RETROUVAILLES [COMPLETE]

بواسطة Lingkyu88

38.9K 5K 1.2K

If there are hellos then there's bound to be goodbyes? المزيد

Intro
Prologue
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8 (Last)
ENCORE

Epilogue

2.3K 380 60
بواسطة Lingkyu88

.

.

.

-Author POV-

Minhyuk memandangi kertas kosong di depannya. Hatinya gelisah mengingat kejadian semalam. Saat dia tidak sengaja melihat isi ponsel Hyena yang ternyata masih banyak menyimpan kenangannya bersama mantan kekasihnya, Yoongi.

Rasa penasaran begitu menggelitik perasaannya, itu sebabnya dia membaca note yang ada di ponsel Hyena. Bahkan di note terbarunya, Hyena menuliskan kalau dia masih merindukan Yoongi. Pria yang sudah menyia-nyiakannya.

"Ada apa?" tanya Sora saat melihat kakaknya itu diam saja di meja kerjanya. Dengan santainya dia berbaring di sofa santai dekat meja kerja Minhyuk.

Minhyuk berbalik arah menghadap Sora. "Apa kau... mengenal Yoongi? Mantan anak majikan Hyena?"

"Sebenarnya tidak. Aku hanya tahu sekilas kalau aku datang ke sana. Tampan sih. Hanya sangat cuek," jawab Sora. "Ada apa memangnya?"

"Hyena... Sepertinya masih belum bisa melupakan pria itu."

Sora tertawa. "Memang ya kau itu benar-benar bodoh. Mana bisa dia melupakannya begitu saja. Kau pikir dia gadis macam apa? Bukan hal mudah untuk melupakan seseorang, Minhyuk. Apalagi kalau kita sudah menyayanginya setulus hati."

"Aku- aku tidak tega memisahkan mereka."

"Maksudmu?"

"Hyena masih sangat mencintai pria itu. Aku yakin pria itu juga pasti masih mencintai Hyena."

Sora menghempaskan nafasnya berat. "Lalu apa yang akan kau lakukan? Membatalkan pernikahan kalian?"

Minhyuk mengangguk. "Aku ada sebuah rencana. Aku harap kau juga mau membantuku mengurus tunangan pria itu."

Sora mengerutkan keningnya. "Apa itu?"

"Kemari."

-Author POV End-

---000---

-Lee Minhyuk POV-

Aku berdiri di depan pintu rumah keluarga Min dengan sepucuk surat undangan pernikahan di tanganku. Aku menekan bel pintu rumah itu dan tak berselang lama seorang pembantu datang membukakan pintu untukku.

"Ada perlu apa, Tuan?" tanyanya.

"Bisa bertemu dengan Tuan Min Yoongi? Ada undangan yang ingin aku sampaikan," jawabku.

"Berikan saja padaku nanti aku sampaikan pada Tuan Muda," katanya.

Aku menggeleng. "Ada hal yang ingin aku bicarakan juga dengannya. Bolehkah aku masuk?"

"Itu... Sebentar aku tanyakan dulu. Boleh tau nama Tuan?" tanyanya lagi.

"Lee Minhyuk," jawabku simpel.

"Tunggu sebentar," katanya kemudian kembali ke dalam rumah. Aku menunggu sambil memainkan keset plastik di depan rumah mereka dengan kakiku.

Tak berselang lama pembantu itu kembali dan menyuruhku masuk.

Aku berdiri di depan pria itu, tunangannya, dan kedua orangtuanya. Tangan kiriku mengepal dan rahangku mengeras melihat pria itu tampak santai saja setelah semua yang dia lakukan pada Hyena.

"Silahkan duduk," kata seorang wanita paruh baya yang kuduga adalah ibu pria itu.

"Apa aku mengenalmu?" tanya pria itu dengan ekspresi penuh selidik.

Aku tersenyum sinis. "Kurasa tidak."

"Lalu apa perlumu?" tanyanya lagi.

"Hanya mengantarkan undangan pernikahan," jawabku sembari menyerahkan sebuah undangan pernikahan.

"Undangan pernikahan? Pernikahan siapa? Aku bahkan tidak mengenalmu," ujarnya.

"Hyena," jawabku membuat mereka terkejut.

"Hye- Hyena? Kau tahu dia dimana sekarang?" tanya ibunya.

"Eoh. Dia ada di rumahku," jawabku.

Mereka tampak kembali shock kecuali pria itu. Ekspresi wajahnya begitu dingin.

"Jadi, kau pria selingkuhannya?" tanyanya dingin. Kali ini gantian aku yang terkejut.

"Maksudmu?"

"Kau yang mencium Hyena di dalam mobil tengah malam, bukan?"

"Aku tidak paham yang kau katakan," ujarku.

"Sebulan yang lalu. Hyena keluar tengah malam untuk menemuimu di minimarket dan kalian berciuman di depan rumahku. Kau pikir aku buta?"

