Louis: kok ditutup anjng
Dua detik setelah menerima pesan itu, ponsel Bea kembali bergetar menandakan panggilan masuk dari pemanggil yang sama.
Ia menghela nafas, lalu mengangkat panggilannya setelah menyambungkan ponselnya dengan earset berwarna hitamnya. "Apa lagi?"
"Gue tuh mau ngomong. Lo seenaknya aja matiin," ucap Louis kesal sambil merebahkan dirinya di sofa berwarna merah milik Ibunya yang sangat empuk.
"Yaudah. Mau ngomong apa?" tanya Bea kesal karena sebenarnya kegiatan seperti ini hanya menghabiskan waktunya saja.
"Tapi ntar awkward. Gak jadi deh,"
Bea menggeram kesal lalu menahan emosinya agar tak harus memarahi seseorang yang notabenenya hanya dihubungkan oleh telepon dengannya. "Serius, deh. Lo bukan cewe."
"Udah tau gue. Orang akte gue aja informasinya gue cowo," jawab Louis yang malah terkesan menantang Bea untuk semakin kesal.
"Bacot lo. Mau ngomong apa?" tanya Bea lagi yang kini terlihat lebih kesal. Ia sampai kehilangan nafsu untuk menonton acara kesukaannya. "Kalo gak jadi ngomong, yaudah besok aja disekolah. Gini malah ngabisin pulsa gue,"
Louis yang tadinya sedang meminum air mineral yang ia dapat dari meja kecil disamping tempat tidurnya tersedak. "Kan gue yang nelpon? Kok yang abis pulsa lo?"
"Oh? Gue kira tadi gue yang nelpon," jawab Bea santai lalu mengutak-atik laptopnya, mencari sesuatu yang bisa ia mainkan atau tonton.
Pandangannya berhenti menatap satu film yang akan ia tonton untuk ke-28 kalinya, Love, Rosie. Ia mulai memutar filmnya, membiarkan Louis menyelesaikan apa yang perlu ia selesaikan.
Tak lama kemudian, Louis mulai berbicara sesuatu yang tidak terlalu ia dengar karena terlalu fokus dengan film. Membuat ia harus memberhentikan filmnya sementara di bagian Alex yang sedang berbincang dengan Rosie.
"Apa tadi? Gue gak denger, sorry."
Luke memutar bolanya malas, padahal sudah susah ia merangkai kata-kata tadi. "Yaudahlah, besok aja disekolah."
joanna kuchta aka my biologic sister as the girl who never meant to love her friend, louis aka bea :)