How About Angel?{Jeon Wonwoo...

By MrsJeon07

11.8K 1.2K 214

Jeon Wonwoo dan Im Nayoung akan dipertemukan disini, bagaimana pertemuan pertama mereka sebagai manusia dan s... More

Prolog
#01
#02
#03
#04
#05
#06
ATTENTION! READ THIS
#07
#08
#10
#11
#12
#13
#14
#15
#16 [ENDING]
Special Ending { 마지막휘 }

#09

495 62 13
By MrsJeon07

- Kenapa tubuhku melemah, kenapa?- Im Nayoung

- Maafkan aku Nayoung - Jeon Wonwoo

******

Seungcheol's Pov

Aku masih mengendarai mobilku dengan kecepatan sedang. malam ini hujan turun begitu deras. Aku sangat yakin Nayoung tidak akan tahan dengan cuaca dingin seperti ini. Angel bodoh, baru kali ini aku bertemu dengan Angel sebodoh dia.

Apa yang Nayoung lakukan di rumah sakit tadi tidak lah mencerminkan sesosok Angel, bagaimana dia bisa menjadi Angel abadi jika ia terus menggunakan perasaannya.

Aku pun tidak yakin kalau Nayoung adalah Angel. Aku malah berfikir bahwa Nayoung sebenarnya adalah seorang manusia yang bermimpi menjadi Angel.

Aku menoleh kearah kanan dan kiri, mencari sosok Nayoung di semua tempat yang baru saja mobil ku lewati. Sudah 1 jam aku mencari Nayoung namun aku belum juga menemukannya.

Aku mengacak rambutku dan menekan-nekan klakson agar di dengar oleh mobil yang tiba-tiba berhenti didepan ku. Apa lagi ini. sungguh menganggu pekerjaanku.

Author Pov

Seungcheol meruntuki seseorang didalam sana. Lengannya terus-terusan menekan klakson mobil nya namun sepertinya orang di dalam mobil tersebut tidak dapat mendengarnya.

Dengan perasaan campur aduk Seungcheol menuruni mobilnya, ia memutuskan untuk menghampiri orang di dalam mobil tersebut. Seungcheol tidak perduli dengan hujan yang kini telah membasahi pakaian bahkan tubuh nya.

Langkah Seungcheol terhenti. Pandangannya kini tertuju pada halte bus diujung jalan, Seungcheol melihat seorang wanita di sana.

Tanpa memutuskan harus memilih yang mana akhirnya Seungcheol berlari kearah halte bus. Seungcheol telah lupa dengan tujuan awalnya, ia kini menerobos hujan demi menghampiri seorang wanita di halte sana.

"Nayoung.." Ucap Seungcheol terkejut. Buru-buru Seungcheol mengangkat tubuh Nayoung yang terasa begitu dingin. lagi-lagi Seungcheol menerobos hujan namun sebelum itu Seungcheol menutupi tubuh Nayoung dengan mantel yang ia kenakan.

Setidaknya dengan mantel tersebut tubuh Nayoung tidak bersentuhan langsung dengan air hujan.

Seungcheol berlari menuju mobilnya. Bukan hanya dirinya bahkan Seungcheol juga harus melindungi Nayoung dari hujan malam ini.

Seungcheol menahan rasa dingin ditubuhnya demi Nayoung, mungkin lebih tepatnya demi keluarga Jeon yang mengkhawatirkan Nayoung.

Kini Seungcheol telah merebahkan Nayoung di kursi belakang, Seungcheol membiarkan mantelnya tetap bersama Nayoung.

ia tidak mungkin membiarkan tubuh Nayoung terus dingin dan membeku, apalagi Nayoung mengenakan pakaian yang sangat tipis, pakaian tersebut tidak membantu sama sekali.

setelah selesai Seungcheol pun berlari kecil kearah pintu kemudi kemudian memasuki pintu tersebut dan setelah itu menyalakan mesin mobil untuk langsung pergi menuju rumah kediaman keluarga Jeon.

Baguslah jika mobil yang sempat membuat Seungcheol kesal kini telah tiada, bukan menghilang melainkan juga telah pergi dari tempat tersebut.

Seungcheol meniup dan menggesekkan telapak tangannya. Sekali-kali Seungcheol juga melirik Nayoung lewat kaca kecil diatas kepalanya, tidak ada perubahan dan Nayoung masih memejamkan matanya.

