MY LITTLE GIRL [SEBAGIAN BAB...

By Simaniaac

502K 5.8K 38

Part yang ada hanya 1 sampai 4 dan juga 18. Cerita ini sudah pindah lapak ke Fizzo novel dengan judul Hey! Pa... More

Sebelumnya . . .
Two - Because Shoes
THREE - Dia Berbeda
Four - KISS
EIGHTTEEN - Di Buat Cemburu
00

ONE - Meet Again

31.5K 1.1K 1
By Simaniaac

Akhir-akhir ini aku di sibuki dengan banyak tugas akhir sekolah. Tugas seabrek dengan guru yang berbeda cukup membuat kepala ku sakit. Untung saja hanya pelajaran dan pelajaran yang aku fikirkan. Orang tua ku sudah mem-fasilitasi semua kebutuhan ku. Mulai dari ruang belajar ku yang terdapat di dalam kamar ku yang berbentuk ruang khusus di ruang kamar ku. Hanya ada satu pintu masuk yaitu hanya di dalam kamar ku. Kamar ku banyak warna biru karena biru adalah warna favorite ku.

Kamar ku bertema laut dengan seprai yang berwarna biru laut dan langit-langit kamar ku yang juga berwarna biru langit. Aku memang pecinta warna biru tapi tidak dengan sahabat ku. Alginta Karisma, Dia lebih sering di panggil Thata dan dia pecinta warna pink yang terlalu sweet menurut ku. Sebelumnya aku juga menyukai warna pink tapi karena sepupu ku juga menyukai warna pink, aku jadi tidak suka warna pink. Pasti kalian ingin tahu alasannya. Alasannya adalah karena dia selalu mengambil barang-barangku yang berwarna Pink.

Oh sudahlah, aku harus kembali memikirkan tugas-tugas ku. Aku tidak berfikir kalau tugas-tugas itu sulit tapi waktu yang membatasi ku. Waktu selalu mengejar ku seperti penagih-penagih hutang. Baru saja aku menyiapkan satu bab laporan yang ditugaskan kepada ku. Olimpiade matematika akan di selenggarakan 3 minggu lagi juga meyita perhatian ku. Bukankah kelas 3 sma tidak diperbolehkan mengikuti kegiatan lagi ?? Aku beritahu ya, kalau aku mengambil kelas ekselerasi yang membuat langkah ku cepat naik dikelas 3 SMA . Tetapi tetap saja aku merasa sperti kelas 2 SMA karena masih mengikuti Olimpiade di sekolah.

"Sayang!!! makan dulu ya nak...."suara lembut itu mengingatkan ku untuk memberi makan cacing-cacing ku.

Ditengah kesibukan mereka, mereka selalu memperhatikan ku. Mungkin karena aku dan mereka sama sibuknya maka dari itu aku tidak merasa kesepian meski mereka terlalu larut dalam pekerjaan.

"Iya ma, bentar lagi kok...."sahut ku.

Aku menutup buku-buku ku dan menyusunnya di meja belajar. Aku keluar dari ruang belajar ku dan merebahkan tubuh ku yang lelah diatas ranjang yang ada di kamar ku. Menutup mataku sebentar sebelum akhirnya terbangun lagi karena tangan lembut milik mama mengusap wajahku.

"Ayo makan,pasti kamu belum makan kan?" Mama selalu tahu bagaimana diriku. Jika tidak disuruh mama maka aku tidak akan makan. Begitulah aslinya diriku jika sudah asik dengan pelajaranku.

"Iya ma, tadi badanku lelah sekali...." Mama membantu bangkit dari kasur ternyaman ku. Mama membawaku keruang makan, disana sudah ada papa yang sedang menunggu kami.

"maaf pa, sudah membuat papa menunggu" Ucapku pada papaku. Disini kami dibiasakan untuk berbicara lembut dan sopan. Jadi aku membawa sikapku ini kepergaulan ku.

