My Love CEO

By adpray

12.8M 398K 6.6K

"Kalau kamu belum punya pacar, papa akan kenalin kamu ke anak sahabat papa siapa tahu aja dia suka sama kamu... More

Introduce
1. Pagi yang buruk
2. Dasar Nyebelin!
3. WHAT?! Dijodohkan??
4. First date
5. Kebersamaan
7. Menemani Oliver
8. The Best Days of Life
Attention
9. Jealous?
10. Fitting
11. The Wedding
12. Special's Day
13. Bule Mesum (15+)
14. After Wedding
15. Apa? Cucu?!
16. Surprise
17. Aloha!
18. Honeymoon
19. Dia Siapa?
20. Trouble (1)
21. Trouble (2)
22. Strange
23. Sekretaris
24. New House
25. Mr. Jealous
26. One Day in Singapore
27. The Party
28. Mess Up
29. Bad
30. Little Past
31. Pregnant
32. Crazy Oliver
33. Oh No!
34. She's Fine
35. Selamat Tinggal
36. My Love CEO - End.
Visualisasi MY LOVE CEO
Extra Part
Sekuel - Franzel
Pemberitahuan
Hello

6. Lunch with Bulepetan

340K 12.6K 227
By adpray

Akhirnya muffin buatan mommy dan Karen pun sudah jadi. Karen meletakkan beberapa cup muffin di atas nampan dan membawanya ke ruang keluarga. Disana, Oliver sudah menunggu daritadi. Oliver pun mengambil satu cup muffin dan mencicipinya. Karen dengan cemas menunggu komentar dari Oliver perihal muffin buatannya.

"Gimana? Enak gak?" Tanya Karen hati-hati. Ia melihat wajah datar Oliver yang sedang mengunyah muffin buatannya.

"Hmmm.." Oliver hanya bergumam dan terus mengunyah muffinnya.

"Oliver, jawaab!" Pintanya tak sabaran.

"Hmm..." Oliver masih bergumam menanggapinya.

"Jangan hmm aja dong" ucapnya memelas meminta komentar Oliver tentang muffin buatannya.

Oliver sangat gemas sekali. Karen itu selain polos, ia juga mempunyai sifat bawel dan gak sabaran. Ia pun menjawab rasa penasaran Karen.

"Hmm... Enak banget!" Komentarnya yang membuat Karen tak percaya.

"Serius?"

"Dua rius. Aku suka banget" ucap Oliver mengacungkan dua jarinya lalu mengambil satu cup muffin lagi.

"Yeeeee!" Pekik Karen girang. Akhirnya ia bisa membuat muffin. Ia sangat berterima kasih pada almarhum neneknya yang sudah mengajarkannya resep membuat macam jenis kue, termasuk muffin.

"Kamu ternyata bisa masak juga ya.." Ucap Oliver mengelus rambut Karen dengan lembut. Ia tidak menyangka, gadis manja seperti Karen ternyata pandai memasak juga. Dari dulu, Oliver ingin mempunyai istri yang pandai memasak sekaligus menyayanginya dengan tulus. Ternyata sifat itu ada didalam diri Karen. Oliver pun semakin suka dengan Karen.

"Gak terlalu pintar juga sih. Hanya beberapa aja" sahut Karen menyandarkan kepalanya pada pundak Oliver. Ia sangat nyaman berada dalam posisi ini.

"Kamu sering-sering buatin aku muffin ya.." Ucap Oliver memeluk Karen dan membawa kepalanya semakin menyandarkan di bahunya. Ia sangat nyaman memeluk tubuh mungil Karen. Rasanya ia ingin selalu dalam posisi seperti ini.

**

Keesokannya ...

Oliver mengajak Karen untuk makan siang. Ia pun datang ke kantor Karen setelah meminta alamat pada papa Karen.

Oliver pun menaiki lift menuju ruangan Karen. Sedari tadi ia merasa menjadi pusat perhatian di sekelilingnya. Banyak pasang mata yang melihatnya dengan tatapan kagum. Apalagi oleh wanita-wanita di kantor ini. Oliver pun tidak memperdulikannya dan tetap pada tujuan awal, yaitu mengajak Karen makan siang bersama.

Setelah sampai, Oliver pun keluar dari lift. Di dalam lift ia merasa sangat risih ditatap oleh para wanita.

Oliver pun berjalan menuju ruangan dimana Karen sedang bergelut dengan berkas-berkas.

Melly baru saja keluar dari ruangan Karen. Ia melihat sosok tinggi tegap dan tampan berjalan ke arahnya.

"Wah.. Cakep bener tuh cowok ya!" Gumamnya tak lepas melihat pria itu menghampirinya.

"Permisi. Apa benar ini ruang manager?" Tanya Oliver pada Melly yang sedang menganga menatapnya.

