CARE [Tahap Revisi]

By blackthorn_girl

723K 40.1K 323

#35 - teenfiction 02/08/2018 #7 - Care 08/01/2020 "Atas dasar apa lo peduli sama gue? Keluarga gue aja nggak... More

Prolog
1■ M-E-L-V-I-N
2■ [trouble]
3■ [Baru Mengenalnya]
4 •[perjodohan dimulai]
5 •[depan gerbang]
6 •[rumah Riri]
7 •[nyanyian si Udin]
8 •[menginap]
10 •[Evil]
11 •[Negri ini kaya?]
12 •[Melvin care]
13 •[bolos rapat]
14 •[gara-gara Melvin]
15 •[Melvin mulai berubah]
16 •[ancaman Mega]
17 •[Melvin vs Marco]
18 •[Cafetaria]
19 •[She's mine]
20 •[Pasar Malam]
21 •[fall but funny?]
22 •[Kotak musik]
23 •[MISBAR]
24 •[Joules?]
25 •[Staring at you]
26 •[ Lucu, ya?! ]
27 •[Chance?]
28 •[Crazy feeling]
29 •[Gue itu takdir lo!]
30 •[Papah]
31 •[MERPATI]
32 •[Prom Night (ending)]
Epilog

9 •[isi binder]

19.9K 1.1K 4
By blackthorn_girl

Alana menuruni tangga karena di panggil tante Anna untuk sarapan. Alana bergegas mengenakan seragam sekolahnya, dan segera turun.

"Alana, Melvin belum bangun ya?" tanya Anna saat Alana tiba di meja makan.

"Nggak tau deh, tan. Tapi, pintu kamarnya masih ke tutup." kata Alana.

"Tolong bangunin Melvin, ya! Dia emang susah di bangunin." kata Anna yang membantu bi Imah menyiapkan sarapan.

"Aku? Tapi, tante aku cewek nggak berani masuk kamar cowok, nanti di kira....ya tau lah, tante. Lagi pula, Melvin ngelarang aku buat masuk kamarnya." cerocos Alana tanpa sadar sudah berapa banyak kata yang ia keluarkan dari mulutnya.

"Hahaha..." Anna malah tertawa kecil.

"Kok, tante ketawa?" tanya Alana.

"Bilang aja, tante yang suruh kamu bangunin dia. Kalo nggak bangun juga siram pakai air aja."

"Tap-"

"Nggak papa, nanti kalo kamu di marahin sama Melvin bilang tante!"

"I..ya...deh, tante." dengan berat hati Alana kembali ke lantai dua.

Dengan jantung yang udah mau copot, Alana mencoba memberanikan diri. Tapi, sebelum itu Alana berdoa dan mengetuk pintu kamar itu dulu. Tak ada sahutan dari dalam sana, Alana pun mulai membuka kenop pintu kamar itu. Alana mengintip dari balik daun pintu. Ia melihat Melvin masih tertidur.

Alana memberanikan kakinya yang gemetar untuk melangkah maju. Alana membuka gorden jendela kamar itu, agar cahaya masuk menyilaukan Melvin sehingga terbangun. Tetapi cara itu sepertinya tidak berhasil.

Alana melihat sekelilingnya, namun matanya hanya ingin menatap Melvin yang masih terlelap.

Alana berpikir, Melvin cute banget kalo lagi tidur. Kegantengannya nambah, gue nggak sanggup kalo kayak gini terus! Adduhhh....kenapa gue jadi lebay gini?, tarik nafas...buang huhh...., pikir Alana seraya memperhatikan Melvin. Alana tersadar akan tujuannya ke sini. Alana mengguncangkan bahu Melvin.

"Melvin, bangun!" Tak ada respon walaupun Alana memanggilnya berkali-kali. "Dia kebo juga, apa gue siram pake air aja? Hmm...boleh juga sih!"

Alana pun berjalan ke arah kamar mandi di kamar Melvin. Ia mengambil gayung yang berisikan air setengahnya. Alana kembali dan menatap Melvin ragu.

"Gue cipratin air aja deh, nanti kalo airnya di tuang semua dia marah!" Alana pun mengobok air di dalam gayung itu dengan lengannya, lalu mencipratkannya ke wajah Melvin.

"Ahhh....hujan" gumam Melvin mengusap wajahnya yang basah.

