Soprano Love [COMPLETED] SUDA...

By MargarethNatalia

3.3M 81.8K 1.5K

[COMPLETED random private . Follow first to read all part of story] Bisa kalian dapatkan di toko buku terdeka... More

Prolog
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Preorder Soprano Love

Part 16

66.4K 3.9K 62
By MargarethNatalia

Avelyn merasa sangat tenang dan nyaman. Ia merasa seakan-akan ada seseorang yang memeluknya dan mengelus kepalanya. Ia yakin ini semua hanyalah mimpi namun terasa sangat nyata. Avelyn tidak ingin membuka matanya, ia ingin bergelung didalam kenyamanan ini dan menghabiskan waktu yang dimilikinya.

Namun hembusan nafas lembut di atas kepalanya membuatnya membuka matanya perlahan.

Ia melihat sepasang mata yang terpejam, hidung mancung dan juga rahang yang ditumbuhi beberapa bulu halus. Avelyn terpaku karena otaknya dapat menjawab dengan jelas siapa yang berada dihadapannya. Dan bukan itu saja yang membuatnya terkejut.

Alasan kedua adalah karena lengan pria itu berada di pinggulnya dengan salah satu kaki pria itu melingkar di pahanya yang mulus. Alasan ketiga merupakan alasan yang sangat buruk karena ia tidak bisa menemukan alasan yang tepat mengapa ia tidak merasa risih dengan kedekatan mereka

Avelyn tidak dapat menggerakkan tubuhnya sama sekali.

Warren?

Ia berusaha merangsang otaknya agar bekerja dengan lebih cepat, karena ia sama sekali tidak bisa mengingat kenapa pria ini berada dihadapannya. Sementara otaknya berpikir, jantungnya berpacu dua kali lipat dari biasanya.

Ketika Avelyn masih bingung dengan keadaan yang sedang terjadi, kedua kelopak mata Warren terbuka dan menatapnya dengan tatapan mengantuk yang terasa begitu menggairahkan.

"Apa kau sudah puas menatap wajahku?" ucap Warren parau

Avelyn menelan saliva-nya dan membuang mukanya kesisi yang berlawanan, "aku tidak sedang menatapmu, jangan terlalu percaya diri"

"Lalu apa yang kau lakukan kalau bukan menatapku?"

"Aku tidak menatapmu!" Kali ini Avelyn membantah dengan suara yang lebih keras dari sebelumnya.

Namun Warren mengulurkan tangan, menahan rahangnya dan memutarnya agar gadis itu menatapnya sementara kedua mata mereka saling bertemu, ia menggerakkan tubuhnya agar mendekat pada gadis itu dan Warren memerangkap tubuh kecil itu di bawahnya.

"Minggir" ucap Avelyn ketus

Warren menyipitkan matanya dan mendengus, "bukankah aku sudah pernah mengatakan kepadamu untuk berhenti bersikap murahan, Avelyn? Kau sudah terlalu menganggu ketenangan hidupku, kau tahu?"

"Aku juga sudah pernah mengatakannya kepadamu, Vasquez untuk berhenti menguliahiku. Kau bisa mengatur hidupmu sendiri, ataupun hidup Thalia, tapi jangan campuri urusanku"

"Urusanmu selalu menganggu ketenanganku. Kalau saja Foster tidak menghubungiku, apa kau tahu bagaimana keadaanmu sekarang?"

"Apapun yang akan terjadi padaku, sama sekali tidak ada hubungannya denganmu, Vasquez" balas Avelyn dengan ketus.

Untuk sesaat Warren ingin melihat wajah Avelyn yang mungkin saja akan berubah, tapi ia salah. Gadis itu sama sekali tidak menunjukkan wajah apapun, tidak sedikitpun penyesalan di wajah gadis itu. Tidak sama sekali.

Warren kemudian bangkit turun dari kasur dan mendengus seakan menghina Avelyn, "seharusnya aku tidak perlu membantumu semalam. Kau gadis yang tidak tahu diri"

"..."

Setelah Warren turun, Avelyn segera menyibakkan selimut dari tubuhnya dengan kasar dan turun dari kasur dengan perlahan. Lalu ia mengambil ponselnya yang berada di nakas dan menekan nomor Bryan.

"Aku berada di New York, apartemen Vasquez, aku ingin kau menjemputku dalam sepuluh menit, Bry" ucap Avelyn cepat lalu segera mematikan sambungan telepon.

Pakaiannya semalam masih melekat erat ditubuhnya jadi ia tidak memerlukan pakaian lain untuk menutupi kulitnya, sedangkan ia langsung menemukan tas kecilnya. Avelyn mengambil dan menatap Warren yang masih menatap kearahnya dengan kesal.

