Nama itu lagi! Pikirnya.

"Kapan dia akan diperiksa?" tanyanya pada juru bicara KPK.

"Segera...jika semua bukti sudah lengkap!" jawabnya terburu-buru sebelum masuk ke dalam gedung.

Apakah ayahnya dan Lyon menyembunyikan sesuatu yang berhubungan dengan kasus ini? Jika benar begitu, informasi seperti apa? Siapa mereka? Apa yang mereka cari? Apa yang ayahnya ketahui? Sejuta pertanyaan menyerbu kepala Cana. Dan, tetap menjadi pikirannya hingga sore hari ia duduk di Coffee Bean menunggu Lyon.

Sementara itu, Arman duduk gelisah di sebuah restoran Vietnam tidak jauh dari tempat duduk Cana di Coffee Bean. Tadi pagi Bos Besar marah luar biasa karena ia gagal menemukan CD di rumah si Sakha malah bertemu dengan gadis sialan itu. Sekarang beritanya ramai dibahas di semua media. Belum lagi sidik jarinya bertebaran di seluruh rumah. Mampus!

Ia masih stres karena walaupun si Bos akan menghapus bukti sidik jarinya di rumah Sakha tapi rekaman CCTV kejadian malam itu masih hilang!

"Dasar TOLOL! Sekarang semuanya berantakan!!!" kata Bos Besar dengan suara menggelegar. Ia hanya bisa menunduk.

"Sekali saja si orang itu mengeluarkan rekaman CCTV yang dia curi, kamu akan tidur di penjara seumur hidup. Mengerti kamu?" Lanjutnya

"Iya Bos, maaf!"

Bos Besar mempertaruhkan kariernya saat ini. Seharusnya ia tidak perlu terlibat saat si Dirjen meminta bantuannya. Sekarang semua sudah terlanjur. Sakha sudah mati. Dirjen yang bekerja sama dengan Lyon akan ditangkap. Dan, si tolol bebal ini terus menerus berbuat kesalahan untuk tugas sepele. Ini seperti bom waktu. Sekali terpicu, meledaklah semua.

Ia tidak mampu untuk gagal apalagi harus menghabiskan masa tuanya di penjara. Jadi ia harus melakukan tindakan ekstrim. Si Bos Besar berdiri melempar dua lembar uang ratusan ribu ke meja.

"Bersiap untuk ke luar kota jika semua sudah rawan!" katanya lalu pergi keluar restoran. Bos Besar melangkah di lorong mal yang dipadati oleh para penjual pakaian berbagai model dan warna. Tanpa sadar ia baru saja melewati kursi Cana di Coffee Bean. Cana yang duduk memunggungi lorong tidak melihat Bos Besar lewat tapi Lyon melihatnya.

"Aku tadi wawancara penyelidik KPK, namamu ada di daftar saksi untuk kasus mega korupsi pengadaan perumahan rakyat dan mobil pribadi pejabat. Apa kamu sudah tahu itu?" tanya Cana langsung tanpa basa-basi.

Lyon masih fokus ke arah Bos Besar berjalan dan tidak mendengar apa yang dikatakan Cana.

"Sorry, apa?"

Cana mendengus kesal. Dasar laki-laki playboy. Matanya tidak bisa istirahat sebentar saja untuk tidak melihat perempuan-perempuan cantik yang memenuhi lorong Citos. Dengan terpaksa ia mengulang pertanyaanya.

"Aku tidak mau bahas itu sore ini. Gimana kalau kita berbicara santai saja?"

"Aku tidak bisa santai sampai aku tahu ada hubungan apa kamu dengan ayahku,"

"Hanya teman biasa."

"Aku ada masalah dengan mempercayai orang lain. Jadi tolong ceritakan saja, sedekat apa kalian berdua?"

Tiba-tiba teleponya berdering. Nama Jess muncul di layar.

"Aku harus angkat telepon ini. Sepertinya sahabatku membutuhkan teman untuk mencari baju pengantin!" Cana cengengesan.

"Cana, cepet balik ke kantor! SEKARANG! You've got to watch this!" teriak Jess di telepon.

"Ada apaan sih?" Cana panik

"Lu masih sama dia?"

Cana melirik ke arah Lyon.

"Iya. Kenapa?"

"Cepet pergi dari situ! Sekarang!"

"ADA APA???!" Cana melangkah keluar, menjauh dari Lyon.

"Pokoknya lu harus ke kantor sekarang! Nggak usah banyak tanya, langsung cabut ke sini. Bang Jo nunggu...."

Cana masuk kembali ke dalam setelah ia menutup telepon. Pikirannya campur aduk. Apa yang terjadi? Kenapa ia harus menjauh dari Lyon sekarang?

