Dark Sky

By Imogen_Zoe

77.6K 2K 107

Setelah 25 tahun tinggal di Milan. Aubrey kembali ke London. Prioritas utamanya adalah belahan jiwanya sejak... More

open the book
like rain
begining morning

begin again

18.9K 470 9
By Imogen_Zoe

Aubrey telah tiba di London. Udara musim dingin yang langsung masuk ke paru membuat sesak. Belum dua langkah ia beranjak, sebuah telpon telah menghampirinya. Dengan cepat Aubrey mengangkatnya
"hello Keira, betapa tidak sabarnya kau melihat wajahku" Aubrey terkekeh pelan mendengar kikikan dari sebrang telpon.

"Astaga!!! Aku sudah sangat tidak sabar bertemu denganmu. Driverku telah menunggu di Loby bandara dengan memegang papan namamu" ucap Keira semangat.

"Kau berlebihan Kei, aku bisa naik taxi ..." tapi belum selesai Aubrey berbicara, gadis itu telah memotong "tidak ada tapi tapian Au Au!" Ucap Keira centil.
Wajah Aubrey berubah masam mendengar panggilan itu. Ia langsung memutuskan telpon dan berjalan ke arah kedatangan. Ia melihat pria empat puluhan dengan kepala plontos dan kaca mata tipis memegang papan nama atas namanya dan mengangkatnya setinggi mungkin.

Ia berjalan kearah lelaki itu dengan senyum formal, lelaki itu membalas dan mempersilahkannya masuk mobil dengan ramah.

Dalam perjalanan,mobil menyusuri arah yang ia kenal 15 tahun yang lalu. "Sir, tolong belok kiri dan masuk perumahan Eleanor Residence" sang driver hanya mengangguk dan memutar setirnya.
"Baiklah, berhenti disini" ucap Aubrey lebih tidak sabaran. Andai bisa menembus atap mobil dan langsung terbang kerumah itu, akan ia lakukan.

Aubrey turun dari mobil dengan jalan cepat. Ia melihat rumah bergaya contemporary dengan taman yang masih terawat itu.
Hingga ia berdiri didepan pintu rumah itu, ia meremas jarinya sambil tersenyum hampir menangis. Tapi sebelum ia mengetuk, pintu lebih dulu terbuka dan menampilkan sosok remaja yang diyakini sekitar 14-15 tahun.

"Hai!" Aubrey kelewat gembira hingga ia merasa remaja itu risih dengannya "maaf miss, bisa kau pastikan kau tidak salah rumah? Karna aku tidak pernah melihatmu" ucap anak itu datar. Aubrey menjadi kikuk sendiri. Dengan canggung ia menyodorkan tangannya "aku Aubrey, Aubrey Sellington" remaja itu lama memandang tangan Aubrey hingga akhirnya ia menyentuh ringan tangan itu "kyle Aldricho" ucapnya singkat.

Lagi lagi Aubrey tersenyum lebar mendengarnya "ah ... jadi kau putra dari Gerald dan Daisy huh? Aku adalah teman sekolah Garent saat masih kecil, dimana orangtuamu?" Ucap Aubrey bersemangat. Akhirnya wajah datar kyle menghangat sedikit.
"Masuklah, orangtuaku tidak ada. Mereka sedang keluar kota, hanya ada Claire dan Grayson"

Dan saat itulah perempuan cantik berambut pirang dengan perut buncit dan dress musim semi muncul dari belakang Kyle "Claire !!!" Aubrey langsung menabrak tubuhnya kearah Claire yang sempoyongan "wow Lady! Hati hati dengan anak ku" suara pria datang dari arah dalam dan berjalan kearah Aubrey "astaga Grayson! Bagaimana bisa Claire mau menikahimu?! Apa kau dipaksa menikahinya Claire?" Tanya Aubrey pura pura menyelidik. Claire janya tertawa dan menarik tangan Aubrey masuk keruang tengah.

"Jadi ... bagaimana kau bisa berada disini setelah ditelan bumi 15 tahun?" Tanya Grayson memgejek "aku dikontrak satu tahun di London untuk menjadi juru fotographer disalah satu brand fashion disini" ucap Aubrey semangat "well, lama di Milan kupikir kau akan jadi designer" Claire bersuara. "Aku punya jalan sendiri" jawab Aubrey sok misteri.

