The Most Wanted [SUDAH TERBIT...

By meitiya_

4.4M 78K 2.2K

[TELAH DINOVELKAN] Mengisahkan seorang most wanted berwajah dingin yang entah darimana dia mempunyai perasaan... More

1
2
3
4
5
7
8
NOVEL TMW?
VOTE COVER
Novel TMW
OPEN PO NOVEL TMW
Pembelian Novel
OPEN PO LAGI!!

6

120K 7.9K 117
By meitiya_

Masa MOS yang dijalani Vanya sudah selesai sejak kemarin, kini Vanya tengah mencari letak kelasnya. Kelas 10 IPA 5 adalah kelas yang akan menjadi kelasnya sekarang. Vanya melihat-lihat sekelilingnya tapi dia tidak menemukan orang yang bisa dia tanyai.

"Hai Vanya?"

"Hai dek?"

"Kelas berapa dek?"

"Mau kakak anterin nggak dek?"

Vanya menatap orang-orang yang berpapasan dengannya itu bingung, tapi dia tetap mengulum senyum ramahnya. Vanya bingung, dari mana mereka tahu namanya? Apakah setenar itu dirinya saat baru masuk SMA?

"Eh?!" pekik Vanya saat tiba-tiba ada yang merangkul pundaknya.

"Pagi" sapa Vanno dengan mengedipkan sebelah matanya.

Vanya langsung menjauhkan tangan Vanno dari pundaknya, "Apaan deh sana jauhan!"

"Nggak boleh gitu sama pacar"

"Bodo amat"

"Nama lo siapa sih? Vani?" tanya Vanno bingung.

Vanya memutar kedua bola matanya malas, sudah 3 hari mereka berdua berpacaran tapi Vanno dengang leletnya tidak menghafal nama pacarnya sendiri.

"Nama gue Vanya you know!" sewot Vanya, gadis itu langsung meninggalkan Vanno.

"Oh Vanya, eh tunggu" teriak Vanno saat melihat pacarnya itu meninggalkannya begitu saja.

Saat Vanno berlari banyak yang melihatnya takjub, jarang-jarang seorang Vanno mau meneriaki perempuan.

"Eh itu pacarnya Vanno?"

"Anjirr patah hati gue"

"Kak Vanno aku padamu"

"Cantikan juga gue!"

Cibiran-cibiran yang didengar Vanya semakin membuatnya kesal setengah modar. Ini semua gara-gara kak Vanno!, batin Vanya geram.

Kalau saja laki-laki itu tidak mengklaim dia sebagai pacar mungkin Vanya sekarang malah menikmati masa-masa kejombloannya dengan menatap kakak kelas cogannya. Tapi entah karena beruntung atau bagaimana, Vanya bisa berpacaran dengan salah satu idola di sekolahnya.

"Lo kira ini film india apa? Pakek lari-larian segala?!" Vanno menahan tangan Vanya.

"Gak usah pegang-pegang!"

"Kenapa nggak boleh? Lo kan cewe gue" tanya Vanno.

"Harusnya lo tuh seneng bisa pacaran sama gue" lanjut Vanno dengan pedenya.

"Idih, gue pacaran sama situ adalah suatu musibah" celetuk Vanya.

Tanpa banyak bicaran Vanno langsung mencium pipi kanan Vanya, sehingga gadis itu diam mematung.

"Anjir gila parah! Vanno ngegas anak orang!" Lano berteriak histeris ketika melihat kelakuan sahabatnya itu.

"Kaget bego!" Cello mengelus dadanya. Lano hanya nyengir watdos.

"Aelah lebay lo nyet!" celetuk Lano.

"Van lo sama dia ada anu ya?" tanya Davin dengan menepuk pundak Vanno pelan.

"Bacot!" ucap Vanno.

Vanya menatap jengkel kakak kelasnya yang sudah seenaknya menciumnya dan juga melarang orang yang dekat-dekat dengan dia. Tanpa banyak omong Vanya pergi kekelasnya dengan wajah sebal.

Setelah perginya Vanya dari hadapan Vanno dkk. Kini nampakkya Vanno mendapatkan tatapan tanya dari ketiga sahabatnya, lo-hutang-penjelasan!. Ya kira-kira arti tatapan dari Cello, Lano, dan Davin seperti itu.

"Nanti gue jelasin!" jawab Vanno saat melihat wajah memelas ketiga sahabatnya.

"Peka juga dia" canda Lano.

Dan kini keempat orang itu berjalan meninggalkan koridor kelas 10.

*****

Kelas 12 IPA 1 merupakan kelas yang paling disegani setiap murid di SMA Pelita. Karena bukan hanya kepintaran tapi juga didalam kelas itu dihuni oleh para cogan SMA Pelita. Jadi murid mana yang tidak tahu dengan penghuni didalamnya?.

Anak sekolah lain saja juga mengenalnya, karena Vanno termasuk anak basket. Bahkan ketua basket di sekolah itu. Pantas saja Vanno dan yang lainnya digilai, bukan hanya ketampan tapi otak dan juga bakat mereka sepadan.

"Van Van katanya lo mau cerita?" Lano berbalik menghadap kearah Vanno.

Vanno menaikkan alisnya, "Apaan?"