Melly hanya mengangguk mengiyakan karena lidahnya tiba-tiba kelu untuk menjawab satu kata saja pertanyaan dari Oliver.

"Bisa saya bertemu dengan Karenina Gunawan?" Tanya Oliver lagi. Ia bingung, wanita dihadapannya ini hanya melongo melihatnya. Perasaannya, tidak ada yang aneh dari dirinya.

Melly tidak menanggapi Oliver. Ia terus menatap makhluk tampan satu ini.

"Omg bule darimana nih? ganteng banget! Mata biru, hidung mancung, tinggi, kulit putih dan satu lagi... Awww bibirnya sexy" ucap Melly dalam hati. Menatap Oliver pada setiap inchi tubuhnya.

Oliver semakin bingung. Wanita di depannya ini semakin aneh. Ia pun melambaikan tangannya di depan wajah wanita tersebut agar tersadar dari lamunannya.

Melly pun tersadar dari lamunannya setelah melihat pria di depannya melambaikan tangannya.

"Eungg-- Eh.. Apa anda sudah buat perjanjian dengan ibu Karenina?" Tanya Melly agak gugup. Tumben sekali Karen kedatangan tamu apalagi kalau dilihat, tamu nya ini agak blasteran.

"Belum sih. Tapi bisakah saya masuk?" Ucap Oliver. Ia berharap semoga diizinin masuk ke ruangan Karen.

"Maaf jika tidak ada janji, anda tidak diperkenankan masuk karena ibu Karenina sedang sibuk" ucap Melly dengan formal. Ia berusaha tegas menanggapi tamu Karen yang tampan ini.

"Tolong izinkan saya menemui ibu Karenina.." Oliver memelas meminta izin pada asisten Karen agar diizinkan bertemu dengan Karen.

"Maaf, tapi anda siapa nya ibu Karenina?" Melly masih menahan Oliver. Tampan tapi keras kepala, pikirnya.

"Saya calon suaminya" jawab Oliver datar. Hanya kata itu yang terlintas dipikirannya agar bisa bertemu Karen.

"WHAT??" Sahut Melly terkejut. Ia tidak percaya apa yang dikatakan pria tampan ini.

"Ya" sahut Oliver singkat,padat, jelas. Ia menutup telinganya dengan kedua tangannya mendengar teriakan Melly yang super suaranya.

"Jadi, bolehkah saya masuk?" Tanya Oliver sekali lagi. Mungkin wanita di depannya belum mengetahui bahwa bos nya sebentar lagi akan menikah dengannya.

"Saya tidak perc---" belum sempat Melly mengeluarkan kata-katanya, Oliver langsung menerobos masuk kedalam ruangan Karen. Ia tidak suka menunggu.

Karen yang sedang menandatangani berkas di mejanya, ia terkejut dengan kedatangan Oliver di ruangannya.

"Sayang..." Ucap Oliver pada Karen setelah masuk ke ruangannya. Di belakang Oliver pun ada Melly yang menyusulnya. Terlihat Melly kewalahan menghadapi Oliver.

"Ren, sorry gue gak bisa nahan nih cowok. Lo kenal sama dia?" Ucap Melly ingin memastikan yang diucapkan Oliver tadi benar.

"Oliver, kamu ngapain kesini?" Tanya Karen pada Oliver. Ia mengabaikan pertanyaan Melly.

"Aku mau ajak kamu makan siang.." Sahut Oliver dengan senyumnya. Akhirnya ia bisa melihat Karen. Baru beberapa jam tadi, ia sudah kangen dengan Karen.

"Lah, bos kenal sama ini bule?" Tanya Melly. Setahu dia, mana pernah Karen mau ditemui oleh laki-laki.

"Dia--" ucapan Karen sudah di potong terlebih dahulu.

"Gue calon suaminya" potong Oliver tersenyum pada Melly dan memegang tangan Karen.

"Yang bener, Ren? Wah, jahat lo ya! Gak cerita sama gue!" Melly memasang wajah berpura-pura marah. Bisa-bisanya saja sahabatnya ini tidak curhat padanya.

"Cerita panjang Mel. Please jangan marah, okey?" Karen membujuk Melly.

"Gue pinjem Karen dulu ya, bye!" Oliver langsung menarik tangan Karen keluar dari ruangan dan pergi ke restoran untuk makan siang.

Karen hanya pasrah mengikuti Oliver. Ia bingung, kok Oliver bisa tau alamat kantornya? Terlebih lagi ruangan nya bekerja.

"Hidup lo enak banget ya, Ren! Kaga punya pacar tapi langsung kawin. Mana calon suaminya ganteng lagi. Gue yang jomblo dari dulu bisa apa? Sedih sangat" gumam Melly pada dirinya sendiri kemudian ia keluar ruangan dan melanjutkan pekerjaannya.