Kami menghabiskan makan malam bersama di setiap malamnya. Sibuk-sibuk begini, keluargaku selalu menyempatkan untuk makan bersama dan perlu kalian ketahui kalau aku anak tunggal tapi hal itu tidak mebuatku merasa kesepian.

***

Pagi ini aku sedang mempersiapkan diriku untuk presentasi di depan guru SMA lain dan juga para donator yang ingin menyumbangkan sejumlah dana kesekolah kami untuk siswa-siswa yang kurang mampu. Orang tuaku juga datang tapi kami tetap professional dan hubungan darah didalam suatu pekerjaan itu tidak ada. Hanya konsep yang baguslah yang dapat membuat pekerjaan itu datang pada kita.

Aku masuk kedalam gedung serbaguna, dimana semua siswa dan siswi yang lain masuk kelas untuk mulai jam pertama. Ibu Asmawati, selaku kepala sekolah mengutusku dan Thata sebagai panitia. Aku mengajukan penggalangan dana yang diterima baik oleh sekolahku dan aku juga sudah mengajukan proposal di beberapa perusahaan. Digedung serba guna para guru yang bersangkutan dan Pengusaha-Pengusaha yang ingin menyumbangkan dananya, duduk dengan rapih pada deretan kursi yang sudah tersusun.

"Assalamualaikum....." Ibuk Hesty memulai pembukaannya.

Aku menatap Thata yang terlihat gugup karena sebentar lagi giliran kami yang maju ke depan untuk presentasi. Kalau aku sudah biasa tampil ke depan tapi tidak dengan sahabatku yang mengidap demam panggung.

"Baiklah untuk anak kami Rasyelia Jesica Salvira dan Alginta Karisma akan menjelas kannya...."

Aku sangat memperhatikan wajah panik Thata saat buk hesty memanggil nama kami berdua.

"ta kamu pasti bisa ! Tenang aja, aku ada disamping mu dan kamu jangan takut salah" Bisik ku pada Thata sambil menggenggam tangannya yang mendingin selama perjalanan kami keatas panggung.

"Assalamualaikum...."

Aku menjelaskannya secara optimal, membuat mereka mudah mengerti. Thata juga mulai rileks dan aku melihat dia semakin percaya diri. Aku tersenyum bangga melihat sahabatku yang tidak demam panggung lagi. Aku terus memperhatikan thata sampai aku mengetahui kenapa thata tidak demam panggung lagi. Tepat lurus dari pandangan thata, ada seorang pria tampan yang lengkap dengan jasnya yang memperjelas dirinya sebagai pengusaha. Dia adalah Bisma Karisma, kakak kandung Alginta Karisma. Pantas saja thata tidak gugup karena dia hanya menatap kakaknya, begitu pun dengan kakaknya.

Senyum ku luntur saat tatapan sinis kakaknya thata tertuju padaku. Untung saja presentasi kami sudah selesai dan ditutup dengan tepuk tangan yang meriah. Hatiku sedikit kesal dengan tatapan tak bersahabat itu. Apa masalahnya padaku? Sampai dia menatapku seperti itu. Setelah penampilan kami selesai, kami langsung memasuki ruang kelas seperti yang di perintahkan Ibuk Hesty.

"untung saja ada kakak ku syel karena dia aku percaya diri tadi...."tutur thata sepanjang perjalanan kami ke kelas.

Setibanya di kelas, aku melihat kerumunan siswa di kelas sebelah. Aku penasaran tapi aku cukup menutupi ke kepoanku dengan berjalan kearah mereka tanpa tergesa-gesa.

"ada apaan fer??" Seseorang di sebelahku bertanya pada temannya. Aku memasang telingaku untuk menyimak dengan baik, berita-berita yang akan dia sampaikan. Thata yang juga berada di sampingku berusaha menerobos kerumunan itu.

"si diego berantem sama sahabatnya, katanya sih gara-gara cewek tapi gue kurang tau.."
Oh ternyata diego, Si Playboy kelas teri yang berkelahi dengan sahabatnya sendiri. Sudahlah, itu tidak terlalu penting. Aku menarik thata yang masih melihat kerumunan itu.

