Summer Flower

By Fizahh-Izah

3.2K 352 22

Kamu datang ke hidupku, lalu mengajarkanku apa itu jatuh cinta. Kemudian kamu yang menumbuhkan perasaan ini h... More

PROLOG
1 || Summer Flower
3 || Summer Flower
4 || Summer Flower
5 || Summer Flower
6 || Summer Flower
7 || Summer Flower
8 || Summer Flower
9 || Summer Flower
10 || Summer Flower
11 || Summer Flower
Author's Note
Prolog
Uno
Dos

2 || Summer Flower

240 34 0
By Fizahh-Izah

Summer Flower

"Kayla!"

Gadis yang dipanggil itu pun menoleh ke belakang. Hana sedang berlari ke arahnya dengan ngos-ngosan.

"Lo jangan pulang dari jalan biasa. Kalo perlu jangan keluar sekolah dulu," ucapnya saat dia sudah berdiri di depan Kayla.

Kayla mengernyit bingung. "Kenapa?"

"Ada tawuran! Kan tadi waktu istirahat beritanya udah kesebar. Liat tuh, anak-anak lain pada nunggu tawurannya selesai."

"Halah! Masih aja percaya sama gosip," ujarnya seraya mengibaskan tangannya diudara

"Batu baget sih lo, Kay! Bahaya! Lewat jalan lain deh kalo lo mau pulang."

"Gak bisa, Hana. Gue hari ini kan diantar sama Kak Kevin. Kalo tadi gue bawa mobil, gak masalah harus lewat jalan lain. Jalan itu jalan tercepat ke rumah."

"Jangan deh, Kay. Atau gini aja lo pulangnya bareng gue. Oke?"

"Gak bisa. Lo kan mau ekskul dulu, makin lama dong kalo gue nunggu lo."

"Ta—"

"Gak pa-pa. Percaya deh, Han. Gue duluan, ya!" Kayla berbalik lalu berjalan keluar gedung sekolah.

Hana sangat khawatir dengan Kayla yang tetap melewati jalan itu. Tak menutup kemungkinan jika Kayla nantinya terkena sasaran tawuran. Namun Hana hanya bisa pasrah. Sikap Kayla yang keras kepala memang tidak pernah berubah.

Sama seperti Hana, reaksi siswa-siwi yang lain pun tak jauh berbeda. Kebanyakan siswa-siswi menatap Kayla dengan pandangan takjub, kaget dan tak percaya. Jelas-jelas mereka melihat Kayla berbelok ke arah jalan dimana tawuran sedang dilakukan. Ini benar-benar gila! Gadis itu sungguh nekat.

Sementara Kayla, gadis itu mengacuhkan tatapan dari murid lainnya. Dia malah mengambil handphone serta headset dari dalam tasnya. Dengan santai dia berjalan sambil mendengarkan lagu.

Katakanlah Kayla bodoh. Dia bahkan tidak menyadari bahaya didepannya. Beberapa meter didepannya, dua kelompok berbeda sekolah itu sedang beradu fisik. Sebagian dari mereka juga melempar balok kayu, batu bata dan benda-benda tajam serta berbahaya lainnya.

"WOI! ADA CEWEK SMA ANGKASA, NIH!" seruan nyaring itu berhasil membuat Kayla tersentak.

Tepat didepannya, berdiri seorang lelaki dengan wajah beringas-nya. Ditangannya, lelaki itu memegang sebuah balok kayu. Kayla sungguh ketakutan sekarang. Diliriknya lengan laki-laki itu, tertera disitu lambang dari SMA Tirta, sekolah tetangga. Kayla memaki dirinya sendiri. Inilah akibatnya kalau dia keras kepala. Harusnya, dia tadi mendengarkan ucapan Hana.

"Wah, cantik-cantik ngapain disini? Mau ikutan kita main, ya?" tangan laki-laki itu hendak mengelus pipinya namun Kayla langsung menepisnya kasar.

"Galak banget nih cewek. Habisin aja, Yan." sahut laki-laki lain dibelakangnya.

Kayla mundur perlahan lalu berbalik hendak kabur. Namun tangannya langsung dicekal.

"Mau kemana? Lo jadiin diri lo sendiri sebagai umpan disini." Mereka berdua tertawa. Tawa yang mematikan menurut Kayla. Bulu kuduknya meremang seketika.

Kayla terbelalak kaget ketika laki-laki itu akan melayangkan balok kayu itu padanya.

"Bangsat!" sentak seseorang. "Main tuh jangan ngelibatin cewek, dong!"

"Jangan banyak omong lo!" sahut laki-laki tadi. "Dasar pahlawan kesiangan!"

Dan terjadilah baku hantam antara tiga lelaki itu. Kayla mundur perlahan sedikit menjauh dari mereka. Dia bingung namun juga ketakutan disaat bersamaan.

Hingga Kayla tidak menyadari bahaya dibelakangnya. Batu bata itu melayang dan menghantam keras punggung Kayla.

Bruk!

Gadis itu pingsan.

"Rian! Arya! Urusin semuanya! Gue harus ngurusin nih cewek."

"Oke, bos!" sahut keduanya.

Ezra menatap lawannya tadi sejenak. Lalu digendongnya Kayla. "Nyusahin banget!"