**

"Oliver, lepasin tangan aku!!" Karen berontak saat Oliver menyeret tangannya sepanjang berjalan. Ia mendapat perhatian dari semua pegawai dari lift hingga lantai dasar.

"Gak" ucap Oliver makin mempererat pegangan tangannya di antara sela jari Karen.

"Oliver, please deh! Malu dilihatin banyak orang tau!" Karen mencoba melepaskan tangannya namun hasilnya nihil.

"Biarin aja mereka tau, toh nanti juga aku jadi suami kamu mereka udah pada kenal" bisik Oliver di telinga Karen. Para karyawan yang melihatnya pada tersenyum penuh arti kepada mereka.

Seketika Karen merinding mendengarnya. Oliver mengucapkannya tepat di telinga Karen.

"Hai, Ren" sapa seorang pria yang baru masuk ke kantor. Terlihat raut wajah pria itu kecewa. Karena ada seorang pria lain yang berhasil menggandeng pujaan hatinya.

"Hei, Daf" balas Karen tersenyum kaku. Oliver yang melihat Karen disapa seorang pria, ia langsung mengeratkan tangannya pada Karen.

"Itu siapa yang menggandeng kamu?" Tanya pria itu lagi. Pria itu adalah Daffa. Pria yang dulu pernah dijodohkan sama Karen. Namun waktu itu ia masih punya kekasih. Sebenarnya ia suka sama Karen sejak bangku SMA. Sekarang ia kecewa melihat Karen digandeng pria lain.

"Oh ini--" belum sempat Karen menjawab, Oliver sudah lebih dahulu memotongnya.

"Oliver. Calon suami Karen" potong Oliver mengulurkan tangannya pada Daffa. Ia menekan disetiap katanya agar Daffa tidak mendekati Karen lagi.

"Daffa, temannya Karen" Daffa menyambut uluran tangan Oliver. Terbesit rasa menyesal karena pada kenyataannya Karen sudah memiliki kekasih.

"Sorry, gue mau ajak Karen keluar. Bye" Oliver menarik tangan Karen. Ia ingin menghindari Karen dengan Daffa. Terlihat jelas sekali Daffa menaruh hati pada Karen.

"Bye, Daf!" Ucap Karen.

"Ternyata kamu sudah menjadi milik orang lain,Ren. Aku menyesal karena dulu tidak mempertahankanmu. Semoga kamu bahagia bersamanya.." Batin Daffa sangat menyesal. Ia pun harus rela Karen dimiliki orang lain.

"Kamu kenal sama Daffa?" Tanya Oliver ketika mereka berada dijalan menuju restoran.

"Daffa itu teman SMA aku. Dulu juga aku pernah dijodohin sama dia tapi dia sudah punya pacar" jelas Karen jujur.

"Terus kamu terima?" Ucap Oliver dengan datar berusaha menyembunyikan rasa cemburunya.

"Ya gak lah. Kalau aku terima mana mungkin aku sama kamu sekarang.." Jawab Karen. Ada-ada saja pertanyaan Oliver. Sudah jelas ia bersama dengannya berarti ia menolak perjodohan dengan Daffa waktu itu.

"Bagus, sayang. Aku minta kamu jangan deket-deket sama dia" ada rasa kebahagiaan di hati Oliver setelah mendapat jawaban polos yang keluar dari bibir Karen.

"Emang kenapa?" Tanya Karen dengan polosnya.

"Turuti aja apa yang aku minta" Oliver tidak suka melihat Karen dekat dengan pria manapun kecuali dengannya.

Karen pun hanya mengangguk pasrah. Ia tidak mengerti apa maksud Oliver menyuruhnya untuk menjauhi Daffa. Padahal ia hanya teman saja dengan Daffa.

"Makasih, sayang" ucap Oliver mengelus kepala Karen dengan sebelah tangannya. Sebelahnya lagi ia gunakan mengendarai mobil.

**

Mereka sampai di salah satu restoran. Mereka pun duduk di bangku yang disediakan restoran.

"Kamu pesan apa?" Tanya Oliver pada Karen.

"Hmm disini gak ada seafood tapi it's okey, aku mau steak aja" jawab Karen setelah melihat menu. Tidak ada makanan kesukaannya, tapi tidak apa-apa setidaknya masih ada makanan yang Karen doyan.

Oliver pun langsung memanggil waitress untuk memesan menunya dan Karen. Setelah waitress tersebut mencatat seluruh pesanannya, waitress tersebut permisi ke dapur.

Tak lama kemudian, pesanan mereka datang. Dan mereka pun menyantap makanan yang disajikan.

"Wait, Oliver. Kamu suka sayur?" Tanya Karen setelah melihat makanan yang dipesan Oliver penuh dengan sayur.

"Aku vegetarian" sahut Oliver.

