Magician Academy [END]

By fallyndanella04

181K 10.9K 1.2K

Rie Ayanasaka, anak yatim piatu yang tinggal di daerah Nagoya. Hidupnya dilalui penuh penderitaan. Pandangan... More

Prolog
Chap. 1 : Dunia Sihir
Chap. 2 : Magic Battle
Chap. 3 : Magic Battle (2)
Chap. 4 : Fansclub Rie
Chap. 5 : O-Oniichan !?
Chap. 6 : Magic Black Organization
Chap. 7 : Creative Magic Battle
Character Info
Chap. 8 : Magic Black Organization Mulai Beraksi !
Chap. 9 : Queela's Death
Chap. 10 : Meet New Friend
Chap. 11 : Rie etc VS. Ten Beast and Chris's Identity
Character Info (part 2)
Chap. 12 : Chris Meet His Friends in Organization
Chap. 13 : The Mysterious Boy
Character Info (part 3)
Chap. 14 : Satoushi, Are You Fine ?
Chap. 15 : Who Are You ?
Chap. 16 : New Beast Type !?
Chap. 17 : Rie Fight With A New Beast
Chap. 18 : Penyusupan
Chap. 19 : Penyusupan (2)
Penjelasan
Chap. 21 : Rie's Love Feeling
Chap. 22 : Akira's Feeling to Rie
Chap. 23 : Killer Rie and Shu's Parents
Chap. 24 : Fight With Skylen and Skylen's Past
Chap. 25 : Traitor from Academy
Chap. 26 : Found Kaname !
Chap. 27 : Meet a Traitor
Chap. 28 : Good Bye
Chap. 29 : The Five of You are Our Last Hope
Chap. 30 : Varl Wrath
Chap. 31 : Kay Another Personality
Chap. 32 : Kay Vs. Mark
Chap 33 : Rie's Color Eyes
Chap. 34 : Master Kayo...!
Chap. 35 : Rescue Master Kayo !
Q & A
Chap. 36 : Meet Again
Chap. 37 : Master Magic Black Organization muncul !
Chap. 38 : The Legend Weapon
Bonus Chapter : Legend Weapon
Chap. 39 : Master All Legend Weapon
Chap. 40 : War With Big Strenght
Chap. 41 : War With Big Strenght (2)
End Chapter&Epiloque
Ga Tahu Mau Ngasih Judul Apa
Bonus Chapter : A Mysterious Person From Past
Bonus Chapter : Shu's Child Time
Bonus Chapter : Carlay & Carley Past
Bonus Chapter : A Story of Ren & Rie

Chap. 20 : Family's Secret Carlay and Carley

2.8K 177 2
By fallyndanella04

Rie's pov

Kami melanjutkan penyelinapan kami.

Aku bisa melihat Chris, Dundy, Varl, Kaname-kun, dan Satoushi-kun yang selalu terlihat cemas karena perkataan para anggota Magic Black Organization tadi.

Aku spontan menepuk punggung Kaname-kun yang memang tempatnya berjalan paling dekat denganku.

Kaname-kun terlihat terkejut. Ia menghadap ke belakang, ke arahku.

Kaname-kun berdehem sedikit, "Ada apa, master Rie ?", tanya Kaname-kun.

Aku menggeleng dan menatapnya sendu, "Kaname-kun...kau tidak apa-apa ? Baik-baik saja ? Tidak ada masalah ?", tanyaku berturut-turut.

Kaname-kun terlihat terkejut karena perkataanku, ia lansung mengubah wajahnya menjadi tersenyum kecil dan menepuk kepalaku pelan sembari mengelusnya, "Tidak apa-apa, Master Rie.", jawabnya singkat.

Aku menatap matanya dalam-dalam.

Aku bisa melihat sedikit kebohongan dalam ucapannya, tapi pada akhirnya aku tersenyum lembut dan mengangguk.

Hanya perasaanku...atau di sini makin panas ?

Aku menoleh ke arah samping kanan dan melihat Shu-niichan terlihat cemberut sambil menatapku.

Eh, bukan. Mungkin lebih tepatnya ke arah tangan Kaname-kun yang masih bertengger di kepalaku.

Kekesalan Shu-niichan sangat terlihat saat orang melihat bibirnya yang mengerucut sebal seperti itu. Aku dulu sering melihat ekspresi Shu-niichan yang seperti itu.

Aku menghampiri Shu-niichan, "Shu-niichan, kau tidak apa-apa ? Kenapa kau kesal ? Tolong hilangkan hawa panas di sini.", tanya sekaligus kataku.

Aku melihat Shu-niichan sedikit tersentak, ia mengangguk gugup dan sedetik setelah itu, hawa kembali seperti semula.

