Magician Academy [END]

fallyndanella04 által

181K 10.9K 1.2K

Rie Ayanasaka, anak yatim piatu yang tinggal di daerah Nagoya. Hidupnya dilalui penuh penderitaan. Pandangan... Több

Prolog
Chap. 1 : Dunia Sihir
Chap. 2 : Magic Battle
Chap. 3 : Magic Battle (2)
Chap. 5 : O-Oniichan !?
Chap. 6 : Magic Black Organization
Chap. 7 : Creative Magic Battle
Character Info
Chap. 8 : Magic Black Organization Mulai Beraksi !
Chap. 9 : Queela's Death
Chap. 10 : Meet New Friend
Chap. 11 : Rie etc VS. Ten Beast and Chris's Identity
Character Info (part 2)
Chap. 12 : Chris Meet His Friends in Organization
Chap. 13 : The Mysterious Boy
Character Info (part 3)
Chap. 14 : Satoushi, Are You Fine ?
Chap. 15 : Who Are You ?
Chap. 16 : New Beast Type !?
Chap. 17 : Rie Fight With A New Beast
Chap. 18 : Penyusupan
Chap. 19 : Penyusupan (2)
Penjelasan
Chap. 20 : Family's Secret Carlay and Carley
Chap. 21 : Rie's Love Feeling
Chap. 22 : Akira's Feeling to Rie
Chap. 23 : Killer Rie and Shu's Parents
Chap. 24 : Fight With Skylen and Skylen's Past
Chap. 25 : Traitor from Academy
Chap. 26 : Found Kaname !
Chap. 27 : Meet a Traitor
Chap. 28 : Good Bye
Chap. 29 : The Five of You are Our Last Hope
Chap. 30 : Varl Wrath
Chap. 31 : Kay Another Personality
Chap. 32 : Kay Vs. Mark
Chap 33 : Rie's Color Eyes
Chap. 34 : Master Kayo...!
Chap. 35 : Rescue Master Kayo !
Q & A
Chap. 36 : Meet Again
Chap. 37 : Master Magic Black Organization muncul !
Chap. 38 : The Legend Weapon
Bonus Chapter : Legend Weapon
Chap. 39 : Master All Legend Weapon
Chap. 40 : War With Big Strenght
Chap. 41 : War With Big Strenght (2)
End Chapter&Epiloque
Ga Tahu Mau Ngasih Judul Apa
Bonus Chapter : A Mysterious Person From Past
Bonus Chapter : Shu's Child Time
Bonus Chapter : Carlay & Carley Past
Bonus Chapter : A Story of Ren & Rie

Chap. 4 : Fansclub Rie

5.4K 328 32
fallyndanella04 által

Rie's Pov

KRING !!!

TUK !

"Ukm..mm..", desahku.

Aku masih mengantuk, cahaya di luar juga masih redup, karena merasa aneh, aku melihat jam wekerku yang disetel oleh Queela dan sekarang jam...

---..2 pagi.

"Bodoh....", batinku pelan.

Kalau aku tak mengingat bahwa Queela adalah sahabat perempuan terbaikku, mungkin aku sudah melemparnya dari atas atap.

Dengan mata yang masih mengantuk, aku sebenarnya diam-diam berterima kasih juga. Kalau bukan karena jam weker ini, mungkin aku akan melihat mimpi di mana ibu dan ayahku...terbunuh.

Aku menyetel jam wekerku lagi menjadi jam 5.20 pagi, lalu melelapkan diriku lagi di ranjang.

"Jangan bunuh anakku ! Bunuh saja aku !", aku mendengar teriakan ibuku. Spontan aku berdiri dan berlari ke arahnya, "Apa yang kau katakan, bu !? Aku tak akan membiarkan ayah dan ibu terbu-"

BUK !

"Ayah !! Ibu !!", teriakku menghampiri mereka.

Kugoyangkan jasad ayah dan ibuku yang sudah tak bernyawa karena sabit itu. Sabit terkutuk itu...!

"Ayah !! Ibu !! Ayolah !! Jangan bercanda !! Aku tidak suka !!", suaraku mulai gemetar, air mata sudah menetes dari mata berwarna hijau indahku.

