What Can I Do For Someone?

By penuliskacangan

22.5K 1.7K 298

Shania & Boby [Jangan copy-paste story ini] Berfikir keras, dengan kereatifmu sendiri. More

Prolog
01 Pertemuan
02 Dia Shania Junianatha
03 Beautiful Night
04 Selalu Bersama
05 Satu Hari Bersama Boby!
06 Kebahagiaanku
07 Dia!
08 Apa Ini Jealous?
09 Rencana
10 Expression
11 Bad Feeling
12 Sadnees
13 Sadness (2)
14 Masa Kecil Shania
Believe
Believe (2)
Believe (3)
19 Miss Shania
Miss Shania (2)
Cast
21. Rencana Awal
22 Kembali!
Just Info!

18 Try Again

803 68 8
By penuliskacangan

Author Point Of View



3 hari sudah Shania bedrest di rumah. Pagi ini ia telah siap dengan seragam sekolahnya, sejak meninggalnya Reyhan Shania menjadi Introvert. Tapi ia masih selalu melempar senyum kepada orang-orang disekitarnya. Ia mencoba untuk bahagia tanpa adanya Reyhan, tapi dalam jauh di lubuk hatinya sangat sulit.

"Kalo benar-benar ingin sehat, makan yang banyak jangan seperti kemarin-kemarin" Tegur Devan, Shania hanya mengangguk.

"Tau nih dek lihat tuh badan kamu kurusan" Celetuk Andelo, Shania hanya tersenyum.

"Untuk saat ini luka jahitan kamu belum bisa Mami buka, tunggu 3 hari sampai kering baru Mami periksa lagi, ya paling 1 hari sekali ganti Heochst nya" Lagi-lagi Shania hanya mengangguk sesekali menyendok sesuap nasi ke dalam mulutnya.

"Pagi ini kamu diantar sama pak Agus, sekalian menjaga kamu sampai kamu pulang dan selesai dengan kegiatan sekolah kamu" Kata Devan.

"Tapi Pi Shania udah gapapa kok" Sedikit penolakkan dari Shania.

"Enggak ada penolakkan, seharusnya kamu masih punya waktu satu hari ini untuk istirahat dek. Berhubung kamu memaksa papi enggak bisa menolak, dan sekarang papi yang meminta" Shania mengangguk pasrah.

"Shania berangkat Mi Pi"

Shania berjalan kearah Papi dan Mami lalu mencium kedua pipi Papi dan Mami nya, sangat berbeda dengan Shania yang dulu. Ia selalu ceria, ia selalu bersenda gurau dengan Papi saat ia ingin berangkat sekolah, tapi kali ini tidak! Shania hanya melemparkan senyum manisnya.

Mami harap kamu kembali seperti Shania yang dulu. Batin Ve.

"Shania pasti kembali seperti dulu Ve, Aku sangat yakin apalagi dengan kedatangan Boby di kehidupannya. Aku yakin Boby bisa membuat Shania bahagia kembali, ceria kembali" Batin Ve dan Devan benar-benar sangat kuat, sampai akhirnya Devan tahu apa yang dirasakan oleh istrinya

****

Kini mobil yang di tumpangi Shania sudah berada di halaman parkir sekolah yang sangat luas ini.

"Bapak pulang aja Shania gapapa kok" Titah Shania kepada sang supir.

"Wah maaf non saya tidak bisa tinggalin non Shania, saya sudah diperintahkan sama tuan"

Terpaksa Shania menganggukinya. Ia benar-benar tidak menyukai apa yang diperintahkan Papinya, Menurutnya itu terlalu posesif, apalagi pekerjaan Pak agus adalah supir bukan Bodyguard.

Shania berjalan menuju kelas dengan lututnya yang masih dibaluti dengan Heochst, terlihat semua para kaum lelaki tertuju pada Shania yang baru masuk hari ini. Ada yang membawa kertas karton bertulisan 'Selamat datang kembali Kak Shania' ada juga yang berteriak berucap 'Selamat pagi Shania' seperti kedatangan artis saja, Shania hanya menganggapinya dengan senyumannya.

"SHANIA!" Teriak gadis bergigi gingsul dari arah belakang Shania.

"Main tinggal aja" Shania tersenyum kearah sampingnya yang sudah ada Nabilah sahabatnya.

"Senyam-senyum doang? Ngomong kek" Ucap Nabilah sedikit jengkel.