"Hanya perasaanku atau tadi aku baru saja merasakan hawa panas, hm, Shu-kun ?", tanya seseorang.

Aku dan Shu-niichan serentak menoleh ke arah depan dan melihat Kazuto-san menatap Shu-niichan kesal.

Yang ditanya hanya menyengir tanpa dosa, "Maaf, Kazu-kun.", jawab Shu-niichan.

Aku memandangnya aneh sekaligus curiga, Shu-niichan masih tersenyum tanpa dosa, sehingga aku menghela nafas.

Heh...kadang aku heran dengan diriku sendiri...

"Heran kenapa ?", tanya seseorang tiba-tiba.

Aku tersentak dan menoleh, melihat Satoushi-kun yang memandangku.

What ?

"Apa ?", tanyaku balik.

Satoushi-kun menunjukku, "Itu..tadi kau bilang kalau kau heran dengan dirimu sendiri. Jadi kutanya, heran kenapa ?", tanya Satoushi-kun.

Hah ? APA ? Jangan bilang tadi aku menyuarakan pikiranku sendiri !!?

Aku menggaruk tengkukku canggung, "Eh..ehehe, tidak apa-apa, kok !", jawabku sambil menggeleng-gelengkan kepalaku.

Satoushi-kun menatapku dalam-dalam, sampai-sampai aku sedikit panik dan keringat dingin sedikit ke luar dari dahiku.

"Benaran ?", tanya Satoushi-kun lagi.

Aku mengangguk cepat, dan sedetik kemudian aku sadar kalau perbuatanku justru lebih aneh dan mencurigakan.

"Iya ! Benaran.", jawabku lagi.

Satoushi-kun masih memandangku, aku gugup sendiri melihatnya.

Sret

"Eh ?"

Aku terkejut. Sangat terkejut.

Ulangi lagi, SANGAT terkejut. Pakai capslock, italic, bold, dan under-line.

Bagaimana tidak terkejut ?

Satoushi-kun menggenggam tangan kiriku dengan tangan kanannya, dan yang satu lagi mengelus-elus surai kelabu milikku.

"Satoushi-kun ?", panggilku heran.

Satoushi-kun menurunkan tangan kirinya -yang mengelus rambutku- tapi tetap menggenggam tangan kiriku.

"Hm. Baiklah kalau memang bukan apa-apa.", ujarnya sambil tersenyum lembut lalu menarik tanganku, mengajakku kembali berjalan.

Aku menurut saja dan ikut berjalan.

°°°°

Author's Pov

Rie berjalan dengan tangan kirinya masih digenggam oleh Satoushi.

Yang lain menatapnya heran, apa gerangan yang dilakukan sang pria bernama Satoushi Mushujima dapat menggenggam tangannya.

Sedangkan, dalam hati sang Satoushi sudah kegirangan, benar-benar senang, 'Yess, aku bisa menggenggam tangan master Rie ! Untung saja master Rie tidak sadar modusku.', batin Satoushi.

Satoushi tersenyum terus dari tadi, membuat teman-temannya bergidik ngeri.

'Satoushi mulai gila...', batin Varl, Kaname, Dundy, dan Chris.

Atmosfir yang menyenangkan itu berganti menjadi penuh ketegangan setelah--

"Siapa kalian !?"

--sebuah suara meneriaki mereka dengan nyaring.

Spontan semuanya lansung menghadap ke belakang dan melihat seorang perempuan berambut hitam panjang menatap mereka garang.

Perempuan dengan name-tag 'Nishine (baca : Nishain) Aterasu'.

Rie dan yang lainnya lansung terkesiap,

'KETAHUAN !!', batin mereka semua.

Shu dengan sigap lansung menyerang untuk menutup mulutnya, satu keuntungan, tempat mereka berada sekarang sepi dan kedap suara.

"Kalian penyusup !!", serunya lagi. Marah. Terlihat sekali kalau ia sedang badmood, dan mungkin bertambah badmood melihat mereka.

Perempuan bernama Nishine itu lansung mengeluarkan sihirnya.

Kaname memandang remeh, 'Awal pergerakan yang salah...', batinnya. Ia lansung mengeluarkan sihir elemennya.

Terlihat sekali kalau perempuan yang kira-kira berumur 20 tahun masih penyihir amatir, terbukti dengan mudahnya ia terjebak sihir Kaname.

By the way, elemen sihir Kaname itu angin, dan perempuan itu terjebak sihir 'Wind Sleep' Kaname, atau mirip seperti angin pengantar tidur.

Setelah memastikan perempuan itu tertidur, mereka lansung segera pergi dari ruangan itu.

Mary menyelaraskan nafasnya, "Hah..hah..hah.., untunglah kita bisa kabur.", ujar Mary menghela nafas lega.

