FANUT

By Syiini

144 10 0

Disini semua kisahku akan dimulai. Cinta?Biarku jelaskan jalan cintaku yang sesungguhnya. Cintaku takseindah... More

BAB:2

BAB 1.

92 6 0
By Syiini

FANUT.
Ketika hati berkata ia kita takbisa berbuat karna semua telah berkata.

***
  Sekolah adalah istana bagi para siswa untuk mengabdikan diri mencari ilmu tinggi-tinggi,semua berlomba ingin menjadi pintar dan membanggakan orang tua mereka tapi sebagian besar cuman ingin mendapatkan muka dan pujian.

"Aiiiyy .. maaa…mamaaa?!"

Sial.
Bingo!

"Maaa, kenapa mama gak bangunin aku sihh, aku kan sekarang masuk sekola. Mana sekola baru. Lahh pokonya mama nyebelin gak ngingetin aku.!"

Siny terus saja menggerutu,saat dia bangun tidur ia tak sengajak melirik jam yang menggantung diatas pintu 07:05 . Syok?jangan ditanya lagi.itu tentu.

Siny langsung terperanjat dan pergi kekamar mandi walau sempat beberapa kali kakinya kesandung dan meginjak-injak barang yang berceceran dilantai akibat ulahnya. Siny memang sedikit ceroboh, bahkan bicarapun suka gak jelas,dari 1-10 Siny hanya akan dipandang 5poin.

Mandipun secepat kilat, biasanya membutuhkan waktu 1jamsetengan. Karna ini lagi keadaa mendadak dan darurat akut Siny cuman cuci muka,dan gosok gigi di selangi buang hajat. Memakai baju putih abu secara acakan, untung baju udah di siapin mamah,jadi siny tak harus repot karna ini sudah lebih dari repot.

"Siapa suruh kaka tidur malem hemm?. Tadi mama udah ketuk pintu, kakanya aja yang gak bangun-bangun"

Mamah Ani melengos pergi kedapur, tak lama kemudia kembali membawa Sereal dan segelas susu.

" Kakak sih kalo tidur kaya bangkek. Susah di bangunin. Kadang ni yah aku suka heran, kakak tuh tidur atau mati sebenernya?." Serobot sang adik Rossa. Siny memelototkan matanya dan mengigit sendok sepeti tak terima dengan pertanyaan sang adik.

"Kan kakak ngantuk dek. Ya wajarlah gak bisa diganggu,kan butuh istirahat juga. Ya'kan Mah?."

"Ya gak gitu juga kaka cantikskuh. Adek mau bangunin kakak suka kakak tendang atau di lempar bantal, kan gak bagus."

Sarapan di'iringin perdebatan kecil. Memang Siny orangya agak kebo,suka bergadang pula. Bahkan ini bukan kali pertamaya Rossa mengadu. Karna ini bukan Aib Siny lagi.

Mamah Ani hanya tersenyum medengarkan celotehan anaknya, mamah Ani gak pernah marah-marah kepada putri-putrinya, justru ia bangga kepada sang-anak. Karna secara tidak langsung itu adalah bentuk keperihatian adik pada kakak.

Mamah Ani Tersenyum dan berjalan menghampiri anaknya. Ia berdiri dan membungkukan badan , mengelus kepala Siny dan Rossa dengan secara bergantian. Memadangnya secara bergantian,senyumnya semakin berkembang.

"Sudah Adek gak salah. Kakak juga gak salah. Kakanya aja nanti tidur jangan kemaleman supaya adek kaka yang cantik ini gak ngambek lagi. Nah sekarang pergi sekolah gihh. Adek pergi sama Teteh aja."

"Kakak mau berangkat sekarang?. Mau di anterin atau mau berangkat sendiri?"

Rossa pamit sama Mamah Ani letika melihat Sosok Teteh melambay'kan tanganya didepan pintu.

"Sendiri aja mah gakpapa. Bus atau taksi masih adakan ma?. Ohya Itu Teh Alin mau kemana?"

"Mau kerumah A'Hasbi ka. Tadi Malem A'a pulang nyuruh Teteh kesana." Balas Mamah Ani.Berjalan dan membereskan Mangkuk yang berada di meja makan dan membawanya ke dapur.