"Dimana Garent?" Pertanyaan singkat Aubrey membuat Claire dan Grayson terdiam dan saling tatap. "Ah ... emm, dia akan datang sebentar lagi .. kau tau? Kau datang disaat yang sangat tepat karena kami akan makan siang bersama dirumah ini" ucap Claire gugup dan resah. "Oh begitu ..." kebingungan Aubrey tak berjalan lambat karena deru mesin mobil dihalaman depan.
"Itu Garent .." ucap Grayson pelan. Aubrey tak melihat ekspresi Claire dan Grayson yang gugup. Ia berdiri dan merapikan mantelnya bersiap menyambut lelaki yang dimimpikannya selama ini.

-

Garent menyetop mobilnya didepan sebuah universitas. Tapi tak lama karena wanita berperawakan tinggi dan langsing mengenakan kemeja dan rok span selutut mendatangi mobilnya dan langsung masuk kedalam.

"Selamat siang Garent" ucapnya pelan dan memghadap kearah Garent. Garent tersenyum tipis dan memgecup keningnya sebentar "selamat siang istriku" ucap Garent hampir sinis. Lalu mobil itu melaju meninggalkan halaman parkiran kampus.

"Kau bau masakan Garent" ucap istrinya datar. "Aku segera kesini saat keluar restaurant" wanita itu langsung memandangnya "dari restaurant langsung kesini? Kenapa kau tidak pulang dan mandi dulu? Kau tau kita akan makan siang dengan Grayson dan istrinya! Kau tau jika Claire itu wanita, bisa saja ia membicarakan baumu saat sampai sana! Kau bisa membuat ibuku malu" perkataan wanita itu membuat Garent meradang. Ia mencengkram erat setiran "kita akan makan siang dengan saudaraku, Lula. Bukan dengan kolega mu, dan Claire tidak seperti yang kau katakan. Ia tidak repot repot mengurusi bauku" Lula sudah hampir menjawab. Tapi mobil telah berhenti dipekarangan rumah.

Tanpa basa basi Garent langsung turun dari mobil dan berjalan keteras depan. Tapi Lula tidak berdiri disampingnya. Akhirnya dengan kesal ia kembali kemobil dan membuka pintu dari arah Lula hingga wanita itu keluar.

Lula langsung memegang sikut Garent seolah berjalan di Red Carpet. Saat sampai di ruang tengah, ia di hadapkan dengan tiga orang yang telah menunggu mereka. Lula langsung bercengkrama dengan Claire. Tapi ia merasa wanita asing ini sangat menatapnya lekat. Ia mendongakan wajahnya dan menatap perempuan itu.

Mata itu ...

"A ... Au ... Aubrey" lirihnya gagap. Aubrey menatap matanya dengan sejuta warna. "Kau mengenalnya Garent?" Tanya Lula kembali pada suaminya. Garent mengangguk pelan. "Lula,Ini Aubrey. ia teman satu kelasku saat kami kelas 4. dan Aubrey, kenalkan ini Lula. Dia istriku"
Dan seluruh ruangan menjadi hening.

bagai dilindas tronton, hati Aubrey sangat remuk. Apa apaan ini! Pikirnya. Ia teringat perkataan Julian yang mengatakan bahwa ia hanya akan dapat luka. Inikah luka itu? Ini lebih dari luka.
Ia kemudian tertawa hambar memecah kehenigan dan menyambut sodoran tangan Lula.

"Sepertinya aku harus pergi. Keira asistentku telah menunggu di tempat kerja, sampai nanti semua" Aubrey langsung pergi tanpa menoleh. Bahkan Claire belum membuka mulut untuk menahan, tapi gadis itu telah menghilang dibalik pintu.

-

Aubrey meremas mantel yang ada didadanya. London begitu dingin. Tapi tubuhnya seperti dibakar neraka. Ia tak membiarkan satu tetespun air mata jatuh dari mata coklatnya itu. Tapi itu membuat hati dan perutnya rasa ingin meledak.

Ia langsung masuk kemobil dan langsung dijalankan kearah tempat kerja barunya. Tapi air tetaplah mengalir. Air matanya jatuh perlahan dan akhirnya deras. Ia tak memperdulikan driver yang meliriknya iba tanpa tau masalah.

