You Are My Mate? (END)

Door Lyoo31

23.3K 1.8K 188

Aku tidak pernah mereject mu kata kata itu tidak akan pernah aku katakan, kau akan menjadi satu satunya MATE... Meer

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapther 7
Chapter 8
Chapther 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26 - END

Chapter 3

1.5K 124 3
Door Lyoo31

Aku berlari meninggalkannya yang masih berdiri di tempat, kenapa dia tidak mengejarku?

Lambat laun akhirnya aku menghentikan langkah kakiku, lalu melihat namja itu dari jarak yang tidak terlalu jauh. Aku masih melihat dirinya yang membelakangiku, dia benar benar membiarkanku bebas tapi.................

Di hamparan rumput yang hijau dan juga tanahnya yang bergelombang sukses membuat ku lelah dan langsung menekuk lututku untuk berjongkook.

"Harus ku akui, ini melelahkan! Pantas saja dia mengatakan aku bodoh!"

Sesalku, sembari mengatur nafasku yang masih memburu. Apa yang akan dia lakukan padaku? Dia berkata aku adalah Matenya, bicara apa namja itu... Dia benar benar namja yang aneh, aku tidak mungkin terus menerus bersamanya, tapi ada satu alasan yang tiba tiba saja aku menjadi percaya pada namja itu,....

Dia baru saja bilang jika dia akan mempertemukanku dengan kedua orang tua kandungku?!

Srek..!!!!

Suara di balik semak semak liar yang secara tiba tiba membuatku terkejut dan tubuhku seketika itu pula menegang, dan mataku langsung terfokus pada semak semak yang menjulang tinggi di hadapanku.

GRrrrrr...

Tubuhku terhuyung ke belakang  ketika mendengar suara mengerikan itu, semak semak itu mulai bergerak lagi sedikit demi sedikit mulai menyibak dan memperlihatkan sosok yang ada di baliknya.

Aku menajamkan penglihatanku ketika aku melihat sesuatu yang muncul di bagian bawah dari semak semak itu.

Sebuah kaki hewan yang memiliki cakar seperti singa namun terlihat lebih besar lagi dan kakinya yang hitam dan besar membuatku langsung terheran heran melihatnya.

Dan mencoba untuk tetap tenang, perlahan tapi pasti aku mulai menggerakkan tubuhku menjauhi semak semak yang tepat berada di hadapanku itu.

Namun, semakin aku menjauhi semak semak misterius itu, sesuatu yang ada di baliknya mulai mendekat dan menampakkan apa yang ada di dalamnya.

Hingga mataku menangkap penampakan aneh di sisi lain, aku melihat moncong hewan yang menunjukkan gigi gigi tajam dan besarnya, aku belum melihat dengan jelas matanya dan jika aku melihat matanya mungkin aku akan melihat wujud makhluk itu seutuhnya.

Apakah itu serigala?

Ketika makhluk itu semakin ingin menunjukkan wujudnya, tiba tiba mataku menjadi gelap.

Ya... Aku bisa merasakan seseorang menutup mataku, sebuah telapak tangan yang menghalangi penglihatanku dan terasa seperti tidak ingin aku melihat apa yang ada di hadapanku sekarang.

Aku langsung saja menggenggam tangannya, tangan namja itu sangat dingin ketika menyentuh kulit ku...

Sebenarnya apa maksudnya menutupi mataku? Apa dia ingin melindungiku?

Suara semak semak semakin terdengar, apa mungkin makhluk itu sudah menampakkan diri?

Yoongi's Pov

Rogue, pekerjaan mereka hanya menggangu, membuat kekacauan, menyerang Pack lain dan hal hal lainnya yang tidak berguna seperti sekarang.

Aku menatap rogue itu dengan wujud wolfnya yang sudah menunjukkan dirinya seluruhnya di hadapan Sana, kalau saja aku tidak menutup matanya aku tidak akan tahu bagaimana ekspresinya nanti dan aku tidak mau mengetahui hal itu.

Wolf yang menampakkan separuh badannya itu menatapku dengan tatapan membunuh,

Cih..

Kau pikir kau siapa? Kau hanyalah seorang rogue tak berguna yang di buang oleh packmu karena hal konyol dan tidak berguna yang kau lakukan.