"Melvin bangun! Nanti lo telat!" Ujar Alana. Melvin membuka perlahan matanya untuk melihat siapa yang berbicara dengannya.

Seketika Melvin sadar, "Lo! Ngapain lo di sini!?" dengan responnya Melvin langsung terbangun kaget melihat Alana.

"Gue di suruh bangunin lo!"

"Gue udah pernah bilang, jangan pernah masuk ke kamar gue kecuali gue yang suruh!" Omel Melvin.

"Gue di suruh sama tante Anna! Lagi pula jam segini lo belum bangun, nanti bisa telat ke sekolah!"

"Ya udah, sana keluar!" Usir Melvin.

"Iya bawel" celetuk Alana kesal dan berjalan ke kamar mandi tadi yang berada di kamar ini untuk mengembalikan gayung.

"Ngapain lo ke kamar mandi gue?" Tanya Melvin dengan nada sangarnya.

"Nggak usah mesum deh, gue cuma mau taruh gayung yang tadi. Tante Anna nungguin lo buat sarapan tuh!" Kata Alana mulai berjalan keluar kamar Melvin.

🌉

Keheningan terus terjadi di antara Alana dan Melvin. Motor ninja Melvin melaju mambelah jalan Jakarta yang selalu macet. Alana hanya diam menatap kanan kirinya yang banyak kendaraan. Mereka hampir mendekati sekolah, namun Alana meminta Melvin untuk memberhentikan motornya tidak jauh dari gerbang sekolah.

"Stop!!! Berhenti!!!" kata Alana memukul punggung Melvin untuk berhenti melajukan kendaraannya. Melvin mau tak mau memberhentikan motornya di pinggir trotoar jalanan. Alana turun dari motor itu.

"Kenapa sih?" tanya Melvin sewot setelah melepas helm dari kepalanya.

"Gue jalan aja" kata Alana.

"Kenapa?" tanya Melvin lagi.

"Gue nggak mau satu sekolahan tau, kalo gue di anter sama lo. Apa lagi Mega, lo tau sendiri, kan? Gue nggak mau ribut, udah lo jalan duluan!" kata Alana.

"Gue di suruh bunda anter lo sampe sekolah dengan selamat, dan gue udah janji! Gue itu cowok yang nggak suka ingkar janji. Jadi, cepetan naik atau gue bilang ke bunda!" omel Melvin.

"Udah lah, lagi pula sekolah udah deket kok, tuh." Kata Alana yanag menunjuk gerbang sekolah yang tak jauh dari tempat itu.

"Gue bilang naik!!!" Perintah Melvin galak. Alana akhirnya naik lagi ke atas motor itu, dari pada harus di omelin Melvin abis-abisan.

Saat motor Melvin memasuki area sekolah, semua murid memperhatikan perempuan yang duduk di kursi belakang motor Melvin. Alana mencoba menutupi wajahnya dengan tangannya, namun tetap saja akan ketahuan.

"Lo sih! Gue malu nih, di liatin sama yang lain!" bisik Alana mencondongkan wajahnya sedikit kedepan agar kedengaran oleh Melvin yang menggunakkan helm. Tak ada balasan dari Melvin.

Ini orang budeg, apa pura-pura budeg sih!? Ganteng-ganteng kok budeg, nggak lucu kali. Untung gue masih bisa sabar ngadepin yang beginian. Huhh....sabar Alana, sabar.... gerutu Alana seraya mengepal kedua tangannya di samping kepala Melvin yang menggunakan helm. Melvin melihat tingkah laku Alana yang terlihat kesal kepadanya lewat kaca spion motor.

"Lo mau nonjok gue?" tanya Melvin membuka kaca helmnya agar suaranya kedengaran. Alana yang tertangkap basah hanya salah tingkah.

"Eh? Enggak, tangan gue gatel aja!" jawab Alana. Melvin memakirkan motornya, dan langsung membuka helmnya. Alana langsung buru-buru turun dan kabur untuk menghindari perkataan Melvin yang terus menggores batinnya. Untuk kesekian kalinya, tangan Alana di tahan oleh Melvin.

"Mau kemana lo?" tanya Melvin turun dari motornya.

"Mau ke kelas, naruh tas. Kan, mau upacara." Kata Alana.