Wajah Nayoung pucat, tubuhnya pun semakin dingin. Mau tidak mau Seungcheol menginjak pedal gas semakin dalam, Seungcheol mengendarai mobil diatas rata-rata.

Tidak butuh waktu banyak dan mobil Seungcheol telah sampai dihalaman rumah keluarga Jeon, Seungcheol pun keluar dari mobil dan kemudian mengangkat tubuh Nayoung lagi kedalam dekapannya.

Untunglah hujan sudah mereda ketika Seungcheol telah tiba di rumah, sehingga Seungcheol tidak perlu khawatir lagi untuk melindungi tubuh Nayoung dari air hujan.

Seungcheol membuka pintu rumah dengan tangan kanannya. Seungcheol tidak merasakan ada kesulitan ketika dirinya membuka pintu tersebut.

Seungcheol hanya terus melangkah menuju lantai dua dan mengabaikan setiap pertanyaan orang-orang yang telah menunggu dirinya dan Nayoung di ruang tamu.

Wonwoo's Pov

Aku melihat Seungcheol hyung memasuki rumah, dia tidak sendiri. Seungcheol hyung bersama Nayoung namun Nayoung tidak berjalan sendiri melainkan digendong oleh Seungcheol hyung.

kedatangan Nayoung yang digendong seperti itu sungguh membuatku terkejut. rambutnya basah, penampilannya yang berantakan serta matanya yang Nayoung pejamkan.

'Tunggu! Apa dia pingsan?'

Aku menggelengkan kepalaku, seharusnya aku sudah menyadari ini dan tidak sepatutnya aku membiarkan Nayoung pergi meninggalkan rumah sakit begitu saja.

Bagaimana bisa aku sebodoh ini. aku tidak bergerak dari tempatku, hanya mataku yang bergerak mengikuti laju jalan Seungcheol hyung menuju lantai dua.

Suara langkah kaki semua orang kini terdengar di indra pendengaranku, bukan hanya itu bahkan pertanyaan demi pertanyaan menyangkut Nayoung juga bisa aku dengar. Kini hanya aku yang tidak berjalan membututi Seungcheol hyung.

Namun kurasakan ada seseorang yang menarikku. Aku memandangnya, benar saja dia Jeon Yein adikku.

"Cepatlah, apa oppa akan terus mematung disini?" lamunanku terpecahkan oleh Yein. Aku tidak menjawab. Lagi-lagi Yein membuatku terkejut.

Aku pun melangkah membuntuti Yein hingga sampai di kamar Nayoung. Kini aku bisa melihat jelas wajah yeoja itu. Wajahnya begitu pucat, aku yakin ini karena hawa dingin di luar sana.

Terkutuk lah diriku, jika sudah terjadi seperti ini dengan hanya menyalahkan diri sendiri juga percuma, itu tidak akan bisa membantu.

"Aku tidak tau jika kejadiannya akan jadi seperti ini" Gumamku.

"Tadi kau bilang apa Wonwoo-ya?" aku terkejut, kali ini bukan karena Yein melainkan karena eomma. Aku tidak sadar jika eomma berada dibelakang atau lebih tepatnya eomma baru saja kembali dari mengambil handuk.

eomma tidak mungkin mendengar gumamanku tadi, jika eomma dengar maka ia tidak akan bertanya seperti itu padaku. Aku membuang nafas dan sesekali mengelap peluh didahiku.

seharusnya aku berada dikamarku dan bukan di sini. Jika berada disini aku akan terus menyalahkan dan meruntuki diriku sendiri.

Kubilang itu tidak akan membantu, dari pada di sini tidak membantu lebih baik aku beristirahat saja dikamarku dan untuk masalah ini aku akan meminta maaf sendiri pada Nayoung.

Ya, aku akan meminta maaf pada Nayoung, untuk masalah permintaan maafku diterima atau tidak itu masalah belakang yang paling utama sekarang hanya Nayoung yang harus sadar dalam keadaan baik-baik saja. Itu saja bisa membuat rasa bersalahku menghilang.

Author pov

"Mau kemana?" Langkah Wonwoo terhenti. Wonwoo menatap Jihoon biasa.

"Menurutmu, apakah aku harus menunggunya hingga sadar? aku juga perlu beristirahat"

"Oh baiklah, Kau memang harus beristirahat karena baru sembuh. Istirahatlah hyung" Jihoon sendikit meninggikan suaranya. Wonwoo hanya tersenyum masam kemudian melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti.