Aku mulai menunjukkan tatapan dingin nan menusuk padanya, menatapnya dengan tatapan jika kau menyakitinya maka kau akan mati saat itu juga.

Perlahan tapi pasti rogue itu mulai mundur dan menghilang di balik semak semak.

Deg...

Yeoja itu meremas pergelangan tanganku yang menutup matanya, aku yakin ia ketakutan sekarang.

Bahkan perasaan ku saat ia menyentuhku sangat luar biasa ku rasakan, rasa yang sudah lama tidak ku rasakan, dan hampir terlupa ini kembali lagi.

"Apa.... makhluk itu sudah pergi?"..

Author's Pov

"Belum, dia masih berdiri di tempatnya." Ucap Yoongi, yang berlutut di samping Sana. Tangan putihnya masih menutupi mata Sana.

"Ya!!! Cepat usir makhluk itu dari hadapanku.... Aku..........
Sangat takut sekali." Ucap Sana dengan nada lirih di akhir kalimatnya.

Yoongi pun akhirnya mulai menurunkan tangannya dari kelopak mata Sana.

Entah kenapa Yoongi selalu saja membuat Matenya itu ketakutan dari pertama ia membawanya hingga saat ini. Yoongi pun menatap wajah Sana yang sedikit mengekspresikan ketakutan itu dan mulai mencoba membuka kelopak matanya pelan pelan.

Yoongi masih memperhatikannya, hingga mata biru itu mulai terlihat.

"Kau, sudah mengusirnya?" Saat ia membuka matanya Sana tidak melihat makhluk itu lagi, semak semak yang ada di hadapannya pun berhenti bergerak dan tak lagi memunculkan hal hal aneh lainnya.

"Ya!" Ucap Sana menatap Yoongi yang tepat berjongkok di sampingnya, " Seperti apa makhluk itu? seberapa tingginya? apa dia mengerikan? lalu bagaimana bisa makhluk itu ada di sini?! Dan bagaimana kau bisa mengusirnya, oh..... Dia membuatku hampir mati ketakutan.....!" Ucap Sana bertubi tubi pada Yoongi.

Dan apa yang di lakukan Yoongi, ia hanya menatap Matenya itu dengan senyum yang terukir manis di bibir tipisnya.

Sana's Pov

Aku mengerjapkan mataku berkali kali mencoba untuk menajamkan penglihatannku jika memang benar aku melihat pemandangan yang benar benar aneh di sini.

Dia..... tersenyum padaku?

Apa ini sebuah lelucon baginya, atau dia ingin mempermainkan ku?

"K-kenapa kau tersenyum padaku!" Ucap ku gugup, sembari mengalihkan pandangan ke rerumputan yang ada di hadapanku.

Bahkan ini terlalu dekat, dan ini kali pertamanya aku mendapatkan senyum yang tulus? Seperti itu dari seseorang, apalagi dari seorang namja.

Tapi, namja asing yang sama sekali tak mengetahui tentang ku ini begitu mudah mengukir senyum di bibirnya, tapi bagaimana jika dia tahu tentang diriku yang sebenarnya? Jika aku anak Aneh.

"Kajja,"

Lamunan burukku tentangnya terbuyar  ketika aku mendengar suara berat itu, aku menoleh ke samping lebih tepatnya mendongak menatapnya, karena sekarang dia berdiri sembari mengulurkan tangannya ke arahku.

"Apa?" tanyaku bingung.

"Kau tidak bisa lihat ini?! cepat berdiri,..."

Tentu saja maksudnya mengulurkan tangan adalah untuk membantuku berdiri, aku pun mengulurkan tanganku dan meraih tangannya.

Awalnya aku mengira dia akan membantu berdiri, tapi ternyata dugaanku salah, dia malah menarikku dengan kuat, hingga aku hampir jatuh jika dia tidak sigap menahan punggungku dengan tangannya.

"Ya! A-apa yang kau lakukan?!"

Dia tidak memperdulikanku hingga tangannya yang lain menjegal kakiku hingga aku terhuyung ke belakang namun punggungku masih di tahan olehnya, karena terkejut aku pun mengalungkan tanganku ke lehernya.

"Apa maksudmu menggendongku seperti ini! Turunkan aku!"

"Tidakkah kau lihat luka yang ada di kakimu?!"