Aku tahu. Aku tahu nyawa ayah dan ibuku sudah melayang. Semua orang juga akan berpendapat demikian bila melihat dada ayah dan ibu yang sudah tertembus itu. Tapi...

Kenapa aku masih berharap ?

"Sekarang kau sendirian, ya, Little Girl~", suara itu ! Suara menyebalkan itu ! Suara terkutuk itu ! Dan suara kesialan itu ! SUARA ORANG YANG TELAH MEMBUNUH AYAH DAN IBU !!

"Siapa kau, hah !? Berani....beraninya kau membunuh ayah dan ibuku !! Aku...aku akan membalas padamu !!", teriakku.

Orang itu tersenyum, "Aku...."

KRING !!!

"AAaaa !!", nafasku tersengal-sengal. Dadaku terasa sakit. Keringat dingin bercucuran dari kepalaku. 'Kenapa mimpinya berlanjut ?', batinku.

Semua yang melihat mimpiku pasti sudah tahu, ayah dan ibuku bukan mati karena kecelakaan mobil, mereka ... mati terbunuh karena sabit itu !!!

Drap drap drap

"Rie !! Kau baik-baik saja !?", teriak Queela, Zun, Kay, dan Asseyn berbarengan.

"A-ah...kalian...-", kata-kataku terputus, karena Queela memelukku begitu saja.

"Rie, kau...mimpi buruk, ya ? Kau baik-baik saja ?", tanamya Kay. Aku membelalakkan mataku. Bagaimana dia bisa tahu ? "Kalau kau bertanya kenapa aku bisa tahu, keringatmu bercucuran dan matamu melebar. Jadi, kau baik-baik saja ?", tanya Kay lagi.

Aku memaksakan senyum dan berusaha seceria mungkin, "Aku baik-baik saja~ayo bangun ! Sekolah !", kataku mengingatkan mereka.

Kulihat mereka berempat mengeluarkan keringat dingin, "Hoah~kau mandi duluan saja. Kalau sarapan sudah siap bangunkan kami lagi, ya~", kata Asseyn mencari-cari alasan.

TWICTH

Sip, kalian berhasil membangunkan singa yang sedang tidur, "OGAH BANGET BANGUNIN KALIAN !!", seruku. Tapi mereka malah melenggang ke luar kamarku.

Aku melihat jam wekerku lagi, ternyata masih jam 4. 40 pagi. Pantes aja tuh 4 sekawan tidur lagi. Aku pun menghela nafas dan mematikan wekerku.

Aku masuk ke kamar mandi dan menyalakan shower, berusaha melupakan mimpiku yang masih terngiang dalam otakku.

Selesai mandi, aku memasak sarapan. Karena sudah tak mengantuk lagi, aku lancar memasak kali ini.

(Entah kenapa setiap masak pasti ada aja yang membuatnya menunda sebentar. Seperti bahannya habis, telepon masuk, dipanggil teman, dll.)

Selesai masak, karena sebal, aku tak membangunkan 4 temanku yang mungkin masih molor di kasur, aku hanya menyiapkan sarapan mereka berempat, menyetel weker mereka di jam 05. 10 pagi, lalu keluar dari asrama menuju sekolah.

Aku berjalan menuju kelas, begitu membuka pintunya, ternyata Ren dan Akira sudah datang, "Selamat pagi, Ren, Akira.", sapaku dengan senyum.

Ren, seperti biasa dengan gaya coolnya, "Hm. Pagi.", balasnya singkat.

Akira, juga sama seperti biasa dengan karakter friendlynya, "Yo~pagi, Rie !", balas Akira dengan senyum manis.

Aku tersenyum, dan duduk di samping Akira.

"Ngomong-ngomong, di mana teman sekamarmu, Rie ?", tanya Akira bingung. Wajar sih, biasanya kami berlima sampai bareng, eh ralat, kami bertiga, soalnya hanya aku, Queela, dan Kay yang satu kelas.

Aku, Kay, dan Queela di kelas 1-B, Zun dan Asseyn di kelas 1-A.

Aku mendengus kesal, "Mereka ? Mereka masih tidur. Mungkin. Ah, kenapa mereka tidur terus sih ?", keluhku pada Akira dengan kesal.