Tidak jauh, Wonwoo hanya perlu lima langkah hingga dirinya benar-benar sudah berada di dalam kamar. Kamar Wonwoo memang bersebelahan dengan kamar Nayoung dan kebenaran itu baru saja Wonwoo sadari.

"dimana Wonwoo oppa?" Tanya Yein kepada Jihoon yang masih berada di dalam.

"Dia baru saja pergi kekamarnya. Dia bilang ingin beristirahat"

"Dan kalian berdua apa tidak ingin menyusul nya, kenapa masih berada disini?" Yein mendelik tidak suka kearah Jihoon dan Seungcheol. Pertanyaan Yein tidak benar-benar digubris oleh mereka berdua.

Yein menghampiri kedua namja tersebut. Menatap nya satu persatu dan kemudian mendorong kedua namja tersebut hingga keluar dari kamar Nayoung. yang didorong hanya pasrah dan menurut.

"Ku bilang kalian harus pergi dari sini.... dan untuk Seungcheol oppa lebih baik kau mengganti pakaianmu sebelum pakaian itu kering ditubuhmu" Yein menujuk baju Seungcheol yang sedikit demi sedikit mengering dan setelah itu menutup pintu kamar Nayoung perlahan-lahan.

Yein bergabung lagi keatas tempat tidur namun kali ini dengan sepasang pakaian hangat untuk Nayoung. Yein memberikan pakaian itu kepada eomma. eomma menerimanya.

Yein dan eomma kini berusaha mengganti pakaian basah Nayoung dengan baju tidur hangat yang semenit lalu dibawa oleh Yein.

Tidak selang beberapa menit dan pakaian Nayoung telah berubah menjadi baju tidur hangat yang sangat lucu. Bahkan Nayoung yang tadi pingsan kini telah sadar.

Nayoung membuka matanya perlahan-lahan, yang pertama kali Nayoung lihat adalah langit-langit kamarnya dan juga benda kecil diatas sana.

"Ayya!" Rintih Nayoung seraya memegang kepalanya yang berdenyut-denyut. Yein yang berada lebih dekat dengan Nayoung langsung menghentikan pergerakan Nayoung untuk bangun dari tempat tidur.

Eomma pun sama, beliau juga menghentikan Nayoung. Untunglah keadaan Nayoung membaik dengan begitu cepat walau Nayoung masih merasakan sakit dibagian kepalanya. Namun dengan kesadaraan Nayoung seperti ini sudah sangat melegakan untuk Yein dan eomma.

"Yein, eomma. A...aku tidak apa-apa, kalian tidak perlu khawatir" ucap Nayoung dengan suara yang dipaksakan. Walau masih ditahan Nayoung tetap memaksakan untuk bangun dari tempat tidur.

Nayoung tidak ingin ada yang mengkhawatirkannya. Apalagi sampai merepotkan keluarga Jeon. Nayoung menutup dan membuka matanya perlahan, ia juga menghirup oksigen dan menghembuskannya beraturan.

"benar kau tidak apa-apa?"

"Eung, aku tidak apa-apa eomma. Jangan terlalu mengkhawatirkanku"

"Eonni kau harus beristirahat"

"Bukan aku saja tapi kau dan eomma juga harus beristirahat, jadi istirahatlah aku tidak apa ditinggal sendiri" Nayoung tersenyum.

Yein dan eomma masih berada di sisi Nayoung, mereka berdua sama sekali tidak beranjak dari tempat tidur, itu membuat Nayoung tertawa kecil.

"Eomma, Yein. Bukankah Wonwoo baru saja sembuh? Seharusnya eomma dan Yein mengkhwatirkan Wonwoo bukan malah mengkhawatirkan ku" Tambah Nayoung lagi. keduanya hanya melempar pandang, seperti berbicara menggunakan hati.

"Baiklah. kau istirahatlah, jika ada sesuatu panggil saja eomma ne" Nayoung mengangguk. Setelah selesai Yein dan eomma pun meninggalkan Nayoung sendiri di dalam kamar.

Senyum yang sempat mengembang dibibir Nayoung kini menghilang, seolah-olah senyuman tadi telah tersapu oleh hembusan angin.

