Bound By The Devil

Autorstwa Angelinalfie_Q

874K 31.9K 875

Pria itu memaksanya, mengikatnya, lalu membawanya ke sangkar emas yang ia bangun sejak dulu. Mengklaim gadis... Więcej

Abstract
Chapter 1. A Cashier
Chapter 2. A Revenge
Chapter 3. Trapped
Chapter 4. Disturb
Chapter 5. R U L E S
Chapter 6. Sonorous
Chapter 7. Sonorous II
Chapter 8. Eleutheromania
Chapter 9. Punir
Chapter 10. Bring her
Chapter 11. Between Debt and Liability
Chapter 12. Lost
Chapter 13. Lost II
Chapter 15. Crazy Elthan
Chapter 16. Pain
Chapter 17. Bad Destiny
Chapter 18. Desperate
Chapter 19. Tell me how
Chapter 20. Revenge and Surrender
Chapter 21. Married under his control
Chapter 22. Disappear and Forgiveness
Chapter 23. Hiraeth
Chapter 24. Missing
Chapter 25. Stolen

Chapter 14. Screamer and Killer

39.2K 1.5K 20
Autorstwa Angelinalfie_Q


❗️Harap bijak dalam membaca,
    tidak disarankan bila dibawah 17 tahun ❗️
_____________________________


Gudang persenjataan pribadi milik cucu pertama Braidsmith didatangi oleh sang pemilik. Tatapan bengis tersebut tak juga surut kala kembali mengingat perkataan Zao, bahwa Sarah tidak berada di rumah Darrel sebagaimana yang ia tahu

Orang kepercayaannya- Zao Chen, yang juga seorang Hacker menemukan persembunyian mereka dengan mudah. Dan bodohnya tempat tersebut memiliki sistem pertahanan yang sangat tidak memadai. Hanya dua penjaga yang ditempati, tidak ada pembantu, serta sistem CCTV yang mati membuat Elthan tersenyum menyeringai menyadari bahwa Darrel masih lah bodoh, berfikir bahwa tidak ada yang dapat menemukan tempat persembunyian itu meski ratusan kilo meter jauhnya dari kota Manhattan

"Well.. You want to play, Houston?-"

Suara kokangan pistol yang baru terisi peluru baru terdengar menggema bersiap menembak. Mata tajam Elthan menatap kesebuah lingkaran merah dengan foto Darrel sebagai targetnya

"You have to pay what you have done, Houston. Lets play"

'DOR!'

****

Mobil-mobil milik Elthan melaju meninggalkan Manhattan dengan kencang. Pepohonan yang berdiri di antara jalanan aspal terlihat bagai bayangan kilat.

Suasana di dalam mobil yang sedang Elthan tempati terasa mencekam. Sang pemilik memusatkan perhatiannya kearah jalanan yang semakin lenggang. Menunggu ujaran Zao dan tabletnya yang menunjukkan titik merah dimana Darrel menyembunyikan Sarah

Sarah

Wanita tersebut sudah mulai mengacaukan fikiran Elthan yang disebut-sebut anti perempuan. Tak jarang ia mendengar kabar melalui stasiun TV dan majalah Times bahwa ia dinyatakan Gay. Dengan berani dan lantang wanita mungil tersebut terus saja mengatakan pergi, meninggalkan dirinya dan degupan jantung disetiap wanita tersebut berbicara. Emosinya tiba-tiba memuncak saat ia masih tidak percaya bahwa Darrel seberani itu untuk membawa Sarah kabur dari genggamannya

Lebih buruk

Membuatnya tak sadarkan diri

"Berapa lama lagi?" Tanya Elthan bernada dingin, Zao menelan ludah. "Perkiraan tiba adalah tiga jam lebih 35 menit Tuan"

Terkutuklah Delaware, kota dimana Darrel membawa Sarah adalah satu-satunya kota dimana tidak ada lapangan penerbangan. Transportasi terbaik yang dapat mereka ambil hanyalah melalui mobil

"Son of a bitch"