"Ohhh. A'a udah pulang. Nanti main ah kesana. Mahhh, ini emang harus yaa pake Rok panjang?" Tanya Siny mengangkat Rok Abu yang ia kenakan. Mamah Ani mengangukan kepala sebagai jawaban.

"Tapi kok bajunya lengan pendek mah?"

"Emang kakak mau pake baju lengan panjang?"

"Ya gamau sih mahh. Udah gini aja deh. Keliatan kerenn." Jawab Siny Mengacungkan kedua jempolnya. Mama hanya menggelengkan kepala melihat prilaku Putri ke'2nya.

Jam sudah menunjukan pukul 07:35 sebetar lagi bel masuk dan Siny masih Stay Here! memang benar siny minta di gantung di Atas tiang Bendera .ckckxk

"Yaampunn mahh aku telat, yaelahh mamah gak ngasih tau aku lagi? Aku berangkat dulu mah, Assalamu'alaikum." Katanya. Menyalimi tangan mama dan lari terbirit-birit.

---

Harusnya Siny bangun jam Setengah lima supaya tidak kesiangan. Tapi namanya bukan Siny kalau tanpa telat. walaupun benar adanya bangun jam 5 siny suka shalat subuh dan kembali tidur dan hasilnya kebablasan seperti sekarang.

Ia tak perduli dengan rambut panjang sebahu'nya yang susah payah iya sisir demi sedemikian rupa sudah kusut amuradul awukan. Siny berhenti berlari dan menstabilkan napasnya yang tersengal-senggal,meletakan tangan diatas dada dan menepuk-nempuk sampai ia terbatuk.

"Angkot mana? Gak ada.
Bus? Udah berangkat.
Taksi? Ya taksi taksi!" Katanya sambil menjentikan jari.

Siny mengeluarkan Smartphone dan menghubungi taksi. Baru beberapa detik panggilan terhubung ia memutuskanya secara sepihak.

"Buat apa ngubungin taksi. Mending ngubungin mama aja kan gak ribet sama praktis lagi gak pake nunggu, bonusnya uang jajan awet" Cengirnya memamerkan gigi yang putih dan di hiasi behel.

Tak menunggu lama telpon sudah terhubung.

"Asalamu'akaikum"

"Mahh.mamah. antrin aku yayaya. Ini gak ada kendaraan mah sumpah,kaka gak boong. Tadinya mau manggil taksi tapi kalo di pikir-pikir sayang ngamburin duit. Nungguin angkot gak ada. . Apalagi bus pasti udah pada brangkat. Gimana dong mah? Kan tadi mamah nawarin yah katanya mau nganter? Aku gak jadi nolak mah, mubajir rejeki di tolak hehehe."

"Udah kaka ngomongnya?. Bukan jawab salam duli malah nyerocos kaya bebek"

"Ehehhe. Maaf napa maa. Walikumsalam mama canteks. jadi jemput'kan mahh? Sumpah ini gak ada kendaraan" jawab siny, melengok kanan kiri serta menyelipkan anak rambutnya ke belakang telinga.

"Aduh ka gimana? Tadi'kan kaka bilangnya berangkat sendiri .tadi temen mama nlpon katanya mau ngadain Arisan. gimana dong sayang mama gak bisa nganter. Soalnya gak enak kalo nolak. Gini deh mama panggilin taksi deh. tenang ongkosnya mama bayarin sayang"

"Yaudah mah gakpapa. Aku tutupnya itu ada angkot hehee." Panggilan'pun terputus .

Sebenernya angkot itu gak ada, Siny'nya aja bohong gak mau nganggu acara mama'nya. Biarkanlah untuk saat ini Siny jalan kaki,iya jalan kaki gak ada pilihan lain selain jalan kaki. Untung Siny tau jalan ke sekolah, kalau tidak beribu-ribu sial telah datang hari ini. Kalau tau gini akibatnya, Siny akan minta anterin Teteh dan gak bakalan nolak tawaran mama.