Nayoung yang sempat duduk kini telah berdiri, Nayoung meraih mantel yang sangat tebal diatas meja dan mengenakannya setelah itu Nayoung membuka pintu kamar balkon kemudian melangkah mendekati pagar pembatas balkon tersebut.

Di luar sini angin masih berhembus kencang namun hujan telah berhenti setengah jam yang lalu setelah Nayoung sampai dirumah.

Nayoung tidak lagi merasakan dingin, pakaian dan mantel yang Nayoung kenakan sangat membantu di malam berangin seperti ini. Sungguh berbeda dengan keadaan yang Nayoung rasakan ketika memakai pakaian terbuka.

Nayoung's Pov

Aku menghirup oksigen sebanyak yang ku bisa. walau udara malam hari tidak bagus untuk tubuh namun entah kenapa ketika aku menghirupnya tubuhku menjadi sangat rileks dan ringan.

"Aku menyukainya" lirihku sambil memejamkan mata.

"Nayoung. Itu kau?" Aku terkejut. Ku buka mataku lalu sedikit memajukan tubuhku melewati pagar pembantas. Aku menoleh kearah kiri, aku yakin sumber suara tadi berasal dari kamar Wonwoo. Kamar yang bersampingan dengan kamarku.

"Yak! bodoh! itu berbahaya, kembali ketempatmu" Aku tersenyum. Itu benar suara Wonwoo, dia juga menegurku. Aku melambai kearah Wonwoo dan melupakan pegangan ku yang berada dipagar pembatas.

Grep!

Aku menggelantung diluar pagar. hanya lenganku yang bisa kubuat untuk tetap bertahan. aku ingin terjatuh dari lantai dua namun aku tidak panik, aku tetap santai dan berusaha untuk kembali keatas.

Usaha ku sia-sia, sepertinya aku tidak bisa hanya menggunakan kekuatan alami. Aku harus menggunakan kekuatan Angel ku agar bisa kembali keatas sana.

Aku menoleh kearah balkon disebelahku. Wonwoo tidak lagi disana. Aku kembali lesuh, dengan terpaksa aku mengeluarkan sayapku dalam keadaan sedih namun sayapku tak jadi keluar karena tertahan oleh genggaman tiba-tiba dari seseorang.

mataku membulat. Aku mengangkat kepalaku keatas, Wonwoo disana. Ternyata Wonwoo tidak ada dibalkonya karena berlari kekamarku untuk menyelamatkanku yang ingin terjatuh.

"Wonwoo!" Ucapku semangat.

"Diamlah! Aku berusaha mengangkatmu" Sentak Wonwoo yang mencoba mengangkatku. Aku juga berusaha mengangkat tubuhku keatas, ini untuk pertama kali aku berusaha sendiri tanpa dibantu oleh kekuataan Angelku.

namun tunggu, apakah tadi sayapku tertutup ketika Wonwoo muncul. Kenapa itu bisa terjadi?. Aku melamun sembari berusaha naik.

Lamunanku terpecahkan oleh amukan dari Wonwoo. Aku sedikit menjauhkan indra pendengaranku dari bibirnya. Wonwoo tidak seperti biasanya, mungkin efek 2 minggu koma.

"jangan terus-terusan berteriak, kau kan baru saja sembuh" Ucapku menenangkan Wonwoo. Aku terkekeh, Wonwoo memutar bola matanya sambil mengontrol nafasnya yang tersengal.

Aku bisa lihat peluh didahinya. aku menyingkirkan peluh itu, ia terkejut, Wonwoo kini memundurkan tubuhnya dari dekatku. Lagi-lagi aku terkekeh dibuat nya.

"sedang apa kau?"

"Waeyo? apa itu tindakan yang salah? Aku kan hanya ingin menyingkirkan keringat mu"

"aku bisa meyingkirkannya sendiri, lihatkan"

Aku melihat Wonwoo menyingkirkan peluh tersebut memakai lengannya sendiri. aku hanya mangut-mangut mengerti, Mungkin lebih baik aku tidak menganggunya dulu.

kini aku kembali memandang suasana malam di depan mataku, sedangkan Wonwoo.

Aku kehilangan Wonwoo lagi. Aku memutar tubuhku dan mendapatkan Wonwoo yang ingin meninggalkan kamarku.

Aku tidak tinggal diam, aku menghampiri Wonwoo dan menghalangi pintu penghubung untuk keluar.