-

Empat orang dalam ruangan menatap kearah pintu. "Garent, Lula. Makanan sudah siap" ucap Claire. "Oh ya? Aku sudah sangat lapar" ucap Lula dengan gaya elegantnya menuju ruang makan. "Grayson mendekati punggung Garent "menurutku dia gila" ucap Grayson. Garent berbalik dan menatapnya datar "dia memang gila jika berharap 15 tahun yang lalu aku akan menepati janji hingga dewasa" Grayson segera menggeleng "bukan gila itu yang kumaksud" desisnya. Garent memutar mata tak peduli "sudahlah, semua sudah berubah. Dia harus bisa memulai semuanya dari awal lagi"

Grayson menatap punggung Garent yang berjalan keruang makan "kau bukan lelaki seperti itu brother" ucapnya sendu.

-

Aubrey datang ketempat yang telah ditentukan. "Ini dia photografer profesional kita!" Ucap seorang wanita yang bisa menghibur hati Aubrey. Ia berbalik dan memeluk Keira.
"Kau pasti lelah dan jet lag. Kita punya urusan sebentar, setelah itu kita makan siang" ucap Keira antusias.
"Ya, aku tau. Apa apa saja yang akan menjadi pekerjaanku nanti?" Tanya Aubrey pelan. "Ada beberapa ... pemotretan untuk majalah dewasa, majalah pria dan model ambassador" Aubrey hanya mengangguk pelan dan masuk keruang kerjanya yang baru.

-

"Kau dari mana Kyle?" Grayson menatap keponakannya yang begitu aneh semenjak beberapa tahun yang lalu. "Dari lapangan basket" ucapnya singkat dan masuk kedalam kamar.

"Sudahlah honey, dia sedang dalam masa pubertas. Bukankah terlalu sensitif jika dia diperhatikan seperti anak kecil" Grayson tersenyum dan mencium pipi Claire. "Aku tau, tapi sikapnya bukan seperti anak pada umumnya. Ia tidak risih saat kutanya, tapi jawabannya membuatku tak bisa bertanya lebih jauh" ucap Grayson menerawang pintu kamar Kyle.
"Tidurlah Honey, kau lelah bukan hari ini?" Grayson kembali menatap Claire. Tapi tatapan istrinya bermakna ganda. Ia tersenyum dan menuntun istrinya kedalam kamar lalu menguncinya dua kali.

-

Didalam kamar, Kyle menatap laptopnya yang berlayar setengah redup. "Aubrey ..." lirihnya sambil memganggukan kepala sekali. Ia pun menatap figura disamping laptopnya. Empat orang lelaki beda generasi, satu ayahnya, dua Grayson dan Garent, dan ketiga adalah ia sendiri. "Kenapa sibodoh ini memilih Lula itu? Apa karena wanita kaku itu anak bangsawan?" Ia mengusap dagunya pelan.

Tiba tiba handphonenya bergetar. Seorang penelpon sedang menunggu dijawab "hallo ..." ucap Kyle,
"kau punya tugas besok, jam sembilan pagi dihotel O'clock" Kyle bersandar sambil melemaskan ototnya "siapa misiku?" Tanya Kyle pada si penelpon
"Aubrey Sellington"
Nama yang membuat Kyle hampir jatuh dari kursi. Tapi ia tidak bisa membantah, tidak boleh untuk itu.

Continue Reading

You'll Also Like

2.4M 108K 47
⚠️ Jangan menormalisasi kekerasan di kehidupan nyata. _______ Luna Nanda Bintang. Gadis itu harus mendapatkan tekanan dari seniornya di kampus. Xavie...
1.8M 60.5K 69
Cinta atau Obsesi? Siapa sangka, Kebaikan dan ketulusan hati, ternyata malah mengantarkannya pada gerbang kesengsaraan, dan harus terjebak Di dalam n...
2.7M 11.7K 30
LAPAK DEWASA 21++ JANGAN BACA KALAU MASIH BELUM CUKUP UMUR!! Bagian 21++ Di Karyakarsa beserta gambar giftnya. 🔞🔞 Alden Maheswara. Seorang siswa...
1.5M 6.7K 14
Area panas di larang mendekat 🔞🔞 "Mphhh ahhh..." Walaupun hatinya begitu saling membenci tetapi ketika ber cinta mereka tetap saling menikmati. "...