Dengan semangat 10% dan ogah-ogahan Siny melangkahkan kakinya. Sekali-kali menendang batu kerikil yang ada di jalan. Gerutuan tak laput mengiringi langkah kaki yang terlihat malas. Kalau orang liat pasti bakal bilang "woyyy lo mau sekolah apa belum sarapan? Jalan Kok kaya Jombi"

Dan Siny dalam hati bersumpah akan bangun lebih pagi dari tadi si jam 7. Angka terkutuk dan sialan ituh. Dalam hati siny berdecih.

Langkah demi langkah telah Siny lewati, Tinggal di kota Bandung bukan sesuatu yang buruk, justru ini kebaikan untuk diri sendiri maupun orang lain. Setiap pagi tidak terlalu macet, tidak banyak asap volusi, udaranya cukup asri dan segar walaupun sedikit dingin sih. Bedahalnya dengan Jakarta, pagi-siang-malam Keramaian enggan untuk berhenti, volusi dimana-mana, dan satu lagi nilai minus (-) Jakarta itu anak-anaknya terlalu bebas. Pergaulan yang buruk bukan sesuatu yang asing lagi dikota itu, bahkan pemerkosaanpun sudah marak terjadi.

Perasaan Siny menjadi tak enak. Entahlah ia merasa ada sesuatu yang asing mengikutinya. Siny terus saja melangkahkan kaki jenjangnya dengan acuk, barangkali itu cuman perasaanya saja, iya tadi Siny hanya beramsumsi saja tidak ada mengatakan ada yang mengikutinya.

Tak lama kemudian motor berhenti percis di samping siny. Hampir saja ia mengumpat dan mengeluarkan kata-kata mutiaranya, Siny sempat menghentikan langkahnya dan menunduk dalam-dalam.

"Gila banget ini motor. Gak liat apa ada orang? Maen berhenti seenak kepalanya. Woyy lo mau bunuh gue heh? Lo kira ni jalanan punya bonyok lo? Cihhhh." Siny mengurungkan Niat berteriak didepan helm si pengendara. Buat apa dia menghabis waktu sia-sia untuk seseorang yang gak penting dan membuat Moodnya tambah kesal dan itu naik beberapa Oktaf?… Masa bodoh!! Siny melanjutkan langkahnya sangsempat terhenti dan pengacuhkan si pengendara gila itu.

Tapi aneh,bukanya motor ituh melaju dan melewati siny justru motor itu malah menyamakan kecepatanya dan mengsejajarkanya disamping siny. kesal? Tentu saja kesal, bahkan sangat sangat kesal. Dia tidak tau apah itu sangat mengganggu Siny?
Siny menundukan kepalanya dalam-dalam. Sesekali ia melihat ban motor yang di kendarakan oleh seorang laki-laki dengan ekor matanya. Siny semankin mengencangkan peganganya pada tali ransel yang ia kenalan sampai berkeringat.

"Naikkk!…"

Hah

Itu bukan sebuah pertanyaan tapi itu adalah perintah. Bukanya Aku yang harusnya memerintahkan dia untuk tidak menguntit ku? Apaan ini?. Gerutu siny dalam hati.

Siny tidak peduli dan melanjutkan langkahnya. "Saya bilang N.A.I.K!". Ucap si pemuda dengan penuh penekanan di akhir kata.

Siny menghentikan langkahnya dan membalikan kepalanya exsatis penuh kesinisan, memandang sadis dan memicingkan mata kucing yang ia miliki. "Lo sapah sihh?!"

"Gak penting saya siapa. Sekarang kamu naik!"

"Gak mau!!… gue gak kenal sama lo!"

"Mau bangetyahh kenalan sama saya?." Balas si pemuda melipat tanganya diatas dada.

"Hah.?"

Sipemuda turun dari motornya dan menarik tangan Siny lembut. Siny hanya bisa diam dan menuruti. Apa-apaan dia?sungguh tidak sopan!!

"Heyy…Heyy…Heyy. Gue mau dibawa kemana? Jangan bilang lo mau nyulik gue dan dan lalu ngejual gue keluar negri?" Tuduh Siny menunjuk-nunjuk sipemuda.

"Saya masih punya uang banyak. Walaupun saya punya niat menjual kamu, belum tentu ada pembeli yang mau membeli kamu" jawab si pemuda sekaktis. Siny dibuat geram olehnya. Dia berhasil membuat mood siny memburuk berlipat-lipat. Siny menekuk wajahnya cemberut.

