The One And Only

Door Fionna_yona

51.3K 2.2K 35

Ketika tinggi tubuh begitu kentara... Ketika perbedaan umur yang cukup terasa... Ketika tiba-tiba jarak juga... Meer

Rutinitas
First Problem
Cafe
Dari Hati ke Hati
Father's love
Dufan Part 1
Dufan part 2
Karin Memory part 1
Karin Memory part 2
We're Back
The Bully Queen
Your Love
The Twins
She, Her Family and My Family
The Engagement
Pensi Zefandine and Galth
The Princess Voice
What do You Want?!
My Decision
The Past
Welcome to London
Me and My self
Hanya Memastikan...
Karina and Clarissa...
Johnstern Mansion
The End of Arthes corp.
The Wedding...
Jepang I'm Back
Happily Ever After
cuap-cuap author....

Hello Kai

1.4K 72 1
Door Fionna_yona

Usai kejadian Dufan hari itu aku dan Rey kembali berbaikan. Thanks to Erick now my boyfriends become more protective to me, tapi aku seneng kok. Hari ini hari terkahir sekolah setelah diumumkannya tanggal libur akhir semester satu yang berarti pembagian rapor. Seperti biasa papa dan mama datang ke sekolah untuk mengambil rapor dan aku lebih memilih memainkan ponsel baru yang papa belikan untukku, didepan ruang kelasku

"gila lo, duduk-duduk di bawah situ. Sini duduk sama gue di atas" ucap temanku, Reina dia teman baruku setelah teman lamaku memilih menghianatiku dan berpindah ke Australia dengan kedua orang tuanya.

"Selon aja sih Rei..."

"Rei? Heh gue itu cewek lo panggil gue kayak gitu bikin gue jadi kayak laki-laki tau!" Dia mendengus dan duduk disebelahku

"Ngapain lo duduk disini, sana duduk diatas aja, kan malu sama pangkat lo" ejekku dan dia hanya membalas dengan mencubit pipiku pelan

"Lo tuh yah..."

"Ih... Sakit tau dicubit, ntar gue kasih tau Rey loh" ancamku

"Kasih tau aja dia kan sepupu gue tercinta gak mungkin dia berani marahin gue" jawabannya sukses membuatku diam, benar juga dia ini anak dari bibinya Rey yang menikah dengan orang Jepang tulen yang secara kebetulan adalah teman baik papa waktu di anak-anak. Jadilah kami juga berteman. Reina Nishikyori anak ketiga dari keluarga Nishikyori, kakak pertamanya Miyu yang tak lain adalah kakak iparku, dan kakak keduanya adalah Zen Nishikyori. Ayahnya yang bernama Hiruma Nishikyori merupakan pemilik dari Shikyo co., perusahaan mereka bergerak di bidang perhotelan dan restaurant. Ibunya yang tak lain adalah bibinya Rey bernama Mira Ratna Dwipertiwi yang sekarang berganti nama menjadi Mira Nishikyori.

"Ma, gimana nilai Karin?" Aku segera berdiri dan menghampiri mama dan papa yang sudah berdiri di depan pintu kelasku

"Ojisan, obasan (paman, bibi)" Reina ikut berdiri dan menyapa kedua orangtuaku

"Hai, Reina" mamaku menyahut

"Ei, papamu mana?" Papa bukan menjawab malah sibuk menanyakan sohibnya. Belum juga Reina menjawab kedua orangtuanya datang menghampiri

"Waduh bakal lama ini mah, Ei" aku berbisik pada Ei, Ei sebenarnya adalah panggilan sayang aku untuk Reina yang diikuti oleh papa dan mamaku. Ei cuma mengangguk setuju

"Kabur yuk, ke kantin aja" ajaknya yang langsung aku respond dengan anggukkan kepalaku. Kami berdua segera berlari menjauhi papa dan mama yang sedang sibuk bernostaligia satu sama lain

"Huh gila salut gue sama bokap lo, kalo udah ketemu papa udah kayak beras sama karungnya susah dipisahin" ujarku ketika kami sampai di kantin

"Iya tuh, kan bosen gue nungguinnya, lo bosen gak sih ngedengerin cerita mereka pas jaman dulu masih SD?"