Luka? Aku pun mengedarkan pandanganku ke kakiku, hingga aku melihat ungu kebiru biruan di pergelangan kakiku, mungkinkah aku terkilir?

"Aku akan obati lukamu, di rumahku. Jadi berpeganglah dengan erat!"

"Ya! lukaku tidak terlalu parah, aku bisa berjalan sendiri. Cepat turunkan aku!"

Dia sama sekali tidak menggubrisku, aish..... namja ini kenapa dia mempermainkanku!

......... The Dark Moon Pack........

Dari Sana di masukkan ke mobil hingga mereka sampai di tujuan, Yoongi masih menggendong Sana, dan yeoja itu pun tak henti hentinya meronta meminta untuk di lepaskan. Namun Namja dingin itu tidak menggubrisnya sama sekali. Hingga akhirnya Sana pasrah dan membiarkan dirinya di gendong.

"Kenapa rumah mewah seperti ini di bangun di tengah tengah hutan yang gelap?"

Sana bergumam di gendongan Yoongi begitu matanya melihat rumah yang ada di hadapannya sekarang, hingga namja itu mulai memasuki rumah nan mewah miliknya itu.

Sana seketika itu pula membulatkan matanya, dan mulutnya pun tak ketinggalan membentuk huruf 'O'.

Sana benar benar kagum dengan isi rumah mewah itu,  Bukan hanya isi rumahnya yang luas dan mewah, beberapa orang yang memakai baju pelayan dan juga beberapa memakai jas, tengah berjajar rapi menjadi dua barisan di hadapan mereka dan para pelayan itu mulai membungkukkan badan tepat  ketika Yoongi melewati mereka di tengah tengah.

" bisakah kau, turunkan aku disini?! Turunkan aku sekarang, ini benar benar memalukan....."

Sana benar benar merasa tidak enak di hadapan mereka semua, tapi tidak dengan Yoongi mereka adalah anggota packnya sudah seharusnya mereka memberikan hormat kepada sang Alpha dan calon Luna mereka bukan?

"Diamlah, mereka sudah seharusnya melakukan itu."

Sana tak henti hentinya menahan malu sepanjang Yoongi melewati barisan barisan itu sampai tuntas.

.......

Sana saat ini sedang duduk diam di kursi besar nan empuk di dalam kamar Yoongi, sedang Yoongi ia pergi dari kamarnya  begitu ia mendapat telfon dari seseorang dan meninggalkan Sana dengan dua pelayan yang sibuk dengan pekerjaan mereka masing masing.

"Em...... maaf, sebenarnya saat ini aku berada di mana?" Ucap Sana bertanya pada salah satu pelayan yang sibuk dengan kakinya.

"Kau berada di-" ucapannya terhenti seketika membuat Sana mengernyitkan dahi heran.

"Aku di mana?..." Ucap Sana lagi. Ia memandang aneh wanita itu, selain perkataannya yang terpotong semua pekerjaannya yang sedang mengobati luka Sana juga ikut berhenti sejenak.

Tanpa aba aba yeoja itu mulai bangkit, Sana mendongakkan kepala menatap wanita itu yang sekarang memasang wajah ketakutan. Pelayan itu baru saja mendapat mindlink dari Alphanya, sebuah ancaman kecil yang sukses membuatnya takut.

Yoongi memerintahkan agar pelayannya itu tidak memberi tahukan semua tentangnya pada Sana. Tidak untuk saat ini.

"Kenapa?Apa ada yang salah?"

Sana bingung dengan tingkah mendadak yang di perlihatkan wanita berpakaian pelayan itu, ia tambah bingung lagi ketika wanita itu membungkukkan badan ke arah Sana lalu pergi begitu saja.

Sana hanya menatap aneh wanita itu sambil sesekali mengerjapkan matanya.

"Sebenarnya ada apa dengannya? Kesempatanku untuk mencari tahu tentangnya jadi hilang begitu saja. Baiklah kalau begitu, aku sendiri yang akan mencari tahu."

Sana mengecek kakinya yang sudah di obati, lalu memakai kembali sepatunya. Ia sudah benar benar geram dengan semua ini tentang namja misterius itu dan semua yang ada di sekitar Sana.

Setelah ia selesai dengan tali sepatunya, ia mulai beranjak dari kursi besar itu lalu keluar dari kamar untuk menemui Yoongi.