*****

Jam menunjukkan pukul 9 malam, Sarah menghela nafas lelah namun puas. Melihat lantai rumah Darrel yang berdebu membuat wanita tersebut harus membersihkan berjam-jam lamanya. Kupingnya mungkin akan terlihat tebal kala mendengar Darrel terus mengomel tiada henti agar dia menghentikan pekerjaan nya ini

"Well how was your first day, hm?" Tanya Darrel tertawa kecil. Sarah tersenyum lebar, sangat senang karena mendapat pekerjaan mudah dengan gaji yang cukup

Mereka telah melakukan deal, Sarah mendapat gaji setengah dari yang Darrel ingin berikan untuk menutupi biaya tempat tinggal. Darrel yang mendengarnya hanya tersenyum kecil, benar-benar tidak sabar ingin memiliki gadis selembut dan sebaik ini walau perlu memakan waktu yang lama

"Sangat senang. Aku benar-benar berterima kasih banyak kepadamu Darrel. Apa kau sudah makan?"

"Aku tidak begitu lapar. Senang rasanya melihat temanku betah berada disini bersamaku. Makanlah terlebih dahulu, aku ingin kembali bekerja"

"Darrel..."
Langkah kaki Darrel terhenti, membalikkan badannya. Ia menatap Sarah yang terlihat gusar

"Ada apa Sarah?"

"Aku hanya ingin tahu... Dimana kita? Aku ingin mengunjungi ibuku"

Bibir Darrel terkatup, tidak ada ekspresi apapun yang pria itu perlihatkan. Hal itu membuat Sarah menggigit bibirnya takut bila pria itu marah

Namun Darrel menujukkan wajah sebaliknya, ia menyentuh kedua bahu Sarah, lalu mendekatkan wajah mereka seraya tersenyum. "Kita berada di luar kota jauh dari Manhattan, sepertinya kau tertidur sangat lama ya diperjalanan?"

Memang Sarah sempat tertidur karena mengantuk usai Darrel memberikannya sebotol air. Tetapi fikirannya kini melayang terhadap pernyataan Darrel, "Jauh dari Manhattan? Bisakah kau lebih spesifik?"

"Bisakah kita melanjutkan ini besok? Aku benar-benar harus bekerja"

"Maaf Darrel- selamat bekerja"

Darrel tersenyum kecil, bergegas kembali keruangannya yang tidak Sarah ketahui. Sarah menghela nafas, berniat membersihkan tubuhnya lalu makan malam walau hari sudah larut

Kala langkahnya berjalan kembali menuju kamar, samar-samar ia mendengar teriakan perempuan entah berasal dari mana. Ia yang memang takut akan hal-hal mistis langsung saja gemetar. Namun ia yakin itu adalah suara meminta pertolongan walau nyaris tak terdengar

Ia berjengit, membayangkan bahwa mungkin saja terdapat penunggu di rumah Darrel. Sarah menggigit bibirnya ketakutan, dan langsung lari ke dalan kamar tak peduli bahwa ia akan kelaparan hingga esok pagi

***

Kepala Darrel tertuju kearah sebuah pintu baja yang menuju keluar ruangan dimana ia berada. Satu tangannya yang berurat menutup mulut seorang wanita berpenampilan menyedihkan yang terus saja menangis tanpa henti

Jantung Darrel terdengar berdetak sangat kencang. Ia benar-benar takut bila wanita yang tinggal bersamanya sekarang akan mendengarnya. Topeng baik-baik yang selama ini ia pasang akan hancur jika Sarah menginjakkan kakinya di ruangan ini

Namun lama ia menunggu, ia pastikan Sarah tidak mendengarnya dan itu membuat Darrel menghela nafas lega

Tatapannya kini tertuju kearah wanita yang ia bawa secara paksa. Berulang kali kepala tersebut menggeleng meminta ampun, namun Darrel dan tatapan nyalangnya tidak juga berubah

"How dare you to screamed like that" katanya bernada dingin. Ini adalah tatapan bengis sesungguhnya dari seorang Darrel Houston. Tangisan sang wanita bername tag Luci terdengar kembali walau tidak begitu keras.

