Pieces of Heart [COMPLETED]

Par NinaMusIn

88.9K 2.2K 55

18+ WARNING BIJAKLAH DALAM MEMILIH BACAAN Buku kedua dari trilogi heart series Book I - Eye of Heart [COMPLE... Plus

Prolog
Part 1 : Pertemuan Masa Lalu (1)
Part 3 : Lamaran Masa Lalu
Part 4 : Keraguan Masa Lalu
Part 5 : Kekesalan Masa Lalu
Part 6 : Pertaruhan Masa Lalu
Part 7 : Keputusan Masa Lalu
Part 8 : Kunjungan Masa Lalu
Part 9 : Masalah di Masa Lalu
Part 10 : Malam Pertama [WARNING!!! 18++]
Part 11 : Tidak Terduga
Part 12 : Awal Malapetaka
Part 13 : Reunited
Part 14 : Penjelasan
Part 15 : Kabur
Part 16 : Lamaran (2)
Part 17 : Malam Pertama (2) [WARNING 18++]
Part 18 : Kebahagiaan dan Petaka yang Bersembunyi
Part 19 : Sweet Moment
Part 20 : Ancaman
Part 21 : Perangkap
Part 22 : Chaos, Catastrophe & Killer
Part 23 : Seharusnya Kupatahkan Kakimu
Part 24 : Kau Tidak Bisa Menipu Maut
Part 25 : Murka
Part 26 [END]
Epilog

Part 2 : Pertemuan Masa Lalu (2)

2.5K 107 1
Par NinaMusIn

Seorang pria terlihat berjalan dengan gelisah di sebuah lorong. Sesekali ia mengacak rambutnya dengan frustasi atau menggumamkan gerutuan tidak jelas. Meskipun ia mencoba melupakan masalah yang tengah menghampirinya masalah itu terus terngiang-ngiang dalam benaknya.

Saat ia menengadahkan kepalanya ia mendapati sesosok bidadari yang sedang terbang ke arahnya. Bidadari bermata biru gelap dengan rambut merah jahe yang bergelombang. Bidadari tersebut menuju ke arahnya dan pria itu telah menemukan solusi dari masalahnya. Ia merentangkan tangan dan bersiap menangkap bidadari tersebut.

---**---

"Lepaskan!" bentak Lily akhirnya.

Namun pria itu tidak juga bergeming. Dari reaksinya Lily tahu pria mesum ini tak akan mendengarkannya. Jadi Lily memutuskan memakai cara kasar. Salah pria itu sendiri tidak mendengarnya. Ia yang memaksa dirinya melakukan hal itu.

Lily menggeliat dengan lihai dan berhasil membuat celah. Tanpa basa basi Lily memanfaatkan celah yang ada dan segera menyikut tubuh pria itu tanpa ampun. Hasilnya tentu memuaskan, pria itu memekik kesakitan dan Lily menyeringai ke arahnya.

"Itu hadiah karena tidak mendengarkanku tuan," Lily bangkit dan segera berlalu pergi secepatnya dari tempat itu.

Pria itu tertegun untuk beberapa detik. "Gadis mengerikan. Dia berhasil membuatku kesakitan. Luar biasa," ucap pria itu sambil memegangi bagian tubuhnya yang kesakitan karena ulah Lily. Ia merintih sambil terkadang diselingi dengan senyumnya yang tak dapat diartikan.

Saat mencoba bangkit dia melihat sang bidadari menjatuhkan sepatu kacanya atau lebih tepatnya buku jurnal berwarna biru langit dengan ukiran-ukiran mengagumkan. Di sana tertera informasi yang cukup membantu pria itu mencari sang gadis.

"Sarah Azalea, hm?" gumamnya dengan senyum yang tidak bisa dijelaskan.

Pria itu menjinjing buku jurnal tersebut dan berlalu pergi menuju tempat yang menjadi tujuan barunya.

