Awareness: Is (not) The Ending

By Ciciliaa03

17.6K 1.2K 79

-[COMPLETED] -[TAHAP REVISI] - BEBERAPA PART DI PRIVATE (TERMASUK ENDING, EPILOG, EXTRA PART MENGHINDARI CO... More

Prolog
1. New Class
2.Poetry
3. Doubtful
4. Do you love me?
5. Sympathy, Empathy or Love?
6.Consensus
7. It's the answer?
8. Darkness(1)
9. Darkness(2)
10. New Boyfriend
11. Give and Take
12. Jealous
13. Distance
14. bestfriEND?
15. Where Are you?
16. It's happiness?
17. bestfriEND, again?
18. Langit Jingga
19. Seleksi
20.Selingkuh?
21. OMG! My First Kiss!
22.Accident
23. Menyesal
24. The Car?
25. Reality
27. Goodbye
Epilog
EXTRA PART #1
EXTRA PART #2
About Sequel
XXX

26. Pemilik Hati

579 35 6
By Ciciliaa03

Hari-hari di sekolah Stevi lalui seperti biasa, tanpa Nata. Dan hari ini, seleksi olimpiade sains nasional tingkat kota diselenggarakan. Untuk sejenak, Stevi bisa melupakan Nata.

“Gimana soalnya kak?” Tanya Fian ketika sudah keluar dari ruangannya. Mereka baru saja selesai mengerjakan soal-soal itu.

“Lumayan.” Jawab Stevi. Soal ini mudah bagi Stevi, karena dia memang sudah mempersiapkan sematang-matangnya.

“Ada yang lebih susah dari soal-soal kimia kak.” Ucap Fian.

Stevi dan Gladys menatap pria itu.

“Yang lebih susah itu mendapatkan tempat di hati kakak.”

“Modus!!!” Gladys menjitak kepala tak bersalah Fian.

Stevi terkekeh, “menurut kalian cinta itu apa sih?” tanyanya.

“Menurut ak—“

“Cinta itu, kayak aku cinta kakak.” Sambar Fian, memotong pembicaraan Gladys.

“Ish!” Gladys melipat kedua tangannya.

Fian terbengong menatap Gladys, “kenapa lo? Pms?”

“Diem! Nggak usah ngomong sama gue!” Gladys menerapkan mogok bicaranya pada Fian. Mereka tidak pernah akur, kayak Palestine sama Israel.

Tak lama Pak Komar datang dan menginteruksikan mereka untuk berkumpul. Setelah bergelut dengan soal mereka akan refreshing, Pak Komar mengajak mereka untuk berlibur di puncak Bogor, selama empat hari. Begitu pun dengan cabang pelajaran yang lain. Suara tepuk tangan riuh menandakan bahwa mereka menyukai ini, dispensasi dari sekolah adalah suatu yang jarang terjadi. Mereka senang, tidak untuk Stevi. Karena dia harus meninggalkan Nata untuk beberapa hari.

“Baiklah, sekarang kalian dipersilahkan pulang, besok pagi kumpul diruangan klub masing-masing untuk pendataan.”

Satu persatu mereka pulang, Stevi berjalan keluar dari gedung tempat mereka melakukan seleksi. Dia berjalan duduk di kursi depan gedung itu. Tidak ada niatan untuk pulang.

“Kak.”

Stevi menoleh, dia melihat Gladys duduk disampingnya.

“Nunggu jemputan?” Tanya Gladys.

Stevi menggeleng, “naik ojek.”

Gladys mengangguk, “bareng aja yuk? Bentar lagi Kakak Gladys jemput kok.”

“Nggak usah, ngerepotin.” Stevi tersenyum.

“Ngerepotin apanya, baru pertama kan..” Ucap Gladys terkekeh.

“Oke, oke. Kalo lo maksa.” Ucap Stevi.

Hening, Stevi sibuk dengan pikirannya sedangkan Gladys sibuk dengan handphone di tangannya.

“Dys.” Panggil Stevi.

“Ya?” Gladys merespon. Dia menatap kakak kelasnya itu.

“Menurut lo cinta itu apa?” Tanya Stevi, dia butuh pencerahan arti cinta menurut pandangan orang-orang.