"Maksud kalian apa? Aku tidak paham dengan apa yang kalian bicarakan," kata ayahnya bingung.

Aku tersenyum menyungging. "Aku rasa Tuan perlu tahu semuanya. Tentang putra Tuan dan mantan pembantu Tuan, Hyena," aku menatap tajam Yoongi.

"Aku benar-benar tidak paham ini sebenarnya ada apa?" tanya ayahnya lagi.

"Hyena, pernah berpacaran dengan anak Tuan dan gadis itu hamil," jawabku.

"Hamil?!" seru ayahnya, ibunya, dan wanita di sampingnya terkejut. Tapi pria itu malah nampak sinis padaku.

"Ck. Kau yakin anak yang dikandungnya itu anakku? Dan bukan anakmu?" tanyanya membuatku terkejut.

Jadi semua ini berawal dari salah paham?

"Kau selingkuhannya kan? Jadi mengelak untuk bertanggungjawab?" katanya lagi.

Aku berdiri, mendekatinya, dan meninju wajahnya. Ibunya dan gadis di sampingnya terkejut dengan apa yang kulakukan barusan.

Bugh! Pria itu membalas meninju wajahku.

Aku menaikkan kerah bajunya dan kembali meninju wajahnya.

Bugh!

"Itu untuk otak dangkalmu yang telah berpikiran negatif tentang seseorang."

Bugh!

"Itu untuk sikap pengecutmu yang ingin lari dari tanggungjawab."

Bugh!

"Itu untuk Hyena yang setiap malam menangis dan mendoakan yang terbaik untukmu padahal dia sendiri terluka."

Bugh!

Aku menoleh ayahnya yang baru saja meninju wajahku. Aku memegangi pipi kiriku sambil tersenyum sinis.

"Pantas saja anakmu tidak mempunyai rasa tanggungjawab dan terburu-buru dalam menyimpulkan sesuatu tanpa mencari tahu apa akar masalahnya. Ternyata begitulah cara kalian mendidiknya," kataku langsung membungkam mulut mereka semua.

"Dan kau! Aku bersyukur Hyena memilih meninggalkanmu. Sedikitpun kau tidak pantas untuk gadis baik sepertinya," aku menunjuk wajah Yoongi. Aku melepaskan peganganku pada kerah bajunya dan mendorong tubuhnya ke sofa.

"Kau tahu? Aku baru sebentar mengenal Hyena. Benar-benar sebentar. Tapi aku langsung tahu bagaimana karakter dia seperti apa. Sementara kau! Kau mengenalnya jauh lebih lama dariku tapi kau tidak bisa percaya padanya?" ujarku. "Sedikitpun aku tidak pernah menyentuhnya. Bukan aku tidak mau. Tapi karena aku menghargai dia yang masih mencintai pria bodoh sepertimu."

"Dia pernah menyerah. Itu sebabnya aku kecewa," jawab Yoongi lirih.

"Seharusnya kau paham posisinya. Dia bukan dari golongan orang kaya seperti kalian. Dia menolak karena caramu salah. Dia bukan gadis egois, Tuan Muda. Dia masih memikirkan keluarganya, keluargamu, orang-orang di sekitar kalian," aku menatap wajah mereka satu per satu.

"Aku juga bukan dari golongan orang miskin. Tapi ayah dan ibuku tidak memaksaku untuk berhubungan dengan orang miskin. Karena mereka paham perasaan itu tidak bisa dipaksakan. Ayah dan ibuku mengajariku untuk berpikir dewasa dan memiliki rasa tanggungjawab. Aku dan adikku dibesarkan dengan cinta bukan harta. Sesibuk apapun ayah dan ibuku, mereka selalu meluangkan waktu untuk bercengkerama dan mendengarkan cerita atau pendapat anak-anaknya. Itu sebabnya kami tidak mengukur cinta dari status sosial."

Mereka diam saja. Bahkan ayah pria itu tertunduk diam. Aku mengambil undangan di meja dan melemparkannya pada pria itu.

"Itu undangan pernikahan Hyena. Lusa dia akan menikah. Aku tahu kalian sebenarnya masih saling mencintai jadi datanglah tepat waktu," kataku.

Dia membuka undangan tersebut dan kedua matanya terbelalak. "Ini-"

"Jaga dia baik-baik, Tuan Muda Yoongi. Kalau kau menyakitinya sedikit saja, aku akan mengambilnya darimu," ujarku. "Aku pamit dulu," aku membungkuk pada mereka kemudian berjalan keluar meninggalkan mereka.

Sebenarnya aku tidak menuliskan nama Lee Minhyuk dan Choi Hyena di setiap undangan yang kusebar pada kerabat dan sahabat kami. Tapi Min Yoongi dan Choi Hyena.