"Ya bosen la... Aw..." Aku meringis setelah bokongku sukses mencium lantai kantin dengan manisnya. Baru aku mau bersumpah serapah dan langsung ku telan bulat-bulat sumpah serapah itu karna kalian tau siapa yang ada didepanku ini?

"Are you okey?" God damn it Rey, orang yang menabrakku adalah Rey yang masih berbalut setelan kerja yang rapi serapi-rapinya

"Hai bro..." Panggil Ei pada Rey yang dijawab hai oleh Rey. Rey mengulurkan tangannya untuk membantu dengan senang hati aku menerima uluran tangan itu

"Itte..."gumamku ketika aku berhasil berdiri dengan sedikit tarikan dari tangan Rey. Upss, gumamanku terdengar oleh telinga Rey sepertinya. Dia langsung menggendongku dan mendudukan aku di salah satu kursi, disusul oleh Ei yang duduk di sebelahku

"Yang mana yang sakit" Rey berjongkok di depanku

"Gak apa kok mungkin hanya keseleo aja, nanti juga ilang"

"What? Keseleo? Karin please deh yah, lo kepentok meja aja udah ribut macem kaki lo di garet pisau macem mana bisa lo bilang keseleo bisa ilang?" Jerit Ei langsung kubalas dengan death glare manis dari ku. Ei langsung tersadar dan mengatupkan bibirnya

"Sumpah deh Rey, aku gak pa-pa ini mah bakal ilang dalam semenit" aku berusaha menghiburnya setelah aku melihat raut penuh penyesalan di matanya

"Kamu gak percaya?" Dia masih diam tidak menjawab. Aku langsung berdiri dan melompat bak kelinci didepannya demi membuat dia percaya "tuh gak apa kan?" Aku meyakinkannya meski aku sendiri merasakan sakit yang waw di pergelangan kakiku

"Iya aku percaya udah sini duduk" dia berdiri dan menarik aku untuk duduk kembali di kursiku

"Ei, aku belum tanya ini tapi kamu dapat ranking berapa?"

"Ei belum tau kak, orang belum sempet nanya tousan sama kaasan sudah keburu ketemu orangtua Ai..." Aku dan Ei langsung menghela nafas yang disambut oleh kikikkan dari Rey. Karna aku memanggil Reina dengan Ei maka dia memanggilku Ai, katanya biar mirip.

"Jadi kamu juga belum tau dong?" Rey bertanya padaku yang dijawab gelengan cantik kepalaku

"Rey..." Panggilku tiba-tiba "kok kamu ada disini? Bukannya kamu seharusnya kerja?"

"Hehehe... Aku belok dikit kesini buat liat my future wife" blush wajahku langsung terasa panas mendengar ucapan Rey

"Kamisama, kuatkan lah hamba ini" Ei tiba-tiba berujap membuat aku dan Rei menoleh kearahnya

"Kenapa kamu begitu?" Tanyaku

"Yah abisnya kalian, bisa-bisanya bermesraan disini, di depan aku yang sendirian" ucap Ei dengan nada dibuat-buat

"Oh, jadi aku gak dianggep gitu?!" Tubuh Ei langsung menegang sementara aku dan Rey tertawa terbahak-bahak

"K-kai..." Panggil Ei pelan

"Hm..." Kai langsung melingkarkan tangannya di sekitar leher Ei dan menyadarkan dagunya di kepala Ei

"Udah gak sendiri lagi kan Ei?" Godaku pada Ei yang wajahnya sudah seperti tomat "hai Kai" panggilku pada Kai

Kai adalah kekasih Ei usia mereka terpaut tiga tahun. Kai anak dari Shiryu Katajima dan Kaori Nogami, atau lebih tepatnya Kaori Katajima adalah kakak sepupuku, ayahnya adalah adik laki-laki semata wayang ayahku. Shiryu-jisan memegang anak perusahaan dari Kataji co. yang diberi nama Akuma corp.
Nama yang aneh itu komentar pertamaku saat mendengar nama perusahaan Shiryu-jisan di Jepang sana eh ternyata setelah aku tau apa yang dikerjakan oleh keluarga besar ayahku aku merasa tidak heran lagi dengan nama itu dan aku tidak pernah lagi mempertanyakan alasan ayahku tidak pernah membawaku ke negaranya.