"udahlah ta, itu nggak penting..." Ucapku dan berjalan kearah kelas ku.

Hanya tersisa satu jam pelajaran yang bisa ku ikuti sebelum jam istirahat. Seseorang yang melewati kelas ku membuat perhatian ku teralihkan. Sepasang mata itu lagi. Aku membenci tatapan sinisnya itu. Untung saja dia lebih tua dari ku, sehingga aku tertuntut untuk sopan padanya.

"Thata, kakak kamu nyariin tuh" Bisikku pada thata agar dia cepat pergi dari depan kelasku .

Pandangannya tak lepas dariku, entah mengapa aku merasa dia dendam padaku. Bukannya masalah waktu itu sudah selesai. Aku memperhatikan Thata yang sedang berbincang dengan kakaknya dari dalam. Aku melihat ia yang tersenyum sambil menatapku dan aku segera mengalihkan pandanganku agar dia tidak kepedean.

Aku melihat thata yang kembali masuk ke kelas. Aku kembali menatap dirinya yang tersenyum manis padaku. Tiada lagi tatapan sinis itu.

"Hei ! ada masalah apa kamu dengan kakakku?" Pertanyaan dari thata membuatku termangu.

"Tidak ada, aku rasa masalahku dengan kakakmu selesai." Jawabku tapi thata masih menatapku. Seakan tidak puas dengan jawabanku.

"Ceritakan padaku semuanya, agar masalah mu cepat selesai." Thata memegang tangan ku, memaksa ku untuk bercerita tapi ingatlah pak admi masih ada disini untuk menerangkan rumus-rumusnya.

"nanti, jam istirahat..." Setelah mengatakan itu aku kembali melebur bersama soal-soal fisika yang di beri pak admi.

****

Setelah aku menceritakan semua tentang pertemuan aku pertama kali dengan kakaknya. Wajahnya memancarkan kebahagiaan yang aneh.

"Kenapa??" Tanyaku yang sangat ingin tahu maksud dari ekspresi anehnya itu.

"Ternyata kakak ku normal, setidaknya dia bisa tertarik pada pada wanita walau anak kecil sepertimu...." Ya! Aku kembali menelan fakta bulat-bulat kalau umurku masih dibawah sahabatku thata. Aku memutar mataku malas, menatapnya panjang dan bersiap menyiapkan kata-kata tidak terima ku.

"Kecil-kecil gini aku magic! dan bisa nyusul kamu ke kelas ini, dan apa tadi kamu bilang ? kakak mu tertarik...padaku?? tidak mungkin!!" kebetulan sekali pada kata-kata terakhirku bell kembali berbunyi, menandakan jam pelajaran kembali dimulai.

Aku sungguh lelah dengan semua yang kulalui hari ini. Semoga saja semua itu berakhir hari ini. Aku tidak ingin bermasalah dengan keluarga sahabat ku. Apalagi dengan kakaknya thata tapi satu hal yang bisa ku simpulkan setelah pertemuan kami lagi, dia sempat tersenyum manis padaku. Senyum yang benar-benar manis.

Thanks reader. Jangan lupa vote dan vomentnya kalau kalian suka 😍😍😍

Continue Reading

You'll Also Like

2.7K 183 32
bagaimana jadinya jika seseorang sudah mempunyai kekasih tetapi malah di paksakan menikah dengan cowo yang belum pernah ia temui sama sekali ini semu...
1.4K 240 32
Kisah ini menceritakan tentang sosok gadis yang dicintai hebat oleh kekasihnya. Hubungan mereka sudah terjalin begitu lama. Mereka sudah saling melen...
270K 21.2K 100
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
16K 1.5K 55
⚠️FOLLOW AKUN AUTHOR DULU SEBELUM MEMBACA!! Zheana Alziya Jevosca, gadis malang yang tak tahu nasibnya harus dibawa kemana. Satu yang ia percaya, sem...