Akira mengangguk, "Ya, karena dia salah melangkah.", ujar Akira.

Asseyn menoleh, "Salah melangkah ?", ulangnya bingung.

Ren mengangguk, "Ya. Seharusnya perempuan bernama Nishine itu lansung menghubungi temannya, bukannya menyerang kita.", jawab Ren.

Jimmy menepuk pundak Ren, "Benar sekali. Kau pintar di saat seperti ini, ya, Ren !", ujar Jimmy.

Mijyu menambahkan, "Mungkin dia sedang badmood, sehingga membuatnya menyerang kita tanpa pikir panjang.", ujar Mijyu.

"Anu...."

Semuanya serentak menoleh ke arah Kay.

"Ada apa, Kay ?", tanya Zun ke pada Kay.

Kay menggaruk pipinya gugup, "Hanya perasaanku... atau Carley dan Carlay tidak ada ?", ujarnya ragu.

Semua spontan membelalakkan matanya dan menyusuri keadaan sekitar.

"Gawat, nih...", ujar Yuuma pasrah dan sedikit ketakutan sambil memegang dahinya pelan dan memejamkan matanya.

Jimmy panik, "Jangan bilang tadi mereka tertinggal ! Hei !", seru Jimmy panik.

Kazuto mengangkat tangannya, "Jangan panik ! Jangan berisik ! Tidak seluruh ruangan di markas Magic Black Organization ini kedap suara !", ujar Kazuto pelan.

Shu mengangguk, "Benar. Lebih baik kita berjalan lagi sambil mencari Carlay dan Carley.", usul Shu.

Semua mengangguk patuh dan meredamkan kepanikan sejenak mereka tadi.

Sementara, Carlay dan Carley....

"Sialan ! Kita tertinggal, Carley !", seru Carlay frustasi.

Carley mengusap air matanya yang masih sesenggukan, "M-ma-maaf. Andaikan tadi ...aku tidak melamun ... kita pasti ...", ujar Carley terbata-bata.

Carlay menarik tangan Carley, "Sudahlah ! Jangan menangis, itu bukan salahmu ! Lebih baik kita mencari semuanya !", kata Carlay.

Carley pasrah dan mengangguk.

"Eit, eit. Kalian tidak bisa seenaknya pergi~", ujar seorang wanita.

Carlay dan Carley tersentak, mereka lansung memasang kuda-kuda dan Carlay lansung menempatkan diri di depan Carley.

Ya, wanita itu adalah Skylen, salah satu anggota Magic Black Organization yang juga menerima tugas untuk mengikuti salah satu list wanted milik Magic Black Organization.

(Bila lupa, lihat di chapter 6 : Magic Black Organization)

Carlay menatap tajam Skylen, "Siapa kau ?", tanyanya.

Carley menatap cemas, 'Bukankah dia yang tadi melewati kita ?', batin Carley.

Skylen terkekeh kecil, "Eh~kalian sudah lupa ? Bukankah tadi aku dan kedua temanku sudah melewati kalian~?", tanya Skylen.

Carlay dan Carley tersentak.

'Bagaimana dia tahu kalau kita ada di sana !?', batin Carlay dan Carley.

Mendadak, Skylen menghilang dari hadapan mereka.

Carley panik. Sangat panik. Ia menggenggam kedua tangan Carlay erat. "D-di mana wanita tadi !?", serunya panik.

Tiba-tiba...--

CRASSHH !!

"AHKKKK !!"

"CARLEY !!"

--sebuah pedang panjang menembus dada Carley.

Darah lansung mengucur deras dari dada Carley, Carley merasakan sakit yang teramat sangat. Pandangannya memburam, dan ia akhirnya terjatuh.

BRUK !

Carlay histeris, "Carley ! Carley !!", serunya panik.

Darah lansung membanjiri ruangan yang luas itu.

SRET

Skylen mencabut pedangnya dari dada Carley, ia tersenyum puas melihat hasil 'karya'-nya, namun, Skylen sedikit berdecih.

"Mudah sekali dia mati. Dasar lemah.", ujar Skylen dingin dengan pandangan menusuk.

Carlay menggenggam tangan Carley erat.

'Apa yang kulakukan ? Padahal aku kakaknya, tapi kenapa aku tidak melindunginya ?'

"Kyahaha~! Kau tidak perlu sok sedih begitu, Carlay Kuiryn Mernandy !", seru Skylen sambil tertawa ria.

'Apa yang dia bilang ?'

"Kau tahu ? Kami tidak hanya mencari informasi tentang list wanted kami, tapi kami juga mencari informasi tentang teman-teman dekat mereka.", ujar Skylen pelan sambil tersenyum puas.