***

Kayla mengerjapkan matanya, menyesuaikan cahaya yang masuk ke retinanya. Hanya ruangan serba putih yang dapat dia lihat disekelilingnya. Aroma obat-obatan memasuki indera penciumannya. Seketika Kayla tau bahwa ia berada di rumah sakit.

Dia mencoba bangkit namun dia merasakan sakit di punggungnya.

"Batu!" celetuk seseorang.

Kayla tersentak lalu menoleh. Dia menemukan seorang laki-laki duduk disana dengan wajah datar serta pandangan yang menusuk.

"Lo siapa?" tanya Kayla.

"Udah tau ada tawuran malah lewat dari sana. Ngerepotin orang aja lo!" Bukannya menjawab pertanyaan Kayla, laki-laki itu justru memarahinya.

"Gue gak tau kalo ada tawuran," balas Kayla.

"Teman gue udah ngasi info ke satu sekolah." sengitnya.

"Gue kira itu cuma gosip!" Kayla juga membalas tak mau kalah.

"Bodoh!" Kayla melotot menatap cowok itu.

Dia mencoba untuk duduk lagi namun gagal. Kayla meringis. Sungguh, punggungnya benar-benar sakit sekarang.

"Kay!" Panggilan itu membuat gadis itu menoleh ke pintu. Hana dan Kevin berdiri disana dengan wajah panik mereka.

"Kamu gak pa-pa, Kay?" tanya Kevin.

"Punggung aku sakit banget, Kak." jawabnya manja.

"Karma! Itu akibat lo gak mau dengerin kata-kata gue. Udah gue bilang ada tawuran masih aja bandel. Make bilang itu cuma gosip lagi. Jadi gini lo kan?!" Hana yang kesal langsung memarahinya.

Kayla meringis mendengarkan ucapan Hana, "Sorry, Han. Gue kan gak tau."

"Kamu memang keras kepala, dek," sahut Kevin. "Oh iya, kamu kesini diantar siapa?"

"Diantar di—" ucapan Kayla otomatis terputus. Dilihatnya laki-laki yang tadi duduk disitu sudah hilang. "Loh? Dia dimana?"

Hana mengernyit bingung, "Dia siapa, Kay?"

"Itu cowok yang bawa gue ke sini."

"Siapa?"

"Gue gak tau namanya."

"Yaudah. Sekarang lebih baik kita pulang dulu," kata Kevin.

"Gimana mau pulang, Kak? Aku gak bisa bangkit."

Kevin mengacak rambut adiknya itu. "Ya kakak gendong, lah! Ayo!"

***

Kayla menatap bintang yang bersinar kelap-kelip di langit malam. Dia sedang berada di balkon sekarang. Punggungnya masih sakit, namun tak terlalu. Setidaknya, dia sudah bisa duduk sekarang.

Kayla melangkahkan kakinya ke kursi yang ada di balkonnya. Pelan-pelan dia duduk, kalau tidak punggungnya akan sakit lagi. "Gue udah kayak nenek-nenek kalo kayak gini," gumamnya.

Kayla jadi teringat oleh laki-laki itu. Setalah menolong Kayla yang hampir dipukul dengan balok kayu, laki-laki itu juga yang telah membawanya ke rumah sakit. Yah, meskipun dia tidak memberitahukan siapa dirinya tapi Kayla takjub dengan sikapnya yang baik.

Tapi ada yang aneh dipikiran Kayla. Seperti ada sesuatu yang janggal menurutnya. Dia seperti tak asing lagi dengan wajah lelaki itu. Dia pernah melihatnya, tapi dimana?

Ayo berfikirlah, Kay!, batinnya.

Ah! Kayla ingat sekarang. Laki-laki itu adalah laki-laki yang sama dengan orang yang tidak sengaja bertabrakan dengannya pagi itu. Dan... dia juga laki-laki yang sama yang dilihatnya dikantin kemarin.

"Gue lama-lama emang mirip sama nenek-nenek. Mana gue tadi hampir pikun lagi."

Oke, Kayla tarik ucapannya tadi. Lelaki itu bukan laki-laki yang baik. Dia adalah cowok ter-songong yang pernah Kayla temui.

Tapi, dia siapa? batinnya bertanya-tanya.

Continue Reading

You'll Also Like

695K 82.8K 11
"Gilaa lo sekarang cantik banget Jane! Apa ga nyesel Dirga ninggalin lo?" Janeta hanya bisa tersenyum menatap Dinda. "Sekarang di sekeliling dia bany...
246K 10K 29
Menjadi seorang istri di usia muda yang masih di 18 tahun?itu tidak mudah. Seorang gadis harus menerima perjodohan dengan terpaksa karena desakan dar...
838K 44.1K 76
The end✓ [ Jangan lupa follow sebelum membaca!!!! ] ••• Cerita tentang seorang gadis bar-bar dan absurd yang dijodohkan oleh anak dari sahabat kedua...
3.7M 175K 64
[SEBELUM BACA YUK FOLLOW DAN VOTE SETIAP CHAPTER SEBAGAI BENTUK PENGHARGAAN BUAT AUTHOR YANG CAPE CAPE MIKIR ALURNYA, YA WALAU MUNGKIN ADA YANG GAK M...