Sementara di tempat lain Lily sedang mengendap-endap mengawasi keadaan kelasnya. Dia benar-benar sudah terlambat. Mr. Kim telah berada di dalam kelas juga dan yang lebih menakutkan Sarah duduk dengan ekspresi yang Lily yakin bisa dikatakan sebagai marah besar.

Hadapi semuanya Lily! Kau harus berani! batin Lily sambil menepuk kedua pipinya.

Lily menarik napas panjang. Membusungkan dada dan mengambil langkah menuju kelasnya. Ia mengetuk pintu kelas yang otomatis membuat semua mata menatapnya.

"Sudah dua tahun masih belum menghapal kelasmu miss?" tanya Mr. Kim sambil menyilangkan kedua tangannya di dada.

Lily menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Maaf Mr. Kim, aku tidak bisa menahan panggilan alam," Lily memelankan suaranya, "aku benar-benar sulit meninggalkan toilet tadi."

Sontak kelas menjadi ramai. Mereka tidak bisa menahan tawa mendengar ucapan Lily. Lily memang nomor satu untuk urusan melawak.

"Yasudah, yasudah, cepat duduk di tempatmu," ucap Mr. Kim mengalah sambil mengibaskan-ngibaskan sebelah tangannya.

Lily membungkuk pelan lalu berjalan perlahan menuju bangku kosong di sebelah Sarah.

"Hebat sekali Ly," puji Sarah sarkastis.

Lily memasang tatapan memelas, "Maafkan aku Rah,"

"Lalu di mana buku jurnalku?"

"Apa?" tanya Lily bodoh.

Sarah menepuk keningnya, "Ya Tuhan."

Lily buru-buru menyadari kesalahannya. Pupil matanya melebar mengikuti perubahan mood Sarah yang semakin memburuk.

Ya Tuhan sepertinya aku menjatuhkannya saat tabrakan tadi.

Sarah memalingkan wajahnya dari Lily, ia tidak sanggup berkata-kata sedikitpun pada kembarannya itu. Padahal Lily tahu bahwa buku itu sangat penting untuknya.

Sepanjang pelajaran Sarah mendiamkan Lily seolah gadis itu tidak berada di tempat itu. Terkadang Lily mencoba mengajak Sarah berbicara tapi dia tidak menghiraukan Lily sama sekali.

Teng. Teng. Teng. Teng.

Mr. Kim menatap muridnya. "Pelajaran hari ini sudah selesai. Jangan lupa mengerjakan tugas yang saya berikan. Baiklah, silakan istirahat anak-anak." Mr. Kim mengambil barang bawaannya dan berlalu pergi dari kelas.

Anak-anak kelas memberi salam sebelum Mr. Kim meninggalkan tempat itu. Setelahnya mereka mulai bangkit dari kursi dan menuju arah teman masing-masing.

Lily mencegah Sarah yang hendak keluar dari kelas. "Maafkan aku Rah. Kumohon jangan acuhkan aku."

Saat Sarah hendak menjawab seseorang memanggil namanya.

"Apakah disini benar kelas Sarah Azalea?" tanya seorang murid laki-laki yang tiba-tiba masuk ke kelas. Salah seorang murid mengarahkan pemuda itu ke Sarah.

"Kau Sarah Azalea?" tanyanya memastikan.

Sarah mengangguk. "Iya, kenapa?"

"Mr. Merlin memanggilmu. Beliau menunggu di ruang guru."

"Siapa itu Mr. Merlin?"

"Guru baru. Ini hari pertamanya bekerja dan kelasku yang pertama diajarnya."

"Apa urusannya guru baru denganku?"

Pemuda itu mengangkat bahu. "Entahlah. Aku sudah menyampaikannya ya. Aku permisi."

Sarah menghela napas dan berjalan keluar. Saat Lily ingin mengikutinya ia malah mendapatkan pelototan sengit dari Sarah. Sontak Lily terdiam dan hanya bisa menyaksikan kepergian Sarah.