Mata biru itu terasa dingin dan terlihat sangat kesal.

Tapi Avelyn tidak perduli. Ia benar-benar berusaha untuk tidak perduli.

Ia mendongakkan wajahnya dan menatap kearah Warren, "aku sudah pernah mengatakan kepadamu sebelumnya Vasquez dan akan kukatakan sekali lagi padamu. Aku tidak membutuhkan bantuanmu, kalaupun aku akan mati di jalan, kau adalah orang terakhir yang akan kumintai tolong. Jadi berhentilah bersikap sok manusiawi dan sok pahlawan"

"Apa ini jawabanmu atas pertolonganku semalam?"

"Selama kau masih menolongku, aku akan terus mengatakan hal itu kepadamu. Kau tidak benar-benar menolongku, Vasquez. Karena aku tidak pernah benar-benar meminta tolong padamu"

Avelyn membawa tasnya dan segera melangkah keluar, namun Warren menarik tangannya dengan marah. "Aku belum selesai bicara denganmu Avelyn Tedjanarta!"

"Fine! Apa yang mau kau katakan, Vasquez?!"

"Kau harus berhenti menyakiti dirimu seperti itu. Apa kau sama sekali tidak menyayangi dirimu sendiri?"

"Tidak" jawab Avelyn cepat dengan cara paling cuek yang bisa dilakukannya.

"Apa?"

Avelyn mendengus dan melemparkan tasnya kembali ke lantai, sementara ia menatap dengan dingin, "apa yang ingin kau dengar Vasquez? Kau bertanya, aku menjawab. Dan aku baru saja menjawab apa yang kau tanyakan. Aku tidak perduli dengan diriku sendiri. Apa kita sudah selesai?"

"Tidak"

"Apa lagi yang ingin kau katakan?!"

"Avelyn Tedjanarta..."

Ucapan Warren yang terus menyebutkan nama Avelyn kesal, ia benci dipanggil dengan nama keluarganya. Ia benci nama itu dan pria itu terus memanggilnya dengan sebutan itu.

Avelyn menghentakkan tangannya dari Warren dan merasa marah, "berhenti memanggilku dengan nama keluargaku, brengsek!"

"..."

"Apa yang sebenarnya kau inginkan? Kalau kau memang ingin bercinta denganku, kau bisa mengatakannya dengan jelas, Vasquez!"

"Aku tidak ingin bercinta denganmu" jawab Warren santai

"Dasar pembohong" ucap Avelyn dan mendorong pria itu agar terlentang diatas kasur, sementara ia menaiki pria itu serta berusaha memerangkap pria itu di bawahnya dengan kedua tangan berada disisi wajah pria itu. "Kau menginginkanku, Vasquez"

"Kau salah mengartikan perasaan simpatiku dengan keinginanku untuk bercinta, Avelyn"

Avelyn menatap pria itu, setengah pikirannya sudah meneriakkan kalimat padanya agar berhenti bersikap bodoh, setengah pikirannya lagi menyuruhnya untuk membuat pria itu diam.

Ia menundukkan tubuhnya dan menggigit cuping telinga pria itu dengan menjilati bagian sensitive itu dengan gerakan erotis. "Kau tahu apa yang bisa membuatku berhenti menyakiti diriku, Vasquez?"

"Apa?"

"Sex. Kau bisa memuaskanku dan aku akan berhenti menyakiti diriku" gumam Avelyn dengan suara rendah yang selama ini mampu membuat seorang pria menginginkannya, dan Avelyn bersumpah hal ini akan berpengaruh juga terhadap pria kaku dibawahnya ini

"Minggir. Aku tidak ingin gadis sepertimu berada di atasku, Avelyn"

"Paksa aku"

Itulah jawaban terakhir yang terucap, karena hal berikutnya yang dilakukan Avelyn adalah menelusuri dada bidang pria itu dan mengusapnya dengan gerakan memutar sehingga menciptakan erangan dari bibir kaku pria itu.

Giginya menggigit bibir pria itu seakan memuja walaupun Warren tidak sepenuhnya jatuh dalam pesonanya. Pria itu masih sekaku papan dan berusaha sekeras mungkin agar tidak mengerang ataupun mendesah.

Sementara tangannya yang lain mulai merayap turun kedalam celana yang dikenakan pria itu, mengusap perut rata pria itu dan semakin turun kebagian tersensitive milik Warren. Ia ingin mendapatkan kepuasan karena hampir seminggu Avelyn tidak merasakan kepuasan

Dan kali ini ia ingin mendapatkannya dari Warren Tjandrawinata, sang milyuner IT terkenal. Kata siapa mencicipi pria ini tidak mungkin untuk dilakukan?