Aku pun menceritakan semua tingkah-tingkah menyebalkan mereka, dimulai dari Queela kalau masang alarm pasti kecepatan 3-4 jam. Zun yang selalu ketiduran di kelas. Asseyn yang kelewat protektif. Dan Kay yang sangat ceroboh.

Akira yang mendengarku malah tertawa kecil, aku heran, "Kenapa kau tertawa ?", tanyaku bingung.

Akira masih terkekeh kecil, "Um..begini, kau mengeluh semua perbuatan mereka, tapi kau sebenarnya sangat menyayangi mereka, kan ?", tanya Akira.

Aku merona, jawabanku menjadi gagap, "T-tentu saja ! Aku sayang mereka ! Perbuatan mereka yang membuatku kesal !", elakku. Namun, Akira kembali tertawa, "Duh..Rie tsundere juga~", goda Akira.

Aku kembali merona, "Akiraaa~!!", seruku.

Pagi itu dihiasi dengan godaan dari Akira, Ren ? Dia masih santai membaca buku.

☆☆☆

Author's Pov

Rie yang selesai menjitak Akira kembali ke kelas dan melihat ternyata teman sekamarnya sudah bangun.

Begitu masuk kelas, Rie lansung disembur oleh kedua teman sekamarnya, Kay dan Queela, "RIEEE !! KENAPA KAU TAK MEMBANGUNKAN KAMI !?!?", teriak mereka berdua berbarengan.

"U-uhm, habis tadi sudah kusuruh bangun dan mandi, kan ? Karena kalian tidur lagi aku jadi kesal.", kata Rie sambil menggaruk tengkuknya.

"Kau ini y-" "R-Rie !", ucapan Queela terpotong oleh 2 orang siswi di depan pintu.

Rie menghampiri mereka, "Ya ? Ada apa ?", tanyanya.

Salah satu siswi itu merona, ia gelagapan, "U-uhm, aku Sophia Kyren dan dia Sophie Kyren. Ka-kami kagum padamu sejak kau menolong Carley ! J-jadi kami membuat ini khusus untuk Rie ! Tolong diterima !", ucap Sophia gagap.

Rie terdiam, ia mengambil kotak yang dijulurkan dan tersenyum manis, "Terima kasih. Akan kucoba nanti. Terima kasih telah repot-repot membuatkannya.", kata Rie sambil menggenggam tangan Sophia dan Sophie.

Sadar tangan mereka digenggam, wajah mereka makin merona dan gelagapan, "K-kami permisi duluu !!", kata mereka lalu pergi dari situ.

Jumlah anggota PMLF cowok : 53

Jumlah anggota PMLF cewek : 11 (termasuk Carlay, Carley, Sophia, dan Sophie)

"Rie...kau benar-benar akan menjadi pusat perhatian.", kata Queela saat ia menyadari bahwa para siswi itu menatap Rie dengan penuh minat kenalan.

Betul saja dugaan Queela. Baru saja ia berkata seperti itu, seorang siswi datang mendekati Rie dengan wajah penuh rona, "R-Rie ! Aku Yukko Hanazawa, kau mau berteman denganku !?", tanya Yukko.

Rie awalnya bingung, kenapa mendadak, namun ia segera tersenyum lagi, "Tentu saja, Yukko. Kau dari Jepang juga, ya ?", tanya Rie.

Yukko mengangguk cepat. Wajahnya terlihat sangat senang, matanya juga terlihat sangat berbinar-binar.

Lalu, ia berjalan pergi sempoyongan. Mungkin karena bahagia telah mengobrol dengan Rie.

Queela mendengus kesal.

Belum selesai saat itu, di laci meja Rie terdapat surat.

"Heh..? Surat apa itu ? Jangan-jangan...surat cinta !?", seru Kay. Rie lansung menjitak kepala Kay, "Jangan main memutuskan !", ujar Rie. Lalu ia membuka surat itu :

To Rie Ayanasaka

Aku kagum sejak pertama kali melihatmu saat magic battle ! Kau pintar dan kuat. Kau juga ahli dalam menggunakan sihirmu. Aku kagum dengan semua yang kau miliki ! Sungguh !

Ini pertama kali aku membuat surat, sih...biasanya aku lansung bicara saja, namun entah kenapa aku benar-benar malu di hadapanmu.