Darrel menarik nafasnya, lalu menarik rambut Luci dengan kencang tak lupa tamparan keras di pipinya yang sudah lebam. Luci menangis lebih keras, suaranya tiba-tiba tersengal kala Darrel mencekiknya tanpa ampun

"Luci Varro, or should i called you bitch? How many times i have told you to be my good girl"

Pertemuan mereka berdua disebuah jalan terjadi beberapa minggu lalu. Darrel tak sengaja menabrak bahu wanita ini dengan keras dan beruntungnya ia dapat tangkap dengan baik sinyal ketertarikan yang Luci perlihatkan setelahnya

Menggoda Luci serta mengucapkan bualan manis, tentu siapa yang terpikat? Luci dengan cepat menganggukkan kepalanya saat Darrel mengajak wanita tersebut pergi kerumahnya dengan fikiran bahwa mereka akan melalui malam yang panas

Sayangnya pria yang Luci kira baik, merupakan wujud dari titisan iblis. Darrel langsung merubah pandangannya menjadi dingin dan memerkosanya tiada henti, tak lupa beberapa sayatan telah pria itu beri saat tubuhnya dipaksa melayani pria kejam ini

"Tuan- hiks... amp-puni saya..." ucapnya entah ke berapa ratus kali. Darrel tersenyum sinis, di cengkeramnya dagu Luci secara kasar agar wanita tersebut dapat mendengar secara jelas apa yang hendak ia katakan

"Bukankah lebih baik aku membunuhmu? Kau yatim piatu dan hutangmu nyaris 3000$, siapa yang akan membantumu untuk melunasi uang sebanyak itu?"

Darrel benar, semua yang pria tersebut katakan selalu benar. Setiap kali Luci meminta pergi, Darrel selalu mengatakan hal yang dapat membuat nya terdiam dan memikirkan kembali tentang hidupnya yang sangat sial

"Harusnya kau berterima kasih padaku. Aku dapat membantumu menghilangkan beban yang kau miliki didunia ini, Luci"

Ucapan-ucapan Darrel yang menyesatkan otaknya membuat Luci kembali menangis. Ia menggelengkan kepala tanda menolak, Darrel mendengus.

"Kumohon bebaskan aku-"

Kemarahan Darrel menguar, ia kembali menarik rambut Luci yang kusut ber campur darah, dan menyeretnya kesebuah bak mandi yang masih terdapat air kotor entah berapa lama tidak diganti

"You want to be free? Sure. Sambutlah kebebasanmu dengan wajah gembira, Luci"

Kepala Luci menggeleng dan tubuhnya memberontak saat ia di tenggelamkan secara paksa di dalam bak mandi tersebut. Darrel terkekeh kecil, semakin menekan kepala tersebut menghiraukan jeritan dari dalam air yang memintanya untuk berhenti

Tak berapa lama ia merasakan bahwa tubuh wanita ini lunglai dan tak bergerak. Darrel mengangkat tubuh Luci yang telah mati dan membawanya keatas meja operasi miliknya pribadi

Sebuah pisah tajam khusus bedah ia genggam dengan mantap. Bersiap memulai operasinya untuk mengambil organ dalam Luci yang masih baru atas permintaan para pembelinya

Di temani lagu Walk of Life-Dire Straits, Darrel membedah tubuh Luci serta memotong beberapa bagian tubuhnya sesuai apa yang para pembeli inginkan


***

To be continue

Czytaj Dalej

To Też Polubisz

12.3K 525 74
Peringatan!.Cerita ini mengandung adegan dewasa,kekerasan dan kata kata kasar.Mohon bijak dalam membaca atau.. KURANGI RASA INGIN TAHUMU JIKA KAU MA...
3.7K 651 26
Menceritakan tentang kisah 3 remaja, Daniel Reifando William, Lukas Azkara William, Bhavya Rasha William. Tiga saudara yang tidak akan pernah lepas d...
146K 569 42
(khusus dewasa) Joshua dan Reinata pernah menjalin hubungan asmara, tapi semuanya kandas karena insiden mengerikan di sebuah hotel. Hingga sepuluh ta...
1.2M 93.6K 58
⚠️SEBAGIAN PART TELAH DI PRIVAT, FOLLOW TERLEBIH DAHULU UNTUK MEMBUKANYA⚠️ [Sedang dalam masa pengembangan cerita dan Revisi] "Heh kuman!" panggil se...