"Yang tadi. Lo sama adek kelas" tutur Lano.

"Dia pacar gue" tenang dan santai saat Vanno menjelaskannya. Seakan-akan Vanno hanya bilang kebelet boker.

"HA?!" teriak Lano spontan. Sehingga Davin dan Cello yang tertidur langsung terjaga. Bu Sum yang mendengar keributan langsung berdiri dari duduknya.

"Suara apa tadi?!" tanya Bu Sum.

"Suara semut bu!" jawab Lano asal karena sangking gugupnya.

Vanno yang mendengarnya hanya menggeleng pasrah, Nih anak gobloknya parah. Nanti anaknya gimana ya?. Batin Vanno.

"Semut mana ada suaranya?! Kalau mau ngeles yang pinter dong!" Bu Sum menatap Lano tajam.

Lano langsung menelan ludahnya susah payah. Rasanya dia ingin lenyap dihadapan guru galak itu. "Mampus gue"

"Sekarang kamu bersihin toilet!" seru Bu Sum.

"Ha?!"

"Kenapa kurang? Oke saya---" Lano langsung menyetop ucapan gurunya itu.

"Saya tahu bu. Udah itu ajakan?"

"Iya. Sana kamu keluar!" ketus Bu Sum.

Lano mendumal kesal, "Tahu gini gue nggak usah jawab tadi"

"Sudah sana cepat!"

"Iya-iya bu!"

Lano berjalan keluar dari kelasnya dengan sebal. Saat melewati guru itu Lano menatapnya sinis. Ingin rasanya dia mencakar guru itu, tapi dia ingat baru kemarin dia potong kuku.

"Ingat Lano, toilet perempuan ya!" teriak Bu Sum dari dalam kelas.

"Astagfirullah" Lano geleng-geleng kepala.

Ketiga temannya hanya cekikikan tapi Vanno dia hanya menaikkan alisnya.

"Emang lo tadi Lano ngapain sih Van?" tanya Cello kepo.

"Dia nanya ada hubungan apa gue sama adek kelas" jawab Vanno cuek.

"Terus lo jawab apaan?" kini Davin menatapnya tak kalah kepo.

"She's mine!" jawab Vanno cuek bebek. Tapi Davin dan Cello melot kaget saat mendengar hal itu.

"ANJIRR!" terik Davin dan Cello kaget.

"SUARA APA LAGI ITU?!" tanya Bu Sum marah.

Davin dan Cello diam ketika dia tahu bahwa suaranya itu membuat singa betina dikelasnya itu terbangun.

"Davin sama Cello bu" adu sang ketua kelas membuat kedua cowo tadi melotot.

"Davin, Cello! Ada apa kalian teriak-teriak?!" Bu Sum bersedekap dada.

"Ada cicak kawin bu" jawab Davin asal.

"Ada cupang terbang" jawab Cello asal.

"Kalian ternyata pengen ibu hukum ya!" Bu Sum berjalan kearah tengah kelas.

"Engg---" bantahan Davin terhenti ketika dia mendapat hukuman yang memilukan.

"Kalian saya hukum bersihkan toilet perempuan!" tidak ada bantahan lagi. Padahal mereka tahu toilet perempuan itu adalah tempat teramai setelah kantin di sekolah itu. Bukan hanya toiltenya yang bagus tapi kaca besar menjadikan tempat itu menjadi spog foto anak cewe. Katanya sih biar kekinian.

"Vanno kamu juga!" seru guru itu.

Vanno yany sejak tadi menahan tawanya kini melotot kearah guru itu, "Kok saya juga?!" tanya Vanno tidak terima.

"Karena sumber keributan dari kamu!"

"Udahlah Van terima aja. Sekali-sekali nggak usah pelajaran" senyum jahat tersungging dibibir Davin.

"Pinter lo"

"Iya dong"

Tanpa banyak bicara Vanno dan yang lainnya pergi meninggalkan gurunya dengan wajah marah. Muridnya itu memang sangat menguras emosinya sejak jam pelajaran pertamanya.

"Untung Nata di kelas sebelah" hela nafas lega dari Bu Sum ketika mengingat muridnya yant satu itu terpisah dari sekawanan perusuh.

****

Vote komen yaaa...

Continue Reading

You'll Also Like

Tempat Terakhir By -

Teen Fiction

496K 20.8K 21
Berawal dari sebutan 'Bunda' dan berlanjut hingga menjadi 'Bunda' yang sesungguhnya. Sekilas kehidupan Qila sangat terdengar hebat begitu juga dengan...
34.7M 1.1M 43
Sudah di terbitkan oleh penerbit Rainbookpublishing (FOLLOW SEBELUM BACA!) TERSEDIA DI SELURUH TOKO BUKU INDONESIA (offline maupun online) Rank #1 te...
733K 30.8K 82
Just Be Mine "Just stay here don't go"- a teen fiction by Natchadiary Alur kehidupan Nats, seorang model yang tengah menjadi perbincangan hangat rema...
140K 5.2K 100
[Kumpulan quotes] Hanya sebuah kata-kata yang bisa kutuliskan. Karena aku tak pandai mengungkapkan perasaan. Over all quotes by @Faulias Cover by @il...