Kau mau menjadi temanku ? Temui aku di halaman belakang Magician Academy !

From Mary Athur

Rie tersenyum kecil karena surat itu.

"Ri~e, pelajaran sudah mau mulai ! Duduk !", seru Queela. Rie terkesiap dan segera menyimpan surat itu lagi.

Saat pelajaran dimulai, Bu Mirryn memberikan kami tugas berkelompok. Semua anak laki-laki dan beberapa anak perempuan lansung mendatangi Bu Mirryn untuk memaksanya sekelompok dengan mereka sampai Bu Mirryn membentak,

"Duduk atau kalian sama sekali tak sekelompok dengannya !", kata Bu Mirryn tegas. Semuanya lansung sunyi senyap.

"Baiklah...kelompok 1, Rie Ayanasaka, Carlay Kuiryn Mernandy, Carley Kuiron Mernandi, Kay Lirgenda, Akira Mamatsu, Graiden Mijyu. Kelompok 2, Ren Akusagaya, Jimmy Anthernine, .....", kata Bu Mirryn sampai kelompok terakhir.

Tanpa sepengetahuan orang lain, Mijyu, Carlay, dan Carley sangat senang dalam hati.

Dan beberapa anak perempuan dan laki-laki yang menjadi penggemar Rie dan sudah bergabung di PMLF mencibir kesal ke arah ketua mereka.

"Jadi, tugas yang akan ibu berikan berupa presentasi. Kelompok 1, bertugas mempresentasikan tentang Magical Rainbow Stone. Kelompok 2 bertugas mempresentasikan tentang Red Magic Books, kelompok 3 mempresentasikan tentang Water Healers, kelompok 4 mempresentasikan tentang Special Magic. Kalian harus mengerjakan ber-ke-lom-pok !", seru Bu Mirryn.

Melihat semua siswa dan siswi mengangguk-angguk, Bu Mirryn tersenyum manis dan ikut mengangguk puas. Bu Mirryn pun memulai pelajarannya.

☆☆☆

Sepulang sekolah, Rie, Mijyu, Carlay, Kay, Carley, dan Akira berkumpul di perpustakaan sihir.

Mereka mengumpulkan semua buku-buku yang berhubungan dengan batu sihir pelangi. Bahkan ada yang mencari info soal itu di ponsel.

Semua tulisan-tulisan tentang Magical Rainbow Stone mereka tulis di selembar kertas, dimulai dari sejarahnya, tempat ditemukannya, penemunya, dan sejarahnya sampai sekarang.

Mereka butuh 3 hari penuh untuk mencari seluruh informasi tentang batu itu.

Saat mereka merasa bahwa catatan mereka tentang Magical Rainbow Stone sudah over-lengkap, mereka lansung memeriksanya lagi.

☆☆☆

H

ari presentasi...

"Baiklah ! Semua kelompok sudah siap !?", tanya Bu Mirryn.

Seluruh siswa dan siswi mengangkat tangan mereka dan berteriak, "SUDAHH !!!", itulah teriakan mereka serempak.

Bu Mirryn mengangguk senang, "Hm, semangat yang bagus ! Kalau begitu, kelompok 1, tolong maju ! Apa yang kalian presentasikan ?", tanya Bu Mirryn *padahal dia yang ngasih tugas*

"Kami, kelompok 1 mempresentasikan tentang Magical Rainbow Stone.", jawab Mijyu selaku ketua kelompok.

Bu Mirryn mengangguk (lagi), "OK ! Mulai !", serunya.

Mijyu berdehem, "Magical Rainbow Stone adalah batu legenda di dunia ini. Warnanya yang berwarna seperti pelangi membuatnya dijuluki sebagai batu pelangi. Ia disebut batu sihir juga karena orang yang memilikinya memiliki sihir 6 warna.", kata Mijyu.

Baru saja ada yang ingin menyela, Rie menyela terlebih dahulu, "Walaupun batu ini disebut batu pelangi, batu ini sebenarnya masih kekurangan 1 warna, merah. Magical Rainbow Stone ditemukan di daerah hutan triomphe, dan ditemukan oleh Coral Maykeyr.", lanjut Rie.