---**---

Sarah tiba di ruang guru dan masalahnya sekarang adalah ia tidak tahu yang mana Mr. Merlin.

"Permisi Sir, dimana Mr. Merlin?" Sarah mencegat guru yang kebetulan lewat di hadapannya.

"Ah dia? Tadi ada di sini tapi sepertinya sekarang entah kemana."

Sarah menaikkan sebelah alisnya. "Apa?"

"Memang ada urusan apa miss?"

"Katanya tadi ia memanggilku."

"Oh, jadi kau murid yang ia panggil. Tadi dia menitipkan pesan kalau ada murid yang mencarinya untuk membawakan barangnya ke auditorium." Guru tersebut menunjukkan jari telunjuknya ke sebuah tempat, "Itu mejanya. Katanya tolong bawakan tasnya ke auditorium."

"Terima kasih Sir." Sarah membungkukkan badan pelan dan menuju tempat yang diarahkan guru tadi.

Setengah jam kemudian ia telah sampai di auditorium dan menemukan ruang itu kosong. Sarah menggertakkan giginya. Sudah cukup Lily membuatnya kesal dan sekarang ia menghabiskan waktu istirahatnya dengan sia-sia.

Sarah menaruh barang yang ia bawa dan berbalik menuju pintu. Jika ia bertemu dengan orang itu ia akan membuat perhitungan padanya.

Saat hendak membuka pintu sebuah tangan terulur dan mencegah pintu terbuka. Sarah membalikkan badan dan kemudian menyadari ia terjebak diantara tubuh orang itu. Seorang pria berambut oranye dengan mata yang berubah-ubah tergantung dari sudut pandangan mana kau memandangnya. Kadang kau melihat biru gelap, hitam, atau laut samudra dan Sarah meragukan satu warna yang ia lihat yaitu sinar violet yang terpancar dari tatapan tajam pria itu.

Sarah cukup yakin tinggi tubuhnya di atas rata-rata untuk tinggi wanita pada umumnya, tapi pria itu tetap terlihat menjulang tinggi bagaikan raksasa. Ia terlalu sibuk mengamati pria itu hingga tidak menyadari pria itu menatapnya dengan senyum penuh arti.

Bahkan ia telat bereaksi ketika pria itu meletakkan sebelah tangannya di pipinya. Sentuhannya terasa lembut dan mengirimkan getaran-getaran aneh ke sekujur tubuh Sarah. Pria itu tersenyum hangat pada Sarah.

"Kau Sarah Azalea?" tanyanya dengan nada sensual.

Sarah mengganguk tenang dan bukannya mendorong pria ini jauh-jauh. Sentuhan pria itu cukup membuatnya bertindak bodoh.

Pria itu menunjukkan sebuah buku yang tidak asing lagi bagi Sarah. "Kurasa itu milikmu."

Sarah mengangguk kembali.

Pria itu kembali tersenyum, saat Sarah merasa pria itu akan lebih mendekat padanya justru hal sebaliknya yang terjadi. Ia melepaskan Sarah dari kungkungannya dan meletakkan buku itu di tangan Sarah.

"Tapi kurasa bukan kau yang kucari nona."

---**---

To be Continued

Vote dan komennya ditunggu ^^

Continuer la Lecture

Vous Aimerez Aussi

3.7M 169K 69
"Jilat aku, aku menginginkannya! Bagian bawahku juga! Aku ingin merasakan mulutmu di sana, cantik." ------------- Sejak mempunyai kekuatan membaca pi...
6.6M 340K 60
[SEBAGIAN DIPRIVATE, FOLLOW AUTHOR DULU SEBELUM BACA] Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusakny...
2.6M 39.6K 51
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
104K 4.6K 39
[21+] Warning!!! Cerita Romance ini mengandung content 21+ Di saat semua orang yang ingin di nikahi oleh idol mereka. Disinilah hanya Jeon Somi yang...