"Jangan pergi" pintaku pada Wonwoo. Wonwoo menghembus kan nafas dan nafasnya itu bisa kurasakan mengenai wajahku. Aku tersenyum paksa, kuharap Wonwoo tidak menolak permintaanku.

Author pov

Wonwoo kembali berjalan kearah balkon. Wonwoo mengabulkan permintaan Nayoung, mungkin hanya untuk kali ini. Nayoung pun membuntuti Wonwoo dari belakang lalu kemudian bergabung bersama Wonwoo yang bersandar dipagar pembantas.

"Nayoung mianhe"

"Untuk apa?"

"Aku sudah membuatmu sakit"

"Haha, anniyo, itu semua salahku. Aku yang bodoh karena meninggalkan rumah sakit"

"Begitukah? Namun kau tetap harus memaafkanku, ini perintah"

Nayoung melirik namja disampingnya. Wajah Wonwoo begitu serius.

"Ne, aku memaafkanmu"

Wonwoo lega mendengar jawaban dari Nayoung. Ini berarti janji nya terhadap Yein telah tuntas.

Setelah perbincangan yang singkat kini tidak ada lagi suara yang keluar dari mulut Nayoung maupun Wonwoo. Suasana menjadi sangat canggung ketika mereka diam.

Hanya angin malam yang berada ditengah mereka berdua. Namun itu tidak cukup, jika terus seperti ini maka suasananya akan menjadi sangat membosankan.

"Jeon Wonwoo, apakah kau tidak ingin mengetahui alasan kenapa aku berada dirumah ini" Nayoung memecahkan keheningan diantara mereka berdua.

Wonwoo yang sempat memejamkan matanya kini menoleh. Wonwoo menatap Nayoung yang berada disampingnya.

"Apa? Jika itu tentang Angel jangan pernah mencoba mengatakannya" Nayoung terheyak. Wonwoo masih tidak ingin mendengar alasan Nayoung.

Jika memang Nayoung bisa menunjukkan sayapnya apakah Wonwoo akan mempercayai Nayoung.

"Apa kau ingin sebuah bukti?"

"Buktikanlah jika kau bisa"

"Baik"

Nayoung menjauhkan diri sedangkan Wonwoo hanya menunggu apa yang akan dilakukan oleh Nayoung. Saat itu Nayoung melepaskan mantel yang ia kenakan.

Nayoung bisa merasakan angin menembus memasuki tubuhnya. Wonwoo terbelalak melihat mantel yang Nayoung lepaskan.

'pabo! itu hanya bisa membuatmu semakin sakit' Wonwoo mind.

Disaat Wonwoo menggerutu didalam hati Nayoung telah berusaha mengeluarkan sayap miliknya namun....

Apa yang terjadi?

To Be Continued

*******

Kembali lagi dengan storyline ku.
Masih banyak konflik yang harus diselesaikan, masih bingung harus nyelesaikannya gimana. Terkadang mutar otak atau cari inspirasi sendiri wkwk.

Yg diatas curhatan seorang Author. Bahwa membuat sebuah ff itu memang membutuhkan sebuah pemikiran dan kreatifitas yang tinggi.

Ini masih ff belum lagi kalo komik atau novel yang diterbitkan, itu bakalan susah banget. Apalagi bahasa nya itu benar-benar harus diperhatikan.

Haduh udahlah ya, btw happy 1k readers 🎉🎉🎊 , makasih untuk pembaca setia ff ku ini, kalian memang luar biasa hehe.

Voment kalian masih harus membantuku baby.😉

Continue Reading

You'll Also Like

5.8K 1.2K 11
Tentang Rayhan, si youtuber ganteng dan manis asam hidupnya. [Spin-off Soundtrack : Resound] written on: Nov 1, 2020 - Jan 17, 2021. ©RoxyRough
8K 1.6K 22
"Kedip. Gue tau gue seksi. Tapi liatnya biasa aja." "IDIH PEDE BANGET! Eh lo tuh gak seksi ya. Masih lebih seksi si Felix, jauh." "Yakin?" 🌃°𝘮𝘢𝘶...
74.1K 6.7K 50
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...
45.2K 4K 84
Book I Day6 AU 💫 Starring Part 1 : Dowoon Day6 x Sowon GFriend Part 2 : Sungjin Day6 x Kim Jieun Actrees Part 3 : Jae Day6 x Wendy Red Velvet Part 4...