“Cinta itu perasaan abstrak. Kalo lo cinta sama seseorang pasti focus lo tertuju ke dia, pasti berusaha bikin dia bahagia, berusaha bikin dia nggak kecewa sama lo.” Terang Gladys.

“Emang kenapa kak?” tanya gadis itu kemudian.

“Ah, enggak apa-apa. Kalo tipe cowok lo kayak gimana Dys?”

Gladys menggaruk tengkuknya, dia tersenyum malu-malu. “Semuanya ada dalam diri kak Nata.”

Stevi mengangguk, dia baru menyadari bahwa adik kelasnya ini menyukai Nata.

“Tapi kak, cinta yang sebenernya itu bukan pemilih.” Terang Gladys.

“Karena cinta jatuh tanpa alasan.” Lanjutnya.

Stevi menghela napas, “cinta itu rumit.”

Gladys mengangguk setuju, “pepatah mengatakan kalau kakak mencintai dua orang dalam satu waktu, ingatlah siapa yang kakak ingat saat pertama kali bangun pagi.”

“Tapi aku nggak yakin sih, soalnya yang pertama kali aku pikirin Justin Beiber. Hahaha” Ucapnya tertawa.

Stevi menggeleng-geleng, dia menyikut lengan Gladys yang masih tertawa.

Tak berapa lama mobil silver berhenti di depan mereka. Gladys bangkit dan menatap Stevi.

“Ayo kak.” Ajaknya.

Stevi mengangguk, dia mengekori Gladys yang masuk ke dalam mobil itu.

••

Mereka sudah sampai pada salahsatu penginapan di Puncak Bogor. Stevi langsung menjatuhkan dirinya pada ranjang, tanpa mengemas barang-barangnya. Dia mengambil handphone dan mengetikkan sesuatu.

Steviani Finne: Aku udh sampai di Bogor. Judulnya sih happy holiday, tp kayaknya bakal jadi bad holiday bagi aku. Get well soon Nata de coco {}

Stevi menatap miris chatroom nya dengan Nata, sudah lama ini dia selalu mengirimkan chat-chat tentang kegiatan pribadinya. Kemana perginya dia dan sedang apa selalu ia kirimkan pada Nata. Berharap Nata segera membalasnya.

Apa gue cinta sama Nata?

Antara otak dan hatinya selalu tidak sejalan. Otaknya selalu mengambil keputusan bahwa rasa sayangnya selama ini hanya sebatas sahabat tidak lebih. Tapi hatinya selalu menolak keputusan dari sang otak tersebut. Dilema.

Lalu dia mengingat kejadian-kejadian kemarin, saat bersama Nata. Di sampingnya begitu nyaman, seakan-akan dia merasa terlindungi dan selalu bahagia, sampai dimana otaknya memutar kala Nata mencium singkat bibir gadis itu. Darah Stevi berdesir, dia memegang dadanya. Jantungnya tiba-tiba berpacu dengan cepat.

Apa barusan gue jantungan?
Pintu kamar diketuk, membuat Stevi tersadar dari pikiran-pikiran anehnya. Dia berjalan membuka pintu, disana berdiri Fian yang tersenyum lebar.

“Ayo jalan-jalan.” Ajaknya.

“Gue belum mandi—“

“Ntar aja..” Potongnya cepat. Dia menarik tangan Stevi dan berlari kecil keluar dari penginapan.

Fian membawa Stevi cukup jauh dari penginapan, mereka sekarang berada di kebun teh yang terhampar luas. Hari masih sore, hingga pemandangan hijau itu masih terlihat begitu indah ditambah langit senja dengan warna jingganya.
Omong-omong langit senja, dia jadi teringat Seza. Pria itu seakan menjauh darinya, dari kejadian ribut dengan Vero hingga sekarang Stevi tidak pernah melihat Seza lagi. Padahal mereka satu sekolah, Seza terlalu pintar menyembunyikan dirinya dari Stevi.
Tapi entah mengapa, perasaanya pada Seza kini biasa saja. Tidak ada yang istimewa lagi. Tidak ada hal aneh yang selalu ia rasakan saat mengingat Seza. Ada apa dengan hatinya?

“Daritadi gue ngomong dengar enggak sih?”

Stevi terkesiap, dia mengingat dirinya masih bersama Fian. “Sorry,sorry. Tadi lo ngomong apa?” Stevi merasa bersalah.