"Berangkat bareng, pergi juga harus bareng!" kata Melvin menarik tangan Alana dalam genggamannya yang hangat.

"Lo cuma nambah masalah gue aja, tau nggak?" ujar Alana mencoba melepaskan genggaman Melvin yang sangat kuat.

"Nggak tau, dan nggak pernah mau tau!" jawab Melvin terus menarik tangan Alana sehingga menjadi pusat perhatian di tengah anak-anak sekolah.

"Ihh...sakit tauk!!!" keluh Alana yang merintih kesakitan. Melvin tank menjawab. "Lepasin donk! Malu tau, di liatin sama yang lain!" kata Alana.

"Biarin" kata Melvin acuh.

"Nanti kalo Mega ngeliat, bisa gawat!"

"Ini semua salah lo!" Melvin berhenti melangkah di depan kelas Alana dan menatap Alana tajam. Alana hanya bisa menunduk. "Udah sana, masuk! Upacara mau mulai, tuh." Kata Melvin ketus dan beranjak pergi.

Alana masuk ke dalam kelasnya yang heboh membicarakan dirinya dengan Melvin. Alana yang baru datang di sambut oleh segudang pertanyaan dari teman-teman sekelasnya, termasuk Mega.

"Heh, dasar anak nggak tau diri! Gue udah bilang sama lo, jangan pernah deketin Melvin!!!" kata Mega menghampiri meja Alana. Alana yang sudah muak dengan semuanya berlalu keluar tanpa memperdulikan orang di sekeliling. Malla dan Riri menyusul Alana keluar kelas.

"Emang lo ada hubungan apa sih sama Melvin?" tanya Malla yang mengimbangi langkahnya agar sama dengan Alana, begitu pula Riri.

"Lo tuh sama aja ya, sama mereka!" Bentak Alana memercepat langkahnya untuk menghindari pertanyaan dari Malla. Malla memberhentikan langkahnya untuk berbincang sedikit dengan Riri.

"Ri, emangnya gue salah ngomong, ya?" tanya Malla kepada Riri untuk mengkoreksi diri.

"Nggak, kok. Mungkin, Al lagi pengin sendiri. Kita-omongin baik-baik nanti sama, Al." Kata Riri mencoba menyemangati Malla.

Malla mencoba menemui Alana, dan membicarakan secara baik-baik seperti yang di bilang Riri. Dan berhasil, Alana mengarang sedikit tentangnya dengan Melvin, tanpa memberi tahu masalah sebenarnya.

🌉

Pelajaran terakhir sebelum istirahat tak ada guru, Alana mencoba mengisi bindernya. Alana menulis semua tentang Melvin, sementara yang lain sibuk dengan ngerumpi. Tak lama bel istirahat berbunyi.

Tettt.....tetttt....

"Al, ke kantin yuk! Gue udah laper!" Malla menarik tangan Alana yang belum selesai dengan bindernya, sehingga Alana meninggalkan bindernya tergeletak begitu saja di atas meja.

"Nggak usah, tarik-tari donk! Sakit tau di tarik-tarik mulu! Tadi pagi sama Melvin, sekarang sama lo!" keluh Alana. Riri hanya diam yang juga di tarik oleh Malla.

"Ya...maaf, deh. Cacing di perut gue udah disko, nih!" kata Malla mengelus-elus perutnya.

"Hahaha...." Alana tertawa.

Mereka duduk di salah satu meja kantin bagian pojok. Alana, Malla, dan Riri memesan makanan. Kali ini, Alana yang mentraktir. Mereka menikmati hidangan di hadapan mereka, sambil berbingcang tentang anak jalanan itu

"Nanti kalian mau ngajar lagi?" tanya Riri. Alana mengangguk.

"Iya" kata Malla.

"Tapi, kita ke warung makan dulu ya, sebelum ke sana!?" kata Alana.

"Mau ngapain?" tanya Malla.

"Gue mau beliin mereka makanan, kasihan gue ngeliat mereka kurus kering gitu." Kata Alana.

"Iya juga, kasihan." Tambah Malla.

"Hai, semuanya. Harap perhatiannya sebentar, gue punya sesuatu yang penting!" teriak Mega di tengah-tengah area kantin. Semua murid yang ada di kantin mengarahkan pandangan ke arahnya. Kecuali Alana yang sudah muak melihat muka Mega. Alana duduk membelakangi Mega yang berdiri untuk memberikan informasi, Alana hanya mengaduk-aduk minumannya dengan sedotan, berpura-pura sibuk sendiri.