"Ngomong apa?" Kini Shania mulai membuka suaranya.

"Nah gitu kek ngomong. Sekali-kali ngomong nabilah cantik gitu" Ucap Nabilah dengan senyum semrawutnya yang susah diartikan.

"Iya nih Nabilah cantik kata Nabilahnya sendiri" Nabilah berhenti tersenyum saat kata terakhir.

"Yah gitu amat lo Shan" Nabilah memanyunkan bibirnya.

"Bercanda kok, Nabilah cantik..."

Saat Shania dan Nabilah memasuki kelas, tiba-tiba suasana yang tadinya hening menjadi rame karena kejutan dari teman-teman Shania termasuk Boby yang sudah berada di hadapan Shania, papan tulis sudah tertera jelas 'WELCOME BACK SHANIA'. Shania pun terkejut dengan kejutan yang diberikan oleh teman-teman sekelasnya.

"Selamat pagi Shan..." Boby tersenyum lebar, sedangkan Shania hanya menunduk tidak menatap Boby sama sekali.

Pada hari waktu Boby dan Elaine berada di rumah Shania dan suasana yang benar-benar bercampur aduk, entah kenapa Shania jadi menjauhi Boby bahkan enggan menatap Boby. Entah perasaan apa yang jelas saat ini jantug dan hati Shania sedang beradu domba ia sangat bingung, ia juga mulai berpikir apakah ia benar-benar jatuh cinta pada Boby? Ia juga berfikir tentang perasaan Elaine terhadap Boby.

"Shan tatap aku..." Boby Memohon.

"Sorry Bob, aku permisi dulu" Shania masih menunduk.

Perlahan Shania berjalan melawati Boby yang berada di depannya menuju tempat duduknya, semua temannya pun tidak bisa berbuat apa-apa mereka kembali ke tempat duduknya masing-masing. Boby berjalan menuju tempat duduknya yang di sampingnya sudah ada Shania tanpa melirik kearahnya.

Aku akan mencoba kembali Shan, aku akan berusaha buat kamu jadi Shania yang dulu bukan sekarang yang aku inginkan. Aku tau kamu sangat rapuh, Aku tau kamu masih sedih dengan kepergian Reyhan, Tapi tak lama lagi aku bakal buat kamu bahagia lagi seperti janjiku pada Reyhan, Aku sangat rindu senyum bulan sabitmu Shan. Batin Boby, sesekali ia melihat wajah samping Shania yang tertutup rambut tebalnya.

****

Bel pulang sekolah. Shania berjalan menuju parkiran, terlihat masih ada mobil Papinya yang dikendarai sang supir yang sudah berdiri di dekat mobil.

"Ci!" Panggil seorang gadis mungil dari arah belakang.

Shania berhenti sejenak."aku pulang bareng ci Shania ya? Tolong anterin aku pulang. Koh Mario tiba-tiba ada kegiatan mendadak"

Shania tersenyum."Iya. Mario juga udah chat Cici"

Keduanya berjalan memasuki mobil putih panjang milik Papi Shania.

"Pak Anter Celine dulu ya" Pinta Shania.

"Siap Non!"

Diperjalanan pulang menuju rumah tentenya Shania, sedari tadi di dalam mobil hanya ada keheningan. Shania yang membaca novel sedangkan Celine yang fokus memainkan Iphone miliknya, Celine memberanikan diri berbicara pada Cicinya tersebut.

"Ci!" Lirih Celine pelan.

"Ya?" Shania masih terfokus pada novelnya.

"Gelangnya baru ya? Dikasih sama siapa nih?" Tanya Celine. Mata Shania kini fokus dengan gelang pemberian Reyhan.

Shania menarik nafas panjang."Dari Reyhan"

Ia kembali fokus pada novelnya, seketika Celine langsung menunduk.

"Maaf Ci..."

Shania tersenyum."Gapapa. Eh udah sampai nih"

Celine keluar dari mobil tersebut."Thank ci Shania, nggak mampir dulu?" Shania menggeleng.

Seperti diterpa angin, setitik air mata Shania jatuh tepat mengenai novel yang ia pegang. Shania melihat kembali gelang pemberian dari Reyhan, memori otaknya terngiang kembali kejadiaan saat Reyhan memasangkan gelang tersebut di tangannya.

Shania mengusap air matanya."Pak ke rumah pohon"

"Maaf non. Saya di suruh tuan langsung pulang ke rumah" Tolak sang supir.