“Nggak jadi.” Fian berkata ketus, dia kesal. Stevi menunduk. Memandang kerikil-kerikil kecil. Lagi tidak mood berdebat.

“Yan,” panggil Stevi. Dia menatap hamparan kebun teh yang luas itu.

“Kenapa?” Tanya Fian menatap Stevi.

Stevi beralih menatap Fian, kedua manic mata mereka bertemu. Stevi mematung, dia baru menyadari bahwa pria di depannya ini bisa dibilang cukup tampan.

“Gimana rasanya kalo lo ketemu sama orang yang lo suka?” Tanya Stevi.

Fian tersenyum, dia memasukkan kedua tangannya ke saku jaket. “Bahagia.” Jawabnya singkat.

“Pernah nggak jantung lo lost control?” Tanya Stevi.

“Iya. Contohnya kayak tadi lo natap mata gue.” Jawabnya enteng.

“Itu tanda sakit jantung?” Tanya Stevi polos.

Fian menyerit sebelum kemudian tertawa, “nggak lah! Itu tandanya lo suka sama dia kak. Wajar aja kalo deg-degan.”

Syukurlah gue nggak jantungan.

“Ciri lain kalo lo suka sama orang apa?” Tanya Stevi lagi.

“Lo selalu bahagia kalo disamping dia, lo nggak bisa jauh dari dia. Dan yang pasti tiap detik pikiran lo nggak bisa jauh dari bayang-bayang nya.”

Stevi mengangguk.

“Coba sekarang gue tanya sama lo kak.” Ucap Fian.

Stevi tidak bicara, dia menunggu Fian melontarkan pertanyaan untuknya.

“Tutup mata lo.” Intruksinya.

Stevi menyerit, dia takut Fian meninggalkannya disini saat dia menutup mata. Setelah diyakinkan lagi, Stevi menurut. Dia menutup matanya.

“Jawab dengan cepat. Dalam hati aja.” Tuntunnya.

Stevi mengangguk mengerti, matanya masih terpejam.

“Sebutkan orang yang ingin selalu ada disamping lo? Yang paling lo percaya.” Tanyanya cepat.

Nata

Fian tersenyum, “sekarang buka mata lo.”

Stevi menurut, dia membuka matanya.

“Siapapun yang lo pilih tadi, dia adalah orang yang lo cintai.”

“Kenapa?” Tanya Stevi.

“Karena, orang yang lo cintai adalah orang yang paling lo percaya. Dan secara nggak langsung, lo nggak mau kalo dia pergi dari hidup lo. Ya kan?”

Meskipun ragu, Stevi mengangguk. Fian benar, Nata adalah orang yang paling dia percaya. Dia juga tidak menginginkan Nata pergi dari kehidupannya. Jadi, apa Nata pemilik hati yang sebenarnya?

“Yuk ke penginapan.”

Stevi mengangguk, dia berjalan bersama Fian. Tapi pikirannya masih melayang kemana-mana. Dia harus menemukan titik terang siapa yang sebenarnya hati kecilnya inginkan.

°°

OLLAA! I'M BACK! SISA SATU PART UNTUK TAMAT YAW;) SEE YOU IN LAST CHAPTER!

Publish, 22 Mei 2016

Continue Reading

You'll Also Like

233K 3.6K 4
Beberapa kali #1 horor. #1 horror Februari 2022 Versi lengkap Bisa di baca di Dreame/Innovel. Jangan lupa tap Love untuk dukung Author. Sebelum baca...
1.7M 109K 46
Selamat membaca cerita Angkasa dan Raisa❤❤ Bercerita tentang. Angkasa Saputra Wiratama. Murid laki-laki paling berpengaruh di SMA Merah Putih. Selain...
7.4M 227K 46
Beberapa kali #1 in horror #1 in thriller #1 in mystery Novelnya sudah terbit dan sudah difilmkan. Sebagian cerita sudah dihapus. Sinopsis : Siena...
32.2M 2M 103
1# Mavros Series | COMPLETED! MASIH LENGKAP DI WATTPAD. DON'T COPY MY STORY! NO PLAGIAT!! (Beberapa bagian yang 18+ dipisah dari cerita, ada di cerit...