"Untung saya bawa Helm 2 jadi bisa kamu pakai satu . Nih kamu pakai sendiri!"

Harus banget yah nurutin sama ini cowo?

"Cekk. Lama!" Dan sipemuda itu memasangkah Helm kekepala siny, dan tidak mempedulikan reaksi siny dan itu sukses membuat Mata kucing Siny membulai sempurna.

Pemuda itu menghidupkan mesin dan menjalankan motornya diatas kecepatan rata-rata. Bahkan Siny tidak menyadari kalau dia sudah duduk manis dibelakan sipemuda sialan ini yang sudah buat moodnya memburuk dan mendekap ransel sipemuda itu dengan erat.

Siny melirik jam yang melingkar ditangan kanan 07:55. Siny menjerit tertahan. 5 menit lagi masuk dan dia belum menempuh dari setengah perjalanan! Bagus sekali! Anak baru dan kesiangan lalu di hukum dan nanti di omongin sana-sini dan di pasti ia bakalan diCap Anak baru belagu. Siny tidak mau, ia benar-benar tidak mau.

Siny terus saja berpikiran tidak-tidak,apalagi nemikirkan kejadian-kejadian buruk yang akan menghampirinya. Waktu terasa cepat berlalu dan ini tinggal 3Menit lagi.

"Tuhann tolong putar lagi jamnya jadi jam 7 Pliss tuhann. Kalo sekarang jadi jam 7 aku janji deh bakalan bangun lebih pagi sama getol shalat subuhh pliss tuhann." Doa Siny dalam hati. Dan itu asli sangat konyol.

Dengan perasaan gak enak dan mengesampingkan rasa malu Siny menepuk pundak sipemuda itu. "Mass…Mass…Eh kak…kaka?" Dan disini dei asumsikan kalo Siny benar-benar tolol.

"Hemm"

Walupun jawabanya singkat dan di iringi angin yang melambai-lambaikan wajah Siny, Siny masih bisa mendengarnya.

"Bisa dipercepat gak? Ini tuh tinggal 3 menitt."

"Tenang saja kita akan sampai tepat waktu." Balasnya dengan kalem.

Tidak adalagi percakapan diantara mereka berdua. Mereka memilih diam membisu dan menikmati hiporia didalam pikiranya. Sekali-kaki Siny menarik Nafasnya dengan berat, dalam hati Siny menobatkan bahwa hari ini adalah hari paling buruk sedunia.

Dalam kebisuan Sipemuda terus saja memandang wajah Siny melalui kaca sepion. Bukan! Bahkan dari pertama kali melihatnya dia sudah memperhatikan Siny dengan Intenz. Untuk pertama kalinya Sipemuda tersenyum, senyuman seceran matahari. Sun.

Beberapa menit kemudia mereka berhenti didepan gerbang yang telah ditutup ralat okeh satpam.
"Yahhhh" Keluh Siny memecahkan keheningan yang meliputi mereka.

"Tenang. Pakk… Pak Antoo…"
Taklama menunggu sosok pria tua berseragam putih biru yang menandakan dia satpam disini, menyembukkan wajahnya di balik kaca pos.

"Tolong buka pak!. Saya mau masuk!" Lanjut sipemuda.

"Enak aja. Kalian sudah telat mau masuk. Tunggu disini saya lapor dulu sama Ibu.Elah kalo kalian kesiangan!"

Perasaan Siny jadi cemas dan tanpa sadar meremas bahu sipemuda itu. "Gimana ni ka?? Masa gue anak baru udah dapat pandangan jelek. Gue gak mau!" Air mengenang dipelupuk mata.

"Manaa? Katanya kita bakalan datang telat waktu. Lo boong. Gue aduin mama baru tau rasa lo.!" Suaranya bergetar menahan tangis.

Sipemuda mengelus lengannya dengan lembut dan melepaskan tangan Siny yang berada dipundaknya. Kalo boleh jujur, sipemuda merasakan sakit karna remasan Siny terlalu kuat. Ia turun dari motor dan menghampiri satpan. Siny tak mengalihkan pandanganya dari sipemuda dan matanya melotot sempurna ketia dia melihat sipemuda memberikan sebungkus Rokok pada satpan. Pak Anto mencengir dan mengacungkan kedua jempolnya. Taklama kemudia Gerbang terbuka dan Siny mendesah lega karna Hal itu.