"Aku harus kembali ke kantor!"

"Temanmu benar-benar tidak bisa memilih baju pengantin sendiri?" Lyon merasa kecewa karena baru 10 menit duduk berdua, Cana sudah kabur lagi.

"Bukan...bukan itu. Pokoknya aku harus ke kantor sekarang." Cana bergegas membereskan barang-barangnya di meja lalu lari ke luar meninggalkan Lyon yang masih bengong.

Tiba di kantor, Cana ditarik Jess masuk ke ruang IT dan langsung duduk di depan layar komputer dikelilingi oleh Jess dan Bang Jo.

"Seseorang mengirim rekaman CCTV yang hilang itu ke kantor. Orang yang mengirimnya pasti tahu banyak tentang kasus ini."

Tidak lama kemudian, munculah rekaman CCTV kecelakaan ayahnya. Perutnya langsung mulas. Ia tidak pernah bisa tahan melihat adegan mengerikan itu lagi. Cukup sekali saja. Hanya rasa penasaran yang membuatnya bertahan duduk.

Seperti sedang menonton film horor, Cana memejamkan mata saat sebuah mobil Taft menyerempet mobil ayah lalu terdengar suara tembakan dua kali. Mobil ayah hilang kendali lalu menabrak marka jalan.

Lalu, mobil taft itu berhenti dan seorang pria bertubuh kekar turun. Ia jongkok di depan ayah yang terbaring. Lalu, seperti mencari-cari sesuatu di dalam mobil, mengambil tas kulit lalu mengeluarkan semua isinya.

Mendadak pria itu menggerakkan kepala melihat ke kamera CCTV lalu terburu-buru masuk ke dalam mobil dan pergi. Gerakan itu yang dihentikan oleh Aswin.

Aswin memperbesar bagian wajah si pria saat ia melihat ke CCTV. Memotong bagian kepala si pria dan memindahkan ke program komputer yang lain. Potongan gambar itu diperbesar hingga sebesar ¾ layar. Ia melihat wajah yang tidak dikenal tapi cukup jelas untuk dicari-tahu.

"Arrrrhhh!!!" geram Cana

"Tenang, masih ada lagi....!"

Jess mengusap-usap bahu Cana untuk menenangkan.

"Masih kuat?" bisik Jess

Cana mengatur nafasnya. "Ya, teruskan!"

Selang beberapa menit, sebuah mobil sedan hitam mendekat. Berhenti mendadak. Supirnya turun dari mobil dan berlari ke arah ayah. Ia terlihat jongkok sebentar lalu berdiri lagi mengeluarkan ponsel dari saku celananya.

"Siapa dia?"

"Sebentar." Aswin menghentikan rekaman CCTV lalu mengulang proses seperti yang dilakukan pada pria pertama. Hanya kali ini, wajahnya terlalu gelap. "Wajahnya nggak jelas tapi plat mobilnya terlihat dan kendaraan ini atas nama Petra Lyonardi Andaru."

LYON!

Cana terpekik pelan. Ia bangkit berdiri dan mendadak kepalanya pusing.

"Nggak mungkin...nggak mungkin!"

Cana kembali duduk. Ia menatap wajah Lyon dengan jelas di layar. Lyon ada di TKP tapi ia tidak pernah mengatakannya? Cana begitu marah dan membenci Lyon.

Ayah pasti membencinya karena itu semua. Karena ia begitu bodoh dan naif! Saat ibu menyuruhnya untuk mencari Lyon. Apakah yang dimaksud ibu agar ia berhati-hati dengan pria itu? Bukannya malah jatuh cinta!!

Cana terlalu emosi untuk tetap berada di dalam ruangan. Ia terlalu marah. Murka. Malam itu, Lyon menyuruhnya untuk percaya. Percaya apa? Dasar KEPARAT! Ia pasti ikut komplotan pembunuh ayah! BINATANG!

=r

Continue Reading

You'll Also Like

7.4M 227K 46
Beberapa kali #1 in horror #1 in thriller #1 in mystery Novelnya sudah terbit dan sudah difilmkan. Sebagian cerita sudah dihapus. Sinopsis : Siena...
9.7M 183K 41
[15+] Making Dirty Scandal Vanesa seorang aktris berbakat yang tengah mencapai puncak kejayaannya tiba-tiba diterpa berita tentang skandalnya yang f...
1M 50.2K 66
Follow ig author: @wp.gulajawa TikTok author :Gula Jawa . Budidayakan vote dan komen Ziva Atau Aziva Shani Zulfan adalah gadis kecil berusia 16 tah...
1.2M 62.8K 50
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...