"Kenapa kau disini? Bukannya kau harus kuliah?" Tanya Rey sinis

"Kau juga kenapa disini? Kaukan ada meeting dengan anak perusahaanmu" balsan dari Kai tidak kalah sinis dari Rey

"Ditanya malah balik tanya" aku mulai muak mendengar mereka adu sinis

"Stop...!" Aku membekap mulut mereka berdua. Ei hanya diam saja membiarkan aku membekap mulut kekasihnya itu

"Kalian hanya boleh menjawab pertanyaan aku dan Ei, ngerti?" Mereka mengangguk. "Kalo sampe kalian adu sinis lagi aku cubit kalian berdua, deal?" Mereka kembali mengangguk mengiyakan pertanyaanku aku melepaskan mereka

"Lo mau tanya apa Ei?" Tanyaku

"Gak ada aku tau kok kalo kampus Kai udah libur dari minggu kemarin, dia udah bilang ke aku" Ei membela Kai

"Nah, Rey, kamu kenapa gak kerja?"

"Well, i just want to see my future wife"

"Rey!"

"Okay, okay, aku mau kasih tau kamu besok pagi ada acara reuni universitas kamu ikut yah?"

"Oh ya udah aku ikut"

"Karin..." Papa memanggil kami berempat langsung melihat ke arah suara dan jreng...jreng...

"Hai uncle, aunty" sapa Rey pada arang tuaku dan orang tua Ei yang datang berbarengan

"Outou (ayah), okaa(ibu), ojisama(paman), obasama (bibi)" Kai juga menyapa mereka

"Eh Kai, kamu udah kesini aja" Mira-basan memeluk calon menantunya itu. Garis bawahi calon menantu karna Kai-nii memang sudah tunangan dengan Ei, hanya tinggal menunggu Ei selesai kuliah dan mereka akan menikah

Kai tiba-tiba mendekati papa dan membisikan sesuatu lalu papa dan Kai menjauh dari kami

Kai POV

"Jisama, otosama mengirim pesan" aku membisikan kalimat itu di telinga pamanku dan dia menyeretku jauh dari anak dan istrinya

"Ada apa?"

"Otōsama bilang, Sandaime (pemimpin ketiga) ingin bertemu dengan jisama dan basama, atau lebih tepatnya Karin. Lalu Ren-nii sudah mulai bisa mengurus urusan di Central corp."

"Jadi oyaji ingin aku pulang dengan Karin begitu?" Aku hanya mengangguk

"Keberadaan Kataji co. sudah mulai tercium oleh Nigasawa, otōsama meminta anda berhati-hati"

"Baiklah, besok saat Ren pulang aku akan tanyakan padanya"

"Ren-nii akan pulang? Lalu Aldy-nii juga?"

"Ya, mereka akan pulang dengan istri dan mungkin anak mereka" aku hanya mengangguk

"Aku akan kerumah Jisama kalau begitu" ōjisama hanya tersenyum

Ga verder met lezen

Dit interesseert je vast

707K 15.8K 7
Arjuna menikahi Ana atas perintah sang kakek, sekaligus melindungi hubungannya dengan Rena yang merupakan saudara tirinya. Namun, siapa sangka jika t...
767K 56K 33
Aneta Almeera. Seorang penulis novel legendaris yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwany...
2M 18.2K 4
Nayla Samira Huri Seorang janda yang diceraikan suaminya karena dianggap tidak bisa memberikan keturunan 12 tahun lalu. Setelah menjanda ia meninggal...
1.1M 42.1K 16
Dijodohin sama bule? Ini dia hari hari Kinsa berusaha lepas dari perjodohannya dengan bule yang masih keturunan keraton itu