Namun ketika Sana sudah membuka pintu kamar, Sana mundur satu langkah dan matanya pun membulat seketika, ia terkejut  karena ia mendapati seseorang namja asing berdiri di depannya sambil tersenyum ke arahnya.

Dia bukan Yoongi, namun pakaiannya sama dengan Yoongi, memakai jas hitam dan kemeja putih lengkap dengan dasi hitam yang di kenakannya.

Namja itu menatap Sana dari ujung sepatu sampai ujung rambut dengan begitu teliti, pergerakan kepalanya berhenti di wajah Sana lalu ia memiringkan sedikit kepalanya ke kiri.

"Jadi, ini Matemu?" gumam namja itu, kali ini dengan seringaiannya membuat Sana sedikit bergidik ngeri.

"Dia begitu mirip Hyung, pasti kau sama tidak percayanya denganku ketika pertama kali bertemu dengannya bukan?? Dan. dia jauh lebih cantik." Namja itu mulai melangkahkan kaki masuk ke wilayah kamar dan mulai mengikis jarak antaranya dengan Sana, dan itu membuat Sana melangkah mundur.

"Bagaimana bisa? ah.. pantas saja dia meninggalkan rapat dan memilih untuk bertemu Matenya, apalagi Matenya sekarang adalah reinkarnasi dari Matenya dulu..!"

Sembari melangkah mundur, Sana mendengar semua kata kata itu.

"Kau sama saja dengan namja itu!! berbicara yang tidak tidak, Sebenarnya apa yang kalian inginkan, huh! Kalian pikir aku takut!"  Ucap Sana.

Hingga Sana akhirnya menghentikan langkah kakinya karena tubuhnya sekarang ini sudah menghantam tembok, namun namja itu masih melangkahkan kakinya hingga jarak mereka sudah sangat dekat.

" Yoongi menemukanmu, tepat di saat hatinya benar benar kosong.!" Namja itu menyipitkan mata menatap Sana dengan kepalanya yang sedikit ia dekatkan ke arah wajah Sana, hal itu tentu saja membuat Sana sedikit menjauhkan wajahnya " hey, apa dia memperlakukanmu dengan baik?" Ucap namja itu tepat di hadapan Sana, sedangkan Sana hanya diam mematung tidak tahu harus menjawab apa, karena semua yang di dikatakannya sama sekali tidak ia mengerti

"A-apa yang sebenarnya kau bicarakan!...."

" Ya! Park Jimin, Berhenti menatapnya atau aku akan membuat penglihatanmu tidak berfungsi lagi?!"

Ucap Yoongi yang saat ini sudah berdiri di depan pintu, melihat dua insan yang sedang saling berhadapan itu dengan amarah yang memuncak.

Sampai sampai seluruh isi rumah itu ikut merasakan aura kemarahan sang Alpha yang luar biasa. Namja yang di hadapan Sana atau Jimin itu hanya membalikkan badan dan dengan santainya ia menatap Yoongi, lalu melempar senyum ke arahnya.

"Aa.... di situ kau rupanya!" Ucap Jimin seraya berjalan ke arah samping Sana lalu mengalungkan lengannya ke leher Sana membuat yeoja itu terkejut dan kembali membulatkan matanya. "Aku sudah bertemu dengan orang yang membuatmu tidak menghadiri rapat itu, ini kan orangnya!"

Sana mencoba melepaskan tangan kekar itu dari lehernya yang membuatnya hampir tidak bisa bernafas.

"Apa yang kau lakukan! Kau membuatku tidak bisa bernafas!" Ucap Sana sambil memukul mukul tangan itu, hingga akhirnya ia memutuskan untuk melepaskannya karena ia sudah merasa sahabatnya Yoongi, amarahnya sudah memuncak.

"Sudahlah, Hyung.... berhentilah marah dan buat suasana sekitar rumah ini berubah menjadi semula lagi. Aku sudah merasakan semua anggota packmu ketakutan sekarang. Ayo lah santai saja, dia..... bukankah orang yang sama, yang dulu dekat denganmu kan?!" Ucap Jimin, lalu namja itu menatap orang yang ada di sampingnya, yang sibuk menatap dirinya dengan kesal.