"Sebentar saja" Shania masih memaksa.

"Enggak bisa non. Nanti saya dimarahi oleh tuan" penolakkan kedua dari sang supir.

"Nanti biar Shania yang jelasin ke Papi" Jelas Shania.

"Aduh non maaf banget. Saya sudah diperintah oleh tuan" Sang supir masih bersih keras menolak perintah Shania.

"Sebentar saja pak, please... apa perlu Shania turun disini!" Ucap Shania memohon.

"Eh jangan non jangan... aduh tambah gawat lagi. Sebentar saja ya Non?" Shania mengangguk.

Mobil yang ditumpangi Shania menancap gas menuju rumah pohon. Shania kembali fokus pada novelnya sedangkan supir tersebut menerocos tapi dihiraukan oleh Shania. Setelah beberapa menit mobil yang di tumpangi Shania telah sampai di rumah pohon.

"Aduh... Non janji sebentar saja ya?" Tanya sang supir dengan wajah yang sangat khawatir karena takut di marahi oleh sang majikan.

Shania tersenyum."Iya pak iya. Tenang aja Papi gak akan marah"

"Duh non Shania... Kalo Tuan marah beneran gimana?"

"Shania yang akan tanggung jawab"

Shania mulai meninggalkan sang supir dan menuju rumah pohon. Satu-persatu ia menaiki tangga yang terbuat dari kayu, saat ia di pijakkan yang hampir sampai perlahan ia menarik nafas panjang.

Tiba-tiba angin berhembus kencang saat Shania telah sampai di atas rumah pohon terlihat jelas pajangan-pajangan foto Shania bersama Reyhan, ada juga yang bersama anak-anak panti. Shania terduduk di pojok rumah pohon, perlahan ia ambil satu figura waktu bersama Reyhan. Ia meratapi semua yang telah terjadi.

"Tuhan aku hanya minta satu permintaan. Jagalah Reyhan didekapmu Tuhan, selalu dekap dia dipelukanmu Tuhan" Setetes air bening lolos jatuh dipipi dari kedua sudut matanya yang indah.

Otaknya kembali terngiang tentang dirinya dan Boby, ia mulai berfikir apa yang ia lakukan terhadap Boby itu adalah benar? Apa ia yang egois? Hatinya bertanya-tanya.

"Ya Tuhan kenapa perasaan ini datang kembali. Tuhan kasih aku petunjuk, apa yang sudah aku lakukan terhadap Boby itu sudah benar?" Gumam pelan Shania.

"Apa aku ini benar-benar mencintai Boby? Seperti apa yang Boby bilang. Kenapa aku tiba-tiba menjauh dari dirinya. Tuhan aku mohon bantu aku... Apa ini permainan dari egoku?" Lagi-lagi Shania bergumam.

"Aku takut Tuhan, sungguh aku sangat takut" Air mata Shania masih terus mengalir.

Setelah beberapa menit Shania meratapi dirinya sendiri di rumah pohon, suara panggilan dari bawah rumah pohon menyadarkan Shania. Shania berlalu cepat mengusap air matanya dengan kedua tangannya.

"Non Shania udah jam 4 sore, Tuan juga udah tanya-tanyain non Shania!" Teriak sang supir.

"Iya Pak... sebentar lagi Shania turun!" Balas Shania.

"Saya tunggu di mobil ya Non"

Aku akan berusaha mencoba kembali seperti Shania dulu tanpa adanya Reyhan, tapi apa aku bisa Tuhan? Bantu aku Tuhan, temani aku Tuhan, aku memohon kepada-Mu. Batin Shania.


TBC

Fyi. Jangan lupa baca FF kolab dari author sama author IndraSeva "Crazy Love" cek work ya!

Maaf juga author updatenya lama ya? Hehe. Maaf ya... harap maklum.

Continue Reading

You'll Also Like

543K 8.4K 85
A text story set place in the golden trio era! You are the it girl of Slytherin, the glue holding your deranged friend group together, the girl no...
140K 5.8K 102
a sister who's actions are untamed, and a brother who's feelings are untamed. With complete different personalities, yet an awesome bond, the sibling...
906K 20.8K 49
In wich a one night stand turns out to be a lot more than that.
619K 31.4K 60
A Story of a cute naughty prince who called himself Mr Taetae got Married to a Handsome yet Cold King Jeon Jungkook. The Union of Two totally differe...