"Al, Mega mau ngapain sih?" tanya Malla berbisik kepada Alana yang berada di hadapannya. Alana mengudikkan bahunya untuk memberikan jawaban tidak tahu dan tidak mau tahu.

"Mega mau bacain sebuah puisi yang di buat oleh seseorang, jadi tolong dengerin!" tambah Siska teman Mega.

"Aku hanya kurcaci kecil yang hanya bisa bermimpi, Bermimpi untuk memdapatkanmu. Aku sadar, Aku takkan bisa membuat mimpiku menjadi nyata, Karena kau hanyalah alam bawah sadarku. Namun, saat aku terbangun. Aku hanya bisa melihatmu dengan semua orang di sekelilingmu yang juga berharap sama sepertiku," kata Mega dengan nada membaca puisi. Alana mendengarkan ocehan itu, tapi Alana merasa pernah merangkai kata-kata itu.

"Al, itu kayak binder lo, yang di pegang sama Mega!" Kata Malla menunjuk ke arah Mega yang berada di belakangnya. Alana sontak menengok kebelakangnya, dan benar saja Mega memegang binder itu. Mega membalas tatapan Alana dengan tajam, dan melanjutkan membaca.

"Aku tak berani menemuimu seperti mereka. Aku hanya bisa diam memperhatikanmu dari kejauhan. Aku akan selalu di belakangmu. Aku akan menjagamu dari kejauhan. Dan saat kau kecewa, berbalik dan lihatlah di belakangmu. Aku akan menghiburmu. Tataplah ke belakang, dan jangan lihat ke depan, karena di belakangmu ada seseorang yang selalu mengharapkanmu dari kejauhan. Puisi ini di buat oleh Alana, dan di persembahkan untuk Melvin." Kata Mega dengan suara lantang. Semua anak bertepuk tangan dengan hebohnya, ada yang bersiul jail, dan berteriak histeris.

Kini semua mata tertuju pada Alana. Alana bangkit dari kursi kantin dan berjalan ke arah Mega. Alana mencoba merebut binder itu, namun binder itu di angkat tinggi-tinggi oleh Mega sehingga menjinjit, Alana ikut menjinjit namun ia di hadang oleh Siska dan Loli yang menahan kedua lengannya.

"Lepasin gue! Balikin binder gue!" gerutu Alana kesal.

"Lo itu nggak usah kebanyakkan mimpi! Melvin nggak bakal suka sama cewek kayak lo!" teriak Mega di depan wajah Alana. Alana terus memberoktak untuk melepaskan kedua gennggaman itu. Sekarang mereka menjadi pusat perhatian.

Melvin datang dan langsung merebut binder itu dari tangan Mega. Mega kaget melihat Melvin merebut binder itu, tanpa ia ketahui. Melvin menyuruh Siska dan Loli melepaskan cengkramannya dari Alana. Melvin menarik lengan Alana dan mengajaknya pergi ke belakang sekolah yang sepi.

°·.·°·.·°·.·°·.·°·.·°·.·°·.·°·.·°·.·°·.·°·.·°·.·°
Come back to me
Part ini bonus ya,
Soalnya aku bakal jarang banget nge-post.

Lagi fokus sama sekolah #sok sibuk.
Ciuss deh... tugas ku numpuk
^^please forgive me

Tapi kalo mau cepet lanjut, vote sama comment ya...
Biar aku semangat.

See you next part,
Blackthorn_girl

Continue Reading

You'll Also Like

22.5K 981 39
"kalo lo mau main main sama gue mending jauh jauh!!! karena gue bukan cewe murahan yang dengan mudahnya lo dekatin" KEEYRA ZORA AURELYA "Tidak ada sa...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

5.3M 294K 33
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
11.6M 600K 77
YUKK BUDAYAKAN FOLLOW AKUN AUTHOR DULU SEBELUM MEMBACA😊 Cerita di SMA Starlight. Seorang cowok Dingin,Populer tak pernah tersentuh apalagi cewe. T...
2.5M 123K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Aku terlalu mengenal warna hitam, sampai kaget saat mengenal warna lain" Tapi ini bukan tentang warna_~zea~ ______________...