"Kaka tadi bilang apa sama Pak Anto?" Rasa penasaran mendominasi hati untuk menanyakan pembisaan antara dia dan Pak Anto.

"Gak adapapa. Nah sekarang kamu masuk. Beberapa menit lagi Buk Elah kesini meminta catatan siapa aja orang yang udah ngelanggal aturan. Tenang kita gak ditulisin kok. Gih kamu kekelas." Sipemuda itu melepas Hlemnya dan membalikan badan melihat Siny yang masih duduk di belakangnya.

Sipemuda mengangkat alisnya heran. "Gak mau turun? Mau digendong?." Tanyanya dengan jahil. Siny merasakan pipinya memanas.

Ia tidak munafik bahwa lelaki yang ada di depanya sangatlah tampan. Hidungnya mancung, alisnya tak terlalu tebal,bibirnya merah dan Siny paling suka dengan matanya Hezel. Dan pandanganya itu tajam. Aku suka.

Sangat jauh dengan kombinadi wajah Siny yang bulat,idung tidak mancung,bibir sedikit tebal dan mata Siny sangat hitam pekat serta sipit. yang menjadi pertanyaan sekarang kenapa Siny membandingkan dirinya dengan dia?… Adaapa ini?

"Ehh... emm iya kak. Makasih udah mau numpagin gue hehe." Siny turun dari motor sipemuda "Mari kak duluan!" Lanjut Siny, mengayuhkan kaki.

"Ehhh…ehh. Itu helmnya mau dibawa?" Tanya sipemuda dan berlari kecil menghampiri Siny.

"Ehh" Sipemuda melepaskan Helm yang dikenakan siny dan mengacar-ngacak rambut siny gemas. Siny hanya bisa mematung melihat senyuman pemuda itu. Senyuman yang dapat mempertambah tampan. Tolong Siny bisa pingsan mandangin senyuman semanis ini.

"kaka gak masuk? " tanya Siny untuk menutupi kecangungan yang ada dihati.

Sipemuda tersenyum dan menjawab "Gak. Mau kekantin dulu sebentar"

"Mau ngapain? Bukanya belum istirahat?"

"Saya mau beli Rokok"

What the ……

Pemuda itu membalikan badan dan melambay "Saya duluan. Ini hari Selasa bukan hari Senin jadi lain kali kamu jangan terlalu parno." Katanya dan kembali melangkahkan kaki tearah motornya dan berjalan kembali.

Mulut Siny juga masih belum tetutup. Dia terkejut mendengarkan pemuda itu mau membeli Rokok. Bukanya ini wilayah SMA dan itu tidak diperbolehkanya merokok? Siny menggelengkan kepalanya perihatin, muka kaya alim gituh dan gak ada tampang kriminalnya adalah Anak Nakal? Sungguh sulit dipercaya. Ditambahlagi dia telah menolong dirinya. Sulit di percaya bukan?

Siny membalikan badan dan meneruskan langkah yang sempat terhenti. Sekali lagi Siny Membalikan badan berniat melihatnya sekali lagi. Entah kebetulan atau apa, pemuda itu juga sedang melihatnya dan tersenyum. Sampai seseorang ada yang memanggil.

"Fadlan!"

Fadlan??

---------------

12/08/16

Continue Reading

You'll Also Like

RAYDEN By onel

Teen Fiction

3.7M 226K 68
[Follow dulu, agar chapter terbaru muncul] "If not with u, then not with anyone." Alora tidak menyangka jika kedatangan Alora di rumah temannya akan...
5.2M 383K 54
❗Part terbaru akan muncul kalau kalian sudah follow ❗ Hazel Auristela, perempuan cantik yang hobi membuat kue. Dia punya impian ingin memiliki toko k...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1.1M 64.1K 52
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
3.7M 176K 65
[SEBELUM BACA YUK FOLLOW DAN VOTE SETIAP CHAPTER SEBAGAI BENTUK PENGHARGAAN BUAT AUTHOR YANG CAPE CAPE MIKIR ALURNYA, YA WALAU MUNGKIN ADA YANG GAK M...