Kay melanjutkan presentasi mereka, "Setelah menemukan batu itu, Mrs. Coral memiliki kemampuan 6 sihir. Jingga yang berarti cahaya, kuning berarti petir, hijau berarti tanaman, biru berarti air, dan ungu yang berarti angin.", kata Kay dengan mata berbinar-binar.

Carlay melanjutkan presentasi kakaknya, "Sayangnya, Mrs. Coral menggunakan batu itu untuk melakukan kejahatan, sehingga pemerintah saat itu, membawa batu tersebut dan meletakkannya kembali di hutan Triomphe.", kata Carlay denga nada suram.

Carley berkata lagi, "Pada tahun 2092, menurut desas-desus, ada yang menemukan batu itu kembali. Namun, berita itu sirna karena tidak ada yang dapat membuktikkannya. Walau begitu, Mr. Hanjie Sukamoto memaksa kebenaran bahwa ia memang menemukannya.", kata Carley.

Akira memasang tatapan sendu, "Saat media ingin memberitakannya lebih jauh, Paman Hanjie mengalami kecelakaan lalu lintas dan meninggal di tempat.", kata Rie.

Semua membelalakkan matanya.

Kay melebarkan matanya, "Saat para media dan pemerintah memasuki tempat tinggal Mr. Hanjie, mereka malah terpental ke luar kembali seakan-akan ada pelindungnya.", kata Kay.

Dilanjutkan dengan kalimat Rie, "Saat mereka berhasil masuk, justru orang-orang melihat media dan pemerintah terluka parah dan bersimbah darah. Batu itu kembali tak terlihat.", kata Carlay dan Carley.

Mijyu menutup matanya, "Sejak saat itu, batu itu dianggap sebagai batu sihir terkutuk. Sekian presentasi kami tentang Magical Rainbow Stone.", kata Mijyu mengakhirinya.

Seluruh siswa dan siswi bertepuk tangan, kagum akan presentasi kelompok 1.

Bu Mirryn juga sangat puas, "Perfect ! Nilai sempurna untuk kalian !", kata Bu Mirryn.

Presentasi dilanjutkan sampai kelompok terakhir.

☆☆☆

"Huaa, Nona Rie, selamat ! Kelompokmu dapat nilai sempurna !", ujar Mary Athur, teman baru Rie yang lansung duduk di samping Rie.

Rie tersenyum tulus, "Terima kasih Mary. Aku akan lebih senang kalau kau memanggilku tanpa 'nona' itu.", kata Rie.

Mary lansung merona, "U-um. R-R-Ri-Rie ?", ucapnya terbata-bata.

Rie lansung tersenyum senang, Queela dan yang lainnya menatap kecut, "Please, deh Rie. Pekaan dikit kenapa ? Dia fansMUUU !!!", begitulah batin mereka.

Namun, sekali lagi, permintaan mereka sama sekali tidak terkabul dan Rie masih tidak pekaan.

"Susah yang bikin dia peka, istilah 'fans' aja kagak ngerti."

To Be Continued...

☆☆☆

Konnichiwa, minna-san !
Arigatou gozaimasu telah membaca chapter 4 : Fansclub Rie. By The Way, gambar di atas itu gambarnya Rie, lho~buatanku. Kira-kira cantik, kagak ? Udahlah. Gomen bila ada typo.
Oh ya, author juga minta maaf karena baru update. Kemarin males mendadak. Sekali lagi, sumimasen, minna-chan~gomennasai~huhuhu.
Hisk...Shitsurei...Shimasu...~
Mata...ashita...~
Ditunggu vote...dan commentnya...~

Olvasás folytatása

You'll Also Like

27.4K 3.2K 106
Apabila Melissa membuka matanya, dia terus berfikir, 'Eh, tadi bukan aku kena langgar dengan kereta ke?' Tidak lama kemudian baru dia tersedar, dia b...
181K 16.3K 48
Aella, seorang Special Agent rank-S yang mahir dalam semua jenis seni mempertahankan diri. Seorang yang dihormati dan digeruni oleh ramai orang keran...
2.5K 290 20
Ada tiga orang lelaki yang berperanan seperti orang psychopath untuk mendapat kan cinta hati mereka
79.2K 5.9K 17
Buku pertama: The Ace. Photographic Memory, the ability to remember information or visual images in great detail. Only 2 percent from 10 people have...