Hanya ini yang bisa kulakukan untukmu, Hyena. Cinta itu bukan memaksakan orang yang kita cintai untuk kita miliki. Tapi melepaskan orang yang kita cintai untuk bahagia. Dan aku tahu kebahagiaanmu hanya bersama pria itu, Hyena.

-Lee Minhyuk POV End-

---000---

-Min Yoongi POV-

4 bulan kemudian...

"Yoongi... eeuunngghhh..."

Aku yang ketiduran di kursi di sampingnya terbangun mendengar lenguhan Hyena, istriku. Kami menginap di rumah sakit dari kemarin sore karena hari ini hari perkiraan anak kami akan lahir.

"Sayang, apa sudah waktunya?" tanyaku panik padanya. Dia tidak menjawab tapi terus menerus melenguh sembari memegangi perut besarnya. Keringatnya mengalir deras.

"Sebentar, Sayang. Aku panggil bidan dulu ya," ujarku kemudian menekan angka 3 pada telepon rumah sakit yang ada di ruangan ini. Aku benar-benar panik saat ini. Melihat wajah Hyena yang tampak begitu kesakitan.

Tak berselang lama seorang bidan datang ke ruangan ini. Dia menaikkan alas untuk menyandarkan kaki Hyena di sisi kanan dan kiri ranjang rumah sakit. Setelah itu dia menaikkan kedua kaki Hyena di atasnya.

Aku bergegas keluar ruangan dan menelpon ayah dan ibuku serta Yura. Aku menengok jam di tangan kiriku. Masih pukul 2 pagi. Aku hanya bisa mondar mandir tidak jelas di depan ruangan.

"Yoongi?" seru ibuku. Aku menoleh. Ayah, Ibu, Ibu Hyena, dan Yura datang bersamaan. Ah iya, sekarang ibu Hyena dan Yura tinggal di rumahku juga. Ayah dan ibuku juga lebih sering di rumah daripada mengurus bisnisnya di luar negeri.

"Bagaimana keadaan istrimu? Apa sudah melahirkan?" tanya ibuku.

Aku menggeleng. Sudah setengah jam lebih sejak aku memanggil bidan dan anak kami belum juga lahir.

"Jangan panik, Yoongi. Hal yang lumrah memang karena ini anak pertamamu. Tapi kau harus tetap tenang," ujar ibu mertuaku.

Aku mencoba duduk diam tapi tetap saja pikiranku gelisah. Aku tidak tega melihat wajah kesakitan Hyena tadi.

Tiba-tiba bidan yang mengurus kelahiran istriku keluar. Aku lekas-lekas mendekatinya. "Apa anakku sudah lahir?" tanyaku padanya.

Bidan itu menggeleng. "Tuan Yoongi?"

Aku mengangguk.

"Bisakah Tuan ikut aku? Sepertinya Nyonya Hyena butuh semangat dari Tuan," ujarnya.

Apa yang terjadi padamu, Hyena? Aku begitu ketakutan. Bahkan aku berkeringat dingin menunggu detik-detik kelahiran calon buah hati kami.

Aku masuk ke ruangan dan mendekati Hyena. Peluh membanjiri tubuhnya. Wajahnya terlihat begitu kesakitan.

"Yoongi... Sakit sekali," ujarnya. Tangisnya pecah saat aku memeluk kepalanya dan mengecupinya.

"Tuan, bisakah Tuan menyemangati istri Tuan? Nyonya Hyena sudah mencapai pembukaan 5 jadi tolong beri dia semangat agar bisa lebih kuat mendorong bayinya untuk keluar," kata bidan itu.

Aku mengangguk kemudian menggenggam tangan Hyena. Kutatap kedua matanya yang tampak sangat keletihan. Sebegitu beratkah perjuangan seorang ibu melahirkan anaknya? Jika iya, maafkan aku ibu selama ini selalu bersikap kasar padamu.

"Sayang, kamu pasti bisa. Aku akan selalu di sampingmu untuk memberimu semangat," ujarku.

Hyena mengangguk lemah. Aku sungguh tidak tega melihatnya saat ini.

"Nyonya Hyena, dicoba lagi mendorong lebih kuat ya."

Aku memeluk kepala Hyena dan menggenggam tangan kirinya erat-erat.

"Euuuunnnngggghhhhh..."

Ya Tuhan, bahkan urat-urat Hyena seakan mau keluar saat dia berusaha mengeluarkan bayi kami dari rahimnya.

"Lebih kuat lagi, Nyonya Hyena," kata bidan itu.

"Ayo, Sayang, kamu pasti bisa," aku membisikkan kata-kata semangat untuknya.

Hyena mengangguk. Dia mengejan lebih kuat lagi. Kau pasti bisa, Sayang.

"Sedikit lagi ya," ujar bidan itu lagi.