Warren benci merasa diintimidasi apalagi oleh seorang gadis seperti Avelyn, ia makin membenci hal itu. Tapi ketika gadis itu mengecup dadanya dengan ringan, membiarkan lidah mungil itu menelusuri otot dada-nya dan turun ke perutnya yang rata.

Ia merasa perutnya seolah ingin meledak.

Sialan. Ia harus menghentikan semua ini!

Tapi Warren tidak benar-benar dapat melakukannya, karena Avelyn menatapnya dengan mata hazel yang terang sementara tangan mungil itu meraba-raba bagian sensitive-nya dengan gerakan memutar, lalu berganti menjadi atas bawah.

Tanpa sadar Warren mendesah karena apa yang dilakukan tangan Avelyn kepadanya. Rasanya sangat menyiksa karena gadis itu seakan menggodanya dengan tangan, lidah serta bibir mungil miliknya.

Warren dapat merasakan betapa hasratnya mulai tidak terkendali, apalagi ketika Avelyn mengigit ringan bahunya sementara gadis itu mulai memaksa dirinya untuk memasuki gadis itu. Dan tanpa sadar Warren mencengkram kedua lengan Avelyn dengan kencang.

Ia tiba-tiba merasa bahwa gadis itu ingin mendominasi permainan ini, sesuatu yang tidak pernah dialaminya namun entah kenapa malah membuatnya terangsang. Hal ini membuatnya tertegun. Warren ingin mencari tahu kenapa... dan ia harus tahu kenapa, apa alasannya. Tapi yang jelas Warren akan membuat wanita ini memohon kepadanya.

Dua penyesalan dalam satu waktu akan membuat Avelyn mengingat satu hal yang penting, jangan mengambil tindakan ketika amarahnya mengambil alih. Avelyn menutup matanya dan merasa sangat menyesal.

Kau baru saja memohon agar dipuaskan oleh Warren Vasquez, Avelyn.

Tidak...

Kau sudah memohon bagaikan gadis murahan yang haus akan belaian. Kau memalukan, kau sudah memperlihatkan kelemahanmu padanya. Ini yang kau inginkan?

Brengsek!

Avelyn ingin menggelindingkan tubuhnya ke sisi lain namun Warren tidak memperbolehkannya. Pria itu malah mengetatkan pelukannya disekitar perutnya dan berbisik, "aku lelah berdebat denganmu, Avelyn, sekarang kita tidur dan kita akan melanjutkan perdebatan ini nanti"

"Aku tidak mengantuk!"

"Aku mengantuk. Jadi kalau aku bilang 'kita' itu artinya kau dan aku akan tidur. Jangan buat aku memaksamu lagi, kau tidak akan menyukainya. Sekarang tutup matamu dan coba untuk beristirahat, Avelyn" ucap Warren

Seharusnya ucapan itu tidak membuatnya takut, tapi kali ini ia merinding karena permainan yang baru saja terjadi. Brengsek, pria ini tidak bisa menekannya seperti ini!

Disela-sela rasa kesalnya, sepertinya matanya malah setuju untuk bekerja sama dengan Warren karena tidak lama kemudian Avelyn membiarkan matanya terpejam.

Sebentar... hanya sebentar saja, batin Avelyn pelan.

Namun pada akhirnya ia memang benar-benar tertidur, dan bahkan tidak mengingat sama sekali bahwa kemungkinan besar Bryan sudah datang. Tidak, ia sama sekali tidak memikirkan kemungkinan hal itu karena sekarang yang dipikirkannya adalah tenggelam kedalam kegelapan dan membiarkan lengan kuat itu melingkar disekeliling tubuhnya.

Hanya itu yang dipikirkan Avelyn sekarang....

TBC | 25 september 2016 Republish

Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 43.7K 17
Once upon a time, an angel and a devil fell in love. Angelica Candice dan Lucifer Duff. Mereka adalah Malaikat dan Iblis yang ditugaskan di Human Wor...
63.1K 4.4K 80
[Novel Terjemahan] ___________ Name : First Frost | Hard to Deceive [难哄] | Eternal Love Author(s) : Zhu Yi [竹已] Year : 2020 Status in COO : 85 Chapte...
19.1K 2.6K 10
"Katanya, perasaan nggak ada yang bisa mengontrol, kan? Jadi, kalo gue masih sayang sama lo, gapapa, kan?"
250K 39.3K 33
❝ Sora, kau ada waktu Jum'at minggu depan?❝ Sora Egbert jelas mengingat dua kenangan mengejutkan dalam hidupnya. Pertama ketika Seojin Hwang datang m...