'A-apa ? Apa itu benar ?'

"Kami juga sudah mencari informasi tentang keluarga kalian berdua. Dan kau tahu apa yang kami temukan tentang keluarga Mernandy, hem ?", lanjut Skylen.

'Tidak...jangan...jangan...katakan itu...'

"'Lerano Deyka Mernandy dan istrinya, Alex Xandra Mernandy, ditemukan tewas mengenaskan di rumah mereka sendiri. Penyebab mereka tewas adalah tusukan di dada mereka, tepatnya di jantung. Diduga benda yang digunakan adalah pedang sepanjang 50 cm.'"

'Tidak...jangan lanjutkan...tidak...'

"'Rumah ditemukan kosong dengan hanya mereka berdua yang terlihat. Tapi, berdasarkan CCTV, seseorang masuk ke kamar mereka berdua. Bertubuh anak kecil perempuan berambut panjang.'"

'Tidak...hentikan...hentikan....'

"'Sebelum itu, kedua anak kembar perempuan Lerano Deyka Mernandy dan Alex Xandra Mernandy ternyata menghilang. Kedua anak kembar tersebut masih dalam pencarian, bernama Carlay Kuiryn Mernandy dan Carley Kuiron Mernandy.'"

Carlay melebarkan matanya. Dia melepas genggaman tangannya Carley dan terbelalak. Air mata masih mengalir deras di pipinya.

Skylen mengibaskan rambutnya, "Setelah membaca itu, aku lansung menduga kalau yang membunuh kedua orang tuamu adalah Carley Kuiron Mernandy, kan ? Kau membencinya, kan ?", tanya Skylen.

Carlay menggeretakkan giginya, dia marah. Sangat marah.

Carlay berdiri dan menatap tajam Skylen, "BERHENTI!! JANGAN KATAKAN ITU !! AKU MENYAYANGI CARLEY !! SANGAT MENYAYANGINYA !! DIA ADIKKU YANG BERHARGA !! AKU TIDAK MEMBENCINYA !!", seru Carlay.

Carlay ter engah-engah. Kakinya melemas.

Skylen tersenyum puas, "Begitu ? Jadi kau menyayangi adikmu, kan ?", tanya Skylen.

Carlay mengangguk keras, "Ya ! Aku sangat menyayanginya !!", ujar Carlay.

Skylen menyeringai, "Kalau begitu, kau mau menyusulnya, kan ?", tanya Skylen sambil memainkan pedangnya.

Carlay membelalak, tangan dan kakinya bergemetar, keringat dingin muncul dari dahinya.

"A-apa ?", tanya Carlay ketakutan. Dia berjalan mundur sampai akhirnya punggungnya menabrak tembok.

Carlay menatap ngeri Skylen yang kini sudah ada di depannya, mengacungkan pedang ke arah dada Carlay.

Skylen mendekatkan mulutnya ke telinga kiri Carlay, "Bye-bye."

Dan setelah itu, hanya suara jeritan keras yang mengisi keheningan di ruangan itu.

Di tempat Rie dan yang lainnya, mendadak Rie merasa hatinya terasa sakit.

'Carlay ? Carley ? Ada apa ?'

To Be Continued...

°°°°

Konnichiwa, minna !
Akhirnya update juga ! Maaf ya. Kan aku udah bilang kalau aku bakal hiatus beberapa hari.
Ini saya sedikit menceritakan keluarga Carlay dan Carley. Hisk hisk kasihan banget ya...T.T
By the way, sebenarnya ada yang kurang. Harusnya aku tulis 'author bakal hiatus beberapa hari baru nulis lagi' T-T. Gomenne~...
Tunggu dengan setia untuk chapter berikutnya, ya ! See you in the next chapter, reader-san~

Jaa nee~!
Dimohon vote dan comment kalian~!

Continue Reading

You'll Also Like

38.2K 4.4K 74
[ π’ππ„π‚πˆπ€π‹ π’π“πŽπ‘π˜ #1 ] [ DALAM PROSES PEMBAIKAN ] γ€€Dalam prosesnya untuk menyelesaikan misi, Mo Yue Yue malah diserang oleh musuhnya. Disaa...
160K 16.9K 186
Lily dan Lyle pasangan kembar tak seiras hidup di zaman moden.Mereka adalah pelajar universiti medical yang popular dengan kecantikan dan ketampanan...
2.5K 290 20
Ada tiga orang lelaki yang berperanan seperti orang psychopath untuk mendapat kan cinta hati mereka
796 63 18
HANYA berkedudukan sebagai anak paling bongsu dalam keluarga, Darina Nafisah sering kali diabaikan, dimarahi mak, ayah serta abangnya. Tidak kira apa...