"Euuuunnnnggghhhh...," Hyena menggigit bahuku kuat-kuat. Tangannya juga begitu kencang menggenggam tanganku. Tampaknya dia begitu berusaha agar bayi kami lebih cepat keluar.

Dan akhirnya, suara tangis bayi memecah kesunyian dini hari di ruangan ini. Aku tersenyum lebar kemudian menciumi wajah istriku yang penuh dengan peluh. Akhirnya kami resmi menjadi orang tua.

"Yoongi... Anak kita sudah lahir?" tanyanya dengan nafas terengah-engah dan wajah sepucat mayat.

Aku mengangguk-angguk.

"Selamat, Tuan dan Nyonya. Anak kalian lahir dengan selamat," kata bidan itu sembari menggendong anak pertama kami yang masih penuh dengan darah di tubuh dan wajahnya. "Aku akan memandikannya kemudian menjahit bekas lahiran Nyonya Hyena. Bisakah Tuan keluar dulu?"

Aku mengangguk. Kembali kuciumi wajah istriku yang kini telah menjadi wanita sempurna karena telah menyandang gelar ibu.

Dengan agak berat hati aku meninggalkan ruangan. Aku tidak sabar ingin segera menggendong anak pertamaku.

Ibuku dan ibu Hyena adalah orang yang pertama berlari mendekatiku. Mereka tersenyum lebar.

"Aku sangat senang mendengar suara bayi. Akhirnya kau-"

Aku berlutut di kaki ibuku. Kupeluk kedua kakinya erat-erat.

"Yoongi?" panggilnya sembari memegangi pundakku. "Ada apa?"

Aku menitikkan air mataku. "Aku... Ingin meminta maaf padamu, Ibu. Aku baru tahu kalau seorang wanita melahirkan itu benar-benar kesakitan dan butuh perjuangan. Dan selama ini aku malah sering bertindak kurang ajar padamu."

Aku merasakan sentuhan lembut ibuku di kepalaku. "Bangun, Nak."

Aku bangkit dari posisiku dan berdiri menghadapnya. "Karena itu kau harus menghargai istrimu. Jaga dan didik anak-anakmu agar menjadi anak yang berbakti. Sebenarnya Ibu juga malu karena selama ini Ibu membiarkan anak-anak Ibu tumbuh tanpa kasih sayang penuh dari orangtua. Selama ini kami terlalu fokus mengejar harta sampai-sampai kami lupa kami mempunyai kau dan Hyung-mu," ujarnya sembari mengusap-usap pipiku. Suaranya agak tersendat karena dia juga menangis.

Aku memeluknya erat. Sangat erat. Dan baru kali ini aku merasakan benar-benar memiliki seorang ibu.

Bidan yang membantu persalinan Hyena kembali keluar. "Tuan Min Yoongi dan keluarga, silahkan masuk ke ruangan kalau ingin melihat anak Tuan."

Aku tersenyum lebar mendengar ucapan bidan tadi. Aku segera masuk ke dalam ruangan diikuti keluargaku. Senyum lebarku tak bisa lepas dari bibirku. Aku berlari mendekati Hyena yang masih terbaring di ranjang sambil menyusui anak pertama kami. Aku menciumi pipi bayi kami yang masih berwarna merah.

"Dia sangat mirip denganmu. Lihat, hidungnya pesek sepertimu," ledek Hyena kemudian tertawa.

Aku mencubit pipinya gemas. Akhirnya keluarga kami lengkap dengan kehadiran seorang buah hati dalam hidup kami.

Keluargaku juga mendekati kami untuk mengucapkan selamat kepada kami. Melihat mereka tampak begitu bahagia menyambut kehadiran anakku, aku begitu terharu. Pada akhirnya mereka bisa menerima Hyena sepenuh hati.

"Apa kalian sudah mempunyai nama untuknya?" tanya ibu Hyena, mertuaku.

Aku mengangguk. "Min Yoonbin."

---000---

Hello....

Part Sora saat ngomong ke Bomi bakal Lingkyu ceritain di prequel Jungkook & Namjoon dengan judul "INTO YOU". Pokoknya prequel BTS 7 Soul satu sama lain saling berkaitan kekeke~

Jangan lupa abis ini ada part Encore dibaca juga takutnya kek BTS 7 Soul yang cuma baca ampe Final jadi masih pada bingung & bilang ngegantung kekeke~

LaffyaLingkyu88

واصل القراءة

ستعجبك أيضاً

98.7K 8.4K 83
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...
258K 20.4K 99
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
71.3K 3.9K 21
seorang gadis bernama Gleen yang berusia 20 tahun, membaca novel adalah hobinya, namun bagaimana jika diusia yang masih muda jiwa nya bertransmigrasi...
76.2K 3.5K 8
meskipun kau mantan kekasih ibuku Lisa😸 (GirlxFuta)🔞+++