"Jarang banget orang yang suka sayur.." Ucap Karen. Zaman sekarang memang sulit menemukan orang yang suka sayur, kebanyakan orang memilih makanan cepat saji dan praktis. Karen menemukan satu fakta tentang Oliver.

"Memang. Tapi aku suka segala macam sayuran. Lagipula sayur itu sehat" mereka pun mulai menyantap makanan mereka.

Dalam diam, sesekali Oliver melirik Karen yang sedang makan. Sungguh pemandangan didepannya membuatnya tak nafsu makan. Melihat Karen makan, ia pun sudah merasa kenyang.

"Kamu mau?" Tawar Karen setelah mengetahui bahwa Oliver memperhatikannya.

"Suapin dong" sahut Oliver dengan manjanya.

"Dasar anak kecil!" Karen pun memotong sedikit steaknya dan memasukkan kedalam mulut Oliver.
Oliver terkekeh mendengar gerutuan kecil yang keluar dari mulut Karen.

"Makasih, sayang" ucap Oliver menerima suapan Karen. Seperti ini aja ia sudah senang, bagaimana nanti kalau ia dan Karen resmi menikah.

"Sayang, ada apa dibibirmu" Oliver mengusap lembut sisa saus steak yang berada diujung sudut bibir Karen.

Karen pun terkejut dengan sentuhan Oliver dibibirnya. Ia pun dengan tak sengaja menatap Oliver. Oliver tersenyum dan terus mengusap bibir lembut Karen. Karen serasa dihipnotis oleh mata biru Oliver.

"Makannya pelan-pelan, sayang" ucap Oliver setelah membersihkan bibir Karen. Oliver senang sekali melihat wajah terkejut Karen apalagi ditatap Karen dengan intens.

Karen pun mengangguk dan melanjutkan makannya lagi.

**

"Ren, lo utang penjelasan sama gue!" Ucap Melly pada Karen yang baru saja datang sehabis makan siang bersama Oliver.

"Penjelasan apa sih Mel?" Karen berbalik tanya pada Melly.

"Kok lo gak cerita kalau lo lagi deket sama cowok?" Ucap Melly meminta penjelasan. Biasanya Karen selalu curhat dengannya.

"Aduh ceritanya panjang. Males ceritainnya" sahut Karen malas.

"Ceritain aja, Karen ku tercintah. Biasanya lo selalu curhat sama gue" Melly tetap kekeuh meminta penjelasan pada Karen.

"Huh! Iya iya gue ceritain. Tapi lo jangan potong cerita gue" ancam Karen. Melly pun tersenyum senang.

"Oke" sahut Melly dan siap mendengar cerita Karen.

"Jadi, gue itu intinya dijodohin sama dia. Sebelum tahu kalau gue dijodohin sama dia, gue pernah ketemu dia. Gue nabrak mobilnya yang lagi diparkir di pinggir jalan. Karena gue lagi kesal sama ortu gue jadinya gue gak fokus nyetir. Terus dia marah dan minta ganti rugi. Setelah gue ganti rugi, malamnya ortu gue bilang gue dijodohin lagi sama anak teman mama. Gue terima aja karena gue gak tega. Dan ternyata, orang yang dijodohin sama gue itu dia. Gue kaget banget sumpah!" Cerita Karen panjang lebar.

"Lo beruntung banget Ren dijodohin sama bule ganteng" celetuk Melly.

"Tapi dia itu ngeselin banget. Asal lo tau, dia protektif banget"

"Tapi gue yakin, lo bisa bahagia sama dia. Gue lihat, kayaknya dia mulai suka sama lo" Melly melihat dengan jelas dari mata Oliver bahwa Oliver menyukai Karen. Dan ia juga melihat pada saat Daffa menyapa Karen, bagaimana sikap posesifnya Oliver yang tak mau Karen berdekatan dengan pria lain.

"Gak tau deh, Mel" Karen mengangkat bahunya cuek.

**

To be continue ...

Continue Reading

You'll Also Like

10.8M 914K 63
MENIKAHI SULTAN KAYA RAYA๐Ÿ’ธ Salah satu cara agar cepat menjadi kaya dengan cara yang instan adalah dengan mendapatkan suami yang kaya. Itulah impian...
116K 10.7K 45
Seri ketiga dari The Trisdiantoro's Love Story "Kalau matahari saja bukan satu-satunya bintang di alam, seharusnya kamu juga bukan satu-satunya perem...
25M 2.5M 73
Bagaimana perasaan kalian jika dijodohkan dengan seseorang yang tidak masuk kedalam kriteria pasangan impian kalian? itulah yang Zara rasakan. Namany...
404K 48K 49
(SEQUEL FROM TOGETHER WITH YOU) Alexander Philip Penwood, Earl Of Kent jatuh cinta pada seorang wanita yang hanya ditemuinya waktu ia bersekolah di E...