"Apa yang kau maksud dengan orang yang sama? Dia tidak sama dan juga bukan reinkarnasi dari Alicia, mereka sangat jauh berbeda..." Ucap Yoongi sembari berjalan bergabung dengan mereka.

"Ah... begitukah? Baiklah, itu hanya kau yang tahu dan aku di sini hanya sebagai penilai kemiripan mereka dari luar, selebihnya tentu saja aku tidak tahu." Ucap Jimin sebelum akhirnya tatapannya berubah kosong, lalu sedetik kemudian ia kembali seperti semula.

"Baiklah Yoongi hyung, sepertinya ada sesuatu yang harus ku kerjakan di packku, sayang sekali padahal aku ingin mengenalnya lebih jauh lagi Minatozaki Sana." Namanya di panggil lagi membuat yang punya nama menatap Jimin dengan tatapan terkejut.

"Bagaimana bisa dia tahu namaku? Sebenarnya ada apa dengan mereka, apakah mereka mempunyai kekuatan supranatural sehingga mereka tahu banyak tentang ku? Hah yang benar saja....." Sana bergumam di dalam hati bersamaan dengan Jimin yang mulai meninggalkan kamar. Sebelum itu Jimin berhenti di samping Yoongi sejenak.

"Kau tahu, menunggu dengan para manusia itu sangatlah tidak menyenangkan jadi,.... Aku harap ini yang terakhir kalinya...." Ucap Jimin dengan nada dingin pada Yoongi, dan Yoongi pun hanya memasang wajah datar lurus ke depan, sebelum akhirnya Jimin melihat wajah Yoongi lalu ia pergi meninggalkan ruangan itu.

Sekilas tentang Jimin, dia adalah Alpha The Black Moon Pack yang tidak terlalu suka dengan manusia, ada alasan tertentu Jimin membencinya, dan itu hanya Jimin dan para sahabat dekatnya yang tahu.

"Yoongi-ssi,! Aku memanggilmu begitu karena namja itu memanggilmu Yoongi." Ucap Sana begitu Jimin keluar dari kamar dan menutup pintunya. "Ehem..... bisakah kau jelaskan padaku tentang semuanya, tentang rumah ini, apa yang di katakan namja itu, kedua orang tuaku, dan apa maksudmu membawaku ke tempat seperti ini.?" Sana tidak tahan lagi, dengan semua ini, ia menyilangkan tangannya di depan dada dan sedikit memiringkan kepalanya ke kiri.

"Kau ingin aku menjawabnya?" Ucap Yoongi, menatap Sana dengan serius.

"Tentu saja, apalagi itu semua sudah menyangkut dengan kedua orang tuaku, aku tidak main main dengan kata kataku jika itu sudah menyangkut dengan kedua orang tua kandungku." Ucap Sana tak kalah seriusnya dengan Yoongi. "Bahkan pada orang asing sekalipun. Aku tidak peduli."

Yoongi melangkahkan kaki maju mendekati Sana yang masih berdiri di posisinya, melihat Yoongi mendekat Sana mengubah posisi badannya menjadi biasa lalu menatap Yoongi yang menatapnya dengan tatapan khawatir.

"Aku, akan memberi tahumu semuanya, dan ingatlah jika aku sudah mengetahui semua tentang dirimu melebihi siapapun. Dan jika kau mendengar penjelasan ini, maka...." Yoongi menggantungkan perkataannya,

"Kau harus percaya dengan apa yang ku katakan."

Tbc.

Ga verder met lezen

Dit interesseert je vast

2.2K 69 9
cerita ini berbahasa indonesia dan Inggris bagi yang belum nonton filmnya ..WARNING ini SPOILERS ELERTS!! translete in engglish : For those of you w...
34.5K 350 11
Kumpulan cerita pendek yang dibuat Raka Pratama sejak ia mulai menulis cerita beberapa tahun lalu. Karena kelihatannya works gue cuma keliatan banya...
154K 15.4K 39
" Pada akhirnya akan selalu ada hal baik yang menerpa kita setiap harinya, biarlah takdir yang mengubah dan biarkan waktu yang menentukan , jangan ka...
7.4K 227 4
Kira-kira bisa ngga ya? Ntar pingsan Beneran muncak gunung ini G-U-N-U-N-G!! Wohh, tinggi banget gunungnya! Baru aja nih motor berhenti di pos pend...